Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS JURNAL

EFFECT OF GYMNASTICS VERTIGO


(CANALIT REPOSITION TREATMENT)
TO BALANCE OF BODY IN PATIENTS VERTIGO

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata KuliahPatofisiologi yang diampu oleh:


Ns.Priyanto.M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB

Oleh:

MEIKA FATKHUNNIKMAH
(010115A071)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2016

ANALISIS JURNAL
Judul jurnal : Effect Of Gymnastics Vertigo (Canalit Reposition
Treatment) To Balance Of Body In Patients Vertigo
Peneliti : Eni Sumarliyah S.Kep.,Ns.,M.Kes dan Suyatno
Hadi Saputro S.Kep.,Ns.,M.Ked.Trop
Tempat penelitian : Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
Siapa yang diteliti : Pasien Vertigo

Vertigo mengacu kepada suatu halusinasi gerakan yang dapat lurus (lurus ke
depan), jatuh atau mengayun-ayun. Vertigo juga sering dipakai untuk
menggambarkan sensasi memutar atau membalik. Perasaan memutar dapat berupa
suatu perasaan memutar pada diri sendiri (vertigo subyektif) atau memutar ke
seluruh tempat sekitar (vertigo obyektif). Dalam banyak kasus, gejala vertigo
menyiratkan adanya suatu gangguan sistem telinga dalam atau sistem vestibular
(Widiantopo, 2010).
Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai
beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring
diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama
sekali. Bagi masyarakat awam, vertigo disebut juga sebagai tujuh keliling
(Yastroki, 2009).
Sejauh ini, gangguan keseimbangan vestibular merupakan sembilan keluhan
vertigo yang paling sering menyebabkan pasien datang ke dokter untuk
berkonsultasi. Untuk mengatasinya dapat dilakukan fisioterapi berupa senam
vertigo, yaitu gerakan badan dan kepala yang bertujuan untuk mengurangi spasme
otot, meningkatkan keseimbangan tubuh dan menghilangkan gejala vertigo
(Miralza Diza, 2008). Tetapi banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang
senam vertigo sebagai alternatif untuk pengobatan vertigo.
Di Indonesia pada tahun 2009 angka kejadian vertigo sekitar 50% dari
orang tua yang berumur 75 tahun (Miralza Diza, 2008), sedangkan pada tahun
2010, 50% dari usia 40-50 tahun.Pada umumnya vertigo ditemukan sebesar 4-7 %
dari keseluruhan populasi dan hanya 15% yang diperiksakan ke dokter (Fajar
Tulus Widiantoro, 2010).
Penyebab gangguan keseimbangan dapat merupakan suatu kondisi anatomis
yang jelas atau suatu reaksi fisiologis sederhana terhadap kejadian hidup yang
tidak menyenangkan (Widiantopanco, 2010). Keseimbangan tubuh sendiri ialah
kemampuan tubuh untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu
(posisi tegak). Sedangkan menurut Ann Thomson, keseimbangan tubuh
merupakan kemampuan untuk mempertahankan tubuh pada posisi seimbang
dalam keadaan statis atau dinamik dengan menggunakan aktivitas otot yang
minimal. Ketika sistem keseimbangan terganggu, akan mengalami gejala pusing,
vertigo, berkunang-kunang atau sakit akibat gerakan (Rahmad, 2010).
Menemukan penyebab masalah keseimbangan dapat sangat melelahkan dan
membuat frustasi. Contohnya, hampir semua masalah apapun pada sistem apapun
dalam tubuh dapat menyebabkan gejala pusing, atau gangguan keseimbangan.
Pengobatan gangguan keseimbangan selain obat, yaitu rehabilitasi atau
fisioterapi (latihan gerakan kepala dan badan). Terapi rehabilitasi (rehabilitation
therapy/VRT) adalah terapi fisik untuk menyembuhkan vertigo yang bertujuan
untuk mengurangi pusing, meningkatkan keseimbangan dan mencegah seseorang
jatuh dengan cara mengembalikan fungsi sistem vestibular (Racmad, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eni Sumarliyah S.Kep.,Ns.,M.Kes,
Suyatno Hadi Saputro S.Kep.,Ns.,M.Ked.Trop dengan judul EFFECT OF
GYMNASTICT VERTIGO (CANALIT REPOSITION TREATMENT) TO
BALANCE OF BODY IN PATIENTS VERTIGO di Rumah Sakit Siti Khodijah
Sepanjang menunjukkan bahwa :
1. Berdasarkan data yang telah dibuat, pada kelompok kontrol sebelum
dilakukan tindakan mayoritas mengalami keseimbangan tubuh kurang yaitu
13 responden (87%). Sedangkan pada kelompok perlakuan sebelum dilakukan
tindakan mayoritas mengalami keseimbangan tubuh kurang, 12 responden
(80%). Vertigo timbul karena adanya ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran (Kang Is, 2008). Susunan vestibular atau
keseimbangan adalah susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini, karena
terus menerus menyampaikan impulsnya kepusat keseimbangan.
Berdasarkan hasil teori, dijelaskan bahwa gerakan yang aneh dan berlebihan
pada pasien vertigo akan mengganggu proses pengolahan, akibatnya muncul
gejala vertigo dan otonom, sehingga respon penyesuaian otot menjadi adekuat
dan muncul gerakan abnormal seperti nistagmus (gerakan mata yang cepat
dari kiri ke kanan atau atas ke bawah) dan atagsia (kegagalan dalam
mengendalikan otot tangan dan kaki) sesaat.
2. Berdasarkan data yang telah dibuat, pada kelompok perlakuan sesudah
dilakukan tindakan mayoritas mengalami keseimbangan tubuh baik, 10
responden (67%). Sedangkan pada kelompok sesudah dilakukan tindakan
mayoritas mengalami keseimbangan tubuh cukup, 13 responden (87%).
Senam vertigo dapat melancarkan aliran darah ke otak yang memperbaiki
kerja 3 sistem sensori, yaitu penglihatan (visual), keseimbangan telinga dalam
(vestibular) dan sensori umum (gerakan, tekanan dan posisi) (Joesoef AA,
2006).
Berdasarkan hasil penelitian dan teori, senam vertigo dapat memperbaiki
fungsi keseimbangan tubuh, baik di perifer maupun sentral. Sehingga
melakukan senam vertigo minimal 3x sehari dalam 3 hari secara teratur, dapat
mengendalikan rangsang gerakan yang aneh dan berlebihan.
3. Berdasarkan data yang telah dibuat, ada perbedaan pengaruh pada kelompok
perlakuan dengan hasil Uji wilcoxon signed renked Test, : 0,000 pada
kelompok perlakuan dan : 0,003 hasil Uji wilcoxon signed renked Test.
Senam vertigo terdiri dari Bran d-darrof exercise yang memberikan efek
meningkatkan aliran darah ke otak. Sistem proprioception terdiri dari sensor
gerakan, posisi dan tekanan pada kulit, otot dan sendi. Memberikan informasi
sentuhan dan posisi penting untuk membuat tetap seimbang (Joesoef AA,
2006).
Berdasarkan hasil teori diatas, senam vertigo dapat memperbaiki fungsi alat
keseimbangan tubuh, baik perifer atau sentral dan memaksimalkan kerja 3
sistem otot. Sehingga menghasilkan keseimbangan tubuh yang baik.

Dari data di atas, pada kelompok perlakuan dan kontrol, sama-sama


mengalami penurunan tingkat vertigo. Pada kelompok perlakuan, keseimbangan
tubuh responden sebelum, kategori baik 0%, cukup 20% dan kurang 80%. Setelah
perlakuan berubah menjadi, baik 10%, cukup 5% dan kurang 0%. Sedangkan pada
kelompok kontrol, kategori baik 0%, cukup 2% dan kurang 87%, berubah
menjadi, baik 0%, cukup 67% dan kurang 5%.Dapat dilihat bahwa senam vertigo
membawa pengaruh yang baik pada keseimbangan tubuh, dibandingkan hanya
terapi obat saja.

Anda mungkin juga menyukai