masuk Rumah Sakit. Demam dirasakan terus menerus, Keluhan ini disertai dengan sakit kepala,
terkadang merasa sakit saat menelan, dan nafsu makan menurun.
Menurut teori Gejala tonsilitis antara lain: sakit tenggorokan, demam (pada anak biasanya >
38oC), dan kesulitan dalam menelan, disertai rasa gatal/kering ditenggorokan, lesu, anoreksia,
suara serak, tonsil membangkak. Prevalensi kejadiannya yaitu pada anak-anak usia 5-15 tahun.
Dari gejala klinisnya, diagnosis tonsiilitis sesuai dengan literatur yang ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 104 x/ menit
Pernapasan: 24x/ menit, suhu 40,1C. Pada Pemeriksaan tenggorok ditemukan tonsil T2/T2,
hiperemis, kripta kanan dan kiri melebar, ada detritus kanan dan kiri.
Hal ini sesuai dengan teori, dimana pada pemeriksaan fisik terdapat 2 macam gambaran
tonsil yang mungkin tampak:
1. Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke jaringan sekitar, kripte
yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang purulen atau seperti keju.
2. Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang seperti terpendam di
dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripte yang melebar dan ditutupi eksudat yang
purulen.
Dan berdasarkan pemeriksaan fisik yang ditemui, tonsillitis pada pasien dapat digolongkan
sebagai tonsillitis folikularis, hal ini sesuai dengan teori. Menurut teori, ada 2 bentuk tonsillitis
berdasarkan detritusnya yaitu:
a. Tonsillitis folikularis : bercak detritus jelas seperti folikel
b. Tonsillitis lakunaris: bercak detritus menjadi satu berbentuk alur-alur