Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Banyak orang yang tak menyadari datangnya gangguan tiroid. Inilah yang membuat

jumlah penderita tiroid terus meningkat. Tanpa penanganan yang tepat, tiroid bisa berakibat

fatal terhadap kesehatan.Bentuk organ tubuh yang satu ini memang kecil.Menyerupai kupu-

kupu, kelenjar tiroid terletak di pangkal leher, tepatnya berada di depan saluran udara atau

tenggorokan dan di bawah jakun. Meski bentuknya kecil dan cenderung tidak diperhatikan,

namun kelenjar tiroid merupakan salah satu dari kelenjar endokrin yang berpengaruh besar

pada tubuh manusia.


Apalagi bila si kecil ini meradang, tubuh pun ikut meringis kesakitan. Ironisnya,

banyak orang yang tidak menyadari saat tiroid mengalami gangguan. Sebagian dari mereka

baru mendatangi dokter ketika gangguan tiroid sudah cukup parah. Gangguan tiroid hampir

50% tidak disadari oleh si penderita. Padahal. tiroid fungsinya sangat luas sehingga apabila

terjadi gangguan, maka akan berdampak besar pada kesehatan. Tak heran bila jumlah

penderita tiroid pun terus membengkak saat ini diperkirakan sekitar 300 juta orang di dunia

alami gangguan fungsi kelenjar tiroid. Data dari RSCM menunjukkan, dalam satu bulan

kurang lebih terdapat 288 sampai 300 pasien kunjungan dengan penyakit tiroid.
Semakin bertambahnya jumlah penderita gangguan tiroid ini dikarenakan banyak orang

yang tidak menyadari gejala dan dampak gangguan tiroid. Penyebab lain juga dikarenakan

tiroid memiliki gejala yang serupa dengan penyakit lain yang mengakibatkan keterlambatan

diagnosis yang menjadikan tertundanya penanganan.


1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari tiroid ?
2. Bagaimana kerja hormon tiroid ?
3. Apa saja tes-tes fungsi tiroid ?
4. Apa pengertian dari hyperthyroidism ?
5. Apa manifestasi dari hyperthyroidism ?
6. Apa pengertian dari hypothyroidism ?
7. Apa penyebab umum dari hypothyroidism ?
8. Apa manifestasi dari hypothyroidism ?

1.3 TUJUAN
1) Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan

memahami tentang penyakit tiroid, beserta obat-obatan yang dipakai dalam pengobatan

penyakit tiroid dan proses keperawatan penyakit tiroid itu sendiri.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian serta jenis-jenis penyakit tiroid.


2. Untuk mengetahui jenis-jenis obat pada penyakit tiroid.
3. Untuk mengetahui hubungan antara penyakit tiroid dengan obat yang digunakan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hormon Tiroid

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon yang

mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar tiroid dengan

menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu tetra-iodotironina dan

tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang sangat vital di dalam

metabolisme tubuh.
Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa organik pada

terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun terhadap dua hormon tiroid

yang lain yaitu CT, dan PTH

Hormon tiroid merupakan pengendali utama metabolisme dan pertumbuhan dengan,

deiodinasi tetra-iodotironina yang memicu respirasi pada kompleks I rantai pernapasan

mitokondria,yang menjadi salah satu faktor laju metabolisme basal; dan modulasi transkripsi

genetik melalui pencerap tri-iodotironina yang terdapat pada inti sel.Pentingnya peran TH mulai

dikenali pada abad ke 19 saat sebuah kasus pembesaran kelenjar tiroid dengan simtoma

hipertiroidisme mengakibatkan gagal jantung, exophthalmos dan percepatan laju metabolisme

basal. Studi lebih lanjut yang kemudian dilakukan, memberikan pengetahuan bahwa kedua

hormon tiroid T4 dan molekulnya yang lebih reaktif, yaitu T3 mempunyai efek pleiotropik.

Konversi T4 menjadi T3, pada plasma darah disebut monodeiodinasi, terjadi oleh enzim ID-I

yang banyak terdapat pada hati dan ginjal, dan ID-2 yang terdapat pada otak, hipofisis dan

jaringan adiposa cokelat.[4] Kedua jenis enzim deiodinase tersebut mengandung senyawa

Selenium, dengan glukokortikoid sebagai senyawa promoter.

Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara :

1. Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein


2. Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.

Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu

eleman yang terdapat di dalam makanan dan air. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan

mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di
dalam hormon kembali ke kelenjar tiroid dan didaur-ulang untuk kembali menghasilkan hormon

tiroid.

Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid.

Hipotalamus (terletak tepat di atas kelenjar hipofisa di otak) menghasilkan thyrotropin-releasing

hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan thyroid-stimulating hormone

(TSH). Sesuai dengan namanya, TSH ini merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon

tiroid. Jika jumlah hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu, maka kelenjar hipofisa

menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit; jika kadar hormon tiroid dalam darah

berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH. Hal ini disebut mekanisme

umpan balik.

B. Pembentukan hormone kelenjar tiroid

1. Tirosin adalah suatu asam amino yang disintesis oleh sel sel tubuh dalam jumlah yang

cukup. Molekul molekul tirosin yang diambil dari plasma kemudian masuk ke dalam

koloid dan terikat pada molekul tiroglobulin. Tiroglobulin disintesis oleh reticulum

endoplasma sel folikel yang kemudian disekresikan ke dalam koloid secara eksositosis.

Hormone tiroksin yang dihasilkan adalah hasil iodinisasi molekul tirosin yang terikat pada

tiroglobulin. Untuk dapat melakukan iodinisasi, diperlukan molekul iodium yang aktif.
2. Molekul iodium aktif berasal dari iodide yang diambil melalui proses transport aktif yang

memerlukan energi.
Proses pengambilan iodida secara aktif tersebut dikenal dengan proses idodida

trapping. Iodide yang telah ditangkap akan dioksidasi oleh enzim peroksida menjadi iodium

aktif sebelum berkonjugasi dengan gugus terminal tirosin-tiroglobulin. Proses ini

menggunakan suatu simporter atau pompa iodida yang disebut simporter NA+/I- (NIS) yang

mengangkut Na+ dan I- ke dalam sel melawan gradient elektrokimia untuk I.

3. Iodinisasi tiroglobulin/organic binding

Gugus tirosin yang menempel pada tiroglobulin di dalam koloid segera mengikat

molekul molekul iodium (iodinisasi) :

1 molekul iodium + tirosin-globulin monoiodotirosin (MIT)


2 molekul iodium + tirosin-tiroglobulin diiodotirosin (DIT)

Proses iodinisasi tiroglobulin-tirosin ini dikatalisis oleh enzim peroksidase tiroid dan

dapat dihambat oleh zat zat kimia seperti tiourea dan propiltiourasil

4. Kondensasi oksidatif

1 molekul MIT + 1 molekul DIT 1 molekul triiodotironin (T3) + alanin


1 molekul DIT + 1 molekul MIT 1 molekul reverse triiodotironin (rT3) + alanin
1 molekul DIT + 1 molekul DIT 1 molekul tetraiodotironin (T4) + alanin

Sintesis hormone kelenjar tiroid di atas dirangsang oleh TSH. Dalam tiroid manusia normal,

distribusi rata rata senyawa beriodium adalah 23% MIT, 33% DIT, 35% T4, dan 7% T3.

Sedangkan RT3 dan komponen lain hanya terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit.

Hormon tiroid terdapat dalam 2 bentuk:

1. Tiroksin (T4), merupakan bentuk yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, hanya memiliki efek

yang ringan terhadap kecepatan metabolisme tubuh.


2. Tiroksin dirubah di dalam hati dan organ lainnya ke dalam bentuk aktif, yaitu tri-iodo-tironin

(T3).

Perubahan ini menghasilkan sekitar 80% bentuk hormon aktif, sedangkan 20% sisanya

dihasilkan oleh kelenjar tiroid sendiri.

Perubahan dari T4 menjadi T3 di dalam hati dan organ lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor,

diantaranya kebutuhan tubuh dari waktu ke waktu.

Sebagian besar T4 dan T3 terikat erat pada protein tertentu di dalam darah dan hanya aktif jika

tidak terikat pada protein ini. Dengan cara ini, tubuh mempertahankan jumlah hormon tiroid

yang sesuai dengan kebutuhan agar kecepatan metabolisme tetap stabil.

C. Fungsi Hormon Tiroid

1. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme

karena peningkatan konsusmsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk

otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda

dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya

lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat diubah

menjadi T3 setelah dilepaskan darifolikel kelenjar.


2. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan

tulang
3. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
4. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot

dan menambah irama jantung


5. Merangsang penbentukan sel dalam darah
6. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai komp[ensasi tubuh terhadap

kebutuhan oksigen akibat metabolism


7. Bereaksi terhadap antagonis insulin.
Tirokalsitonin mempuyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan

kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium I tulang. Faktor utama yang

mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum rendah

akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan

merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tamabahan adalah diet kalsium dan sekresi

gastrin di lambung.

Agar kelenjar tiroid berfungsi secara normal, maka berbagai faktor harus bekerjasama

secara benar:

1. hipotalamus
2. kelenjar hipofisa
3. hormon tiroid (ikatannya dengan protein dalam darah dan perubahan T4 menjadi T3 di

dalam hati serta organ lainnya).

Tiroid mengeluarkan tiga hormon penting, yaitu:

1. Triodotironin
2. Tiroksin
3. Kalsitonin

Triodotironin dan Tiroksin mengatur laju metabolisme dengan cara mengalir bersama

darah dan memicu sel untuk mengubah lebih banyak glukosa.

Jika Tiroid mengeluarkan terlalu sedikit Triodotironin dan Tiroksin, maka tubuh akan merasa

kedinginan, letih, kulit mengering dan berat badan bertambah. Sebaliknya jika terlalu

banyak, tubuh akan berkeringat, merasa gelisah, tidak bisa diam dan berat badan akan

berkurang.

D. Mekanisme Kerja Hormon Tiroid


Mekanisme Kendali yang Teliti

Sebuah sistem yang sangat maju dan teratur telah diciptakan untuk mengatur jumlah

tiroksin yang dilepaskan. Pelepasan tiroksin terjadi lagi sebagai hasil rantai perintah

sekumpulan sel tak sadar yang disusun dalam hirarki yang amat tertib.

Saat cukup hormon tiroid telah dihasilkam, hipotalamus menghentikan

pembentukan hormon pelepas tiroid.

Saat tiroksin dilepaskan, otak sistem hormonal - hipotalamus -mengirimkan sebuah perintah

(TRH, hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai

perintah ini, segera menanggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya ke seluruh

tubuh melalui darah.

Saat tiroksin dibutuhkan, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari

(TRH). Kelenjar pituitari yang menerima perintah ini memahami bahwa kelenjar tiroid harus

diaktifkan. Kelenjar pituitari segera mengirimkan perintah ke kelenjar tiroid (TSH). Sesuai

dengan perintah yang diterima, kelenjar tiroid segera menghasilkan tiroksin, dan

menyebarkannya ke seluruh tubuh lewat aliran darah.

Bagaimanakah jumlah hormon yang harus dilepaskan itu ditentukan? Bagaimanakah

mungkin hormon dilepaskan dalam jumlah yang dibutuhkan tak lebih dan tak kurang, kecuali

saat sakit?

Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sebuah sistem khusus yang

diciptakan oleh kepiawaian Allah mencipta. Sistem ini didasarkan pada dua mekanisme arus

balik negatif dan contoh keajaiban suatu rancangan teknik yang tak terbandingkan.
Saat jumlah tiroksin dalam darah naik di atas normal, hormon tiroksin mempengaruhi

kelenjar pituitari dan terkadang langsung ke hipotalamus: kelenjar ini mengurangi kepekaan

kelenjar pituitari terhadap hormon TRH.

Fungsi hormon TRH adalah mengaktifkan kelenjar pituitari agar mengirimkan

perintah (berbentuk hormon TSH) ke kelenjar tiroid. Perintah ini adalah titik kedua dalam

rantai perintah produksi hormon tiroksin.

Sistem ini dirancang begitu rumit sehingga kelebihan tiroksin mengambil tindakan

amat cerdas agar sumber-sumber yang menghasilkan hormon ini tak membuat terlalu banyak,

serta campur tangan dan menghambat rantai perintah yang dibangun untuk menghasilkan

dirinya. Dengan cara ini, saat tiroksin di dalam darah meningkat di atas normal, produksinya

otomatis dihentikan

Empat dari Sepuluh Ribu Molekul

Jumlah tiroksin yang dilepaskan ditentukan oleh sistem menakjubkan yang telah kami

gambarkan di atas. Namun, di samping semua ini, ada sistem menakjubkan lainnya yang

menjaga agar jumlah tiroksin dalam darah mantap di masa genting.

Molekul tiroksin dilepaskan oleh kelenjar tiroid ke dalam darah dan harus segera

menempel ke molekul yang dirancang khusus untuk mengangkutnya dalam darah. Saat

menempel pada molekul ini, molekul tiroksin tak dapat menjalankan fungsinya. Dari ribuan

molekul tiroksin, hanya sedikit yang beredar bebas dalam darah. Hanya sekitar empat dari

sepuluh ribu molekul tiroksin yang mempengaruhi keepatan metabolisme dalam sel.
Setelah molekul tiroksin bebas memasuki sel-sel yang dituju, molekul tiroksin

lainnya yang melepaskan diri dari molekul pembawanya menggantikan. Molekul-molekul

pembawa bekerja sebagai tangki penyimpanan untuk memastikan bahwa tersedia cukup

tiroksin bila dibutuhkan.

Kita telah melihat betapa cermat pengelolaan keseimbangan jumlah tiroksin yang

dibutuhkan untuk mempengaruhi sel-sel ini dan masalah-masalah kesehatan yang timbul jika

jumlah itu naik atau turun. Keseimbangan yang teliti ini melibatkan kadar empat molekul

bebas dari sepuluh ribu molekul tiroksin terikat. Berdasarkan hal ini, pertanyaan-pertanyaan

berikut harus diajukan:

Siapakah yang yang menghitung trilyunan molekul ini dan memutuskan bahwa hanya

sekitar empat dari sepuluh ribu dibutuhkan untuk kesehatan manusia? Siapakah yang

menghitung bahwa sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh enam molekul dari setiap

sepuluh ribu molekul harus tidak berfungsi. Siapakah yang meramalkan bahwa akan

berkurang empat molekul dari setiap sepuluh ribu yang mengambang dalam vena, dan

kemudian melepaskan molekul lagi? Siapakah yang membuat perhitungan matemati yang

menakjubkan dan menciptakan sistem yang telah ada sejak setiap manusia dilahirkan ini?

Tentunya contoh ini merupakan bukti bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu baik

yang terlihat maupun yang tidak, bahwa Dia meliputi dan menentukan setepat-tepatnya kadar

segala yang ada di muka bumi.

E. Efek Hormon Kelenjar Tiroid

Efek umum dari hormone tiroid adalah menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar

gen. Oleh karena itu, sesungguhnya dalam semua sel tubuh, sejumlah besar enzim protein,
protein structural, protein transport, dan zat lainnya akan meningkat. Hasil akhir dari semuanya

adalah peningkatan menyeluruh aktivitas fungsional di seluruh tubuh.

Sebelum bekerja pada gen untuk meningkatkan transkripsi genetic, hampir semua

tiroksin dideiodinasi oleh suatu ion iodium sehingga membentuk triiodotironin. Selanjutnya,

triiodotironin ini memiliki afinitas pengikatan yang sangat tinggi dengan reseptor hormone tiroid

intraselular. Akibatnya, sekitar 90% molekul hormone tiroid yang berikatan dengan reseptor

adalah triiodotironin dan hanya 10% tirosin yang berikatan dengan reseptor.

Reseptor reseptor hormone tiroid melekat atau berdekatan pada rantai genetic DNA.

Saat berikatan dengan hormone tiroid, reseptor menjadi aktif dan mengwali proses transkripsi.

Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA messenger yang berbeda, yang kemudian dalam

beberapa menit atau jam diikuti dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma untuk

membentuk ratusan protein baru. Diyakini bahwa sebagian besar kerja hormone tiroid dihasilkan

dari fungsi enzimatik dan fungsi lain dari protein baru ini.

Efek kalorigenik hormone tiroid

T3 dan T4 merupakan hormon termogenik dan dapat meningkatkan konsumsi oksigen

pada seluruh aktivitas metabolik jaringan kecuali otak dewasa, testis, uterus, lymph nodes,

limfa, dan hipofisis anterior. Peningkatan konsumsi oksigen oleh jaringan akan

meningkatkan laju metabolisme yang pada akhirnya meningkatkan produksi panas. Hal ini

disebut sebagai kalorigenesis.

Hormon tiroid memiliki efek sekunder pada kalorigenesis dengan meningkatkan

ekskresi nitrogen sehingga terjadi katabolisme dari lemak dan protein yang dapat

menyebabkan penurunan berat badan bila konsumsi makanan tidak adekuat. Kadar tiroid

yang besar dapat untuk menghasilkan panas dalam jumlah besar sehingga suhu tubuh
meningkat. Akibatnya, terjadi mekanisme hilangnya panas karena vasodilatasi di kulit

sehingga resistensi perifer berkurang. Hormon tiroid juga dibutuhkan untuk perubahan

hepatik dari karotin menjadi vitamin A.

Efek kalorigenik lain dari hormon tiroid akibat adanya metabolisme asam lemak.

Hormon tiroid meningkatkan aktivitas dari ikatan membrane Na,K ATPase pada berbagai

jaringan.

F. Tanda-tanda Orang yang Kelebihan dan Kekurangan Hormon Tiroid


Oleh Pengobatan Holistik Modern (Catatan) pada 2 Juli 2012 pukul 10:44
Jakarta, Hormon tiroid berfungsi menstimulasi metabolisme dari sel-sel tubuh. Tapi ada kalanya

jumlah hormon ini tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Apa saja tanda-tanda kelebihan dan

kekurangan hormon tiroid?

Tiroid adalah kelenjar yang terletak di leher bagian depan yang berbentuk seperti kupu-

kupu dan seringkali mudah untuk diraba. Gangguan yang terjadi pada kelenjar ini bisa akibat

ukurannya atau produksi hormonnya yang tidak seimbang.

Produksi hormon yang tidak seimbang ini bisa diakibatkan oleh kelebihan hormon tiroid

(hipertiroid) atau kekurangan hormon tiroid (hipotiroid). Gangguan hormonal ini bisa terjadi

seumur hidup, meski pada saat-saat tertentu kadar hormonnya bisa kembali normal tapi tidak ada

yang tahu penyebab gangguan hormon tersebut muncul kembali.

Gangguan tiroid lebih banyak dialami oleh perempuan dibanding laki-laki (bisa sampai

5-7 kali lipat) dan mewakili sebagian besar penyakit endokrin atau yang berhubungan dengan

hormon.

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki hipotiroid atau hipertiroid biasanya

dilakukan tes darah dengan mengetahui jumlah dari hormon T3 (triiodothyronine), T4

(thyroxine) dan TSH (Thyroid Stimulating Hormone).


Berikut ini gejala yang muncul jika tubuh kelebihan atau justru kekurangan hormon

tiroid, seperti dikutip dari Thyroid.about.com, Rabu (24/8/2011) yaitu:

Sumber detikHealth - Vera Farah Bararah

Hipertiroidisme Hipotiroidisme

Denyut jantung yg cepat Denyut nadi yg lambat

Tekanan darah tinggi Suara serak

Kulit lembat & berkeringat banyak Berbicara menjadi lambat

Gemetaran Alis mata rontok

Gelisah Kelopak mata turun

Nafsu makan bertambah disertai penambahan berat


Tidak tahan cuaca dingin
badan

Sulit tidur Sembelit

Sering buang air besar & diare Penambahan berat badan

Lemah Rambut kering, tipis, kasar

Kulit kering, bersisik, tebal, kasar

Kulit diatas tulang kering menonjol & menebal Kulit diatas tulang kering menebal &

menonjol

Mata membengkak, memerah & menonjol Sindroma terowongan karpal

Mata peka terhadap cahaya Kebingungan

Mata seakan menatap Depresi

Kebingungan Demensia

G. Penyakit Yang Menyerang Tiroid


Ada beberapa penyakit yang menyerang tiroid, yang utama adalah hipertiroidisme,

hipotiroidisme, Penyakit Graves, Penyakit Hashimoto, peradangan, atau kanker tiroid.


1. Hipertiroidisme (Hyperthyroidism)

Ketika seseorang mengalami hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu

banyak hormon. Gejala hipertiroidisme bisa memicu masalah kecemasan.


Gejala-gejala kecemasan ini meliputi kegugupan, keringat berlebih, tangan gemetar, dan

denyut jantung tidak teratur.

Penderita pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, sedangkan wanita berpontesi

mengalami gangguan siklus menstruasi.


Gejala umum lainnya termasuk penurunan berat badan yang tak dapat dijelaskan dan

diare. Hipertiroidisme paling sering mempengaruhi wanita berusia antara 20 hingga 40 tahun.
Adapun obat-obat yang temasuk obat antitiroid adalah Propiltiourasil, Methimazole,

Karbimazol.

Propiltiourasil (PTU)

Nama generik : Propiltiourasil


Nama dagang di Indonesia : Propiltiouracil (generik)
Indikasi : hipertiroidisme
Kontraindikasi : hipersensisitif terhadap Propiltiourasil, blocking replacement regimen

tidak boleh diberikan pada kehamilan dan masa menyusui.


Bentuk sediaan : Tablet 50 mg dan 100 mg
Dosis dan aturan pakai : untuk anak-anak 5-7 mg/kg/hari atau 150-200 mg/ m 2/hari,

dosis terbagi setiap 8 jam. Dosis dewasa 3000 mg/hari, dosis terbagi setiap 8 jam. untuk

hipertiroidisme berat 450 mg/hari, untuk hipertiroidisme ocasional memerlukan 600-900

mg/hari; dosis pelihara 100-150 mg/haridalam dosis terbagi setiap 8-12 jam. Dosis untuk

orangtua 150-300 mg/hari (Lacy, et al, 2006)


Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada

kecendrungan pendarahan, mual muntah, hepatitis.


Mekanisme Obat: menghambat sintesis hormon tiroid dengan memhambatoksidasi dari

iodin dan menghambat sintesistiroksin dan triodothyronin (Lacy, et al, 2006)

Resiko khusus : .
Hati-hati penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa

menyebabkan hipoprotrombinnemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui,

penyakit hati (Lee, 2006).

Methimazole

Nama generik : methimazole


Nama dagang : Tapazole
Indikasi : agent antitiroid
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap methimazole dan wanita hamil.
Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg
Dosis dan aturan pakai : untuk anak 0,4 mg/kg/hari (3 x sehari); dosis pelihara 0,2

mg/kg/hari (3 x sehari). maksimum 30 mg dalam sehari.


Untuk dewasa: hipertiroidisme ringan 15 mg/hari; sedang 30-40 mg/hari; hipertiroid

berat 60 mg/ hari; dosis pelihara 5-15 mg/hari.


Efek samping : sakit kepala, vertigo, mual muntah, konstipasi, nyeri lambung,

edema.
Resiko khusus : pada pasien diatas 40 tahun hati-hati bisa meningkatkan

myelosupression, kehamilan (Lacy, et al, 2006)

Karbimazole

Nama generik : Karbimazole


Nama dagang di Indonesia : Neo mecarzole (nicholas).
Indikasi : hipertiroidisme
Kontraindikasi : blocking replacement regimen tidak boleh diberikan pada

kehamilan dan masa menyusui.


Bentuk sediaan : tablet 5 mg
Dosis dan aturan pakai : 30-60 mg/hari sampai dicapai eutiroid, lalu dosis

diturunkan menjadi 5-20 mg/hari; biasanya terapi berlangsung 18 bulan.


Sebagai blocking replacement regimen, karbamizole 20 60 mg dikombinasikan

dengan tiroksin 50 -150 mg.


Untuk dosis anak mulai dengan 15 mg/hari kemudian disesuaikan dengan respon.
Efek samping : ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, ada

kecendrungan pendarahan, mual muntah, leukopenia.


Resiko khusus : penggunaan pada pasien lebih dari 40 tahun karena PTU bisa

menyebabkan hipoprotrombinemia dan pendarahan, kehamilan dan menyusui (Lacy, et al,

2006).

Tiamazole

Nama generik : Tiamazole


Nama dagang di Indonesia : Thyrozol (Merck).
Indikasi : hipertiroidisme terutama untuk pasien muda, persiapan operasi.
Kontraindikasi : hipersensitivitas
Bentuk sediaan : tablet 5 mg, 10 mg
Dosis dan aturan pakai : untuk pemblokiran total produksi hormon tiroid 25-40

mg/hari; kasus ringan 10 mg (2 x sehari); kasus berat 20 mg (2 x sehari); setelah

fungsi tiroid normal (3-8 minggu) dosis perlahan-lahan diturunkanhingga dosis

pemelihara 5 10 mg/hari.
Efek samping : alergi kulit, perubahan pada sel darah, pembengkakan pada kelenjar

ludah.
Resiko khusus : jangan diberikan pada saat kehamilan dan menyusui, hepatitis.

2. Hipotiroidisme (Hypothyroidism)

Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang

cukup. Sebagian besar gejala hipotiroidisme merupakan kebalikan dari gejala

hipertiroidisme, meskipun tidak selalu demikian.

Misalnya, seseorang dengan hipotiroidisme menemukan detak jantungnya melambat,

alih-alih meningkat. Pasien mungkin juga merasa sangat lesu, kedinginan, mengalami

peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan sembelit. Pasien pria mungkin

mengalami disfungsi ereksi, dan wanita mengalami gangguan pada siklus menstruasi.
OBAT-OBAT yang berhubungan dengan Hipotiroidisme
FUNGSI JENIS OBAT
Meningkatkan sekresi TSH Dopamine
Glukokortikoids
Octeotride
Menurunkan sekresi hormon Tiroid Lithium
Iodide
Amiodarone
Menurunkan absorpsi T4 Colestipol
Cholestyramine
Aluminium hydroxide
Ferrous sulfate
Sucralfate
Calcium
Meningkatkan metabolisme hormon Tiroid Phenobarbital
Rifampin
Phenytoin
Carbamazepine

Hipotiroidism sekunder adalah kondisi yang jarang dan disebabkan oleh malfungsi

dari kelenjar pituitary. Sedikit atau mungkin tidak adanya TSH (thyroid stimulating

hormone). Oleh karena itu, kelenjar tiroid tidak terstimulasi untuk membuat hormon tiroid.
Hipotiroid sekunder juga bisa diobati dengan tablet hormone tiroid. Pasien dengan

hipotiroidism sekunder perlu pemeriksaan di kelenjar pituirary.

Sistem Efek Hipotiroidisme Sensitifitas Spesifisitas


(%) (%)

Kulit Kering, Kasar ( aktiftas kel. Keringat) 76 64


Penyembuhan lambat, mudah memar (kapiler rapuh) - -
Kulit dingin 50 80
Mlksedema - -
Rambut Kering, mudah patah, kusam, mudah rontok - -
Kardiovaskular Denyut jantung , isi sekuncup 58 42
GastroIntestinal Kenaikan BB ringan karena retensi cairan 54 78
Nafsu makan menurun - -
Konstipasi 48 85
Efek kompleks dari absorpsi usus - -
Saraf Pusat Inisiatif hilang, letargi, somno - -
Lambat berbicara 36 99
Reflek melambat 77 94
Geriatri: Dementia (mirip dementia senilis), dapat
sebabkan Gangguan psikiatrik (paranoid & depresi)

Muskuloskeletal Nyeri otot dan kaku - -


Hematologi Anemia, mudah berdarah (trmbosit , pembekuan ) - -
Reproduksi Wanita: libido menurun, anovulasi - -
Pria: libido menurun, impoten, oligospermi
Metabolisme sintesis protein menurun - -
Penurunan degradasi lipid dan LDL meningkat

3. Penyakit Graves

Penyakit Graves terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.

Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun. Beberapa

gejala penyakit Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan.


Penyakit Graves sering disebut pula sebagai gondok karena kelenjar tiroid membesar dan

berpotensi menimbulkan kesulitan bernapas.


Gejala lain penyakit Graves meliputi mata bengkak atau gatal, keringat berlebihan,

sensitivitas panas, dan kelemahan otot.

4. Penyakit Hashimoto

Hashimoto merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar

tiroid, seperti penyakit Graves.


Perbedaannya, pada penyakit Hashimoto produksi hormon tiroid menjadi turun,

bukan meningkat. Beberapa gejala penyakit Hashimoto meliputi intoleransi terhadap cuaca

dingin, gondok, kesulitan menelan, penambahan berat badan, dan kelelahan.


Tanda-tanda lain akan termasuk sembelit, rambut beruban, ketidakteraturan

menstruasi pada wanita, dan kesulitan berkonsentrasi.


5. Penyakit Tiroid Lain
Sekitar 5 persen wanita mengalami bengkak kelenjar tiroid selama beberapa bulan

setelah melahirkan. Kebanyakan wanita pada awalnya mengalami gejala seperti

hipertiroidisme, dan kemudian berubah mengalami gejala mirip hipotiroidisme. Penyakit

tiroid lain adalah kanker tiroid. Karena gejala kanker tiroid umumnya hanya berupa

pembengkakan tiroid yang tidak spesifik, penting memeriksakan kelenjar tiroid secara

teratur untuk mendeteksi adanya gangguan atau ketidaknormalan.


BAB III

PEMBAHASAN

Tiroid adalah suatu kelenjar endokrin murni berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas dua

lobus yang dihubungkan dengan suatu istimus yang terletak tepat dibawah kartilago krikoid

pada leher. (Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)

Kelenjar tiroid menyekresi dua hormon yang berbeda dari dua jenis sel :

Sel folikel tiroid , yang membuat kelenjar membesar , memproduksi hormon tiroksin (T 4)

dan triyodotironin (T3)


Sel parafolikular atau sel C , yang merupakan populasi sel minoritas dalam kelompok

kecil diantara sel fplikular yang memproduksi kalsitonin , yang berperan dalam

homeustatis kalsium. (Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)

1. KERJA HORMON TIROID

Hormon-hormon tiroid memiliki efek pada pertumbuhan sel , perkembangan dan

metabolisme energi. Efek-efek ini bersifat genomik , melalui pengaturan ekspresi gen , dan

yang tidak bersifat genomik , melalui efek langsung , pada sitosol sel , membran ,

mitokondria. Untuk melengkapi efek ini, hormon tiroid yang tidak terikat , melewati

membran sel secara menyeluruh dan memasuki inti sel , tempat hormon tiroid tersebut terikat

secara khusus dan mengaktifkan reseptor hormon tiroid. Reseptor hormon tiroid yang

diaktifkan kemudian terikat pada inti DNA melalui ikatan DNA , meningkatkan transkripsi

massanger asam ribonukleat (mRNA) serts sintesis protein. Lebih dari 30 gen diatur oleh

hormon tiroid. Lebih khusus lagi , tiroksin dan triodotironin merangsang proses pemindahan

elektron penghasil energi dalam sistem enzim pernafasan mitokondria sel. Rangsangan
hormon tiroid dalam proses oksidatif menyebabkan rangsangan pada termogenesis. Selain itu

, untuk efek termogenik ini , tiroksin dan triodotironin meningkatkan kerja epinefrin dengan

cara meningkatkan kepekaan reseptor beta terhadap katekolamin. Hormon tiroid juga

merangsang pertumbuhan somatis dan berperan dalam perkembangan normal sistem saraf

pusat. Tidak adanya hormon-hormon ini, membuat retardasi mental dan kematangan

niurologi timbul pada saat lahir dan bayi.

(Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)

2. TES-TES FUNGSI TIROID

Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantaraan tes-tes fungsi

tiroid. Tes-tes fungsi ini sekarang digunakan untuk mendiagnosis penyakit tiroid :

a. Kadar total tiroksin dan triyodotironin serum

b. Tiroksin bebas

c. Kadar TSH serum

d. Ambilan yodium radioisotop

Kadar tiroksin dan triyodotironin serum diukur dengan radioligand assay. Pengukuan

termasuk hormon terikat dan hormon yang bebas. Kadar normal tiroksin adalah 4-11 g/dl ;

untuk triyodotironin kadarnya berkisar dari 80-160 ng/dl. Tiroksin bebas serum mengukur

kadar tiroksin dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif.

Kadar TSH plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik ; nilai normal dengan

assay generasi ketiga , berkisar dari 0,02 hingga 5,0 U/ml. Kadar TSH plasma sensitif dan
dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Terdapat kadar yang tinggi pada pasien

dengan hipotiroidism primer , yaitu pasien yang memiliki kadar tiroksin rendah akibat timbal

balik peningkatan pelepasan TSH hipofisis. Sebaliknya, kadar akan berada dibawah normal

pada pasien dengan peningkatan autonom pada fungsi tiroid (penyakit graves, hiperfungsi

nodul tiroid) atau pada pasien yang menerima dosis penekan hormon tiroid eksogen. Dengan

adanya assay radioimunometrik yang sangat sensitif terhadap TSH , uji ini sendiri dapat

digunakan pada awal penilaian pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid.

Beberapa uji dapat digunakan untuk mengukur respon metabolik teambilan yodium

rdioktif di gunakan kadar hormon tiroid dalam sirkulasi namun uji-uji ini tidak digunakan

secara rutin dalam menilai fungsi tiroid secara klinis. Uji-uji ini terdiri dari laju metabolisme

basal (BMR) yang mengukur jumlah penggunaan oksigen pada keadaan istirahat : kadar

kolestrol serum : dan tanda respon refleks rendon acilis. Pada pasien dengan hipotiroidism ,

BMR menurun dan kadar kolestrol serumnya tinggi. Reflek tendon acilis memperlihatkan

relaksasi yang lambat. Keadaan sebaliknya ditemukan pada pasien dengan hipertiroid.

Tesambilan yodium radiaktif yang di gunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar

tiroid dalam mengakap dan mengubah biodida.pasien meneriam dosis RAE yang akan di

tangkap oleh tiroid dan di pekatkan setelah melewati 24jam. Kemudian radioaktifitas yang

ada dalam kelanjer tioid tersebut di hitung. Normalnya, jumlah radio aktif yang di ambil

berkisar dari 10% hingga 35% dari doses pemberian. Pada hipotiridisme nilaniya tinggi dan

akan rendah bila kelejar tiroid di tekan.

Hipertiroidisme dan hipotiroidisme adalah dua kelainan fungsional utama yang

masing-masing membutuhgkan peralatan labolatoriun yang dapat di andalkan. Pada kasus


yng berat,mungkin hanya memerlukan sedikit sekali penyelidikan laboratorium yang

mendukung, tetapi tes-tes tambahan perlu untuk mendiaknosis kasus disfungsi tiroid yang di

temukan pada penderita hipotiroidisme dan hipertiroidisme. (Price,Sylvia Anderson :

EGC,2005)

3. PENYAKIT-PENYAKIT KELENJAR TIROID

Seperti penyakit endokrin lainya, penyekit kelenjar tiroid dapat berupa:

a. Pembentukan hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme)

b. Defisiensi produksi hormon (hipotiroidisme)

c. Pemebesaran tiroid (goiter) tanpa bukti adanya pembentukan hormon tiroid apnormal

Selain itu pasien yang memiliki penyakit sistemik dapat mengalami perubahn metabolisme

tiroksin dan fungsi tiroid. Temuan ini di kenal sebagai sintdrom sakit eutiroid atau penyakit

non tiroid

(Price,Sylvia Anderson : EGC,2005)

4. EFEK METABOLIK HORMON TIROID

Hormon tiroid memang satu hormon yang dibutuhkan oleh hampir semua proses tubuh

termasuk proses metabolisme , sehingga perubahan hiper atau hipotiroidisme berpengaruh

atas sebagai peristiwa. Efek metaboliknya antara lain seperti tersebut dibawah ini :

1) Termoregulasi (jelas pada miksedema atau koma miksedema dengan termperatur

sub obtimal) dan kalori genik.


2) Metabolisme protein. Dalam dosis fisiologis kerjanya bersifat anabolik , tetapi

dalam dosis besar bersifat katabolik.


3) Metabolisme karbohidrat bersifat diabetogenik , karena responsi intesmital

meningkat , cadangan glikogen hati menipis , demikian pula glikogen otot menipis

dan degradasi insulin meningkat.


4) Metabolisme lipid. Mesti T4 mempercepat sintesis kolestrol , tetapi proses degradasi

kolestrol dan ekskresinya lewat empedu ternyata jauh lebih cepat sehingga pada

hiperfungsi tiroid kolestrol rendah. Sebaliknya pada hipotiroidisme kolestrol total ,

kolestrol ester dan fosfolipid meningkat.


5) Vitamin A. Konfersi provitarnin A menjadi vitamin A dihati memerlukan hormon

tiroid. Sehingga pada hipotiroidisme dapat dijumpai karotenemia , kulit

kekuningan.
6) Lain-lain : gngguan metabolisme kreatin fosfat menyebabkan miopati, tonus traktus

gastroitestinal meninggi , hiperperistaltik. Sehingga sering terjadi diare : gangguan

masalah hati : anemia difesiensi Fe dan hipotiroidisme.


5. HYPERTYROIDISM

Hypertiroidism adalah suatu keadaan hipermetabolik sekunder terhadap

peningkatannya kadar triiodothyroinine. (T3) dan Triroksin (T4) dalam sirkulasi.( )

Hypertiroidisme juga di definisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap

pengaruh metabolik hormod tiroid yang berlebihan.

Terdapat dua tipe hipertiroidiseme sepontan yang paing sering di jumpai :

1) Penyakit graves . biasnya terjadi pada usia 30 dan 40 tahun dan lebih sering di

temukan pada perempuan


2) Goiter nodular toksik.
6. MANIFESTASI HYPERTYROIDISM
Manifestasinya adalah kegelisahan , intoleransi panas , keringat berlebihan , kelelahan ,

palpitasi , takikardi , dan kehilangan berat badan walaupun nafsu makan baik: peningkatan

aktifitas simpatis meninbulkn mata melebar , tatapan membelalak dan pelupuk mata

pertambat menutup. (MacLenan dan Petty: pedoman diagnostik fisik : jakarta, 1994)

7. PENYEBAB HYPERTOROIDDISME

Penyebab primer:

a. Penyakit gravis

b. Gondok multimoduler hyperfungsional

c. Adenoma hyperfungsional

Penyebab sekunder

Adenoma hypofisi penghasil hormon rangsang tyroid.

Pemeriksaan Diagnostik

1) Riwayat dan pemerksaan fisik yang baik akan membantu mendiagnosis

hipertiroisme
2) Pemeriksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan

memungkinkan diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah ditingkat SSP atau kelenjar

tiroid
3) Penurunan lipid serum dapat menyertai hipertiroidisme
Penurunan senstivitas terhadap insulin ,yang dapat menyebabkan

hiperglikemiaKOMPLIKASI

1. Aritmia biasanya terjadi pada pasien yang mengalami hipertiroidisme dan

merupakan gejala yang terjadi pada gangguan tersebut. Setiap individu yang

mengeluhkan aritmia harus dievaluasi untuk mengetahui terjadinya gangguan tiroid


2. Komplikasi hipertiroidisme yang megancam jiwa adalah krisis kirotksik (badai

tiroid),yag dapat terjadi secara sepontan pada pasien hipertiroidisme yang menjalani

suatu terapi atau selama pembedahan kelenjar tiroid,atau dapat terjadi pada pasien

yang tidak terdiaognsis hipertiroidisme. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam

jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia,agitasi, tremor, hipertrmia

(sampai 106 erajat F) dan apabila tidak diobati, terjadi kematian

PENATALAKSANAAN
1) Penataksanaan bergantung pada tempat dan penyebab hipertiroidisme
2) Apabila masalahnya berada pada tigkat kelenjar tiroid, terapi yang biasanya diberikan

adaah obat-obatan antitiroid yang menghambat produksi TH atau obat-obatan penyekat

beta untuk menurunkan hiperresponsensitivitas simptis.Obat-obatan yang merusak

jaringan tiroid juga bisa digunakan. Misalnya, iodin radioaktif yang diberikan dalam

sediaan oral, diserap secara aktif oleh sel tiroid yang hiperaktif. Setelah masuk , iodin

radioakif merusak sel tesebut. Terapi ini adalah terapi permanen untuk hipertiroidisme

dan sering menyebabkan individu menjadi hipotiroid dan memerlukn penggantian TH

seumur hidup
3) Tiroidektomi parsial atau total dapat menjadi pilihan terapi. Tiroidektomi total

menyebabkan hipertiroidisme , begitu pula Tiroidektomi parsial.


4) Injeksi tiroid etamol perkuatan digunakan pada pasien yang memiliki nodula tiroid

benigna dan pasien yang mengalami peningkatan resiko pembedahan akibat penyakit

jantung atau paru,usia lanjut multimordibitas atau dialisis


8. HIPOTIROIDISME

Hipotiroidisme adalah keadaan dimana efek hormon tiroid di jaringan kurang.

Hipotiroidisme disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsional yang mengganggu

pembentukan hormon tiroid dalam jumlah memedai. Seperti pada kasus

hipotiroidisme,penyakit ini kadang dibagi menjadi kategori primer dan sekunder,tergantung

pada apakah hipotiroidismenya disebabkan oleh kelainan intrinsik dan kelenjar tiroid atau

akibat pebyakit hipotalamus atau hipofisis. Gambaran klinis hipotiroidisme adalah kritenisme

dan miksedema.

Kretinisme adalah hipotiroidisme yang yerjadi pada masa bayi atau masa anak awal.

Walaupun jarang, kreatisme dapat terjadi karena akibat kelainan metabolisme

bawaan(defisiensi enzim) yang mengganggu biosintesis hormon tiroid.Gambaran klinis

kreatinisme adalah gangguan perkembangan sistem tulang dan susunan saraf pusat, disertai

retedesi mental bera, tubuh pendek, wajah kasar, lidah menonjol dan hernia umbilikalis

Hipotiroidisme yang terjadi pada anak yang lebi hdewasa atau orang dewasa

menyebabkan keadaan yang disebut miksedema. Manifestasi miksedema mencakup apati

generalisata dan kelambanan mental pada tahap awal mirip dengan depresi. Pasien dengan

miksedema tampak lesu, tidak tahan dingin dan sering kegemukan

Penyebab hipotiroidisme

Sebab terjadinya hipotiroidisme dibedakan atas hipotiroidisme sentral dan primer

Hipotiroidisme Sentral (HS)


Apabila gangguan faal tiroid terjadi karena kegagalan hipofisis, maka disebut

hipotiroidisme sekunder (HS), sedang apabila kegaga;an terletak di hipotalamus disebut

hipotiroidisme tertier 50% HS terjadi karena tumor hipofisis.

Keluhan klinis tidak hanya karena desakan tumor, gangguan fisus, sakit kepala, tetapi

juga karna produksi hormon yang berlebih (ACTH): penyakit cushing, hormon

pertumbuhan, akromegali prolaktin, galaktoria pada wanita dan impotensi pada pria.

Urutan kegagalan hormon akibat desakan tumor hiposis lobus anterior adalah :

ganodotcrophin : ACT, hormon hipofisis, dan TSH besar

Hipotiroidisme Primer (HP)

Hipogenesis, kelenjar tiroid. Hormon berkurang akibat anatomi kelenjar. Jarag

ditemukan, tetapi merupakan etiologi terbanyak dari hipotiroidisme kongenital dinegara

barat. Umumnya ditemukan pada program skrening masal.

Kerusakan tiroid dapat karena

1. Operasi

2. Raadiasi

3. Tiroiditis autoimun

4. Karsinoma

5. Tiroiditis subakut

6. Dishormonogenesis
7. Atrofi

Manifestasi klinis

Kelembapan, berpikir lambat, dan gerakan yang canggung dan lambat

Penuruan frekunsi jantung, pembesaran jantung,(jantung miksedema) dan

penurunan curah jantung

Pembengkakan dan edema kulit terutama dibawah mata dan pergelangan kaki.

Intoleransi terhadap suhu dingin

Penurunan laju metabolisme penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan

dan absorsi zat gizi yang melewati usus

Konstipasi

Perubahan fungs reproduksi

Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala serta rambut yang tipis dan rapuh

Perangkat dagnostik

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik yang baik akan membantu diagnosis hipotiroidism

2. Pemeriksaan darah yang mengukur kadar TH (T3 dan T4) TSH dan TRH akan

memungkinkan diagnosis kondisi dan lokalisasi masalah ditingkat sistem saraf

pusat dan tiroid

Penatalaksanaan
1. Terapi selalu mencakup penggantian hormon tiroid dengan tiroksin sintetik

2. Untuk goiter endemik, penggantian iodida dapat mengurangi gejala

3. Apaila penyebab hipotiroidsm berkaitan dengan tumor sistem saraf pusat,

hipotiroidsme dapat diobati denga kemterapi, radias, pembedahan

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hormon tiroid (bahasa Inggris: thyroid hormone, TH) adalah klasifikasi hormon

yang mengacu pada turunan senyawa asam amino tirosina yang disintesis oleh kelenjar

tiroid dengan menggunakan yodium. Terdapat dua jenis hormon dari klasifikasi ini yaitu

tetra-iodotironina dan tri-iodotironina. Kedua jenis hormon ini mempunyai peran yang

sangat vital di dalam metabolisme tubuh.


Istilah hormon tiroid juga sering digunakan untuk merujuk pada asupan senyawa

organik pada terapi hormonal berupa levotikroksin, atau isoform terkait; meskipun

terhadap dua hormon tiroid yang lain yaitu CT, dan PTH

1. Fungsi utama hormon tiroid adalah meningkatkan aktivitas metabolik seluler,

sebagai hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi mekanisme tubuh yang spesifik

seperti sistem kardiovaskuler dan regulasi hormon lain.


2. Diagnosis hipertiroidisme mengacu pada hasil pemeriksaan TSH, FT4, FT3, TSI,

dan indeks Wayne dan indeks New Castle berdasarkan gejala klinis yang timbul.
3. Penyebab terjadinya hipertiroidisme adalah TSI yang mengambil alih regulasi yang

seharusnya dilaksanakan oleh TSH.]


4. Efek samping pembedahan yang mungkin timbul bisa saja terjadi akibat letak kedua

kelenjar yang berdekatan dan fungsinya yang antagonis.


5. Penatalaksanaan hipertiroidisme meliputi tindakan bedah dan pemberian bahan

penghambat sintesis tiroid, seperti antitiroid, penghambat ion iodida, yodium

konsentrasi tinggi, dan yodium radioaktif.


DAFTAR PUSTAKA

Deglin H. Judith & Vallerand H. 2005. Pedoman Obat Untuk Perawat. Jakarta. Penerbit : Buku
Kedokteran EGC.

Kee L.Joyce & Hayes R.Evelyn. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta.
Penerbit : Buku Kedokteran EGC.

Anonim. 2010. Thyroid. Wikipedia dalam


http://www.mediapropolis.com/thyroid-2.php diakses pada 11 oktober 2016 pukul
15:33 Wita.

Anonim. 2010. Kesehatan. Wikipedia dalam


http://www.totalkesehatananda.com/hipertiroid4.html diakses pada 11 oktober
2016 pukul 15:47 Wita.
Anonim. 2010. Gangguan tiroid. Wikipedia dalam
http://erwinaziz.wordpress.com/sadari datangnya gangguan tiroid/ diakses pada 11 oktober
2016 pukul 14:16 Wita.
http://medicastore.com/penyakit/131/Kelenjar_Tiroid.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_tiroid
http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/04/kelenjar-paratiroid-kelenjar-anak.html
http://askep-benny.blogspot.com/2010/03/kelenjar-paratiroid.html

Anda mungkin juga menyukai