Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
Cekungan sedimen adalah bagian dari kerak bumi yang dapat berperan
sebagai tempat akumulasi lapisan-lapisan sedimen yang relatif lebih tebal dari
sekitarnya, dimana akumulasi batuan sedimen ini dapat berperan sebagai tempat
pembentukan dan akumulasi minyak dan gas bumi. Cekungan Jawa Timur ini
merupakan zona lemah akibat tumbukan atau penunjaman Lempeng Samudera
Australia ke arah barat laut di bawah lempeng Asia. Kemudian karena adanya
pemindahan jalur zona tumbukan yang terus-menerus ke arah selatan Indonesia, maka
sekarang ini Cekungan Jawa Timur Selatan terbentuk sebagai cekungan depan busur
(fore arc basin).
Gambar 3. Kerangka tektonik wilayah Kepulauan Indonesia (Simandjuntak & Barber, 1996).
Gambar 4. Tipe-tipe jalur orogen Neogen Indonesia (Simandjuntak & Barber, 1996).
1. Orogen Sunda (Sunda Orogeny) di Jawa dan Nusa Tenggara: melibatkan
subduksi lempeng samudera dengan arah tegaklurus, menghasilkan jalur
orogen tipe Andean beserta palung, komplek akresi, cekungan depan-busur
(forearc basin), busur magmatik dimana gunungapi tumbuh di tepi kontinen
Sundaland.
2. Orogen Barisan (Barisan Orogeny) di Sumatra: dengan arah konvergen
miring (oblique convergence) sehingga menghasilkan sistem sesar mendatar
Sumatra pada busur magmatiknya, dan sepanjang sesar ini pula suatu segmen
kerak kontinen bergerak ke arah utara di sepanjang bagian barat Sundaland.
Aktifitas orogen di sebagian besar jalur-jalur orogen ini dimulai pada kala Miosen
Tengah dan proses orogenik masih tetap berlangsung sampai sekarang.
Pada jaman Eosen itu juga disertai oleh pengangkatan terhadap jalur
subduksi,sehingga di beberapa tempat tidak terjadi pengendapan. Pada saat
ituterjadi pemisahan yang penting antara bagian utara Jawa dengan cekungannya
yang dalam dari bagian selatan yang dicirikan oleh lingkungan pengendapan
darat, paparan dan dangkal. Proses pengangkatan tersebut berlangsung hingga
menjelang Oligosen akhir. Proses yang dampaknya cukup luas (ditandai oleh
terbatasnya sebaran endapan marin Eosen-Oligosen di Jawa dan wilayah paparan
Sunda), dihubungkan puladengan berkurangnya kecepatan gerak lempeng Hindia-
Australia (hanya 3 cm/tahun). Gerak tektonik pada saat itu didominasi oleh sesar-
sesar bongkah, dengan cekungan-cekungan terbatas yang diisi oleh endapan aliran
gayaberat (olistotrom dan turbidit).
Sedimen terendapkan pada sistem subduksi ini lebih dikuasai oleh endapan
silisiklastik yang umumnya berupa batuan gunungapi berasal dari busur
gunungapi. Endapan ini dapat berupa pasir dan lumpur yang terendapkan pada
paparan, lumpur dan endapan turbit terendapkan dalam air yang lebih dapam pada
lereng, cekungan, dan parit. Sedimen pada parit dapat berupa endapan terigen
yang terangkut oleh arus turbit dari daratan, bersamaan dengan sedimen dari
lempeng samodra yang tersubduksikan. Ini umumnya membentuk kompleks
akrasi. Batuan campuraduk (melange) dapat terbentuk pada daerah akrasi ini,
yang dicirikan oleh percampuran dari batuan berbagai jenis yang tertanam pada
masa dasar yang mengkilap (sheared matrix).