Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Materi :

BISNIS NON FISIK

Oleh :

Hakel Kurniawan Dyastama NIM : 21030115120044

Departemen Teknik Kimia

Fakultas Teknik

Univesitas Diponegoro

Semarang

2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi
ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik
dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru
yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan
karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya,
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang
wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli
lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-
peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979)
kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Banyak bisnis yang bisa dilakukan oleh
wirausahawan, salah satunya adalah bisnis non fisik.

1.2. Tujuan
a. Mengetahui bisnis non fisik
b. Mengetahui pangsa pasar bisnis non fisik

1.3. Manfaat
a. Memberi tahu masyarakat arti bisnis non fisik
b. Memberi tahu masyarakat pangsa pasar dari bisnis non fisik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata
bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam
konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan
aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Bisnis dibagi dua berdasarkan
apa yang dijualnya, yakni bisnis fisik dan bisnis non fisik.

2.2.Bisnis Non Fisik


Bisnis non fisik adalah bisnis yang memperdagangkan sesuatu yang tidak nampak,
seperti jasa. Bisnis jasa adalah bisnis yang memperdagangkan kemampuan yang kita
miliki. Kita dibayar atas kemampuan kita tersebut. Seringkali dikatakan bahwa jasa
memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produk-produk
manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda
dari barang pada umumnya adalah (Wikipedia, 2016) :
1. Tidak berwujud
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat,
dirasakan, dicicipi, atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang.
2. Heterogenitas
Jasa merupakan variabel non standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena
jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun
dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan
konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi
tersebut.
3. Tidak dapat dipisahkan
Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan
partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat
jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil bagian
dalam proses produksi tersebut.

4. Tidak tahan lama


Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa
disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa
di mana ia membeli jasa.

2.3.Contoh Bisnis Non Fisik


1. Bisnis jasa jahitan
Sekarang ini produksi pakaian jadi memang sudah banyak, namun jahitan
tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini terjadi dikarenakan ukuran standar pakaian
jadi yang tidak sesuai dengan konsumen, model pakaian tertentu yang lebih enak
dijahit, dan pembelian bahan baju yang semakin marak. Untuk memulai bisnis ini,
yang pertama dilakukan adalah mengasah skill, selanjutnya mempersiapkan alat,
kemudian mencari tempat usaha, dan menciptakan brand yang baik agar bisa diterima
di masyarakat.
Strategi yang bisa dilakukan adalah servis yang memuaskan, menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu, memberi kesempatan fitting, memberi usulan desain pakaian,
dan belajar menambah kemampuan.
2. Bisnis fotocopy
Usaha ini sangat menjanjikan untuk di rintis, apalagi lokasinya jika dekat
dengan kampus. Pengguna jasanyapun sangat banyak mulai dari karyawan hingga
mahasiswa. Jika ditambahkan dengan jasa laminasi, jasa jilid, dan jual alat tulis kantor
bisa menambah keuntungan yang didapat. Cara memulainya yang pertama adalah
mencari lokasi yang strategis, kemudian membeli alat fotocopy. Setelah itu mencari
tempat grosir kertas dengan harga miring. Yang terakhir harus paham seluk-beluk dari
mesin fotocopy.
Strategi dalam menjalankan usaha ini adalah amati harga pesaing, memberikan
pelayanan yang baik, menata ruang dengan baik, pertahankan kualitas, tepat waktu,
melengkapi usaha, dan pelayanan ramah.
3. Bisnis laundry kiloan
Dewasa ini masyarakat lebih menyukai hal yang instan, salah satunya adalah
laundy kiloan. Rata-rata masyarakat yang tidak memilki waktu banyak akan memilih
mencucikan bajunya di laundry kiloan. Cara memulainya adalah pertama mengetahui
cara mencuci pakaian dengan benar, kedua memahami cara menghilangkan noda,
ketiga memahami cara menyetrikan yang baik, keempat mencari lokasi yang strategis.
Strategi dalam menjalankan usaha ini adalah mencari mesin cuci dan
pengering yang berkualitas, menentukan harga sesuai pasar, melakukan promosi di
sekitar lingkungan usaha, mencari karyawan yang baik, mengerjakan tepat waktu.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Bisnis non fisik
adalah bisnis yang memperdagangkan sesuatu yang tidak nampak, seperti jasa. Bisnis jasa
adalah bisnis yang memperdagangkan kemampuan yang kita miliki. Contohnya adalah
bisnis jahitan, bisnis fotocopy, dan bisnis laundry kiloan.

3.2.Saran
a. Meningkatkan pemanfaat bisnis non fisik sebagai lahan wirausaha
b. Mengajarkan masyarakat bahwa bisnis bukan hanya bisnis fisik

Anda mungkin juga menyukai