Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Jenis penelitian

ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas atau faktor resiko

variabel terkait atau yang termasuk akibat diobservasi sekaligus dan

dikumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

ini merupakan penelitian deskriptif correlation yang dilakukan untuk

mengetahui hubungan sikap dengan perilaku remaja putri tentang

penanganan dismenorrhoe di SDN Balongbesuk II kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang.

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian

yang memungkinkan pemaksimalan control beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi akurasi hasil (Nursalam,2007). Penelitian ini menggunakan

desain analytic correlation dengan menggunakan pendekatan cross

sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran atau penelitian dalam satu

waktu (Arikunto, 2010).


Tujuan spesifik penelitian cross sectional adalah untuk mendeskripsikan

fenomena atau berbagai fenomena atau hubungan variabel independen dan

variabel dependen dalam satu waktu sesaat (Nursalam, 2008).

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Balongbesuk II Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang

4.4 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagan kerja rencana kegiatan penelitian

yang akan dilakukan. Kerangka kerja meliputi populasi, sampel, dan tehnik

sampling penelitian, teknis pengumpulan data, dan analisis data (Hidayat,


Populasi
2007).
Semua siswi putri yang ada di SDN Balongbesuk II sebanyak

Sampel

Sebagian siswi putri yang ada di SDN Balongbesuk II sebanyak

Sampling

Non probability sampling dengan jenis purposive sampling

Desain Penelitian

Cross sectional
Pengolahan Dan Analisa Data
Pengumpulan Data
Penarikan kesimpulan
Editing, Coding, Tabulating, Analisis dengan Uji rank
Kuesioner pada variabel independen dan variabel
Gambar 4.1 : Kerangka Kerja hubungan sikap dengan perilaku remaja putrid
tentang penanganan dismenorrhoe di SDN Balongbesuk II

4.5 Populasi, Sampel, dan Sampling

4.5.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh objek atau objek dengan karakteristik


tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari
saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek
tertentu (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi
putri yang ada di SDN Balongbesuk II dengan jumlah orang

4.5.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian


jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian siswi putrid yang ada di SDN
Balongbesuk II dengan jumlah orang

4.5.3 Sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang


digunakan dalam peneliti dari populasi yang ada, sehingga jumlah sample
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non
random sampling atau non probability sampling dengan rancangan
purposive sample artinya pengambilan sample didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan sifat atau cirri-
ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

4.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

4.6.1 Definisi Variabel

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang


berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya(Sugiono, 2011).

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,


antecedent.Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas.Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2011).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap.

2. variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.


Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010).Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah perilaku remaja putri tentang penanganan
dismenorrhoe.

4.6.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2010).

Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan sikap dengan perilaku remaja


putri tentang penanganan dismenorrhoe di SDN Balongbesuk II.

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Operasion
al
Independe Tanggapan 1. Sikap positif Kuesione Ordinal Skala
n atau reaksi 2. sikap nrgatif r likert
Sikap responden Pertanyaa
mengenai n positif
dismenorr SS = 5
hoe S =4
E =3
TS = 2
STS = 1

Perenyata
an negatif
STS = 1
TS =2
E =3
S =4
SS =5

Variabel Segala Perilaku Kuesione Nominal Pernyataa


Dependen tindakan penanganan r n positif
Perilaku yang dismenorrhoe:
remaja dilakukan 1. Farmakologi Selalu
putri remaja 2. Non =5
tentang putri untuk Farmakologi Sering
penangan menangan =4
an i Jarang
dismenorr dismenorr =3
hoe hoe Pernah =
2
Tidak
pernah =
1

Pernyataa
n negatif
Selalu
=1
Sering =2
Jarang =3
Pernah =
4
Tidak
pernah
=5

4.7 instrumen penelitian

Instrument penelitian adalah alat pengumpulan data yang disusun

dengan maksud untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif

maupun data kuantitatif (Nursalam, 2013). Dalam pengumpulan data pada

penelitian digunakan alat berupa kuesioner yang diberikan pada responden


yang memenuhi criteria.Kuesioner dalam penelitian diartikan sebagai daftar

pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik dan responden memberikan

jawaban dengan tanda-tanda tertentu (Arikunto, 2010). Alat ukur atau

instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data yang

dikumpulkan meliputi sikap dengan perilaku remaja putrid tentang

penanganan dismenorrhoe. Sebelum diberikan kepada responden maka

kuesioner harus valid dan reliable.Untuk peneliti melakukan uji validitas dan

uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah dibuat.

1. Uji validitas

Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian validitas

kuesioner.Uji validitas digunakan untuk mengatur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti

dilakukan uji validitas dengan rumusan r product moment, yaitu dengan

mengkorelasikan antara skor item instrument dengan rumus (Arikunto,

2010).

rxy = Nx.y (x )( y)

( Nx2 ( x )2 )(N y2 ( y)2 )

Keterangan:

rxy :korelasi

N : jumlah sample
Valid rxy> rxy table

Tidak valid rxy< rxy table

2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana

suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan

dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan

konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk

mengetahui reliabilitas kuesioner, penelitian ini menggunakan

pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan

menghitung koefisien alpha. Koefisien alpha ini berkisaran antara 0

samapi 1. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6. Mengetahui reliabilitas

digunakan rumus alpha sebagai berikut (Arikunto, 2010) :

rxy
k b2
1 2
k 1 t

Keterangan :

rxy : Realibilitas

k : Jumlah butir soal

2b : Varian skor setiap butir

2t : Varian total

4.8 Teknik pengumpulan data


Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.


2. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Balongbesuk II.
3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila

bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent.
4. Responden mengisi semua daftar pertanyaan dan jika telah selesai

kuesionerdiserahkan pada peneliti.


5. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan tabulasi dan analisa

data.
4.9 Pengolahan dan Analisa Data
4.9.1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2010) setelah angket dari responden terkumpul,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut:

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode

ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode


da artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan

kembali melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel.

3. Scoring

Scoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari

responden untuk mengukur sikap menggunakan skala likert.

Scoring untuk soal sikap, pernyataan positif yaitu:

a. Sangat setuju (SS) diberi skor = 5


b. Setuju ( S) diberi skor = 4
c. Ragu-ragu ( E) diberi skor = 3
d. Tidak setuju ( TS) = 2
e. Sangat tidak setuju ( STS) di beri skor = 1

Untuk pernyataan negatif (unfavorable) yaitu :

a. Sangat tidak setuju ( STS) diberi skor = 1


b. Tidak Setuju (TS ) diberi skor = 2
c. Ragu-ragu (E) diberi skor = 3
d. Setuju ( S) diberi skor = 4
e. Sangat setuju ( SS) diberi skor = 5

Scoring untuk soal perilaku remaja putri tentang penanganan

dismenorrhoe, pernyataan positif yaitu:

a. Selalu ( S) diberi skor = 5


b. Sering ( Sr ) diberi skor = 4
c. Jarang ( J ) diberi skor= 3
d. Pernah ( P ) diberi skor = 2
e. Tidak pernah ( TD ) diberi skor = 1

Untuk pernyataan negatif (unfavorable) yaitu :

a. Selalu ( S ) diberi skor = 1


b. Sering (Sr ) diberi skor = 2
c. Jarang ( J ) diberi skor = 3
d. Pernah ( p ) diberiskor = 4
e. Tidak pernah (TD) diberi skor = 5

4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokan data ke dalam satu table

tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap

bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam

suatu pola format yang telah dirancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebutdi interprestasikan

menggunakan skala kumulatif:

100% = Seluruhnya

76% - 99% = Hampir seluruhnya

51%- 75% = Sebagian besar dari responden

50% = setengah responden

26%- 49% = Hampir dari setengahnya

1%- 25% = sebagian kecil dari responden


0% = Tidak ada satupun dari responden

(Arikunto, 2010)

4.9.2 Analisa Data


1. Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variable ( Notoatmodjo, 2010) yaitu variable perilaku

remaja putri tentang penanganan dismenorrhoe.

Untuk mengukur sikap digunakan skala likert. Pada skala likert,

disediakan empat alternative jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia

nilainya. Dalam skla likert item ada yang bersifat positif (favorable).

Terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada yang bersifat negatif

(favorable) terhadap masalah yang diteliti.

Untuk pernyataan positif (favorable) yaitu :

a. Sangat setuju (SS) diberi skor = 5


b. Setuju ( S ) diberi skor = 4
c. Ragu-ragu ( E ) diberi skor = 3
d. Tidak setuju( TS) diberi skor = 2
e. Sangat tidak setuju (STS) diberi skor= 1

Untuk pernyataan negatif (unfavorable)yaiti :

a. Sangat tidak Setuju (STS) diberi skor = 1


b. Tidak Setuju (TS) diberi skor = 2

c. Ragu-ragu (E )diberi skor = 3


d. setuju (S ) diberi skor = 4
e. sangat setuju (SS) = 5

2. Bivariate

Analisis yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria

variable sikap dengan perilaku remaja putri tentang penangnan

dismenorrhoe.

Untuk mengetahui hubungan antara dua variable apakah

signifikansi atau tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05

dengan menggunakan uji Rank spearman dengan bantuan

software komputer, dimana nilai p< = 0,05 maka ada hubungan

sikap dengan perilku penanganan dismenorrhoe di SDN

Balongbesuk II sedangkan nilai p > = 0,05 tidak ada hubungan

sikapdengan perilaku remaja putri tentang penanganan

dismenorrhoe di SDN Balongbesuk II

4.10Etika penelitian
4.10.1 Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden. Informed consent tersebut diberikan sebelim penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

4.10.2 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan

penggunaan subjek peneliti dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian akan

disajika.

4.10.3 confidentiality (kerahasiaan)

masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil peneliti, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaann oleh

peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset ( Hidayat, 2010).

Anda mungkin juga menyukai