BAB X
PEMBUATAN LENGKUNG ALIRAN DEBIT
10.2 Manfaat
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu membuat lengkung aliran debit
dari data tinggi muka air dan debit suatu aliran sungai, sehingga dapat dipergunakan
untuk mengetahui karakteristik hidrologi sebuah aliran sungai dalam rangka pengelolaan
DAS.
10.3 Relevansi
Dengan mempelajari tentang pembuatan lengkung aliran debit sungai, mahasiswa
dapat menggunakannya untuk monitoring dan evaluasi suatu daerah aliran sungai (DAS).
Seperti telah diterangkan pada bab terdahulu, bahwa lengkung aliran, merupakan
gambaran dari sifat fisik dan sifat hidraulis dari suatu lokasi penampang sungai pada
periode waktu tertentu, maka dalam membuat lengkung aliran supaya mendapatkan hasil
yang benar dan sesuai dengan kondisi lapangan diperlukan data antara lain sebagai
berikut:
1. Data debit hasil pengukuran aliran, data ini harus cukup, minimal 30 data tersedia
dari saat muka air rendah sampai muka air banjir, dan dapat dipercaya kebenarannya.
2. Data muka air pada saat pengukuran aliran diadakan, data muka air rendah untuk
menentukan besarnya debit terkecil, data muka air tertinggi, baik aliran tersebut
tertampung pada penampang sungai ataupun aliran melimpas, berguna untuk
menentukan debit terbesar.
3. Data titik aliran nol (zero flow), berguna untuk menentukan arah lengkung aliran
pada muka air rendah pada periode waktu tertentu.
4. Data penampang sungai, berguna untuk menentukan arah dan bentuk dari lengkung
aliran, serta berguna untuk memperkirakan debit banjir bila belum dilakukan
pengukuran aliran pada saat banjir.
5. Informasi tentang stabilitas dan materi dasar penampang sungai, serta sifat dari
bentuk morfologis sungai.
6. Sifat aliran, seperti informasi tentang kemiringan muka air, kecepatan aliran,
penyebaran arah aliran, sifat kenaikan dan penurunan muka air pada saat banjir dan
sebagainya.
Q = A' X V
3
Q = Debit, (m /det)
2
A' = Luas penampang basah (m )
V = Kecepatan aliran rata-rata (m/dt)
Apabila penampang sungainya teratur dan stabil, maka baik (A') maupun (V)
merupakan fungsi dari nilai tinggi muka air (H). Semua titik dengan koordinat-koordinat
(H,Q) pada grafik arithmatik akan merupakan garis lengkung. Suatu kenyataan bahwa
dari suatu penampang sungai di Indonesia pada umumnya adalah tidak teratur dan tidak
stabil, maka titik-titik dengan koordinat (H,Q) pada grafik arithmatik tidak terletak pada
suatu garis lengkung, kadang-kadang dua atau tiga lebih garis lengkung, tergantung
kondisi pada lokasi yang bersangkutan.
Q = a ( H - H0 ) b
dimana :
Q = debit
H = tinggi muka air
H0 = tinggi muka air pada aliran nol ( saat Q = 0 )
a dan b konstanta.
Data titik aliran nol ( H0 ), berguna untuk menentukan arah lengkung aliran pada tinggi
muka air rendah.
Cara yang baik untuk menentukan nilai H0 adalah dengan cara mengukur langsung pada
lokasi penampang sungai yang bersangkutan. Nilai H0 dapat juga diperkirakan dengan
menggunakan persamaan :
2
H1 H3 - H2
H0 =
H1 + H3 - 2H2
Nilai H1 dan H3 ditentukan berdasarkan nilai Q1 dan Q3 yang dipilih dari grafik, sedang
nilai H2 adalah tinggi muka air pada nilai debit sama dengan Q2 dengan syarat :
2
Q 2 = Q1 X Q3
Cara mencari H0 dapat juga dilakukan dengan metode grafis seperti di bawah ini.
Untuk mencari a dan b dapat dibantu oleh tabel dan dua buah persamaan di bawah ini.
(Y) - m log a - b (X) = 0
2
(XY) - (X) log a - b (X ) = 0
Contoh perhitungan :
Tabel 10.1. Perhitungan Hubungan Antara Tinggi Muka Air Dengan Debit Air Sungai
Urip
b = 1.5133861
a = 26.661
1,5133861
Q = 26,661 ( H - 0,217 )
Contoh :
Rumus : Q = AH2 + BH + C
A, B dan C adalah konstanta
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini, antara lain adalah:
1. Kita akan cepat menentukan lengkung aliran dari data-data pengukuran aliran, apalagi
jika perhitungannya memakai program komputer
2. Mudah melakukan perpanjangan (extention) lengkung aliran untuk muka air tinggi,
walaupun pada kondisi tertentu kebenarannya dapat diragukan.
3. Meskipun kurve dari lengkung aliran ini ditentukan dengan cara kwadrat terkecil,
tetapi penggunaan persamaan rating curve di atas kadang-kadang tidak tepat pada saat
muka air rendah. Hasil perhitungan dapat menghasilkan penyimpangan yang besar
pada muka air rendah.
1. Persamaan rating curve pada sungai alami atau SPAS yang tidak dibeton harus
dikontrol kebenarannya. Alasan penampang sungai mungkin telah berubah oleh
sedimentasi atau erosi dasar/tebing. Kalau kondisinya seperti itu, perlu dibuat rating
curve baru berdasarkan hasil pengukuran H dan Q.
Total suspensi yang diangkut oleh aliran sungai dapat dihitung dengan cara tak langsung,
yaitu dengan menggunakan grafik atau rumus regresi hubungan debit dengan debit
suspensi.
Bila sudah diperoleh data seperti tersebut di atas, maka langkah selanjutnya membuat
hubungan Q dan Qs dengan model :
Qs = a Qb
a dan b adalah konstanta regresi, dicari dengan teknik regresi biasa dengan terlebih
dahulu dilakukan transformasi logaritma dari nilai Qs dan Q.
Kalau model regresi sudah didapat dan ketelitiannya dapat diandalkan, maka debit
suspensi dapat diturunkan dari data aliran.
Berdasarkan penelitian-penelitian suspensi pada waktu aliran naik dan turun, meskipun
pada tinggi muka air yang sama.
Gambar 10.4. Perbedaan Konsentrasi Suspensi pada Aliran Naik dan Aliran Turun
Lengkung turun meskipun pada tinggi muka air yang sama atau debit sama. Oleh karena
itu untuk studi khusus ini perlu dibuat :
Kalau diketahui presentase muatan dasar (bed load) terhadap muatan suspensi, maka
dapat dihitung total sedimen yang keluar dari DAS.