Anda di halaman 1dari 15

N TERMINOLO PREFIX Root COMBININ SUFFIX MAKNA

O GI G FORM
1 Pneumonia Pneumon (paru- - 0/ Emia Radang paru
1.
paru) (penyak dengan
it) konsolidasi
yang
disebabkan
oleh
streptococcu
s
pneumonia,
2 Neutrofilia Neutro - 0/ phill( lo Leukosit
. (Partikel/materi/ko bus/gra granular
mponen) nular) matur yang
merupakan
polimorfonu
klear yamg
bersifat
fagositosis
terhadap
infeksi
pathogen
(virus dan
bakteri)
3 Lymphocyt Lymph Cyt 0/ Penia Berkurangny
openia (berhubungan (Sel) (miskin/ a jumlah
dengan limfe) kurang) limfosit
dalam darah
disebut juga
lymphopenia
,
4 Immunode immune - 0/ deficien Defisiensi
. ficiency (Kekebalan/daya cy respon imun
tahan tubuh) (Kekura atau
ngan) gangguan
yang
ditandai
dengan
kurangnya
respon imun.
5 Imunologis Imun (daya tahan - o/ logos Cabang ilmu
. tubuh) (Ilmu) biomedis
yang
mempelajari
respon
organisme
terhadap
pengenalan
antigen, self
and non self
1.

Referensi :

Dorland WA Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorlan Edisi 31. EGC : Jakarta

2. a. Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data klinis yang dilakukan dokter melalui wawancara
kepada pasien atau keluarga pasien atau saksi yang mengetahui riwayat penyakit pasien.
Wawancara ini dilakukan guna menggali kronologi penyakit pasien. Pada pasien dengan
kasus flu burung didapatkan gejala berupa demam > 38 derajat celcius, sakit tenggorokan,
flu, dan batuk dengan riwayat adanya dugaan kontak dengan unggas(ayam, itik, dan bebek)
yangsakit/mati atau dengan produk mentahnya.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan proses memeriksa kondisi tubuh pasien oleh seorang
ahli medis untuk mengetahui tanda klinis penyakit. Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada pemeriksaan auskultasi didapatkan suara ronkhi
basah di seluruh lapangan paru, kadang suara mengi sebagai manifestasi klinis dari sesak
yang berakhir dengan pneumonia.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan untuk
membantu penegakan diagnosa. Pemeriksaan penunjang diberikan kepada pasien apabila
masih terdapat beberapa kemungkinan penyakit yang muncul setelah dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :
1. Uji konfirmasi
a. Uji biakan/kutltur virus H5N1 untuk melihat struktur dari virus ini
b.Uji PCR terhadap antibody H5
c. Uji serologi meliputi :
1. IFA test untuk membuktikan adanya antigen positif menggunakan antibody
monoclonal influenza A (H5N1)
2. Uji neutralisasi didapatkan adanya kenaikan titer antibody spesifik influenza
A (H5N1) dalam paired serum menggunakan uji netralisasi
3. Uji penapisan meliputi :
Uji HI Test
Uji Rapid Test
Uji Elisa
2. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium pada pasien flu burung didapatkan hasil :
1.

1. Penurunan kadar Hb
2. Leukopenia
3. Lymphocytopenia
4. Nutrofilia
5. Trombositopenia (Kadar trombosit < 150.000)
3. Pemeriksaan kimia darah :
1. Penurunan albumin
2. Peningkatan SGPT/SGOT
3. Peningkatan ureum dan kreatinin
4. Pemeriksaan foto torax:
Didapatkan infiltrate difus yang meluas bilateral pada kedua sisi paru, dan dengan gambaran
pneumonia atipikal

Diagnostik :

Departemen Kesehatan RI membuat criteria diagnosis flu burung sebagai berikut:

1. Pasien dalam observasi

Dikatakan sebagai pasien dalam observasi apabali pada anamnesis didapatkan gejala demam
lebih dari 38 derajat celcius, kemudian ditemukan satu atau lebih dari gejala di bawah ini :

Batuk
Nyeri tenggorokan
Flu
Sesak napas
Pneumonia

2. Kasus suspek A1 H5 N1 (Under investigasi atau dalam pengawasan)

Seseorang yang menderita demam/panas lebih dari 38 derajat celcius kemudian diikuti dengan
satu atau lebih dari gejala berikut:

Batuk
Nyeri tenggorokan
Pilek
Sesak
Pneumonia
1.

Ditambah dengan satu atau beberapa keadaan berikut ini:

Pernah kontak dengan ayam/unggas yang sakit/mati yang tidak diketahui penyebabnya
atau bahan mentahnya dalam kurun waktu 7 hari terakhir sebelum gejala di atas
muncul
Pernah tinggal di wilayah dimana pada wilayah itu terjadi kematian unggas/ayam yang
tidak biasa dalam kurun waktu 14 hari terakhir sebelum gejala di atas muncul.
Pernah kontak dengan penderita konfirmasi mengidap flu burung dalam kurun waktu 7
hari terakhir sebelum gejala di atas muncul
Pernah kontak dengan specimen pasien AI khusunya bagi para pekerja laboratorium.
Pada pemeriksaan DL didapatkan leukopenia dengan kadar 3000/l 6
Pada HI test ditemukan antibody H5 dengan menggunakan eritrosit kuda atau elisa test
Atau didapatkan pasien meninggal akibat ARDS dengan satu atau beberapa gejala di
bawah ini :
1. Ditemukan adanya leukopenia atau limfositopenia (relative atau diff.count)dengan
atau tanpa disertai trombositopenia
2. Pada foto toraks dada ditemukan adanya gambaran pneumonia atipikal atau
infiltrate di kedua sisi paru yang makin meluas

3. Kasus probable Influenza A H5N1

Kriteria kasus suspek ditambah satu atau lebih keadaan di bawah ini!

HI test ditemukan adanya peningkatan minimum ada 4 x peningkatan terhadap H5


dengan menggunakan eritrosit kuda
Tes neutralisasi ditemukan adanya antibody spesifik menggunakan sampel tunggal
pada tes neutralisasi
Dalam waktu singkat dapat berkembang menjadi pneumonia berat/gagal
napas/meninggal dan terbukti tidak ada penyebab lain

4. Kasus konfirmasi influenza A (H5N1)

Kriteria suspek atau criteria probable dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :

Hasil biakan positif H5N1


PCR positif influenza A (H5N1)
Pada IFA test ditemukan adanya antigen positif dengan menggunakan antibody
monoclonal Influenza A (H5N1)
1.

Pada neutralisasi test ditemukan adanya peningkatan antiibodi spesifik sebanyak 4


kali dalam paired serum dengan uji netralisasi.

Kriteria rawat inap:

1. pasien dengan keadaan suspek H5N1 dengan kodisi klinis berat berupa sesak dan denyut
nadi lebih dari 100 kali/menit, keadaan umum lemah, dan kesadaran menurun

2. Suspek dengan gambaran leukopenia

3. suspek dengan gambaran radiologi berupa pneumonia

4. Kasus probable, dan kasus confirm

Pencegahan :

1. Promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan dalam hal ini dokter dan tenaga paramedic
lainnya akan bahaya flu burung

2. Publik private mix

3. kebijakan pemerintah pusat dan daerah

4. Vaksinasi

Pengobatan :

1. Pemberian Penghambat M2 seperti

Amantadin
Rimantidin
Dengan dosis 2x/hari 100 mg atau 5 mg/kgBB 3-5 hari

2. Penghambat protein neuraminidase :

Zanamivir
Oseltamivir
Dengan dosis 2x 75 mg selama 1 minggu

Prognosis

Penyakit ini terjadi secara progresif daign fatal akibat kemampuan antigenic shift dari virus
ini sehingga lebih mudah bereplikasi menjadi strain baru yang lebih virulen dan
dapatmengacaukan system imun inangnya. Oleh karena itu dibutuhkan pengobatan yang
1.

cepat, teratur, dan intensif mengingat penyakit ini dapat berakhir dengan kematian akibat
gagal napas.

Komplikasi

Pneumonia
ARDS
Penurunan berat badan

Edukasi :

Pada pasien yang telah dikonfirmasi mengidap influenza A (H5N1) sebaiknya menjaga
personal hygienenya misalnya mencuci tangan dan tidak menggunakan barang yang
memungkinkan dipakai berkali-kali yang dapat menjadi penularan influenza A

Referensi :

PAPDI.2012. Buku Ajar IPD Jilid III Edisi V. Interna Publishing :Jakarta

3. Penyakit-penyakit berupa kontak dengan binatang:

Avian Influenza (AI)


Rabies
Taenia Solium
Taenia saginata
Flu babi
Toksoplasmosis

Referensi :

KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. 2012. Buku Ajar Ilmu Kedokteran.Media


Aesculapius : Jakarta

4. Penyakit Re-Emerging

Infectious Disease (EID) adalah penyakit yang sebelumnya tidak pernah terjadi pada manusia
atau pernah terjadi pada populasi kecil di tempat yang terisolasi (NIH, 2012). Sedangkan
menurut Aldhigieri (2012) dari WHO, emerging infectious disease adalah penyakit baru yang
belum pernah terjadi sebelumnya, atau penyakit yang diketahui meningkat serta terancam
meningkat dalam sebaran insiden/geografis. Emerging disease dapat merupakan peningkatan
kejadian tak terduga pada spesies dan area yang diketahui
1.

Loscher dan Kramer (2010:40) mengklasifisikasikan emerging infectious disease ke dalam 4


jenis:

1. Emerging diagnosis as infectious disease (seperti: H. Pylori-associated disease,


Borreliosis, Hepatitis C&E, Cervical Carcinoma)
2. Newly emerging infectious disease (seperti: HIV/Aids, varian baru dari Creutzfeld-Jakob-
Disease, Norovirus, Japanese Encephalitis, Avian influenza H5N1, SARS, Hemorrhagic
fevers: Hanta dan Ebola, LAssa, Marburg, Cholera non 01 type atau Cholera 139, Human
ehrlichiosis, Monkeypox di Kongo, Nipahvirus enchepalitis, dan West nile fever);
3. Re-emerging disease (seperti: Dengue, Chikungunya, Cholera, Tuberculosis, Malaria,
Syphilis, Measles); dan
4. Emerging resistence of infectious disease (seperti: Multiresistant tuberculosis,
Multiresistant malaria, MRSA, HIV)
Referensi :

Ortiz JR and Uyeki TM. 2007. Emerging Infections. Ed. Ke-7. Washington, DC : ASM
Press.

Berikut contoh penyakit yang mengalami re-emerging

1. TUBERCULOSIS

Penyakit ini melanda seluruh dunia dan banyak terdapat didaerah tropis.Akhir-akhir ini
muncul kembali dan semakin banyak karena adanya HIV/AIDS.

Penyebab :mycobacterium tuberculosa.

Gejala: batuk > 2 minggu.nafsu makan berkurang,berkeringat malam hari,batuk darah.

Komplikasi : dapat menyerang diluar paru-paru misalnya kulit,tulang sampai ke otak.

Pengobatan :dengan short term the


1.

2. TYPHOID FEVER =DEMAM TIFOID=TYPHUS ABDOMINALIS

Penyebab :Salmonela typhosa

Masa inkubasi :7-20 hari.

Penularan :

lewat makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Gejala :

demam, lidah typhoid (kotor),gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.

Diagnosa pasti : Lab.Widal >1/ 200

Komplikasi:

perdarahan usus,perforasi usus dan kematian,bisa sampai ke otak,jantung dsb

Pencegahan : menjaga kebersihan makan minum

3. Cholera (kolera,muntah-berak)

Kejadian : India,Pakistan,Asia tenggara,Afrika dan sebagian Eropa.

Penyebab : Vibrio cholerae.

Gejala :

sedikit panas,muntah dan berak2 seperti air tajin dengan bau khas sekali.Timbul
kekurangan cairan (dehydrasi) dari ringan sampai berat.

Penyebaran : melalui makanan,air dan lalat.

Pencegahan:
1.

diagnosis yang cepat,isolasi, pelacakan sumber penularan,desinfeksi, kaporisasi dan


kebersihan lingkungan serta perorangan,KIE dan kerjasama lintas sektor.

Pengobatan:Tetracycline,infus kalau perlu.

4. Dysenteri :- basiler - amoeba

1. Dysenteri basiler.

Kejadian :

diseluruh dunia lebih2 didaerah tropis.

Penyebab:

Shigella sp.

Gejala:

berak2 demam tinggi,kadang2 berak darah.Bisa sampai dehydrasi.

Penularan :

kontaminasi makanan oleh feces/vomitus,serangga,lalat.

Pencegahan :

Air yang bersih,pembuangan feces di jamban,pengawasan makanan dari lalat


dsb,pengobatan terhadap penderita yang baik.

2. Dysenteri amoeba.

Kejadian :

diseluruh dunia,terutama didaerah tropis.

Penyebab :
1.

Entamoeba histolytica.

Gejala :

diare ringan tidak bercampur darah/bercampur darah sedikit,tidak begitu

panas.

Penularan :

makanan yang terkontaminasi,lalat dsb.,tangan penjamah makanan.

Pencegahan :

kebersihan perorangan yang baik,pembuangan feces yang aman,air minum

yang baik,pengendalian vektor dan tikus, pencucian bahan makanan,

5. Demam Berdarah Dengue. =Haemmorhagic fever.

Penyebab :

virus

Hewan perantara:

nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.

Nyamuk ini suka menggigit pada siang hari dan suka air bersih yang landasannya bukan
dari tanah misalnya pelepah pisang,tunggul bambu dll .Berkembang biak di air kemudian
di nyamuk dan ditularkan lewat gigitan nyamuk.

Jarak terbang +/- 100 meter.

Ditemukan didaerah tropis terutama di negara Asean dan Pacific Barat.

Gejala :
1.

panas tinggi,sakit kepala,kemudian 2-3 hari terjadi perdarahan.Perdarahan yang sering


terjadi adalah dibawah kulit,kemudian muntah dan buang air besar dengan darah.Kalau
perdarahan di lambung, penderita mengeluh nyeri ulu hati.Ada juga perdarahan di hidung
(epistaksis), di gusi dll.

Tanda :

adanya petechiae >10/cm2 adalah positif,pembesaran hati.

Laboratorium menunjukkan adanya penurunan thrombocyt <>20 % (normal 20-40


%), waktu perdarahan memanjang.Sekarang sdh ada pemeriksaan utk antigen virus nya.

Pencegahan :

3M yaitu menguras tempat air,menutup tempat air dan mengubur barang bekas ( Program
PSN).

Fogging pada waktu wabah,hanya semu belaka karena hanya membunuh nyamuk dewasa
saja,dan harus dilakukan 2X dengan jarak 1 minggu dan pada pagi hari.

PENCEGAHAN:

Pembersihan jentik

Misalnya PSN, Larvasidasi, menggunakan ikan sbg predator.

Mecegah dari gigitan nyamuk.

Misalnya dgn memakai kelambu , obat nyamuk ( bakar atau oles) , pakaian jangan
bergelantungan, dan penyemprotan.

Referensi :

PAPDI.2012. Buku Ajar IPD Jilid III Edisi V. Interna Publishing :Jakarta
1.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi imun seseorang yaitu:

1. Genetik
Kerentanan seseorang terhadap penyakit ditentukan oleh gen hla/mhc.
Genetis sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat dibuktikandangan suatu
penelitian yang dibuktikan bahwa pasangan anak kembar homozigot lebihrentan terhadap
suatu allergen dibandingkan dengan pasangan anak kembar yangheterozigot. Hal ini
membuktikan bahwa factor hereditas mempengaruhi system imun
2. Umur
Hipofungsi sistim imun pd bayi mudah infeksi, pada orang tua autoimun & kanker.
Usia juga mempengaruhi system imun, pada saat usia balita dan anak-anak systemimun
belum matang di usia muda dan system imun akan menjadi matang di usia dewasadan
akan menurun kembali saat usia lanjut
3. Metabolik
Penderita penyakit metabolik/ pengobatan
4. Stres
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas hormonseperti neuro-
endokrin, glukokortikoid dan katekolamin. Stres bahkan bisa berdampak buruk pada
produksi antibodi
5. Lingkungan dan nutrisi : mudah infeksi karena:
o eksposur
o berkurang daya tahan karena malnutrisi
6. Anatomis: pertahanan terhadap invasi m.o : kulit, mukosa
7. Hormone
Pada saat sebelum masa reproduksi, system imun lelaki dan perempuan adalahsama,
tetapi ketika sudah memasuki masa reproduksi, system imun antara keduanyasangatlah
berbeda. Hal ini disebabkan mulai adanya beberapa hormone yangmuncul.Pada wanita
telah diproduksi hormone estrogen yang mempengaruhi sintesis IgGdan IgA menjadi
lebih banyak (meningkat). Dan peningkatan produksi IgG dan IgAmenyebabkan wanita
lebih kebal terhadap infeksi. Sedangkan pada pria telah diproduksihormone androgen
1.

yang bersifat imunosupresan sehingga memperkecil resiko penyakitautoimun tetapi tidak


membuat lebih kebal terhadap infeksi.Olehkarenanya, wanita lebih banyak terserang
penyakit autoimun dan pria lebih sering terinfeksi.
8. Olahraga berlebihan
Olahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam tubuh.Pembakaran
yang berlebihan menghasilkan radikal bebas yang menyerang sel sistem kekebalan tubuh
dan menurunkan jumlahnya.
9. Tidur
Studi yang dilakukan oleh Michael Irwin dari Universitas Californiamenunjukkan bahwa
kurang tidur menyebabkan perubahan dalam jaringan sitokin
10. Fisiologis
o cairan lambung
o silia trakt.resp
o aliran urin
o sekresi kulit bersifat bakterisid
o enzim
o antibodi
11. Mikrobial
Bakteri: Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi bakteri bervariasi tergantung
bagian tubuh mana yang diinfeksi. Namun, gejala paling umum adalah
demam. Jika seseorang terkena infeksi bakteri di tenggorokan, maka ia
akan merasakan nyeri tenggorokan, batuk, dan sebagainya. Jika
mengalami infeksi bakteri di pencernaan, maka ia akan merasakan
gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi,mual, atau muntah. Dan
jika mengalami infeksi pada saluran kemih, maka ia akan merasakan
keinginan buang air kecil (BAK) yang terus menerus, BAK tidak
puas, atau bahkan nyeri saat BAK.
Virus: Gejala yang ditimbulkan oleh infeksi tergantung dari tipe virus, bagian
tubuh yang terinfeksi, usia dan riwayat penyakit pasien, dan faktor
lainnya. Gejala dari infeksi virus dapat mempengaruhi hampir seluruh
bagian tubuh. Gejala yang biasanya ditimbulkan antara lain gejala seperti
1.

flu (demam, mudah lelah, nyeri tenggorokan, nyeri kepala, batuk, pegal-
pegal, dan sebagainya), gangguan pencernaan (diare, mual, muntah,
dsb), rash (kemerahan di kulit), bersin-bersin, malaise, hidung berair dan
tersumbat, pembesaran kelanjar getah bening (KGB), pembengkakan
tonsil, atau bahkan turunnya berat badan.
Jamur: Kebanyakan jamur menginfeksi kulit, meskipun terdapat bagian tubuh
lain yang dapat terinfeksi seperti paru-paru dan otak. Gejala infeksi
kulit yang disebabkan oleh jamur antara lain gatal, kemerahan, kadang
terdapat rasa terbakar, kulit bersisik, dan sebagainya. Gejala lainnya
tergantung dari tempat yang terinfeksi.
Parasit: Kebanyakan dari infeksi parasit menyebabkan gejala pencernaan.
Gejala spesifik berdasarkan jenis infeksinya antara lain:

Malaria: penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan diperantarai


oleh nyamuk. Gejala yang sering muncul antara lain demam, menggigil,
dan penyakit seperti flu.
Trichomoniasis: penyakit yang disebabkan oleh hubungan seksual.
Gejala yang sering muncul antara lain gatal, kemerahan, iritasi, atau
cairan tidak wajar yang terdapat dari area genital.
Giardiasis: infeksi saluran pencernaan. Gejala yang sering muncul
antara lain diare, gas, gangguan lambung, feses yang berlendir,
dan dehidrasi.
Toksoplasmosis: gejala yang sering muncul seperti flu, kelenjar getah
bening yang membengkak dan nyeri, nyeri otot yang berlangusng
selama lebih dari sebulan.

Referensi :

FK UI. 2012. BUKU AJAR IMUNOLOGI. FK UI: JAKARTA

7. Identifikasi infeksi virus influenza A manusia dengan pemeriksaan laboratorium umumnya


dilakukan sesuai dengan anjuran WHO (2005),yaitu dengan mendeteksi antigen virus secara
1.

langsung, mengisolasi virus dalam biakan sel, atau mendeteksi RNA spesifik-influenza
dengan pemeriksaan reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR)
menggunakan pasangan primer yang spesifik untuk sekuens HA dan NA virus influenza
A/H5N1. Strategi tes laboratorium tahap pertama dari masingmasing spesimen adalah untuk
mendiagnosis infeksi virus influenza secara cepat, serta menyingkirkan kemungkinan infeksi
yang disebabkan oleh virus lain yang dapat menginfeksi saluran napas. Idealnya, hasil harus
sudah diperoleh dalam 24 jam
Referensi :
Depkes RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai