Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH ANGGARAN PENERIMAAN DAN PEMBELANJAAN

DAERAH (APBD) TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN WAJO

PROPOSAL

OLEH:

KASMA UMAR

214200178

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PAREPARE

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
dasarnya merupakan implementasi dari Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dalam bentuk rencana keuangan tahunan daerah
yang didalamnya memuat pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah. Sesuai dengan pasal 1 Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa APBD adalah
merupakan Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Selain melaksanakan hak-haknya, pemerintah daerah juga
memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya kepada pihak
publik. Kewajiban-kewajiban tersebut adalah sebagai pelayanan
kebutuhan dan kepentingan publik. Kewajiban-kewajiban tersebut
dapat berupa pembangunan berbagai fasilitas publik dan peningkatan
kualitas pelayanan terhadap publik. Untuk melaksanakan kewajiban-
kewajiban tersebut diperlukan pengeluaran-pengeluaran daerah.
Pengeluaran-pengeluaran daerah tersebut mempunyai kaitan terhadap
kewajiban-kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang.
Sesuai dengan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan negara sebagian kekuasaan Presiden tersebut
diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku pengelola
keuangan daerah. Untuk selanjutnya Pemerintah Daerah mengajukan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. Adapun fungsi APBD
dan kedudukan APBD menurut Ateng Syafruddin antara lain, sebagai
penetapan kewenangan kepada kepala daerah untuk melaksanakan
pembangunan daerah dan pelayanan kepada masyarakat, seperti
halnya kesehatan.
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat
beraktivitas dengan optimal. UUD 1945 mengamanatkan kepada
negara untuk memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Kesejahteraan
dapat dilihat dari berbagai aspek, di antaranya adalah adanya jaminan
kesehatan bagi setiap lapisan rakyat tanpa kecuali. Sebagaimana
tertuang dalam pasal 34 ayat 2 dan 3 UUD 1945 Berdasarkan
undangundang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan pasal 14 ayat 1 Pemerintah bertanggung jawab
merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. Dalam hal tersebut dalam pengembangan
kesejahteraan masyarakat sangat dibutuhkan bantuan dari pemerintah
terkait dengan biaya-biaya dan pelaksanaan berbagai program-
program untuk peningkatan kesehatan.
Dalam setiap perekonomian pemerintah perlu melakukan berbagai
jenis pembelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai
administrasi pemerintah, membangun dan memperbaiki struktur,
menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan dan membiayai
anggota polisi dan tentara untuk menjaga keamanan merupakan
pengeluaran yang tidak terelakkan pemerintah (Sukirno, 2004).
Dengan kata lain, pemerintah memiliki kewajiban mutlak dalam
mengumpulkan sumber-sumber dana (penerimaan) untuk membiayai
seluruh pengeluaran yaitu pengeluaran rutin (belanja rutin) dan
pengeluaran pembangunan. Agar terwujud sasaran yang tepat dalam
pengumpulan dana dan pembiayaan maka pemerintah menyusun
Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) untuk tingkat
daerah.
Dalam penelitian terdahulu Kebijaksanaan APBD dan
Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan dengan hasil
penelitian diantaranya, Kesejahteraan masyarakat kabupaten kota di
Provinsi Sulawesi Selatan secara signifikan ditentukan oleh 23,1%
variabel-variabel kebijaksanaan APBD, selebihnya 76,9% ditentukan
oleh variabel-variabel lainnya di luar model dan penelitian Pengaruh
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Kabupaten Jember Periode 1990 2014,
dengan hasil analisis diperoleh bahwa Realisasi anggaran belanja
pemerintah di bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur
berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan
manusia (IPM) di Kabupaten Jember. Hal ini membuktikan bahwa
realisasi anggaran belanjapemerintah di bidang pendidikan,kesehatan
dan infrastruktur yang jumlahnya relatifmeningkat akan menghasilkan
masyarakat yangberproduktivitas tinggi sehingga kapasitas produksi
tenaga manusia didalam proses pembangunan juga akan meningkat.
Pada tahun ini DPRD Kabupaten Wajo telah mengesahkan APBD
Kabupaten Wajo 2016 sebesar Rp 1,5 Triliun. Sidang paripurna di
Gedung DPRD Kabupaten Wajo ini didihadiri oleh Bupati Wajo HA
Burhanuddin Unru dan pimpinan DPRD Kabupaten Wajo yaitu Ketua
HM Yunus Wakil Ketua yaitu H Risman dan Rahman
Rahim.Penandatangan sendiri dan penyerahan Perda APBD 2016
langsung diterima oleh Bupati Wajo HA Burhanuddin Unru ditempat
yang sama. Dari 40 anggota DPRD 28 anggota yang hadir sehingga
rapat paripurna pengesahan dapat dilakukan. Bupati Wajo HA.
Burhanuddin Unru pada kesempatan itu mengatakan dengan
ditetapkannya APBD 2016 pemerintah daerah sudah memiliki arah
kebijakan yang jelas sesuai UU yang berlaku. Namun yang menjadi
pertanyaan setelah dana APBD tersebut yang sebesar Rp 1,5 Triliun
disahkan, apakah pengeloaan dana APBD tersebut juga dapat
member pengaruh terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis mengangkat judul
penelitian PENGARUH ANGGARAN PENERIMAAN DAN
PEMBELANJAAN DAERAH (APBD) TERHADAP KESEHATAN
MASYARAKAT DI KABUPATEN WAJO

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penganggaran penerimaan dan pembelanjaan daerah
(APBD) di Kabupaten Wajo?
2. Bagaimana tingkat kesehatan masyarakat pada dua tahun terakhir
di Kabupaten Wajo
3. Adakah pengaruh yang signifikan Anggaran Penerimaan dan
Pembelanjaan Pemerintah Daerah (APBD) terhadap kesehatan
masyarakat di Kabupaten Wajo?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis dan mengetahui peranan Anggaran
Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) dalam masyarakat di
Kabupaten Wajo.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui tingkat efektivitas kesehatan
masyarakat di Kabupaten Wajo.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Anggaran
Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) dengan peningkatan
kesehatan masyarakat di Kabupaten Wajo.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian ilmiah pada
bidang ilmu pengetahuan akuntansi keuangan daerah, khususnya
pengkajian tentang pengaruh Anggaran Penerimaan dan Belanja
Daerah (APBD) terhadap kesehatan masyarakat di Kabupaten
Wajo.

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbang saran terhadap
semua pihak khususnya kepada pemerintah daerah di Kabupaten
Wajo dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai