hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini
sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa
jika tidak segera ditangani.
Menurut World Health Organization (WHO), tercatat ada setidaknya 7.321 kasus
difteri yang tercatat di seluruh dunia pada tahun 2014. Di antara angka tersebut,
Indonesia turut menyumbang 394 kasus. Pada tahun 2015, angka kejadian difteri
di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 502 kasus. Namun Departemen
Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa 37 persen kasus ini terjadi
pada penderita yang belum mendapatkan imunisasi difteri.
Di Indonesia, difteri termasuk salah satu penyakit yang pencegahannya
dimasukkan ke dalam program imunisasi wajib pemerintah. Imunisasi difteri yang
dikombinasikan dengan pertusis (batuk rejan) dan tetanus ini disebut dengan
imunisasi DPT 3. Cakupan imunisasi ini sendiri di Indonesia cukup luas, yakni
sebesar 90-100 persen.