Anda di halaman 1dari 4

Autotitrator Karl Fisher

Autotitrator Karl Fisher adalah suatu alat analisis kuantitatif yang digunakan untuk
mengukur kadar air di dalam berbagai produk. Prinsip dari Autotitrator Karl Fisher
berdasarkan titrasi kulometri. SKOOG et all. (2004), mengemukakan perangkat alat
yang digunakan untuk titrasi kulometri pada dasarnya menggunakan sumber arus
tetap. Salah satu unsur penting pada metode titrasi adalah cara menentukan titik
akhir titrasi yang bermakna khusus dalam titrasi kulometri, karena penentuan titik
akhir titrasi menghitung jumlah arus listrik berdasarkan arus yang digunakan dan
waku, sebab itu teknik ini disebut titrasi kulometri.

Kulometri merupakan teknik elektroanalitik dimana total listrik yang


digunakan untuk elektrolisis diukur. Jumlah listrik yang diukur dalam satuan
Coulumb. Ada 2 metode kulometri yaitu Controlled-Potential (Potentiostatic
Coulometry dan Controlled-Current Coulometry atau yang lebih sering disebut
titrasi kulometri. Suatu analisis kulometri secara tidak langsung dilaksanakan
dengan menghasilkan suatu zat terlarut dengan cara elektrolisis yang dapat
bereaksi secara kuantitatif dengan zat yang dicari. Meskipun zat penitar tidak
dikeluarkan dari buret, teknik ini juga dikenal sebagai titrasi kulometri
(KHOPKAR,2010)/

Titrasi kulometri ini mengacu pada hokum Faraday yang menyatakan bahwa
bila sejumlah tertentu listrik dilewatkan melalui suatu elektrolit akan menghasilkan
suatu perubahan kimia pada elektroda yang besarnya sebanding dengan jumlah
listrik tersebut (KHOPKAR,2010). Syarat umum titrasi kulometri adalah spesi yang
dianalisa harus bereaksi secara kuantitatif dengan arus sebesar 100%, dengan kata
lain setiap Faraday arus listrik harus setara dengan satu equivalen zat analit. Satu
mol elektron sama dengan 96.485 Coulomb dan disebut Faraday. Titrasi kulometri
mempunyai kepekaan dua kali lebih besar dari prosedur konvensional. Presisinya
jauh lebih baik daripada metode analisis volumetri. Metode ini tidak cocok untuk
daerah konsentrasi tinggi, karena arus yang diperlukan menjadi besar dan
akibatnya efisiensi arus menjadi kurang dari 100% (DAY JR & UNDERWOOD,2002)

Instrumentasi yang digunakan untuk titrasi kulometri yaitu sumber arus


konstan, sel titrasi, saklar, penghitung waktu, dan perangkat pemantauan arus.
Sumber arus konstan pada titrasi kulometri adalah perangkat elektronik yang
mampu mempertahankan arus yang konstan sebesar 200 mA atau lebih. Waktu
elektrolisis dapat diukur dengan waktu digital
Gambar Sel Titrasi Kulometri (SKOOG et al.,2004)

Kerja dari sel Kulometri terdiri dari elektroda dimana reagen reagen
diproduksi dan elektroda bantu untuk menyempurnakan proses elektrolisis.
Elektroda kerja digunakan untuk membangkitkan reaktan atau sering disebut
sebagai eletroda generator. Elektrods generator biasanya terbuat dari platinum,
gulungan kawat atau kasa silinder dengan luas permukaan yang besar untuk
meminimaisisr efek polarisasi. Elektroda bantu biasanya berada di dalam medium
reaksi sintered glass disk untuk mencegah gangguan yang diakibatkan oleh produk
reaksi dari elektroda ini.

Penentuan pengukuran nilai kandungan air berdasarkan atas reaksi Bunsen


dan terjadi dalam alcohol (ROH), basa, SO2, dan Iodida. Pada elektroda generator,
titran I2 secaa anodik diproduksi dari iodide (I-).

2I- . I2 + 2e-

Alkohol dan SO2 bereaksi membentuk alkilsulfit. Ketika H2O hadir dalam
sisem, alkilsulfit dioksidasi oleh idodin menjadi alkilsulfat. Dua mol elektron
sebanding dengan satu mol H2O ketika H2O dan I2 bereaksi pada perbandingan 1 :
1 . Reaksinya adalah sebagai berikut:

ROH + SO2 + Basa Basa.H+ + ROSO2-

H2O + I2 + ROSO2- + 2 Basa ROSO3- + 2 Basa.H+I-

Reaksi totalnya :

ROH + SO2 + H2O + I2 + 3 Basa Basa.H+ + ROSO3- + 2 Basa.H+I-


Kadar air dari sampel yang dihitung berdasarkan jumlah elektron yang
ditransfer selama titrasi. Jumlah elektron yang ditransfer ditentukan oleh waktu
yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi elektrolit air dengan I2 dalam arus
yang konstan. Titik akhir titrasi terjadi ketika semua air bereaksi dengan I2
kelebihan I2 dalam larutan akan direduksi oleh elektroda platina berputar dan arus
akan bertambah. Keunggulan dari titrasi ulometri adalah tidak memerlukan
standarisasi titran, reagen dapat digunakan berkali- kali dan tidak memerlukan
banyak sampel (DOMINGUES,et al., 2010).
Distillation

Metode yang digunaan mengacu pada ASTM D95. Distillation atau dikenal dengan
istilah Dean and Stark Method digunakan untuk kandungan air dalam pelumas
terutama yang memiliki kandungan air rendah dan tinggi pada kisaran 0-25%.
Menurut American Society for Testing Material (ASTM D95,2010), jika pelumas
tersebut diduga mengandungan kandungan air rendah, maka volume sampel yang
digunakan sebanyak 100 mL, sedangkan jika pelumas tersebut diduga mengandung
kandungan air tinggi, maka volume yang digunakan sebanyak 25,00 atau 50,00 mL.

Water distillation dikenal juga dengan metode Aufhauser atau water trap.
Prinsip distillation ini berdasarkan perbedaan titik didih. Air memiliki titik didih 100C
sedangkan xylene memiliki titik didih +-140C. Air dipisahkan dari sampel dengan
cara destilasi menggunakan pelarut yang tidak dapat bercampur (immiscible) yaitu
xylene. Air yang terdestilasi akan tertampung dalam water trap atau dikenal juga
tabung bidwell. Air memiliki berjat jenis sebesar 1 g/cm3 , sedangkan xylene 0.86
g/cm3 . Oleh karena itu pada water trap air akan selalu berada di bawah pelarut
xylene. Kemudian, pelarut xylene dikembalikan ke labu didih menggunakan
kondensor Liebig.

Figure 1 Rangkaian Alat Distillation (ASTM 2012)

Anda mungkin juga menyukai