Anggota Kelompok :
Nurul Rohmah (5215131496)
Ramli Pardede (5215131510)
Lastiko Bramantyo (5215136241)
Bizar Alhamidi (5215131519)
Gita Semiarni (5215131511)
Risky Prameswari (5215134325)
Andre Manahan S (5215134359)
Assa Kesthy R (5215134333)
PendidikanTeknik Elektronika
Universitas Negeri Jakarta
Daftar isi
Kata pengantar.1
1.Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah..2
1.2 Perumusan Masalah3
1.3 Ruang Lingkup Masalah..3
1.4 Tujuan Penulisan..........3
2.Pembahaaan Materi
2.1.1 Sarana Berpikir Ilmiah...4
2.1.2 Tujuan Sarana Berpikir Ilmiah..4
2.1.3 Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah 4
2.2.1 Bahasa.5
2.2.2 Beberapa kekurangan Bahasa7
2.3.1 Matematika..8
2.3.2 Sejarah Perkembangan Matematika...8
2.3.3 Peranan Matematika sebagai Sarana Berpikir Ilmiah..9
2.4.1 Statistika.11
2.4.2 Sejarah Perkembangan Statistika.12
2.4.3 Statistika dan Berpikir induktif....13
3.Penutup
3.1 Kesimpulan...15
3.2 Daftar Pustaka..15
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berisi tentang Sarana Berpikir Ilmiah,makalah ini dibuat sebatas pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak E.S Triday
selaku dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian dan contoh Sarana Berpikir
Ilmiah.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.Untuk itu,kami berharap
adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran dan kritik yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
Bab 1
1.Pendahuluan
Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakaidalamseluruh proses
berpikir ilmiah yang dimana digunakan untuk menyampaikan jalan berpiki
tersebut kepada orang lain.
Matematika
Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir
deduktif.Berpikir deduktif adalah cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari
pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir
yang dinamakan silogismus.Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir
yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Statistika
Statistika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir induktif. Berpikir
Induktif adalah cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai
dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup
yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum
Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana
berpikir yang baik pula.Salah satu langkah ke arah penguasaan itu adalah mengetahui
dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan
proses berpikir ilmiah.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis
memperoleh hasil yang diinginkan,maka penulis mengemukakan beberapa rumusan
masalah.Rumusan masalah itu adalah:
Apakah sarana berpikir ilmiah itu ?......
Apakah perbedaan antara sarana berpikir ilmiah dengan metode ilmiah ?.......
Apa sajakah sarana-sarana berpikir ilmiah agar kegiatan berpikir ilmiah dapat
dilaksanankan dengan baik ?......
Contoh dari sarana-sarana berpikir ilmiah seperti bahasa,matematika,statistika
dalam kehidupan sehari-hari ?......
Bab 2
2.Pembahasan Materi
2.1.1 Sarana Berpikir Ilmiah
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana ilmiah merupakan suatu alat,
dengan alat ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat manusia melakukan
tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan tahapan tersebut.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena manusia berpikir mengikuti
kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat berpikir yang benar.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir
diperlukan untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir
ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika.Sarana berpikir
ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran
kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir
sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan dalam
pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain dapat mengikuti dan melacak kembali
proses berpikir untuk menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola
berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum.
2.2.1 Bahasa
Dapatkah anda bayangkan jika seandainya binatang dapat berbicara seperti
manusia.? Jika si didi sedang menanam pisang, maka monyet si didi tidak sekedar
mengernyit-ngernyitkan dahinya, melainkan dalam lantang akan berkata, bagi-bagi
dong Di, pisangnya..!! dan bukan hanya berhenti disitu saja, dia pun mungkin akan
belajar menanam pisang itu sendiri, sebab dengan menguasai bahasa kita akan
menguasai pengetahuannya juga. Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak
pada kemampuan berpikir melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Tanpa
mempunyai kemampuan berbahasa ini maka kegiatan berpikir secara sistematis dan
teratur tidak mungkin dapat dilakukan. Lebih lanjut lagi, tanpa kemampuan berbahasa
manusia tidak dapat mengembangkan kebudayaannya, sebab meneruskan nilai-nilai
budaya dari generasi yang satu kepada generasi selanjutnya manusia tak berbeda
dengan anjing atau monyet.
Manusia dapat berpikir karena mempunyai bahasa, tanpa bahasa manusia tidak
dapat berpikir rumit dan abstrak seperti dalam kegiatan ilmiah. Binatang tidak diberkahi
dengan bahasa yang sempurna sebagaimana kita miliki, oleh sebab itu maka binatang
tidak dapt berpikir dengan baik dan mengakumulasikan pengetahuanya lewat proses
komunikasi seperti kita mengembangkan ilmu. Karena bintang tidak mempunyai bahsa,
maka buah pikiran dan penemuan jenius itu tidak tercatat dan menghilang begitu saja.
Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dimana objek-objek yang
faktual ditransformasikan menjadi symbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Adanya
symbol yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu
secara berlanjut.
Kalau kita telaah lebih lanjut, bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni buah
pikiran, perasaan, dan sikap. Dalam komunikasi ilmiah sebenarnya proses komunikasi
itu harus terbebas dari unsure motif ini agar pesan yang disampaikan bias diterima
secara reproduktif, artinya identic denga peran yang dikirimkan. Namun dalam
prakteknya hal ini sukar untuk dilaksanakan kecuali informasi yang terdapat dalam buku
pedoman telepon.
Pertama => Bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaian bunyi. Sebenarnya
kita dapat berkomunikasi dengan mempergunakan alat lain, umpamanya saja
dengan menggunakan bahasa isyarat, namun manusia mempergunakan bunyi
sebagai alat komunikasikasi yang paling utama. Komunikasi mempergunakan
bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal.
Kedua => Bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk
suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata malambangkan
suatu objek tertentu. Umpamanya perkataan gunung dan burung merpati
sebenarnya merupakan lambang yang kita berikan kepada kedua objek tersebut.
Bila objek tersebut kita lambangkan dengan bunyi gunung sedangkan bagi
bahasa lain dilambangkan dengan mountain dalam bahasa inggris atau jaba
dalam bahasa arab, demikian juga dengan merpati.
Manusia mengumpulkan lambang-lambang ini dan menyusun apa yang kita
kenal sebagai perbendaharaan kata-kata.Perbendaharaan ini pada hakikatnya
merupakan akumulasi pengalaman dan pemikiran mereka.Artinya dengan
perbendaharaan kata-kata yang mereka punyai maka manusia dapat
mengkomunikasikan segenap pengalaman dan pemikiran mereka. Inilah yang
menyebabkan bahasa terus berkembang yakni karena disebabkan pengalaman dan
pikiran manusia yang juga berkembang. Adanya lambang-lambang ini memungkinkan
manusia dapat berpikir dan belajar dengan lebih baik.
Adanya bahasa ini memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu dalam benak
kepala kita,meskipun objek yang sedang kita pikirkan tersebut tidak berada didekat kita.
Manusia dengan kemampuan berbahasa memungkinkan untuk memikirkan sesuatu
masalah terus-menerus. Lainpulanya dengan binatang, karena mereka tidak
mempunyai bahasa seperti apa yang kita punya, maka mereka baru bias berpikir jika
objek itu berada di depan matanya. Perbedaan pindidikan antara manusia dengan
binatang terutama terletak pada tujuanya: manusia belajar agar berbudaya sedangkan
binatang belajar untuk mempertahankan jenisnya.
Dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga
dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Namun
bukan itu saja, dengan bahasa kitapun dapat mengekspresikan sika dan perasaan kita.
Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni dunia pengalaman
yang nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa. Disamping
pengetahuan manusia mencoba memberi arti kepada semua gejala fisik yang
dialaminya. Seni merupakan kegiatan ekstetik yang banyak mempergunakan aspek
emotif dari bahasa baik itu seni suara maupun seni sastra dalam hal ini bahasa bukan
saja dipergunakan untuk mengemukakan perasaan itu sendiri melainkan juga
merupakan ramuan untuk menjenakan pengalaman yang ekspresif tadi.
Komunikasi ilmiah mensyaratkan bentuk komunikasi yang sangat lain dengan
kominikasi ekstetik. Komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang
berupa pengetahuan. Agar komunikasi ilmiah ini berjalan dengan baik maka bahasa
yang dipergunakan harus terbebas dari unsur-unsur emotif. Kominikasi ilmiah harus
bersikap repoduktif artinya bila sipengirim informasi x yang diterima harus merupakan
reproduksi yang benar-benar sama dari informasi x yang dikirimkan. Oleh sebab itu
maka proses komunikasi ilmiah harus bersikap jelas dan obyektif yakni terbebas dari
unsur-unsur emotif. Hal ini harus kita lakukan untuk mencegah si penerima komunikasi
memberi makna lain yang berbeda dengan makna yang kita maksudkan.
Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan
informasi tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan
pengetahuan tersebut. Untuk mampu mengkomunikasikan suatu pernyataan dengan
jelas maka seseorang harus menguasai kata bahasa yang baik. Pengetahuan tata
bahasa dengan baik merupakan syarat mutlak bagi komunikasi ilmiah yang benar.
Karya ilmiah juga mempunyai gaya penulisan yang pada hakikatnya merupakan usaha
untuk mencoba menghindari kecenderungan yang bersifat emosional bagi kegiatan seni
namun merupakan kerugian bagi kegiatan ilmiah oleh sebab itu gaya penulisan ilmiah,
dimana tercakup didalamnya pengguanaan tata bahasa dan penggunaan kata-kata,
harus diusahakan sedemikian mungkin untuk menggunakan unsur-unsur emotif ini
seminimal mungkin.
2.3.1 Matematika
Matematika dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain mempunyai
karakteristik tersendiri.Banyak para ahli menyebutkan bahwa matematika itu
berhubungan dengan ide-ide atau konsep-konsep yang abstrak yang penalarannya
bersifat deduktif, namun orang-orang sering menyebut matematika itu ilmu hitung.
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar
atau hal yang dipelajari, sedang dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu
pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika memiliki bahasa dan
aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur
atau keterkaitan antar konsep yang kuat. Unsur utama pekerjaan matematika adalah
penalaran deduktif yang bekerja atas dasar asumsi (kebenaran konsistensi). Selain itu,
matematika juga bekerja melalui penalaran induktif yang didasarkan fakta dan gejala
yang muncul untuk sampai pada perkiraan tertentu. Tetapi perkiraan ini, tetap harus
dibuktikan secara deduktif, dengan argumen yang konsisten.Dari segi pengetahuan, arti
matematika sangat luas dan dapat dikelompokkan dalam subsistem sesuai dengan
semesta pembicaraannya. Dalam setiap subsistem itu ada objek pembicaraan, ada
metode pembahasan dan selalu dipenuhi keajegan (konsistensi) pembahasan. Menurut
Karso (1994:16) matematika adalah ilmu deduktif tentang struktur yang terorganisir,
sebab berkembang dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke
aksioma dan ke teori.Anton Moeliono dalam Amin Suyitno (1997: 1) berpendapat bahwa
matematika sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai
bilangan. Sedangkan menurut Mohammad Soleh (1998: 12) pada dasarnya objek
pembicaraan matematika adalah objek abstrak, metodologinya adalah deduktif, yaitu
berawal dari pengertian dan pernyataan lalu diturunkan dari pengertian dan pernyataan
pangkal sebelumnya yang telah dijelaskan atau dibuktikan kebenarannya.Berdasarkan
penjelasan di atas ditarik suatu kesimpulan bahwa matematika sebagai ilmu deduktif
berkaitan struktur yang terorganisir, berkembang dari unsur yang tidak didefinisikan ke
unsur yang didefinisikan ke aksioma dan ke teori, di mana objek pembicaraannya
abstrak,serta selalu dipenuhi keajegan (konsistensi) pada pembahasannya.
6.Menarik kesimpulan
Kemampuan ini meliputi antara lain: kemampuan menarik kesimpulan dari suatu hasil
hitungan atau npengertian suatu rumus.
7. Membuat kalimat atau model matematika
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan secara sederhana dari fonemana
dalam kehidupan sehari-hari ke dalam model matematika atau sebaliknya,dengan
model ini diharapkan akan mempermudah penyelesainnya.
8.Membuat interpretasi bangun geometri
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan menyatakan bagian-bagian dari
bangun geometri dasar maupun ruang dan memahami posisi dari bagian-bagian itu.
9.Memahami pengukuran dan satuannya
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan memilih satuan ukuran yang
tepat,melakukan estimasi,mengubah satuan ukuranke satuan lainnya.
10.Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainnya dalam matematika
Kemampuan ini antara lain meliputi: kemampuan dalam menggunakan alat-alat hitung
dalam matematika seperti menggunakan table matematika,kalkulator,dan komputer.
Sementara itu dalam tujuan umum pendidikan matematika (Depdiknas, 2002: 3)
meyebutkan berbagaiu peranan metematika sebagai sarana berpikir ilmiah ditekankan
pada kemampuan untuk memiliki:
1.Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam
memecahkan masalah matemtika,pelajaran lain,ataupun masalah yang berkainan
dalam kehidupan nyata,
2.Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi,
3.Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat
dialih gunakan pada setiap keadaan seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir
sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan
menyelesaikan suatu masalah.
Kemampuan-kemampuan di atas berguna bagi seseorang untuk berpikir ilmiah
dalam pendidikan dan berguna untuk hidup dalam masyarakat, termasuk bekal dalam
dunia kerja.
2.4.1 Statistika
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir.
Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara
teratur dan cermat. Penguaaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang
bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah
yang baik tidak dapat dilakukan.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika dan
statistika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan
cermat.