Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN PRESTASI BELAJAR

PADA ANAK KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MAASING


KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO
I Dewa Ayu Made Indrayani*, Nova H. Kapantow*, Nita Momongan*
* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Latar Belakang: Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang peling umum terjadi, baik di negara maju
maupun di negara sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan, seperti anak-
anak, remaja, ibu hamil, serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia
gizi besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas
terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui kondisi
gangguan fungsi hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan banyak reaksi metabolik
tubuh. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun. Bukti yang
tersedia menunjukkan gangguan pada perkembangan psikomotor dan kemampuan intelektual serta perubahan
perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat besi. Banyak penelitian meperlihatkan adanya keterkaitan antara
anemia defisiensi zat besi pada anak-anak dengan perkembangan motorik dan kognitif yang buruk serta
masalah prilaku. Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar
hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan
Maasing yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian adalah semua siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar
di Kelurahan Maasing yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 61 orang. Pengukuran kadar hemoglobin
(Hb) menggunakan metode sahli. Hasil belajar didapatkan melalui nilai hasil evaluasi belajar semester.
Penelitian: Untuk melihat pengaruh kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar digunakan analisa bivariat
dengan menggunakan fishers exact pada tingkat kemaknaan 95%. Diperoleh taraf signifikan atau nilai p
sebesar 1,000 yakni lebih besar dibandingkan = 0,05.
Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi
belajar siswa.

Kata Kunci: Kadar Hemoglobin (Hb), Prestasi Belajar.

ABSTRACT
Background: Deficiency is iron constitutes deficiency nutrient that peeling generically happens, well at forward
state and also at state is amends. Deficiency is iron particularly attack vulnerable faction, childlike, stripling,
pregnant mother, and employ gets low production. deficiencys classic ala concerned by iron nutrient anemia.
But since 25 the last year a lot of prove point out that deficiency ascendant iron extends to learning ability and
work productivity. deficiency Fe influence especially via logistic invasive condition hemoglobin which constitute
needful transport O2 tool a lot of metabolic reaction body. Said that on anemia condition energies deep
concentration study to visually down. Available prove point out trouble on formative psychomotor and
intellectual ability and after behavior change happens deficiencys anemia iron substance. There are many
research show marks sense relevance among deficiencys anemia iron substance on children with formative
motoric and cognitive what does deteriorate and behavior problem. A research was done by aim to know
relationship among titrates hemoglobin (Hb) with learned achievement on child brazes 4 and 5 Elementary
Schools at Maasing sub-district Tuminting district Manado's City.
Observational method: This research constitute observational research type analytic with cross sectional's
approaching. Population in observational it is exhaustive student braze 4 and 5 Elementary Schools at Maasing
sub-district that total 86 person. Sample in observational is all student braze 4 and 5 Elementary Schools at
Maasing sub-district that accomplish research criterion as much 61 person. Measurement titrates hemoglobin
(Hb) utilizing Sahli method. Learned result to be gotten point thru result evaluates to study semester.
Research: To see hemoglobin rate influence (Hb) with learned achievement to be utilized bivariate analysis by
use of fisher exact on increases trusty zoom 95%. Gotten by significant level or point p as big as 1,000 namely
more outgrow than = 0,05.
Conclusion: It points out that no relationship among titrates hemoglobin (Hb) with students learned
achievement.

Key word: Hemoglobin rate (Hb), Learned achievement.

1
PENDAHULUAN tetapi makanan yang menghambat seperti teh,
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah dan infeksi parasit, terutama malaria dan
kesehatan masyarakat, namun cacing tambang juga memainkan peranan.
penanggulangannya tidak dapat dilakukan Banyak penelitian meperlihatkan adanya
dengan pendekatan medis dan pelayanan keterkaitan antara anemia defisiensi zat besi
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah pada anak-anak dengan perkembangan motorik
gizi adalah multifaktoral, oleh karena itu dan kognitif yang buruk serta masalah prilaku
pendekatan penanggulangannya harus (Gibney dkk, 2009).
melibatkan berbagai sektor terkait (Supariasa Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang
dkk, 2002). paling umum terjadi, baik di negara maju
Kualitas sumber daya manusia (SDM) maupun di negara sedang berkembang.
merupakan syarat mutlak menuju Defisiensi besi terutama menyerang golongan
pembangunan di segala bidang. Status gizi rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil,
merupakan salah satu faktor yang sangat serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara
berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia gizi
terkait dengan kecerdasan, produktivitas, dan besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak
kreativitas (Adriani & Wirjatmadi, 2012a). bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi
Anak sekolah merupakan aset negara yang berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar
sangat penting sebagai sumber daya manusia dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009).
bagi keberhasilan pembangunan bangsa Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui
(Moehji, 2003). kondisi gangguan fungsi hemoglobin yang
Pada periode anak menjalani pendidikan dasar merupakan alat transport O2 yang diperlukan
merupakan titik awal anak mengenal sekolah banyak reaksi metabolik tubuh. Dikatakan
dan anak mengalami perkembangan kognitif bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi
(perkembangan memori, perkembangan dalam belajar tampak menurun (Sediaoetama,
pemikiran kritis, perkembangan kreativitas, 2010). Bukti yang tersedia menunjukkan
dan perkembangan bahasa). Karena itu, saat ini gangguan pada perkembangan psikomotor dan
anak benar-benar membutuhkan perhatian dan kemampuan intelektual serta perubahan
dukungan dari orang tua dalam menghadapi perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat
perkembangan yang pesat. Anak memerlukan besi (Gibney dkk, 2009).
nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses Penelitian yang dilakukan oleh Annas (2011)
berpikir, belajar dan beraktivitas tidak pada 65 siswa kelas VIII MTs Al Asror
terhambat (Devi, 2012). Kecamatan Gunungpati Kota semarang
Prestasi belajar adalah hasil atau taraf menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang
kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengalami anemia 17 (81,0%) mempunyai
mengikuti proses belajar mengajar dalam prestasi belajar kurang dan 4 (19,0%) siswa
waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah mempunyai prestasi belajar baik. Sebaliknya
laku, keterampilan dan pengetahuan dan dari 44 siswa yang tidak anemia, 2 (4,5%)
kemudian akan diukur dan dinilai yang diantaranya mempunyai prestasi belajar kurang
kemudian diwujudkan dalam angka atau dan 42 (95,5). Berdasarkan hasil uji statistik
pernyataan. Prestasi belajar disekolah sangat membuktikan bahwa status hemoglobin
dipengaruhi oleh kemampuan umum yang berpengaruh terhadap prestasi belajar.
diukur oleh intelligence quotient (IQ). IQ yang Berdasarkan latar belakang di atas maka
tinggi dapat dapat meramalkan sukses terhadap peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
prestasi belajar, namun tidak dapat menjamin mengenai hubungan antara kadar hemoglobin
sukses dimasyarakat. Prestasi belajar siswa (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4
bukan semata-mata karena kecerdasan siswa dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing,
saja tetapi ada faktor lain yang dapat karena letak geografis Kelurahan Maasing
mempengaruhi prestasi belajar tersebut (Syah, yang terletak di daerah pesisir dianggap
2010). mampu mewakili penelitian ini yang ditujukan
Penyebab utama anemia di negara-negara maju pada kadar hemoglobin (Hb) dan prestasi
adalah ketidak cukupan asupan besi yang belajar anak-anak yang ada di daerah pesisir.
tersedia secara hayati dari makanan. Di negara-
negara berkembang, asupan makanan yang
tidak adekuat juga menjadi penyebab utama,

2
METODE Data sekunder meliputi profil sekolah, jumlah
Jenis penelitian yang digunakan adalah seluruh anak Sekolah Dasar yang ada di
penelitian observasional dengan menggunakan Kelurahan Maasing, yang didapat dari Kepala
metode analitik dengan pendekatan Sekolah SD Negeri 83 dan SD Negeri 122,
crossectional yang mengkaji hubungan antara nilai hasil belajar matematika (nilai ujian
kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 semester terakhir) yang diperoleh dari wali
dan 5 SD di Kelurahan Maasing Kecamatan kelas 4 dan 5 dan data karakteristik responden.
Tuminting Kota Manado. Analisis Data:
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari- 1. Analisis univariat menggunakan tabel
Mei 2013 pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah distribusi frekuensi untuk memperoleh
Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan informasi secara umum mengenai
Tuminting Kota Manado. karakteristik responden dan variabel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penelitian.
anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan 2. Analisis bivariat mengetahui hubungan
Maasing yang berjumlah 86 siswa. kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak
Jumlah sampel penelitian adalah semua anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan
kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Kota
Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado Manado, menggunakan uji Fisher's Exact
yang memenuhi kriteria penelitian yaitu pada tingkat kemaknaan 95% ( = 0,05).
sebanyak 61 orang dengan kriteria inklusi dan Analisa data dengan menngunakan bantuan
eksklusi, yaitu: komputer program Statistic Program for Social
1 Kriteria Inklusi Science (SPSS) versi 19.
Kriteria inklusi dari sampel penelitia yaitu:
a. Bersedia menjadi sampel. HASIL
2. Kriteria Eksklusi SD Negeri 83 terletak di Kelurahan Maasing
Kriteria inklusi dari sampel penelitian yaitu: Kecamatan Tuminting Kota Manado. SD
a. Sedang sakit pada saat pengambilan data. Negeri 83 Manado merupakan sekolah inti
b. Tidak hadir saat pengambilan darah. sebelum akhirnya dimekarkan/ditambah
c. Sedang haid. dengan 1 unit sekolah lagi yang masih satu
Variabel Penelitian: atap, yaitu SD Negeri 122 Manado. Jumlah
1. Kadar hemohlobin (Variabel Independen) anak sekolah SD Negeri 83 Manado sampai
2. Prestasi belajar (Variabel Dependen) saat ini berjumlah 128 siswa. SD Negeri 122
Instrumen Penelitian: terletak di Kelurahan Maasing Kecamatan
1. Data umum tentang identitas responden Tuminting Kota Manado. SD Negeri 122
dikumpulkan melalui metode wawancara merupakan pemisahan dari SD Negeri 83,
dengan menggunakan kuesioner. dikarenakan jumlah penduduk yang padat di
2. Torniquet, jarum 3 cc sekali pakai, kapas Kelurahan Maasing sehingga tidak cukup
alkohol 70%, tabung EDTA merah, hanya dengan 1 sekolah saja. Maka
tabung EDTA ungu dan plaster untuk didirikanlah SD Negeri 122 yang letaknya
melakukan pengambilan darah. bersebelahan dengan SD Negeri 83. Jumlah
3. Pipet Hemoglobin, alat sahli, pipet pastur siswa di SD Negeri 122 sampai saat ini
dan pengaduk. berjumlah 132 orang.
4. Data kadar feritin didapatkan dengan Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah
melakukan tes darah di Laboratorium Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu
dengan immunoassay dengan teknik Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah
ELISA untuk kadar feritin dan teknik sahli Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada
untuk kadar hemoglobin. penelitian ini berjumlah 61 orang.
5. Alat tulis menulis.
6. Komputer untuk mengolah data,
menggunakan program Statistic Program
for Social Science (SPSS) versi 19 untuk
pengolahan data secara statistik.
Data primer meliputi data yang didapatkan
melalui pengukuran kadar Feritin, kadar Hb
dan data identitas responden.

3
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa sebanyak 2
Kadar Feritin orang (100%) yang kadar Hb rendah memiliki
Kadar Jumlah
prestasi belajar baik. Sedangkan dari 59 orang
Feritin Persen (%) yang kadar Hb-nya normal terdapat 11 orang
(n)
(18,6%) yang prestasi belajarnya kurang dan
Normal 55 90,2 48 orang (81,4%) yang prestasi belajarnya
Rendah 6 9,8 baik. Selanjutnya dengan hasil uji Fisher's
Total 61 100 Exact Test pada tingkat kemaknaan 95%
diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar
1,000 yakni lebih besar dibandingkan =0,05.
Tabel 1 menunjukkan jumlah responden yang
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
kadar Feritin-nya rendah sebanyak 6 orang
hubungan antara kadar Hb dengan prestasi
(9,8%) dan responden dengan kadar Feritin
belajar siswa.
normal sebanyak 55 orang (90,2%)
PEMBAHASAN
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah
Kadar Hemoglobin (Hb)
Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu
Kadar Jumlah (n) Persen (%)
Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah
Hemoglobin
Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada
Normal 59 96,7
Rendah 2 3,3 penelitian ini berjumlah 61 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling
Total 61 100 banyak responden memiliki kadar Feritin yang
normal atau tidak anemia gizi besi yaitu
Tabel 2 menunjukkan jumlah responden yang sebanyak 90,2% responden. Kadar Feritin yang
memiliki kadar Hb rendah sebanyak 2 orang normal dipengaruhi oleh konsumsi zat besi
(3,3%) dan responden dengan kadar Hb normal dalam tubuh. Kadar Feritin serum
sebanyak 59 orang (96,7%). mencerminkan status simpanan total zat besi
dalam tubuh. Umumnya pengukuran kadar
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Feritin dianggap sebagai pemeriksaan pilihan
Prestasi Belajar untuk memperkirakan besarnya simpanan zat
Prestasi Jumlah (n) Persen (%) besi (Gibney dkk, 2009).
Belajar Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan
Baik 50 82 sebanyak 9,8% responden memiliki kadar
Kurang 11 18 Feritin rendah. Rendahnya asupan zat besi
sering terjadi pada orang-orang yang
Total 61 100 mengkonsumsi bahan makananan yang kurang
beragam dengan menu makanan yang terdiri
Hasil penelitian seperti terlihat pada Tabel 3 dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging,
menunjukkan sebagian besar dari prestasi unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi.
belajar responden berada pada kategori baik, Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena
yaitu sebanyak 50 orang (82%) dan sebanyak susunan makanan yang salah baik jumlah
11 orang (18%) memiliki prestasi belajar yang maupun kualitasnya yang disebabkan oleh
kurang. kurangnya penyediaan pangan, distribusi
makanan yang kurang baik, kebiasaan makan
Tabel 4. Hubungan Antara Kadar Hb dengan yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan
Prestasi Belajar Siswa (Masrizal, 2007).
Prestasi Belajar Berdasarkan penelitian sebesar 96,7% kadar
Kadar
Baik Kurang Total p* Hb responden normal. Kadar Hb yang normal
Hemoglobin
n (%) n (%) dipengaruhi oleh konsumsi zat besi dalam
tubuh. Hb merupakan senyawa pembawa
Normal 48 11 59 oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin
(81,4) (18,6) (100) dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100
1,000
Rendah 2 0 (0) 2
ml darah dapat digunakan sebagai indeks
(100) (100)
* Fisher's Exact Test
kapasitas pembawa oksigen pada darah.
Kandungan hemoglobin yang rendah dengan

4
demikian mengindikasikan anemia (Supariasa tua terhadap proses belajar anak di rumah dan
dkk, 2002). Hemoglobin adalah zat warna kebutuhan gizi anak. Menurut Slameto (2010)
dalam sel darah merah yang berguna untuk anak yang belajar akan menerima pengaruh
mengangkut oksigen dan karbondioksida. dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,
Mioglobin dan hemoglobin ialah zat warna relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
merah pada daging yang tersusun oleh protein tangga dan ekonomi keluarga.
globin dan heme yang mempunyai inti berupa Berdasarkan hasil analisa statistik dalam
zat besi. Heme merupakan senyawa yang penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada
terdiri dari dua bagian, yaitu atom zat besi dan hubungan yang bermakna antara kadar Hb
suatu cincin plana yang besar yaitu porfirin dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5
(Sandjaja dkk, 2009). Hemoglobin adalah SD di Kelurahan Maasing (p=1,000). Pada
parameter yang digunakan secara luas untuk dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi
menetapkan prevalensi anemia (Supariasa dkk, belajar atau prestasi belajar tidak hanya
2002). ditentukan oleh kadar Hb darah. Hal ini sesuai
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sekitar dengan penelitian yang dilakukan oleh
3,3% responden memiliki kadar Hb rendah. Malonda dkk (2012) pada siswi SMP Negeri
Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada 11 Manado dengan jumlah sampel 55 siswi
orang-orang yang mengkonsumsi bahan yang hasilnya menunjukkan bahwa tidak
makananan yang kurang beragam dengan terdapat hubungan antara kejadian anemia
menu makanan yang terdiri dari nasi, kacang- dengan hasil belajar. Namun hasil penelitian
kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan ini tidak sesuai dengan teori-teori yang
yang merupakan sumber zat besi. Gangguan menunjukkan bukti bahwa defisiensi besi
defisiensi besi sering terjadi karena susunan berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar
makanan yang salah baik jumlah maupun dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009).
kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya
penyediaan pangan, distribusi makanan yang konsentrasi dalam belajar tampak menurun
kurang baik, kebiasaan makan yang salah, (Sediaoetama, 2010).
kemiskinan dan ketidaktahuan (Masrizal, Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan
2007). Kadar Hb juga dapat dipengaruhi oleh penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana
kebiasaan makan pagi (Tandirerung dkk, (2012) pada siswa SD kelas IV, V dan VI di
2013). Defisiensi zat besi dalam waktu lama Desa Mudal yang menunjukkan ada hubungan
akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi antara kejadian anemia gizi besi dengan
besi (Muchtadi, 2009). Zat besi penting untuk prestasi belajar siswa. Penelitian serupa
pembentukan sel darah merah, sehingga dilakukan oleh Saadah & Santosa (2010) pada
kekurangan zat ini bisa menimbulkan anemia siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Magetan
atau penyakit kurang darah. Sel darah merah dengan jumlah sampel 150 siswa, yang
punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan
tubuh. Jika terjadi kekurangan, anak akan antara kadar Hb dengan prestasi belajar siswa.
kekurangan oksigen secara kronis. Akibatnya Berdasarkan penelitian terlihat bahwa
anak menjadi lesu, cepat lelah, tidak sebanyak 100% responden memiliki kadar Hb
bersemangat dan bisa mengalami berbagai rendah tetapi memiliki prestasi belajar baik.
penyakit (Devi, 2012). Hal ini pada dasarnya tidak sesuai dengan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan penelitian-penelitian di Indonesia yang
bahwa 82% responden yang memiliki prestasi dilakukan oleh Soemantri (1985) dan
belajar yang baik. Faktor sekolah Almatsier (1989) yang menunjukkan
mempengaruhi belajar baik mencakup metode peningkatan prestasi belajar pada anak-anak
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa sekolah dasar bila diberikan suplemen besi.
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, dijelaskan oleh Lozoff dan yodium pada tahun
keadaan gedung, metode belajar dan tugas 1988. Beberapa bagian dari otak mempunyai
rumah (Slameto, 2010). kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan besi yang dipengaruhi oleh transport transferin.
bahwa 18% responden yang memiliki prestasi Pollit pada tahun 1970-an terkenal dengan
belajar yang kurang. Prestasi belajar anak bisa penelitian-penelitian yang menunjukkan
dipengaruhi oleh perhatian dan motivasi orang perbedaan antara keberhasilan belajar anak-

5
anak yang menderita anemia gizi besi dengan dilakukan oleh orang-orang yang ada
anak-anak yang sehat (Almatsier, 2009). disekitarnya (Slameto, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 0% Apabila kadar Hb normal atau tidak anemia,
reponden yang memiliki kadar Hb rendah dan maka tingkat konsentrasi belajar juga akan
memiliki prestasi belajarnya kurang. Hasil baik. Hal ini berdampak positif pada prestasi
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada belajar anak. Dalam penelitian ini terdapat
pengaruh kadar Hb yang rendah terhadap 81,4% responden yang memiliki kadar Hb
prestasi belajar seseorang. Hal ini tentunya normal dan memiliki yang prestasi belajar
tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian
Almatsier (2009) yang mengatakan bahwa yang dilakukan oleh Sinaga (2005) pada murid
pada anak-anak yang kekurangan besi SD Negeri No.173728 Lobutua Kecamatan
menimbulkan apatis, mudah tersinggung, Palipi Kabupaten Samosir yang menunjukkan
menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi bahwa kadar Hb mempengaruhi prestasi
dan belajar. belajar. Selain kadar Hb darah yang normal,
Berdasarkan hasil penelitian 18,6% responden faktor-faktor sosial dan nonsosial, prestasi
yang memiliki kadar Hb normal tetapi belajar juga dipengaruhi oleh sarana dan
memiliki prestasi belajar yang kurang. Faktor- prasarana yang cukup, serta tenaga pengajar
faktor yang mempengaruhi belajar atau yang ada disekolah. Sarana dan prasarana yang
prestasi belajar tidak hanya ditentukan oleh cukup serta tenaga pengajar yang kompeten
kadar Hb atau anemia. Faktor-faktor lain yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar
dapat mempengaruhi hasil belajar adalah itu sendiri. Di samping faktor-faktor internal
faktor sosial dan nonsosial serta faktor dari dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar
dalam diri pelajar itu sendiri (Suryabrata, juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
2010). Pada periode anak menjalani proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa
pendidikan dasar merupakan titik awal anak yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan
mengenal sekolah dan anak mengalami belajar deep (tertarik dan merasa
perkembangan kognitif (perkembangan membutuhkan) misalnya, mungkin sekali
memori, perkembangan pemikiran kritis, berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang
perkembangan kreativitas dan perkembangan bermutu daripada siswa yang menggunakan
bahasa). Karena itu, saat ini anak benar-benar pendekatan belajar surface (dorongan dari
membutuhkan perhatian dan dukungan dari luar). Pendekatan belajar dapat dipahami
orang tua dalam menghadapi perkembangan sebagai cara atau strategi yang digunakan
yang pesat. Anak memerlukan nutrisi yang siswa dalam menunjang keefektifan dan
cukup dan seimbang agar proses berpikir, efisiensi proses pembelajaran tertentu (Syah,
belajar dan beraktivitas tidak terhambat (Devi, 2010).
2012).
Pretasi belajar seseorang dapat dipengaruhi Simpulan
oleh teman-teman bergaul. Teman bergaul Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,
yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai
siswa begitu juga sebaliknya, teman bergaul berikut:
yang jelek pasti akan memebrikan pengaruh 1. Kadar Feritin pada anak kelas 4 dan 5
yang buruk bagi siswa. Selain itu juga Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing
kehidupan masyarakat disekitar siswa juga sebanyak 9,8% responden memiliki kadar
berpengaruh terhadap belajar siswa. Feritin rendah dan 90,2 responden
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kadar Feritin normal
tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan 2. Kadar Hb anak kelas 4 dan 5 Sekolah
mempunyai kebiasaan yang kurang baik, akan Dasar di Kelurahan Maasing sebanyak
berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang 3,3% responden memiliki kadar Hb
berada disitu. Anak (siswa) tertarik untuk ikut rendah dan 96,7% responden dengan
berbuat seperti yang dilakukan oleh orang- kadar Hb normal.
orang yang ada disekitarnya. Akibatnya 3. Prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5
belajarnya terganggu dan bahkan anak/siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing
kehilangan semangat belajar karena perhatian sebesar 18% responden memiliki prestasi
semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke belajar kurang dan 82% responden
perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang memiliki prestasi belajar yang baik.

6
4. Tidak terdapat hubungan antara kadar Hb Masyarakat (Edisi Revisi). PT
dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 Rajagrafindo Persada: Jakarta.
dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas:
Maasing. Jakarta.
Gibney, MJ, Margetts, BM, Kearney, JM &
Saran Arab, L. 2009. Gizi Kesehatan
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat Masyarakat. EGC: Jakarta.
dikemukakan beberapa saran terkait dengan Guyton, AC, dan Hall, JE. 2007. Buku Ajar
tujuan dan manfaat penelitian, antara lain: Fisiologi Kedokteran (textbook of
1. Perlu adanya kerjasama lintas sektor Medical Physiology) Edisi 11. EGC:
antara pihak sekolah, masyarakat dan Jakarta.
Dinas Kesehatan atau Puskesmas untuk Malonda, NSH, Kapantow, NH, Basuki, A &
melakukan pemeriksaan kesehatan secara Maarial, N. 2012. Jurnal. Hubungan
berkala, terutama penilaian status gizi, Antara Kejadian Anemia Dengan Hasil
kadar Feritin dan kadar Hb agar siswa Belajar Siswi SMP Negeri 11 Manado.
yang anemia gizi besi dapat terdeteksi Buletin IDI Manado,
lebih cepat. ISSN:9772301608001, Vol. I, No. I,
2. Pemberian motivasi belajar kepada siswa Juli 2012, hlm. 39-46.
perlu ditingkatkan terus, baik dari orang Masrizal. 2007. Studi Literatur: Anemia Gizi
tua maupun dari pihak sekolah agar hasil Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol
belajar siswa bisa mencapai pada kategori 2. No 1.
yang baik. Siswa diharapkan dapat
memberikan motivasi dan semangat (online) (http:
dalam belajar sehingga mendapatkan nilai //www.jurnalkesmas.com/index.php/ke
hasil belajar yang lebih baik. smas/article/view/66/55 diakses 9
3. Bagi peneliti berikut yang sekiranya April 2013).
tertarik untuk melakukan penelitian yang Muchtadi, D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi.
sama dengan menambah variabel, Alfabeta: Bandung.
sebaiknya pemeriksaan kadar Hb Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2: Penanggulangan
dilakukan pada waktu bersamaan pada Gizi Buruk. Papas Sinar Sinanti:
saat ujian berlangsung. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan &
DAFTAR PUSTAKA Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012a. Oktaviana. 2012. Jurnal. Hubungan Kejadian
Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana: Gizi Kurang, Anemia Gizi Besi Dan
Jakarta. GAKY Dengan Prestasi Belajar.
Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012b. Peran Unnes Journal Of Public Health,
Gizi Dalam Siklus Kehidupan. ISSN: 2252-6781, Vol. I, No. 2,
Kencana: Jakarta. tahun 2012 Universitas Negeri
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Semarang.
PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Saadah, N. dan Santosa. BJ. 2010. Jurnal.
Annas, M. 2011. Jurnal. Hubungan Kesegaran Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan
Jasmani, Hemoglobin, Status Gzi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di
Makan Pagi terhadap Prestasi SMP Negeri 2 Magetan. Jurnal
Belajar. Jurnal Media Ilmu Penelitian Kesehatan Suara Forikes,
Keolahragaan Indonesia, ISSN: 2088- ISSN: 2086-3098, Vol.I, No. 4,
6802, Vol. 1, Edisi 2, Desember 2011. Oktober 2010, hlm. 306-310.
Arisman, MB. 2009. Buju Ajar Ilmu Gizi Sandjaja, Budiman, B, Herarti, R, Afriansyah,
Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. N, Soekatri, M, Sofia, G, Suharyati,
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Sudikno, Permaesih, D. 2009. Kamus
Jakarta. Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Kompas: Jakarta.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Sediaoetama, AD. 2004. Ilmu Gizi Untuk
Indonesia. 2010. Gizi dan Kesehatan Mahasiswa dan Provesi (jilid I).
Dian Rakyat: Jakarta.

7
Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi Untuk Suryabrata, S. 2010. Psikologi Pendidikan.
Mahasiswa dan Provesi (jilid II). Rajawali Pers: Jakarta.
Dian Rakyat: Jakarta. Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Rajawali
Sinaga, E. 2005. Jurnal. Hubungan Antara Pers: Jakarta.
Kadar Hb Dengan Prestasi Belajar Tandirerung, EU, Mayulu, N, & Kawengian,
Pada Murid SD Negeri No. 173728 SES. 2013. Jurnal. Hubungan
Lobutua Kecamatan Palipi Kebiasaan Makan Pagi Dengan
Kabupaten Samosir. Jurnal Mutiara Kejadian Anemia Pada Murid Sd
Kesehatan Indonesia, Vol. 1, No. 2, Negeri 3 Manado. Jurnal e-Biomedik
Desember 2005. (eBM), Vol. 1, No. 1, Maret 2013,
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang hlm. 53-58.
Mempengaruhi. Rineka Cipta:
Jakarta
Supariasa, IDN, Bakri, B, & Fajar, I. 2001.
Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai