Anda di halaman 1dari 12

Skenario B Blok 26 2016

Yeni Intan Cahyati


04011181320112
Analisis Masalah
I. Berapa nilai ambang batas dan durasi kebisingan yang masih dapat ditolerir?
Jawab :

Beberapa faktor terkait kebisingan atau bisa dikatakan sebagai penyebab


kebisingan antara lain:
1. Frekuensi
1. Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik) dengan
satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz. Frekuensi
dibawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan frekuensi diatas 20.000 Hz disebut
Ultra Sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang frekuensi 250
4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia punya frekuensi sekitar 1.000 Hz.
2. Intensitas suara didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditrans-
misikan melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.
3. Amplitudo
4. Amplitudo
Intensitas suadalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada
arah tertentu.
4. Kecepatan suara
Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara
per satuan waktu.
5. Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk satu
siklus.
6. Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan
periode adalah detik.
7. Oktave band
Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat
di dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara
meliputi Frekuensi : 31,5 Hz 63 Hz 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2
kHz 4 kHz 8 kHz 16 kHz.
8. Frekuensi bandwidth
Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia.
9. Pure tune
Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri yang terdiri hanya satu jenis
amplitudo dan satu jenis frekuensi
10. Loudness
Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu
satuannya Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz
11. Kekuatan suara
Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan
waktu.
12. Tekanan suara, Tekanan suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan

Nilai ambang batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman


untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai
Ambang Batas untuk kebisingan di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan
merupakan rata-rata yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus tidak lebih dari dari 8
jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah sebagai
berikut:

Tabel 1. Nilai Ambang Batas pada Kebisingan

Tabel 2. Tingkat Kebisingan lingkungan


Gambar 1. Resiko Kebisingan
II. Apa dampak yang ditimbulkan apabila seseorang menerima paparan kebisingan
melebihi ambang batas dan durasi normal ?
Jawab :
1. Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia , bising dapat dibagi atas:
a. Bising yang mengganggu (Irritating noise). Intetitas tidak terlalu keras.
Misalnya mendengkur.
b. Bising yang menutupi (Masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi
pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja,kar ena teriakan
atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
c. Bising yang merusak (damaging / injurious noise). Adalah bunyi yang
intesitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau
menurunkan fungsi pendengaran
2. Dampak yang ditimbulkan terutama di tempat kerja ialah :
a. Gangguan Fisiologis
Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi,
basal metabolisme, konstruksi pembuluh darah kecil terutama pada bagian
kaki, dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
b. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang kosentrasi,
susah tidur, emosi dan lain-lain. Pemaparan jangka waktu lama dapat
menimbulkan penyakit, psikosomatik seperti gastristis, penyakit jantung
koroner dan lain-lain.
c. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, bahkan
mungkin terjadi kesalahan, terutama bagi pekerja baru yang belum
berpengalaman. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
karena tidak mendengar teriakan atau isyarat tanda bahaya dan tentunya
akan dapat menurunkan mutu pekerjaan dan produktifitas kerja.
d. Gangguan keseimbangan
Gangguan keseimbangan ini mengakibatkan gangguan fisiologis seperti
kepala pusing, mual dan lain-lain.
e. Gangguan terhadap pendengaran (Ketulian)
Tuli sementara (temporary treshold shift (TTS)) Diakibatkan
pemaparan terhadap bising dengan intesitas tinggi, tenaga kerja
akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara.
Biasanya waktu pemaparannya terlalu singkat. Apabila kepada
tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya
dengarnya akan pulih kembali kepada ambang dengar semula
dengar sempurna.
Tuli menetap (Permanent Treshold Shift (PTS)) Biasanya akibat
waktu paparan yang lama (kronis). Besarnya PTS di pengaruhi oleh
faktor-faktor berikut:
Tingginya level suara
Lama pemaparan
Spektrum suara
Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka
kemungkinan terjadinya TTS akan lebih besar.
Kepekaan individu
Pengaruh obat-obatan. Beberapa obat dapat memperberat
(pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan
dengan kontak suara. Misalnya quinine, aspirin, streptomycin,
kansmycin dsn beberapa obat lainnya.
Keadaan kesehatan

Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh bising,


gangguan terhadap pendengaran adalah gangguan yang paling serius
karena dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau ketulian. Ketulian ini
dapat bersifat progresif atau awalnya bersifat sementara tapi bila bekerja terus
menerus di tempat bising tersebut maka daya dengar akan menghilang secara
menetap atau tuli.

Tabel 3. Kebisingan ditempat Kerja

Tipe uraian
Akibat-akibat Kehilangan Perubahan ambang batas sementara akibat
badaniah pendengaran kebisingan, Perubahan ambang batas permanen
akibat kebisingan.
Akibat-akibat Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan
fisiologis darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering

Akibat-akibat Gangguan Kejengkelan, kebingungan


psikologis emosional
Gangguan Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi
gaya hidup waktu bekerja, membaca dsb.
Gangguan Merintangi kemampuan mendengarkan TV, radio,
pendengaran percakapan, telpon dsb

III. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari faktor
kebisingan ?(sertakan APD dan cara perhitungan dari earplug)
Jawab :
1. Mengurangi kebisingan berdasarkan sumbernya :
a. Acoustical design;
Decrease energy for driving vibrating system;
Change coupling between this energy and acoustical radiating
system;
Change structure so less sound is radiated.
b. Subtitution with less noisy equipment;
c. Change method of processing.
2. Mengurangi kebisingan berdasarkan perubahan tempatnya:
a. Increase distance between source n receiver;
b. Acoustical treatment of coiling, walls n floor to absorb sound and reduce
reverbation
c. Enclosure of noise source
3. Mengurangi kebisingan berdasarkan pendengarnya :
a. Personal protection equipment (PPE )
b. Enclosures isolating the worker
c. Rotation of personel to reduce exposure time
d. Changing job schedule
4. Menggunakan alat pelindung diri (APD)
Dengan perhitungan dibawah ini :

IV. Berapa ambang batas dan suhu yang masih dapat ditolerir?
Jawab:
Tabel 1. Kondisi Panas pada temperatur 0C dan 0F
Tabel 2. Kondisi Dingin pada temperatur 0C dan 0F
Sumber:
http://dokumen.tips/documents/nilai-ambang-batas55a93122731be.html
Learning Issue
I. Hazard

Potensi Bahaya

Defenisi Potensi Bahaya ILO dalam buku Budiono (2008), mendefinisikan


potensi bahaya atau bahaya kerja adalah suatu sumber potensi kerugian atau suatu
situasi yang berhubungan dengan pekerja, pekerjaan dengan lingkungan kerja yang
berpotensi menyebabkan gangguan/kerugian. Potensi bahaya merupakan segala hal
atau sesuatu yang mempunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik harta
benda, lingkungan maupun manusia.
Jenis-jenis bahaya Dalam kehidupan banyak sekali bahaya yang ada di sekitar
kita. Bahayabahaya itu dapat menyebabkan kecelakaan, menurut Ramli (2010) jenis-
jenis bahaya itu antara lain: Jenis-jenis bahaya diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bahaya mekanis. Bahaya mekanis bersumber dari peralatan mekanis atau benda
yang bergerak dengan gaya mekanika baik yang digerakkan secara manual
maupun dengan penggerak. Misalnya mesin gerinda, bubut, popong, press, tempa.
Bagian yang bergerak pada mesin mengandung bahaya seperti gerakan mengebor,
memotong, menempa, menjepit, menekan dan bentuk gerakan lainnya. Gerakan
mekanis ini dapat menimbulkan cidera atau kerusakan seperti tersayat, terjepit,
terpotong, atau terkupas.
2. Bahaya listrik Sumber bahaya yang berasal dari energi listrik . Energi listrik dapat
mengakibatkan berbagai bahaya seperti kebakaran, sengatan listrik, dan hubungan
singkat. Di lingkungan kerja banyak ditemukan bahaya listrik, baik dari jaringan
listrik maupun peralatan kerja atau mesin-mesin yang menggunakan energi listrik.
3. Bahaya kimiawi Jenis bahaya yang bersumber dari senyawa atau unsur atau bahan
kimia. Bahan kimia mengandung berbagai potensi bahaya sesuai sifat dan
kandungannya. Banyak kecelakaan terjadi akibat bahaya kimiawi. Bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia antara lain: - Keracunan oleh bahan
kimia yang bersifat racun - Iritasi oleh bahan kimia yang memiliki sifat iritasi
seperti asam kuat,dll - Kebakaran dan ledakan - Polusi dan pencemaran
lingkungan.
4. Bahaya fisik Bahaya yang berasal dari faktor-faktor fisik seperti: - Bising -
Tekanan - Getaran - Suhu panas atau dingin - Cahaya atau penerangan - Radiasi
dari bahan radioaktif, sinar ultra violet atau infra merah.
5. Bahaya biologis Di berbagai lingkungan kerja terdapat bahaya yang bersumber
dari unsur biologis seperti flora dan fauna yang terdapat di lingkungan kerja atau
berasal dari aktifitas kerja. Potensi bahaya ini ditemukan dalam industri makanan,
farmasi, pertanian, pertambangan, minyak dan gas bumi (Ramli,2010).
6. Bahaya ergonomis
Gambar 1. Potensi Ergonomis

Gambar 2. Potensi Bahaya Ditempat Kerja


Gambar 3. Faktor - faktor Bahaya pada Lingkungan Kerja

Gambar 4. Pencegahan Terhadap Bahaya Ditempat Kerja


Sumber : https://www.google.co.id/search?
q=hazard+pada+ergonomis&espv=2&biw=1366&bih=667&tbm=isch&imgil
=DSH6H1_7yudjIM%253A%253BAhJHQY6aoBlq0M%253Bhttp%25253A
%25252F%25252Fergonomifit.blogspot.com
%25252F2011%25252F06%25252Fergonomi-
dimanufaktur.html&source=iu&pf=m&fir=DSH6H1_7yudjIM%253A
%252CAhJHQY6aoBlq0M
%252C_&usg=__MdVsKkmS8IXOLp5EVEMi1oCK0ZA
%3D#imgrc=qJd2uybhKp7TUM%3A

Anda mungkin juga menyukai