Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
2.4.1 Antroposentrisme
Antroposentrisme (antropos = manusia) adalah suatu pandangan
peran morl lingkungan hidup yang terpusat pada manusia. Maka tidak
semesta. Alam dilihat hanya sebagai obyek, alat dan sarana bagi
paling tinggi dan paling penting dalam kehidupan ini, jauh melebihi
sebagai pusat suatu sistem alam semesta ini telah membuat arogan
dieksploitasi.
Antroposentrisme sangat bersifat instrumentalis, dimana pola
).
Antroposentrisme sangat bersifat teologis karena pertimbangan
manusia semata.
2.4.2 Biosentrisme
Etika lingkungan Biosentrisme adalah etika lingkungan yang lebih
menekankan kehidupan sebagai standar moral. Salah satu tokoh
penganutnya adalah Kenneth Goodpaster. Menurut Kenneth rasa senang
atau menderita bukanlah tujuan pada dirinya sendiri. Bukan senang atau
menderita, akhirnya, melainkan kemampuan untuk hidup atau
kepentingan untuk hidup. Kepentingan untuk hidup yang harus dijadikan
standar moral. Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang
harus dihargai secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor,
karenanya tumbuhan dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau
diuntungkan dalam proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti
bertumbuh dan bereproduksi.
Biosentrisme adalah suatu pandangan yang menempatkan alam
mahluk hidup bukan hanya manusia saja. Ada banyak hal dan jenis
mahluk hidup yang memiliki kehidupan. Hanya saja, hal yang rumit dari
biosentrisme, atau yang disebut juga life-centered ethic, terletak pada cara
pada manusia atau pada mahluk hidupnya. Karena yang menjadi pusat
perhatian dan ingin dibela dalam teori ini adalah kehidupan, maka secara
dan nilai dalam dirinya sendiri. Alam mempunyai nilai justru karena
salah satu bagian saja dari keseluruhan kehidupan yang ada dimuka
bumi, dan bukan merupakan pusat dari seluruh alam semesta. Maka
adalah mahluk yang bisa diperlakukan secara baik atau buruk, dan
mereka.
Teori biosentrisme, yang disebut juga intermediate environmental
ini. Teori ini memberi bobot dan pertimbangan moral yang sama
kepada semua mahluk hidup. Disini dituntut bahwa alam dan segala
2.4.3 Ekosentrisme
Etika Lingkungan Ekosentrisme adalah sebutan untuk etika yang
menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam
ekosistem. Setiap individu dalam ekosistem diyakini terkait satu dengan
yang lain secara mutual. Planet bumi menurut pandangan etika ini adalah
semacam pabrik integral, suatu keseluruhan organisme yang saling
membutuhkan, saling menopang dan saling memerlukan. Sehingga proses
hidup-mati harus terjadi dan menjadi bagian dalam tata kehidupan
ekosistem. Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara seimbang.
Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara semua
spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan unsur-
unsur yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan. Menurut
salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ini mengusahakan
keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan
keseluruhan dalam ekosistem.
Ekosentrisme dapat dikatakan sebagai lanjutan dari teori etika
Deep Ecology ini adalah suatu paradigma baru tentang alam dan
dengan alam sebagai sebuah rumah tangga dalam arti luas. Dalam
selaras dengan alam. Ini adalah cara untuk menjaga dan memelihara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan