Akun Pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 37

Regulasi keuangan negara ( khususnya keuangan daerah ) akan

diuraikan dalam pembahasan selanjutnya.

1.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun

2003 Tentang Keuangan Negara Berikut ini adalah

pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan

Negara: a.Dari sisi obyek Meliputi semua hak dan kewajiban

negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan

kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan

kekayaan negara yang dipisahkan serta segala sesuatu baik

berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik

negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban

tersebut. b.Dari sisi subyek Meliputi seluruh obyek yang dimiliki

negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada

kaitannya dengan keuangan negara. c.Dari sisi proses Seluruh

rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek

dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai

dengan pertanggungjawaban. d.Dari sisi tujuan Meliputi seluruh

kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan

pemilikan dan/atau penguasaan obyek dalam rangka

penyelenggaraan pemerintah negara. Kekuasaan atas

pengelolaan keuangan negara di pegang oleh Presiden. Presiden

selaku Kepala Pemerintahan memegang penguasaan

pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan


pemerintahan. Kekuasaan tersebut meliputi kewenangan yang

bersifat umum dan yang bersifat khusus sebagai berikut:

d1.Kewenangan yang bersifat umum Meliputi penetapan arah,

kebijakan umum, strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN,

antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan

pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan

rencana kerja kementrian negara/lembaga, penetapan gaji dan

tunjangan serta pedoman pengelolaan Penerimaan Negara.

d2.Kewenangan yang bersifat khusus Meliputi

keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan

APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana perimbangan,

dan penghapusan asset dan piutang negara. Kekuasaan atas

pengelolaan keuangan negara tersebut kemudian dikuasakan

kepada: a.Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal dan Wakil

Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang

dipisahkan. Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam

bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer

(CFO) Pemerintah Republik Indonesia. b.Menteri/Pimpinan

Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang

kementrian negara/lembaga yang dipimpinnya. Menteri/pimpinan

lembaga pada hakekatnya adalah Chief operasional Officer (COO)

untuksuatu bidang tertentu pemerintahan. c.Diserahkan kepada

gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah

untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah


daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah dalam kepemilikan

kekayaan daerah yang dipisahkan. Selama ini anggaran belanja

pemerintah dikelompokkan atas anggaran belanja rutin dan

anggaran belanja pembangunan. Pengelompokkan ini semula

bertujuan untuk memberikan penekanan pada arti pentingnya

pembangunan dalam suatu dokumen perencanaan nasional lima

tahunan yang ditetapkan dengan undang-undang dirasakan tidak

realistik dan semakin tidak sesuai dengan dinamika kebutuhan

penyelenggaraan pemerintah dalam era globalisasi. Sejalan

dengan semakin luas dan kompleksnya kegiatan pengelolaan

keuangan negara, perlu diatur ketentuan mengenai hubungan

keuangan antara pemerintah dan lembaga-lemabaga

infra/suprasional. Ketentuan tersebut meliputi hubungan

keuangan antara pemerintah pusat dan bank sentral, pemerintah

daerah, pemerintah asing, badan/lembaga asing, serta hubungan

keuangan antara pemerintah dan perusahaan negara,

perusahaan daerah, perusahaan swasta dan badan pengelolaan

dana masyarakat.

2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun

2004 Tentang Perbendaharaan Negara Undang-undang

tentang Perbendaharaan Negara dimaksudkan untuk

memberikan landasan hukum di bidang administrasi keuangan

negara. Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan


kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan

APBD. Undang-undang ini menganut asas-asas sebagai berikut:

a.Asas kesatuan Menghendaki agar semua Pendapatan dan

Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran.

b.Asas universalitas Mengharuskan agar setiap transaksi

keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran.

c.Asas tahunan Membatasi masa berlakunya anggaran untuk

suatu tahun tertentu. d. Asas spesialitas Mewajibkan agar kredit

anggaran yang disediakan terinci secara jelas peruntukannya.

Funsi perbendaharaan tersebut meliputi, terutama, perencanaan

kas yang baik, pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran

dan penyimpangan, pencarian sumber pembiayaan yang paling

murah dan pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash)

untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan. Untuk

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan

keuangan negara, laporan pertanggungjawaban keuangan

pemerintah perlu disampaikan secara tepat waktu dan disusun

mengikuti standar akuntansi pemerintahan. Laporan keuangan

pemerintah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan

pemerintahan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas disertai dengan catatan

atas laporan keuangan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dapat dibentuk Badan Layanan Umum yang

bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa


penyediaan barang dan/jasa yang diperlukan dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

bangsa.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun

2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan

negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, perlu

dilakukan pemeriksaan oleh satu badan pemeriksa keuangan

(BPK) yang bebas dan mandiri. Pemeriksaan yang menjadi tugas

BPK meliputi pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab

mengenai keuangan negara. BPK diberi kewenangan untuk

melakukan tiga jenis pemeriksaan, yakni: a.Pemeriksaan

keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemeriksaan

keuangan ini dilakukan dalam rangka memberikan pernyataan

opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam

laporang keuangan pemerintah. b.Pemeriksaan kinerja, adalah

pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta

pemeriksaan atas aspek efektifitas yang lazim dilakukan

bagikepentingan manajemen oleh aparat pengawasan intern

pemerintah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk

mengidenrifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian

lembaga perwakilan. c.Pemeriksaan dengan tujuan tertentu,

adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, diluar


pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk

dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas

hal-lal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan

investigatif. Pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana

dimaksudkan di atas didaarkan pada suatu standar pemeriksaan.

Standar dimaksudkan disusun oleh BPKdengan

mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara

internasional. BPK diberi kewenangan untuk mendapatkan data,

dokumen, dan keterangan dari pihak yang diperiksa, kesempatan

untuk memeriksa secara fisik setiap aset yang berada dalam

pengurusan pejabat instansi yang diperiksa, termasuk melakukan

penyegelan untuk mengamankan uang, barang, dan/atau

dokumen pengelolaan keuangan negara pada saat pemriksaan

berlangsung.
PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
LAPORAN PERUBAHAN SAL LAPORAN PERUBAHAN SAL

Tidak ada laporan tersendiri Laporan Perubahan SAL menyajikan

secara komparatif dengan periode

sebelumnya pos-pos berikut:

Saldo Anggaran Lebih awal;

Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan

Anggaran tahun berjalan;

Koreksi Kesalahan Pembukuan

tahun Sebelumnya; dan

Lain-lain;

Saldo Anggaran Lebih Akhir.


NERACA NERACA

Ekuitas Dana terbagi; Hanya Ekuitas, yaitu kekayaan

Ekuitas Dana Lancar: selisih antara bersih pemerintah yang merupakan

aset lancar dan kewajiban jangka selisih antara aset dan kewajiban

pendek, termasuk sisa lebih pemerintah pada tanggal laporan.

pembiayaan anggaran/saldo Saldo ekuitas di Neraca berasal dari

anggaran lebih saldo akhir ekuitas pada Laporan

Ekuitas Dana Investasi: Perubahan Ekuitas

mencerminkan kekayaan pemerintah

yang tertanam dalam investasi

jangka panjang, aset tetap, dan aset

lainnya, dikurangi dengan kewajiban


jangka panjang

Ekuitas Dana Cadangan:

mencerminkan kekayaan pemerintah

yang dicadangkan untuk tujuan

tertentu sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.
LAPORAN ARUS KAS LAPORAN ARUS KAS

Disajikan oleh unit yang mempunyai Disajikan oleh unit yang mempunyai

fungsi perbendaharaan (Par 15) fungsi perbendaharaan umum (Par

Arus masuk dan keluar kas 15)

diklasifikasikan berdasarkan aktivitas Arus masuk dan keluar kas

operasi, investasi aset non keuangan, diklasifikasikan berdasarkan

pembiayaan, dan non anggaran aktivitasoperasi, investasi,

pendanaan, dan transitoris


LAPORAN KINERJA KEUANGAN LAPORAN OPERASIONAL

Bersifat optional Merupakan Laporan Keuangan Pokok

Disusun oleh entitas pelaporan yang Menyajikan pos-pos sebagai berikut:

menyajikan laporan berbasis akrual Pendapatan-LO dari kegiatan

Sekurang-kurangnya menyajikan pos- operasional;

pos : Beban dari kegiatan operasional ;

Pendapatan dari kegiatan Surplus/defisit dari Kegiatan Non

operasional; Operasional, bila ada;

Beban berdasarkan klasifikasi Pos luar biasa, bila ada;

fungsional dan klasifikasi ekonomi; Surplus/defisit-LO.

Surplus atau defisit.


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Bersifat optional Merupakan Laporan Keuangan Pokok

Sekurang-kurangnya menyajikan pos- Sekurang-kurangnya menyajikan pos-

pos: pos:

Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Ekuitas awal;

Anggaran; Surplus/defisit-LO pada periode

Setiap pos pendapatan dan belanja bersangkutan;

beserta totalnya seperti diisyaratkan Koreksi-koreksi yang langsung

dalam standar-standa lainnya, yang menambah/mengurangi ekuitas,

diakui secara langsung dalam misalnya: koreksi kesalahan

ekuitas; mendasar dari persediaan yang

Efek kumulatif atas perubahan terjadi pada periode-periode

kebijakan akuntansi dan koreksi sebelumnya dan perubahan nilai aset

kesalahan yang mendasar diatur tetap karena revaluasi aset tetap.

dalam suatu standar terpisah . Ekuitas akhir.


CALK CALK

Pada dasarnya hampir sama dengan Perbedaan yang muncul hanya

PP baru dikarenakan komponen laporan

keuangan yang berbeda dengan PP

lama
PSAP NO .01

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN PSAP :

Mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum

(general purpose financial statements) dalam rangka

meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap

anggaran, antar periode, maupun antar entitas.

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN :

Tujuan laporan keuangan pemerintah

menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan

keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas atas sumber

daya yang dipercayakan kepadanya,

dengan:

menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya

ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber

daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan

penggunaan sumber daya ekonomi;


menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap

anggarannya;

menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan

mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;

menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk

membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi

kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN :

a) Laporan Realisasi Anggaran

b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

c) Neraca

d) Laporan Operasional

e) Laporan Arus Kas

f) Laporan Perubahan Ekuitas

g) Catatan atas Laporan Keuangan

PERIODE PELAPORAN :

Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam

setahun.
Apabila laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu

periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun,

diungkapkan :

1. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun,

2. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan

tertentu seperti arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat

diperbandingkan.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN :

LRA menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan

sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah dalam satu periode pelaporan

Laporan realisasi anggaran mengungkapkan kegiatan

keuangan pemerintah pusat/daerah yang menunjukkan ketaatan

terhadap APBN/APBD

LAPORAN REALISASI ANGGARAN :

LRA menyajikan sekurang-kurangnya unsur-unsur :

1. pendapatan;

2. belanja;

3. transfer;
4. surplus/defisit;

5. pembiayaan;

6. sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran

NERACA :

Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah

mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal

tertentu.

ASET LANCAR :

Diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki

untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal

pelaporan, atau

Berupa kas dan setara kas

ASET NONLANCAR :

Aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud.

Digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk

kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum.

KEWAJIBAN :

Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah.
EKUITAS DANA :

Kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset

dan kewajiban pemerintah pada tgl laporan.

LAPORAN ARUS KAS :

Menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan

kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS :

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-

pos :

a) Ekuitas awal

b) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan

c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi

ekuitas

d) Ekuitas akhir

PSAP NO .02

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

TUJUAN PSAP :
menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Realisasi Anggaran

untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntanbilitas

sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

STRUKTUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN :

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi realisasi

pendapatan-LRA,belanja,transfer,surplus/defisit-LRA,dan

pembiayaan,yang masing-masing diperbandingkan dengan

anggarannya dalam satu periode.

PERIODE PELAPORAN :

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sekurang-kurangnya

sekali dalam setahun.

ISI LAPORAN REALISASI ANGGARAN :

Laporan Realisasi Anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga

menonjolkan berbagai unsur

pendapatan,belanja,transfer,surplus/defisit,dan pembiayaan

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya mencakup pos-

pos sebagai berikut :


a) Pendapatan-LRA

b) Belanja

c) Transfer

d) Surplus/defisit-LRA

e) Penerimaan pembiayaan

f) Pengeluaran pembiayaan

g) Pembiayaan netto

h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SIKPA)

AKUNTANSI ANGGARAN :

Akuntansi Anggaran merupakan teknik pertanggung jawaban dan

pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu

pengelolaan pendapatan,belanja,transfer,dan pembiayaan.

Akuntansi anggran diselenggarakan sesuai dengan struktur

anggaran yang terdri dari anggaran pendapatan,belanja,dan

pembiayaan.

AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA:

Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada rekening Kas

Umum Negara/Daerah.

Pendapatan-LRA diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.


AKUNTANSI BELANJA :

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening

Kas Umum Negara/Daerah.

Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi(jenis

belanja)

AKUNTANSI SURPLUS/DEFISIT-LRA:

Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LrA dan

belanja selama satau periode pelaporan.

AKUNTANSI PEMBIAYAAN :

Pembiayaan (finacing) adalah seluruh transaksi keuangan

pemerintah,baik penerimaan maupun pengeluara,yang perlu

dibayar atau akan diterima kembali,yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan

atau memenfaatkan surplus anggaran.

AKUNTANSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN :

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening

Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasl dari penerimaan

pinjaman,penjualan,obligasi pemerintah,hasil privatisasi

perusahaan negara/daerah .

AKUNTANSI PENGELUARAN PEMBIAYAAN :


Penggeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran

Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

Penggeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

AKUNTANSI PEMBIAYAAN NETO :

Pembiayaan Neto adalah selisih antara penerimaan

pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam

periode tahun anggaran tertentu.

AKUNTANSI SISA LEBIH/KURANG PEMBIAYAAN ANGGARAN

(SILPA/SIKPA) :

SILPA/SIKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi

penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan.

PSAP NO .03

LAPORAN ARUS KAS

TTUJUAN PSAP :

mengatur penyajian laporan arus kas yang memberikan

informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu

entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus kas


berdasarkan aktivitas operasi,investasi,pendanaan,dan

transitoris selama satu periode akuntansi.

ENTITAS PELAPORAN ARUS KAS :

Unit pemerintehan yang terdiri dari satu atau lebih entitas

akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundan-

undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban

berupa laporan keuangan.

AKTIVITAS OPERASI :

Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang di tujukan untuk kegiatan operasional

pemerintah selama satu periode akuntansi.

AKTIVITAS INVESTASI :

Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas yang ditunjukan untuk perolehan dan pelepasan

aset tetap serta investasi lainnya yang termasuk dalam setara

kas.

PELAPORAN ARUS KAS ATAS DASAR ARUS KAS BERSIH :

Arus Kas yang timbul dari aktivitas operasi dapat dilaporkan atas

dasar arus kas bersih dalam hal :


a) Penerimaan dan Pengeluaran kas untuk kepentingan

penerima manfaat arus kas tersebut lebih mencerminkan

aktivitas pihak lain dari pada aktivitas pemerintah.

b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi

yang perputarannya cepat,volume transaksi banyak,dan jangka

waktunya singkat.

KOMPONEN KAS DAN SETARA KAS :

Entitas pelaporan menggungkapkan komponen kas dan

setara kas dalam Laporan Arus Kas yang julah nya sama dengan

pos terkait di Neraca.

TANGGAL EFEKTIF :

Pernyataan PSAP ini berlaku efektif untuk laporan

keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran

mulai Tahun Anggaran 2010.

PSAP NO .04

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN PSAP :

Mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan

pada Catatan atas Laporan Keuangan.


Tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk

meningkatkan transparasi Laporan Keuangan dan penyediaan

pemahaman yang lebih baik atas informasi keuangan

pemerintah.

STRUKTUR DAN ISI :

Catatan atas Laporan Keuangan harus di sajikan secara

sistematis.Setiap pos dalam LaporanRealisasi

Anggaran,Neraca,Laporan Operasional dan Laporan Arus Kas

dapat mempunyai referensi silang dengan informasi terkait

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN :

Pengguna /pemakai laporan keuangan pemerintah meliputi :

a) Masyarakat

b) Para wakil rakyat,lembaga pengawas, dan lembaga

pemeriksa

c) Pihak yang memberi atau yang berperan dalam proses

donasi,investasi, dan Pemerintah.

PENYAJIAN RINCIAN DAN PENJELASAN MASING-MASING POS YANG

DISAJIKAN PADA LEMBAR MUKA LAPORAN KEUANGAN :


Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan rincian

dan penjelasan atas masing-masing pos dalam Laporan Realisasi

Anggaran,Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,Neraca

,Laporan Operasional,Laporan Arus Kas dan Laporan perubahan

Ekuitas.

PSAP NO .05

AKUNTANSI PERSEDIAAN

TUJUAN PSAP :

untuk mengukur perlakuan akunt6ansi persediaanm yang

dianggap perlu di sajikan dalam laporan keuangan.

PENGAKUAN :

Persediaan diakui :

a) Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh

pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur

dengan andal

b) Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau

kepenguasaannya berpindah.

PENGUKURAN :

Persediaan disajikan sebesar :


a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

b) Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan

memproduksi sendiri

c) Nilai wajar,apabila di peroleh dengan cara lainnya seperti

donasi/rempasan

BEBAN PERSEDIAAN :

Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan(use of

goods)

PENGUNGKAPAN :

Laporan keuangan mengungkapkan :

a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran

persediaan

b) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau

perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan

masyarakat,barang atau perlengkapan yang digunakan dalam

proses produksi,barang yang di simpan untuk jual atau

diserahkan kepada masyarakat

c) Jenis,jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau

usang
PSAP NO .06

AKUNTANSI INVESTASI

Tujuan PSAP :

untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk investasi dan

pengungkapan informasi penting lainnya yang harus disajikan

dalam laporan keuangan.

BENTUK INVESTASI :

* Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan

dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu

investasi dapat berupa pembelian surat utang baik jangka

pendek maupun jangka panjang,serta instrumen ekuitas.

METODE PENILAIAN INVESTASI :

Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode

yaitu :

a) Metode Biaya

b) Metode Ekuitas

c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan

PELEPASAN DAN PEMINDAHAN INVESTASI:


Pelepasan investasi dapat terjadi karena penjualan,pelepasan

hak karena peraturan pemerintah

PSAP NO .07

AKUNTANSI ASET TETAP

TUJUAN PSAP :

mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap meliputi

pengakuan,penetuan nilai tercatat,serta penentuan dan

perlakuan akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai

tercatat (carrying value)aset tetap.

KLASIFIKASI ASET TETAP :

a) Tanah

b) Peralatan dan Mesin

c) Gedung dan Bangunan

d) Jalan,Irigasi dan jaringan

e) Aset Tetap Lainnya

f) Konstruksi dalam Pengrjaan

PENGUKURAN ASET TETAP :


Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.Apabila

penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar

pada saat perolehan.

AKUNTANSI TANAH :

Tanah yang dimiliki dan /atau dikuasai pemerintah tidak

diperlukan secara khusus, dan pada prinsipnya mengikuti

ketentuan seperti yang diatur pada pernyataan tentang

akuntansi aset tetap.

ASET BERSEJARAH :

Pernyataan ini tidak mengharuskan pemerintah untuk

menyajikan aset bersejarah di neraca namun aset tersebut harus

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

PSAP NO .08

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

TUJUAN PSAP :

mengatur perlakuan akuntansi untuk konstruksi dalam

pengerjaan.

KONTRAK KONSTRUKSI :
Kontrak Konstruksi dapat meliputi :

a) Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung

dengan perencanaan konstruksi aset,seperti jasa arsitektur

b) Kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset

c) Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung

dengan pengawasan aset yang meliputi manajemen konstruksi

dan value engineering

d) Kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan

restorasi lingkungan

PENGUKURAN :

Konstruksi dalam Pengrjaan dicatat dengan biaya perolehan.

PENGUNGKAPAN :

Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai

Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi :

a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut

tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya

b) Nilai kontraak konstruksi dan sumber pendanaannya

c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yg masih harus

dibayar
d) Uang muka kerja yang diberikan

e) Retensi

TANGGAL EFEKTIF :

PSAP ini berlaku efektif untuk laporan keuangan atas

pertanggung jawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun

Anggaran 2010.

PSAP NO .09

AKUNTANSI KEWAJIBAN

TUJUAN PSAP :

mengatur perlakuan akuntansi kewajiban meliputi saat

pengakuan,penentuan nilai tercatat,amortisasi,dan biaya

pinjaman yang di bebankan terhadap kewajiban tersebut.

KLASIFIKASI KEWAJIBAN :

Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos

kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan

diselesaikan setelah tanggal pelaporan.

PENGUKURAN KEWAJIBAN :
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.Kewajiban dalam

mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang

rupiah.

RESTRUKTURISASI UTANG :

Dalam restruturisasi utang melalui modifikasi persyaratan

utang,debitur harus mencatat dampak restrukturisasi secara

prospektif sejak saat restrukturisasi dilaksanakan dan tidak boleh

mengubah nilai tercatat utang pada saat restrukturisasi kecuali

jika nilai tercatat tersebut melebihi jumlah pembayaran kas masa

depan yang ditetapkan dengan persyaratan baru.

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN :

Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam

bentuk daftar skedul utang untuk memberikan informasi yang

lebih baik kepada pemakainya.

Informasi-informasi yang harus disajikan dalam Catatan atas

Laporan keuangan adalah :

a) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang

yang diklasifikasikan berdasarkan pemberi pinjaman

b) Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah

berdasarkan jenis sekuritas utang pemerintah dan jatuh

temponya
c) Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan

tingkat bunga yang berlaku

d) Konsekuensi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum

jatuh tempo

e) Perjanjian restrukturisasi utang meliputi ;

1) Pengurangan pinjaman

2) Modofikasi persyaratan utang

3) Pengukuran tingkat bunga pinjaman

4) Pengunduran jatuh tempo pinjaman

5) Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman

6) Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan

periode pelaporan

f) Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk

deftar umur berdasarkan kreditur.

g) Biaya pinjaman :

1) Perlakuan biaya pinjaman

2) Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi pada periode

yang bersangkutan

3) Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan


PSAP NO .10

KOREKSI KESALAHAN,PERUBAHAN KEBIJAKAN

AKUNTANSI,PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI

YANG TIDAK DILANJUTKAN

TUJUAN PSAP :

mengukur perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan

akuntansi dan pelaporan laporan keuangan,perubahan kebijakan

akuntansi,perubahan estimasi akuntansi,dan operasi yang tidak

dilanjutkan.

KOREKSI KESALAHAN :

Dalam mengoreksi suatu kesalahan akuntansi,jumlah

koreksi yang berhubungan dengan periode sebelumnya harus

dilaporkan dengan menyesuaikan baik Saldo Anggaran lebih

maupun saldo ekuitas.Koreksi yang berpengaruh material pada

periode berikutnya harus diungkapkan pada catatan atas laporan

keuangan.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI :


Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada

Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalan Catatan atas

Laporan Keuangan.

OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN :

Apabila suatu misi /tupoksi suatu entitas pemerintah

dihabuskan oleh peraturan,maka suatu

operasi,kegiatan,program,proyek,atau kantor terkait pada tugas

pokok tersebut dihentikan.

PSAP NO .11

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

TUJUAN PSAP :

untuk mengatur penyusunan laporan keuangan

konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam rangka

menyajikan laporan keuangan untuk umum demi meningkatkan

kualitas dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud.

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN :

Laporan keuangan konsolidasian terdiri dari laporan Realisasi

Anggaran,Laporan Peubahan SAL,Neraca,Laporan

Operasional,Laporan Perubahan Ekuitas,Laporan Arus Kas,dan

Catatan atas Laporan Keuangan.


ENTITAS AKUNTANSI :

Entitas Akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan

menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan

anggaran/barang yang dikelolanya yang di tujukan kepada

entitas pelaporan

BADAN LAYANAN UMUM/BADAN LAYANAN UMUM DAERAH :

Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD)

BLU/BLUD adalah entitas akuntansi,yang laporan keuangannya

dikonsolidasikan pada entitas pelaporan yang secara

organisatoris membawahinya.

Selaku satuan kerja pelayanan berupa Badan,walaupun bukan

berbentuk badan hukum yang mengelola kekayaan Negara yang

dipisahkan,BLU/BLUD adalah entitas pelaporan.

PROSEDUR KONSOLIDASI :

Konsolidasi yang dimaksud oleh Pernyataan Standar ini

dilaksanakan dengan cara menggabungkan dan menjumlahkan

akun yang diselenggarakan oleh entitas pelaporan dengan

entitas pelaporan lainnya,atau yang diselenggarakan oleh entitas

akuntansi dengan entitas akuntansi lainnya dengan

mengeliminasi akun timbal balik.


PENGUNGKAPAN :

Dalam Catatan atas Laporan Keuangan perlu

diungkapkan nama-nama entitas yang dikonsolidasikan atau

digabungkan beserta status masing-masing,apakah entitas

pelaporan atau entitas akuntansi.

PSAP NO .12

LAPORAN OPERASIONAL

TUJUAN PSAP :

menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan Operasioanl

untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntanbilitas

penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana ditetapkan oleh

peraturan perundang-undangan.

MANFAAT INFORMASI LAPORAN OPERASIONAL :

Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai

seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang

tercerminkan dalam pendapatan-LO,beban,dan surplus/defisit

operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya

disandingkan dengan periode sebelumnya.


STRUKTUR DAN ISI LAPORAN OPERASIONAL :

Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai berikut

a) Pendapatan-LO

b) Beban

c) Surplus/Defisit dari operasi

d) Kegiatan non operasional

e) Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa

f) Pos Luar Biasa

g) Surplus/Defisit-LO

AKUNTANSI PENDAPATAN-LO :

Pendapatan-LO diakui pada saat :

a) Timbulnya hak atas pendapatan

b) Pendapatan direalisasi,yaitu adanya aliran masuk sumber

daya ekonomi

AKUNTANSI BEBAN :

Beban diakui pada saat :

a) Timbulnya kewajiban
b) Terjadinya konsumsi aset

c) Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL :

Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara

pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan.

Defisit dari kegiatan operasional adalah selisih kurang antara

pendapatan dan beban selama suatu periode pelaporan.

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL :

Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu

dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional.

POS LUAR BIASA :

Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya

dalam Laporan Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit

sebelum Pos Luar Biasa.

SURPLUS/DEFISIT-LO :

Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang

antaran surplus/defisit kegiatan operasional,kegiatan non

operasional dan kejadian luar biasa.


TRANSAKSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN BERBENTUK

BARANG/JASA:

Transaksi pendapatan-LO dan beban dalam bentuk barang/jasa

harus dilaporkan dalam Laporan Operasional dengan cara

menaksir nilai wajar barang/jasa tersebut pada tanggal transaksi.

TANGGAL EFEKTIF :

PSAP ini berlaku efektif untuk laporan keuangan

pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran mulai Tahun

Anggaran 2010.

Anda mungkin juga menyukai