Bahan Kuliah Ekosistem Perairan PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 64

EKOSISTEM PERAIRAN

DEFINISI WILAYAH PESISIR

WILAYAH PESISIR
Wilayah
aya pes
pesisir
s d didefinisikan
de s a sebaga
sebagai wilayah
aya
di mana daratan berbatasan dengan laut.
Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang
tergenang air maupun yang tidak tergenang air
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
proses proses
laut, seperti pasang surut, dan intrusi air laut;
sedangkan batas di laut adalah daerah-daerah
yyangg dipengaruhi
p g oleh p
proses-proses
p alami di
daratan, seperti sedimentasi dan mangalirnya
air tawar ke laut, serta yang dipengaruhi oleh
kegiatan-kegiatan manusia di daratan.

DIMENSI EKOLOGIS EKOSISTEM PESISIR


Penyedia Sumberdaya Alam
Penyedia jasa-jasa pendukung Kehidupan
Penyedia jasa-jasa Kenyamanan
Penerima Limbah
KOMPONEN-KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM PESISIR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EKOSISTEM PESISIR:
Faktor klimatik (iklim)
Faktor fisiografik (relief dan posisi lahan di muka
bumi)
Faktor edafik (kondisi tanah dan air)
Faktor
F kt biotik
bi tik (interaksi
(i t k i antart organisme:
i
pemangsaan, kompetisi, simbiosis,)

PROSES-PROSES EKOLOGIS DI EKOSISTEM


PESISIR
Proses geomorfologis (erosi, sedimentasi, )
Proses hidrologis (pergerakan air)
Daur
D unsur h
hara (d
(daur nitrogen,
it ffosfor,)
f )
Jala makanan (produsen, konsumen,
dekomposer)
A. ESTUARIA

Ekosistem semi tertutup yang mempunyai


hubungan bebas dengan laut terbuka dan
menerima masukan air tawar dari daratan.

Karakteristik Fisik

Salinitas
S li it
Substrat
Sirkulasi Air
Pasang g Surut
Penyimpan Zat Hara

Dinamika Perubahan Estuaria Dipengaruhi oleh:

Pasokan Air Tawar


Beban Sedimen dari Daratan
Vegetasi Pesisir, seperti Mangrove
Proses di pesisir, termasuk Pasang Surut,
Gelombang dan Pola Arus
Perubahan di Daratan dan Muka Air Laut
TIPE ESTUARIA
Berdasarkan Geomorfologis
g
Estuaria Dataran Pesisir: paling umum dijumpai, dimana
pembentukannya terjadi akibat penaikan permukaan air laut yang
menggenangi sungai di bagian pantai yang landai

Estuaria Bentukan Penghalang:


Laguna
Laguna (Gobah) atau Teluk Semi Tertutup: terbentuk oleh
adanya beting pasir, sehingga menghalangi interaksi langsung
dan terbuka dengan laut
Delta:
Delta: terbentuk oleh endapan sedimen yang berasal dari lahan
atas di mulut sungai

Fjords: estuaria yang dalam


dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang
mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut

Estuaria
E t i Tektonik:
T kt ik terbentuk
t b t k akibat
kib t aktivitas
kti it ttektonik
kt ik (gempa
( bumi
b i
atau letusan gunung berapi) yang mengakibatkan turunya
permukaan tanah, kemudian digenangi air laut
TIPE ESTUARIA
Berdasarkan Pola Sirkulasi Air
Estuaria Berstratifikasi
Sempurna/Nyata atau Estuaria Baji
Garam: dicirikan oleh adanya batas
yang jelas antara air tawar dan air
laut.

Estuaria Berstratifikasi
sebagian/Parsial: paling umum
dijumpai, air tawar dan dari sungai
seimbang dengan air laut yang
masuk melalui pasang

Estuaria Campuran Sempurna


atau Estuaria Homogen Vertikal:
arus pasang surut dominan dan
kuat, sehingga air estuaria
tercampur sempurna dan tidak
terdapat stratifikasi
INTERAKSI BIOFISIK DALAM
EKOSISTEM ESTUARIA
Interaksi dengan Tumbuhan
B b
Berbunga
Akumulasi sedimen dari darat
(sungai) dan laut mengharuskan
toleransi tumbuhan berbunga
terhadap kondisi aerobik dan
salinitas laut (Mangrove, Lamun)
Interaksi dengan Rumput Laut
Rumput laut tidak memiliki akar
sehingga
gg keberadaannya y di estuaria
sangat terbatas karena tidak terdapat
substrat keras untuk menempel
INTERAKSI BIOFISIK DALAM
EKOSISTEM ESTUARIA
Interaksi dengan Fitoplankton
Pengayaan lapisan permukaan air
oleh penaikan massa air bernutrien,
memicu pertumbuhan dan produksi
fit l kt
fitoplankton
Interaksi dengan Zooplankton
Produksi fitoplankton
p yyang
g tinggi
gg
memicu produksi zooplankton yang
tinggi pula, sehingga fito dan
zooplankton berperan penting dalam
mempertahankan produktivitas
estuaria yang tinggi.
INTERAKSI BIOFISIK DALAM
EKOSISTEM ESTUARIA
Interaksi dengan Nekton
Produktivitas estuaria yang tinggi
sangat mendukung populasi
konsumer nektonik yang tinggi,
di
disamping
i kkondisi
di i fisik-kimia
fi ik ki i
estuaria yang bervariasi besar
(salinitas), sehingga hanya sejumlah
kecil jenis nekton yang dapat
beradaptasi.
Fungsi Ekologis Estuaria :
Sumber Zat Hara
Penyedia Habitat
Tempat Mencari Makanan
Tempat Bereproduksi dan Tumbuh Besar

Manfaat Estuaria :
Sebagai Tempat Pemukiman
Sebagai Tempat Penangkapan dan Budidaya
Ikan
Sebagai Jalur Transportasi
Sebagai Kawasan Pelabuhan dan Industri
EKOSISTEM MANGROVE

1. Deskripsi
merupakan komunitas vegetasi
pantai tropis,
didominasi oleh beberapa spesies
pohon mangrove yang mampu
tumbuh di daerah pasang surut
pantai berlumpur.
umumnya tumbuh pada daerah
intertidal dan supratidal yang cukup
mendapat aliran air,
air dan terlindung
dari gelombang besar .
banyak ditemukan di pantai-pantai
teluk yang dangkal, estuaria, delta
dan daerah pantai yang terlindung.
2. Zonasi (berdasarkan salinitas)
a Zona air payau hingga air laut de-ngan salinitas pada waktu
a.
terendam air pasang berkisar antara 10 - 30 0/00

Area yang terendam sekali atau dua kali sehari selama 20 hari dalam
sebulan
b l (Rhizophora
(Rhi h mucronata
t )
Area yang terendam 10 - 19 kali per bulan (A. alba, A. marina, Sonneratia
griffithii, Rhizophora sp).
Area yang terendam kurang dari sembilan kali setiap bulan ( Rhizopho
Rhizopho-ra
ra
sp., Bruguiera sp.)
Areayang terendam hanya beberapa hari dalam setahun ( Bruguiera
gymnorhiza, Rhizophora apiculata)

b. Zona air tawar hingga air payau, dimana salinitas berkisar antara 0 -
10 0/00 :

Area yang kurang lebih masih


dibawah pengaruh pasang surut:
asosiasiasi Nypa.

Area yang terendam secara


Avicennia/Sonneratia Rhizophora Rhizophora/Bruguera Bruguera Rypa fructicans
musiman: Hibiscus dominan.
Zonasi hutan mangrove di Indonesia
ZONASI HUTAN MANGROVE (salah satu di Indonesia)
D
Daerahh paling
li dekat
d k t dengan
d laut,
l t
substrat agak berpasir, sering
ditumbuhi oleh Avicennia spp, pada
zona ini sering berasosiasi dengan
Sonneratia spp

Lebih ke arah darat, hutan mangrove


umumnya didominasi oleh
Rhizophora spp. Juga dijumpai
Bruguiera
g pp dan Xylocarpus
spp y p spp
pp

Zona berikutnya didominasi oleh


Bruguiera spp.

Zona transisi antara hutan mangrove


dan hutan daratan rendah biasanya
dit mb hi oleh Nypa
ditumbuhi N pa ffruticans,
ticans dan
beberapa spesies palem lainnya
3. Tipe Komunitas Mangrove

Genangan P
G Pasut Tepian Pantai Sepanjang
S j S
Sungaii
(Overwash) (Fringe) (Riverine)

Genangan Sungai Berelevasi Semak


(Basin) (Hammock) (Scrub/Dwarf)
3. Daur hidup
DAUR HIDUP MANGROVE

Biji kecamba
pada pohon

Dipengaruhi oleh:

Masuk air aliran air


dasar perairan
jumlah kecambah

Tancapkan akar
Terapung
tegak lurus
ADAPTASI VEGETASI MANGROVE
4. Adaptasi

terhadap kadar oksigen rendah


(cakar ayam, penyangga)

terhadap kadar garam tinggi


(berdaun tebal dan kuat, ada
jaringan penyimpan air,
air struktur Akar papan Ak cakar
Akar k ayam
stomata)

terhadap tanah labil


(struktur akar yang sangat
ekstensif dan jaringan horisontal)

Akar tongkat Akar lutut


5. Fauna hutanFAUNA HUTAN MANGROVE
mangrove

Kelompok fauna daratan/terestrial


yang umumnya menempati bagian
atas pohon mangrove, terdiri atas:
insekta, ular, primata, dan burung. Fauna Arboreal

Kelompok fauna perairan/akuatik,


terdiri atas dua tipe, yaitu: (a) yang AIR PASANG Fauna Dasar

hidup di kolom air, terutama berbagai keras lautan

jenis ikan, dan udang; (b) yang


menempati substrat baik keras (akar Fauna Dasar
Lunak Daratan
AIR SURUT
dan batang pohon mangrove)
maupun lunak (lumpur), terutama
kepiting, kerang, dan berbagai jenis FAUNA MANGROVE

invertebrata lainnya).
FUNGSI EKOLOGIS HUTAN MANGROVE

Aspek Fisik
Menyusun mekanisme hubungan
antar
t komponen
k dalam
d l ekosistem
k i t
mangrove/ekosistem lain (padang
lamun, terumbu karang)
Pelindung gp
pantai
Pengendali banjir

Aspek Kimia
Penyerap bahan pencemar
Sumber energi bagi biota laut
Suplai bahan organik dalam
lingkungan perairan
Aspek Biologi
Menjaga
j g kestabilan p
produktivitas dan
ketersediaan sumberdaya hayati di
perairan
FUNGSI EKOLOGIS HUTAN MANGROVE
PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

Lebih dari 70 macam produk langsung dan tak


langsung mangrove yang dimanfaatkan manusia
(S
(Saenger et.al
t l, 1983)

Memiliki nilai estetika sebagai wahana wisata alam

Produk tidak langsung dari ekosistem mangrove

Sumber Produk
Ikan Blodok (beberapa jenis) Makanan, Pupuk
Krustasea (udang dan kepiting) Makanan
Moluska (kerang, remis, tiram) Makanan
Lebah Madu, Lilin
Burung Makanan, Bulu, Rekreasi
Reptil Kulit, Makanan, Rekreasi
Fauna lainnya (amfibi, dan serangga) Makanan, Rekreasi
PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

Produk langsung dari ekosistem mangrove

Kegunaan Produk

Kayu bakar untuk m asak; Kayu bakar untuk m em anggang ikan; Kayu
Bahan Bakar bakar untuk m em anaskan lem baran karet; Kayu bakar untuk
m em bakar batu bata; Arang; Alkohol

Kayu untuk tangga; Kayu untuk konstruksi berat (contoh : jem batan);
Kayu penjepit jalan kereta api; Tiang penyangga terowongan
pertam bangan; Tiang pancang geladak; Tiang dan galah untuk
Konstruksi bangunan

Bahan untuk lantai, papan bingkai; Material untuk m em buat kapal;


Pagar;
g ; Pipa
p air;; Serpihan
p kayu;
y ; Lem

Pancing untuk m enangkap ikan; Pelam pung pancing; Racun ikan;


Bahan untuk pem eliharaan jaring; Tem pat berlindung untuk ikan-ikan
Mem ancing tertentu

Pertanian Makanan ternak; Pupuk hijau


PEMANFAATAN HUTAN MANGROVE

Produk langsung dari ekosistem mangrove

Produksi Kertas, Berbagai jenis kertas; Gula; Alkohol; Minyak goreng, Cuka;
Pengganti the; Minuman fermentasi; Pelapis permukaan;
Makanan, Minuman Rempah-rempah dari kulit kayu; Sayur-sayuran, buah, atau
dan Obat- daun dari propagul; Pembalut rokok; Bahan obat-obatan dari
Obatan kulit daun dan buahnya
kulit,

Peralatan Rumah Perabot; Perekat; Minyak rambut; Peralatan tangan ; Penumbuk


Tangga padi; Mainan; Batang korek api; Kemenyan

Produksi Tekstil Serat sintetik; Bahan pencelup pakaian; Bahan untuk


dan Kulit penyamakan kulit

L i l i
Lain-lain P
Pengepakan
k kotak
k k
DAMPAK KEGIATAN TERHADAP
DAMPAK KEGIATAN EKOSISTEM
TERHADAP MANGROVE
EKOSISTEM MANGROVE

No Kegiatan Dampak
1 Tebang habis Berubahnya komposisi tumbuhan mangrove
Tidak berfungsinya daerah mencari makanan dan
pengasuhan
2 Pengalihan aliran air Peningkatan salinitas hutan (rawa) mangrove
tawar, misalnya pada Menurunnya tingkat kesuburan hutan.
pembangunan irigasi
3. Pembuangan
g sampah p Kemungkinan
g terlapisnya
p y pneumatofora
p
padat mengakibatkan matinya pohon mangrove.
Perembesan bahan bahan pencemaran dalam
sampah padat.
4 Pencemaran minyak
P i k K
Kematian
i pohon
h mangrove
tumpahan
5. Penambangan dan Kerusakan total ekosistem sehingga memusnahkan
ekstraksi Mineral di daerah asuhan
dalam hutan
DAMPAK KEGIATAN TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE
Lanjutan
j Mangrove
g

6. Penambangan dan Pengendapan sedimen yang berlebihan yang


Ekstraksi Mineral di mematikan p
pohon
daratan sekitar hutan
mangrove
7. Konversi menjadi Mengancam regenerasi stok ikan dan udang di
l h pertanian,
lahan i perairan
i lepas
l pantaii yang memerlukan
l k hutan
h
perikanan mangrove
Pencemaran laut oleh bahan pencemar yang
sebelumnya diikat oleh substrat hutan mangrove
Pendangkalan perairan pantai
Instrusi garam
Erosi garis pantai
8. Pembuangan sampah Penurunan kandungan oksigen terlarut, timbul H2S
cair
PADANG LAMUN
C. Padang Lamun

1. Deskripsi
Lamun (sea grass) merupakan satu-satunya
t
tumbuhan
b h b
berbunga
b yang hid
hidup terendam
t d
di dalam laut, Ujung daun

umumnya membentuk padang lamun yang


l
luas di dasar
d laut
l t yang masih
ih dapat
d t Lembaran
daun

dijangkau oleh cahaya matahari yang


memadai bagi pertumbuhannya.
hidup di perairan yang dangkal dan jernih,
jernih
dengan sirkulasi air yang baik. Sarung daun

Hampir semua tipe substrat dapat ditumbuhi


lamun mulai dari substrat berlumpur sampai
lamun,
Batang daun
Tunas
yang berduri

berbatu.
Pelepah daun

Bstsng skar

merupakan ekosistem yang tinggi


produktivitas organiknya
organiknya, dimana hidup Akar tunggal Akar batang

beraneka ragam biota laut seperti ikan,


krustasea, moluska, dan cacing.
FAKTOR PEMBATAS BAGI LAMUN

Karbon (CO2 dan HCO3-)

Cahaya dan Temperatur

Salinitas

Pergerakan air

Nutrien
FUNGSI PADANG LAMUN

Fungsi padang lamun secara ekologis,


yaitu :
Produsen detritus dan zat hara.
Mengikat sedimen dan menstabilkan
substrat yang lunak,
lunak dengan sistem
perakaran yang padat dan saling
menyilang.
Sebagai tempat berlindung, mencari
makan, tumbuh besar, dan memijah bagi
beberapa
bebe apa je
jenis
sbbiota
ota laut,
aut, te
terutama
uta a ya
yang
g
melewati masa dewasanya di lingkungan
ini.
Sebagai tudung pelindung yang
melindungi penghuni padang lamun dari
sengatan matahari.
PEMANFAATAN PADANG LAMUN

Padang lamun dapat


dimanfaatkan sebagai berikut :
Tempat
p kegiatan
g marikultur
berbagai jenis ikan, kerang-
kerangan dan tiram.
Tempat rekreasi atau
pariwisata.
Sumber pupuk hijau.
DAMPAK KEGIATAN THD PADANG LAMUN

No Kegiatan Dampak
1. Pengerukan dan Perusakan total padang lamun sebagai lokasi
pengurugan
p g g untuk pengerukan
p g dan p
pengurugan
g g
kegiatan di pinggir laut, Perusakan habitat di lokasi pembuangan hasil
pelabuhan, industrial pengerukan.
estate, saluran navigasi Dampak sekunder pada perairan meningkatkan
k k h air
kekeruhan i dan
d terlapisnya
l i i
insang h
hewan air.
i
2. Pencemaran limbah Lamun melalui proses biological magnification mampu
industri mengakumulasi logam berat.
3
3. Pembuahan sampah Penurunan kadar oksigen terlarut,
terlarut mengganggu
organik (Sewage) lamun dan hewan air.
Eutrofikasi menyebabkan blooming fitoplankton yang
menempelp di daun lamun dan kekeruhan
menghalangi cahaya.
4 Pencemaran oleh Pestisida, Mematikan hewan yang berasosiasi dengan
limbah pertanian padang lamun, Pupuk
M
Mengakibatkan
kib k eutrofikasi
fik i
5. Pencemaran minyak Lapisan minyak pada daun lamun menghalangi
cahaya untuk berfotosintesis.
TERUMBU KARANG

Terumbu terbentuk dari endapan-endapan


masif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan
oleh organisme karang pembentuk terumbu
(karang hermatipik) dari filum Cnidaria, ordo
Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan
zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae
b k
berkapur serta
t organisme
i l i yang menyekresi
lain k i
kalsium karbonat.
Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu
karang yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit
koralit. Tiap
mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun
yang tumbuh keluar dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar
penentuan spesies karang. Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit
luar yang dinamakan epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (mesoglea)
dari kulit dalamnya yang disebut gastrodermis.
D. Coral Reef
Dalam gastrodermis terdapat tumbuhan renik bersel tunggal yang dinamakan
zooxantellae yang hidup bersimbiosis dengan polip. Zooxantellae dapat
menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis, yang kemudian
disekresikan sebagian ke dalam usus polip sebagai pangan.
TIPE TERUMBU KARANG
Terumbu
T b karang
k tepi
t i (fringing
(f i i reef) f)
Terumbu karang penghalang (barrier reef)
Terumbu karang cincin atau atol.
SKEMA UMUM ZONASI KARANG TEPI
Rataan Terumbu (Reef flat)
Puncak Terumbu (Reef crest)
Lereng Terumbu (Reef slope)
Lereng
ZONASI VERTIKAL TERUMBU KARANG
EVOLUSI GEOLOGIS
TERUMBU KARANG

diawali ketika gunung vulkanik


muncul sebagai suatu pulau di
permukaan laut

ketika aktivitas gunung vulkanik


berakhir, p
pulau mulai tererosi

karang tepi mulai mengkolonisasi


garis pantai

karang penghalang berkembang


seperti saluran yang memisahkan
dari pulau

laguna yang luas membentuk


bagian dalam karang

pulau tenggelam dan terbentuk atol


REPRODUKSI
3. REPRODUKSI HEWANKARANG
KARANG
Terumbu
T b kkarang berbiak
b bi k baik
b ik
secara seksual maupun aseksual

Pembiakan seksual;; terjadi


j
melalui penyatuan gamet jantan
dan betina untuk membentuk
larva bersilia yang disebut
planula Planula akan menyebar
planula.
kemudian menempel pada
substrat yang keras dan tumbuh
menjadi polip. Kemudian polip
tersebut akan melakukan
pembiakan aseksual

Pembiakan aseksual; dilakukan


dengan cara fragmentasi
sehingga terbentuk polip-polip
baru yang saling menempel
sampai terbentuk koloni yang
besar dengan bentuk yang
beragam sesuai jenisnya
REPRODUKSI SEKSUAL KARANG
FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS
PERKEMBANGAN KARANG

Suhu air > 18oC, tapi bagi perkembangan


optimal diperlukan suhu rata-rata tahunan
berkisar antara 23 - 25oC, dengan suhu
maksimal yang masih dapat ditolerir
berkisar antara 36 - 40oC.
Kedalaman
K d l perairan
i < 50 m, d
dengan
kedalaman bagi perkembangan optimal
pada 25 m atau kurang.
Salinitas air yang konstan berkisar antara
30 - 36 o/oo.
Perairan yang cerah, bergelombang besar
dan bebas dari sedimen.
KOMPOSISI BIOTA
TERUMBU KARANG

Beraneka ragam avertebrata (hewan tak


bertulang belakang) : terutama karang batu
(stony coral), juga berbagai krustasea,
siput dan kerang-kerangan, ekinodermata
(bulu babi, anemon laut, teripang, bintang
laut dan leli laut)
laut).
Beraneka ragam ikan : 50-70% ikan
karnivora oportunistik, 15% ikan herbivora
dan sisanya omnivora.
Reptil : umumnya ular laut dan penyu laut.
Ganggang dan rumput laut: algae koralin
koralin,
algae hijau berkapur dan lamun.
RANTAI MAKANAN DI TERUMBU KARANG

Keanekaragaman biota dan keseimbangan ekosistem


tergantung pada rantai makanan. Pengambilan
spesies tertentu secara berlebihan dapat
menyebabkan peledakan populasi biota yang menjadi
mangsanya, sehingga dapat mengganggu
keseimbangan
g ekosistem.

plankton
Materi organik (detritus)

Predator besar

herbivora

Ikan
carnivora

omnivora
dekomposer
Peran terumbu karang
pelindung
p g p
pantai dari hempasan
p
ombak dan arus kuat yang
berasal dari laut.
sebagai habitat, tempat mencari
makanan, tempat asuhan dan
pembesaran, tempat pemijahan
bagi berbagai biota yang hidup di
terumbu karang atau sekitarnya.
sekitarnya

Pemanfaatan
Sebagai tempat penangkapan
berbagai jenis biota laut
konsumsi, dan berbagai jenis
ikan hias.
hias
Bahan konstruksi bangunan dan
pembuatan kapur.
Bahan perhiasan.
Bahan baku farmasi.
KONSERVASI T. KARANG
1. Mekanisme kerusakan
Akibat
ba Aktivitas
as Manusia
a us a

Penambangan karang
Pengeboman dan sianida
Pencemaran dan
sedimentasi
Pembangunan pantai
Pembangunan di darat
Industri lepas pantai
Permintaan meningkat
Akibat Alamiah
Crown
C off Th
Thorn
Pemanasan global
KONSERVASI T. KARANG
2. Akar permasalahan
kerusakan ekosistem terumbu
karang

masyarakat tidak
mengetahui arti dan nilai
penting dari ekosistem
terumbu karang
masyarakat tidak memiliki
alternatif lain untuk
memenuhi kebutuhannya
keserakahan untuk
mendapatkan
d tk h
hasilil banyak
b k
dan cepat
KONSERVASI T. KARANG

3. Strategi rehabilitasi ekosistem terumbu karang

Pengembangan teknologi pengelolaan


t
terumbu
b kkarang
Pengembangan
g g terumbu buatan
Pengembangan teknologi budidaya laut
Transplantasi karang
Pengembangan pengelolaan terumbu
karang berbasis masyarakat (Daerah
Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat)
KONSERVASI T. KARANG
PENGEMBANGAN
DAERAH PERLINDUNGAN
LAUT

Daerah Perlindungan Laut


adalah upaya masyarakat
untuk
u u Mempertahankan
e pe a a a
dan memperbaiki kualitas
ekosistem pesisir (terumbu
karang) dan sekaligus
mempertahankan kualitas
sumberdaya lainnya yang
ada di terumbu karang.
KONSERVASI T. KARANG

Rancangan Zonasi Perlindungan Terumbu karang

INTI INTI INTI

Tahap 1 Tahap 2
Tahap 3
KONSERVASI T. KARANG
BATASAN TERUMBU BUATAN
Terumbu buatan pada dasarnya adalah habitat
baru dalam ruangg laut dan p
penyediaan
y lapisan
p
substrat bagi kawasan makan ikan, krustasea dan
moluska.

Terumbu buatan adalah struktur atau kerangka


yang sengajaj di
dipasangkan
k k
ke dalam
d l laut
l t yang
ditujukan sebagai tempat berlindung dan habitat
bagi organisme laut atau sebagai pelindung
pantai.
KONSERVASI T. KARANG
FUNGSI TERUMBU BUATAN
Menarik dan mengumpulkan organisme sehingga
lebih mudah dan efisien upaya penangkapannya
Melindungi
M li d i organisme
i kecil,
k il anak k ikan
ik dan
d ikan
ik
muda terhadap pemanenan dan penangkapan
yang lebih dini;
Melindungi kawasan asuhan terhadap cara-cara
pemanfaatan dan p
p penangkapan
g p y
yangg bersifat
merusak; dan
Dalam jangka panjang, meningkatkan produktivitas
alami melalui cara suplai habitat baru bagi ikan dan
organisme yang menempel permanen
KONSERVASI T. KARANG
MODUL TERUMBU BUATAN Modul Bambu dan Ban
Jangka pendek berperan
dalam pengumpulan ikan

Sangat sesuai pada lokasi


lokasi-
lokasi yang terlindung dari
angin dan arus laut lemah
Modul Hong (konkret)
Jangka panjang berperan
sebagai
b i habitat
h bit t penyusun
terumbu karang

Dapat ditempatkan pada


lokasi dengan kondisi arus
deras
TAMPAK SAMPING
TAMPAK ATAS
2.300 m
2.000 m

0.9000 m

1.200 m
0.175m
DUA DIMENSI

2.000 m
2.300 m
1.000 m
1.200 m

Desain dan konstruksi terumbu buatan dari modul beton


KONSERVASI MANGROVE
 PERLINDUNGAN HUTAN MANGROVE
Menunjuk kawasan hutan mangrove sebagai
kawasan konservasi/sempadan pantai/sungai

SK bersama Mentan dan Menhut No. KB


550/264/K t /4/1984 dan
550/264/Kpts/4/1984 d No.
N 082/Kpts-
082/K t
II/1984 (30 April 1984) : Lebar sabuk hijau 200
meter

 REHABILITASI HUTAN MANGROVE


Mengembalikan fungsi ekologis mangrove
melalui penghutanan kembali
KONSERVASI MANGROVE

Empang (20%) dan mangrove (80 %)

Laut
ungai

Zona Penyangga
ga
enyangg
Su

Mangrove
ove

mbak

mbak

mbak

ve
Zona Pe

Mangrov
Mangro

0,5 ha tam

0,5 ha tam

0,5 ha tam
Mangrove
KONSERVASI MANGROVE
Perhutanan Sosial Pola Wanamina
E
Empang P i
Parit
KONSERVASI MANGROVE
Perhutanan Sosial Pola Wanamina
E
Empang P it Yang
Parit Y Disempurnakan
Di k

E
Empang T
Tempatt pememelihaan
lih Ikan
Ik

Mangrove
KONSERVASI MANGROVE
Perhutanan Sosial Pola Wanamina
K
Komplangan
l
KONSERVASI MANGROVE
S a lu r a n
Laut
A ir L a u t

GREEN BELT GREEN BELT


M ANGROVE M ANGROVE
300 m
300 m 300 m
GREEN BELT GREEN BELT
NON- M ANGROVE NON- M ANGROVE

P e ta k P e ta k P e ta k P e ta k P eta k P e ta k
T am bak Tam bak T am bak T am bak T am bak T am bak

i
Su ng a
S a lu r a n A ir T a m b a k
sem p ad an su n g ai m an g ro v e

P e ta k P eta k P eta k P e ta k P eta k 100 M P e ta k


T am bak T am bak T am bak T am bak T am bak 100 M T am bak

P eta
t k
P e ta k P e ta k P eta k P e ta k P eta k T am bak
T am bak T am bak T am bak T am bak T am bak

sem p ad an
su n g ai
n o n -m a n g ro v e
P e ta k P e ta k
T am bak P eta k P eta k P e ta k T am bak
T am bak T am bak T am bak 100 M
100 M

S a lu ra n A ir T a w a r
P e ta k
P e ta k P eta k P e ta l P er c a m p u r a n T am bak
T am bak T am bak A ir A sin d a n T a w a r
KONSERVASI MANGROVE
S a lu ra n
L aut
A ir L a u t

GREEN BELT GREEN BELT


300 m M ANGROVE 300 m M ANGROVE
300 m


P e ta k P e ta k P e ta k P eta k P e ta k P e ta k
T am bak T am bak T am bak T am bak T am bak T am bak

i
Sunga
s e m p a d a n s u n g a i m a n g ro v e

P e ta k P e ta k P e ta k P eta k P e ta k 100 M P e ta k
T am bak T am bak T am bak T am bak T am bak 100 M T am bak



P eta k
P e ta k

P eta k

P e ta k P eta k P e ta k T am bak
T am bak T am bak T am bak T am bak T am bak


se m p a d a n
su n g a i
n o n -m an g ro v e
P e ta k P eta k
T am bak P e ta k P e ta k P eta k T am bak
T am bak T am bak T am bak 100 M
100 M

S a lu r a n A ir T a w a r
P eta k
P e ta k P e ta k P e ta l P e rc a m p u r a n T am bak
T am bak T am bak A ir A s in d a n T a w a r

V e g e ta si m a n g r o v e
KONSERVASI MANGROVE

Rehabilitasi Ekosistem
Mangrove Penanaman Mangrove
Dlm Buis Beton

Pemasangan APO
KONSERVASI MANGROVE

Anda mungkin juga menyukai