Artikel 2
Artikel 2
NRP: C451160031
Jenis-Jenis Kargo
General Cargo
Terdiri dari barang-barang biasa sehingga tidak perlu penanganan secara khusus, namun tetap
harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam hal pengepakan supaya isinya dapat
ditampung dalam cargo space.
Special Cargo
Terdiri dari barang-barang yang memerlukan penanganan secara khusus. Barang-barang yang
termasuk yang termasuk dalam kategori ini adalah AVI, DG, HUM, PER, PES, PEM, HEA, dan
lain-lain.
1. Explosive Material (kode REC) adalah barang yang mudah meledak karena mengandung
zat-zat kimia yang mudah meledak. Contoh : Petasan, Amunisi, dan lain-lain.
2. Flammable Goods (kode RFG = Gas, RFS = Padat, RFL = Cair) adalah barang-barang yang
mudah terbakar baik dalam bentuk gas, padat, dan cair. Contoh : Oxygent
3. Non Flammable Compressed Gas (kode RNG). Contoh : Film.
4. Corrosive Material (kode RCM) adalah barang-barang yang dapat menimbulkan karat.
Contoh : Air Raksa, Zat Asam.
5. Irritan Material adalah barang atau bahan perangsang atau dapat merangsang benda-benda
lainnya. Contoh : Alkohol, Spritus, Gas, dan lain-lain
6. Magnetized Material (kode MAG) adalah barang-barang yang mengandung unsur magnetik.
Contoh : Kompas, Loudspeaker, dan lain-lain.
7. Oxidizing Material adalah barang-barang yang mudah terbakar bila beraksi dengan oksigen.
Contoh : Zat Pemutih, Nitrat Peroksida, dan lain-lain.
8. Fragile Goods (kode FRG) adalah barang-barang yang mudah pecah. Contoh : Piring,
Gelas, barang yang terbuat dari porselen, dan lain-lain.
9. Poisonous Subtances (kode RPS) adalah barang-barang yang berupa racun dan
pengangkutannya harus memiliki izin dari yang berwenang. Contoh : Cianida, Arsenik, dan
lain-lain.
10. Radio Active Materials adalah barang-barang yang mengandung radio aktif.
11. Valuable Goods (kode VAL) adalah barang-barang yang berharga dan mengandung unsru
kimia didalamnya. Contoh : Emas, Berlian, Perak, dan lain-lain.
12. Wet Fraight adalah barang-barang yang berbentuk cairan atau barang padat yang
bercampur dengan cairan sehingga pemuatannya harus menggunakan kontainer. Contoh :
Daging Segar, Udang Basah, Makanan, Telur, dan lain-lain.
13. Perishable Goods (kode PER) adalah barang-barang yang diduga akan hancur atau busuk
selama perjalanan atau selama pengiriman sehingga membutuhkan bahan pengawet.
Contoh : buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman, dan lain-lain.
14. Dangerous When wet adalah barang-barang yang mudah meledak apabila dalam
keadaaan basah atau lembab. Contoh : Karbit.
15. Live Animal (kode AVI) adalah berupa hewan, tumbuhan, dan mahluk hidup lainnya yang
diangkut.
16. Human Remains (kode HUM) adalah berupa jenazah manusia baik dalam bentuk
utuh,sudah dikremasi/abu, dibalsem/tidak dibalsem.
1. Kargo yang akan dikirim akan dilakukan pembukuan (reservation) terlebih dahulu
a. Form pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan pemberitahuan ekspor barang tertentu
(PEBT)
c. Packing list
3. Dari proses di gudang penerimaan kargo akan dibawa ke unit Bea Cukai (customs). Di
customs, kargo akan menerima dokumen kargo dan persetujuan muat (fiat muat) apabila
dokumen pengangkutan lengkap. Persetujuan itu berupa pengecapan stempel tersebut sebagai
tanda bahwa kargo yang bersangkutan diizinkan oleh pihak bea cukai untuk dikirim.
5. Setelah pemeriksaan kargo akan disimpan di gudang (storage area). Kargo yang akan dikirim
akan di packing ulang dengan menggunakan plastik di build up area.
1. Kargo diturunkan dari pesawat dan dibawa ke Break Down Area menggunakan dollies.
2. Di Break Down Area, cargo dilakukan proses pemisahan dan dilakukan proses pencatatan
Airway Bill.
3. Setelah itu kargo akan disimpan di import warehouse / acceptance import untuk pemeriksaan
fisik kargo dan dokumen-dokumennya.
4. Pihak Warehouse Operator akan mengirimkan NOA (Notice Of Arrival) kepada consignee
dengan tujuan untuk memberitahukan bahwa cargo telah sampai dan siap diambil.
8. Khusus barang kargo internasional setelah 30 hari berada di gudang overflow dinyatakan
sebagi barang tidak dikuasai oleh pihak costoms, berada pada tempat penimbunan pabean,
apabila 30 hari kemudian belum ada pemiliknya maka barang tersebut dikuasai oleh Negara.
Khusus untuk Dangerous Goods penanganannya dengan cara dipisahkan ditempat yang
khusus untuk Dangerous Goods. Pemuatan Dangerous Goods ini sendiri tergantung dari
kebijakan Airline Operator. Ada Airline Operator yang mengijinkan Dangerous Goods diangkut di
pesawatnya (dengan batasan tertentu), namun ada juga airline yang tidak mengijinkan sama
sekali Dangerous Goods diangkut di pesawatnya.
Air Cargo atau disebut juga Barang, adalah segala sesuatu yang diangkut atau akan diangkut
dalam sebuah pesawat udara, kecuali :
Dokumen pendukung dalam penanganan dan pelayanan handling kargo dapat diketahui
beberapa hal :
1. Acceptance : CBA (cargo booking advice), PTI (pemberitahuan tentang isi), BTB (bukti
timbang barang), SMU (surat muatan udara), CN 38 (pos), Shipper Declaration for Dangerous
Goods, Checklist for Dangerous Goods, DB (delivery bill), DRSC (untuk kasir)/ Bordrel, dan
Pertelaan (untuk kasir).
2. Out Going : CBA (cargo booking advice), CLP (cargo load plan), SMU (surat muatan udara),
CN 38 (pos), Checklist Buildup, Manifest Cargo Outbond, NOTOC (Notification to Captain), DO
(delivery order) penarikan kargo.
3. Incoming : Manifest Cargo Inbound, SMU (surat muatan udara), NOA (notice on arrival), DO
(delivery order), DB (delivery bill), Surat Jalan, DRSC (untuk kasir), dan Pertelaan.