Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN

DOWER KATETER DI RUANG ICU RSUD CILACAP


Inisial pasien : Tn. M (70 tahun) Diagnosa medis : CHF Tanggal masuk
: 18 januari 2016 No. RM : 001001

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran.

a. Diagnosa keperawatan
DS: klien mengatakan berat untuk beraktifitas
DO: klien mengalami chf, terdapat oedem paru,sesak nafas, aitmia,
takikardi
Diagnosa keperawatan: resiko ketidakseimbangan volume cairan

b. Dasar pemikiran
Gagal jantung didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung tidak
lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh. Gangguan
fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi diastolik atau sistolik,
gangguan irama jantung, atau ketidaksesuaian preload dan afterload.
Gagal jantung kongestif (congestive heart failure) merupakan suatu
keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan
mekanisme kompensatoriknya.
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada
gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu
kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas
ventrikel kiri yang menurun mengurangi volume sekuncup dan
meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya volume
akhir diastolik ventrikel, terjadinya peningkatan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri. Akibatnya terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri
karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama diastol.
Peningkatan tekanana atrium kiri diteruskan ke belakang kedalam
pembuluh darah paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena
paru-paru. Apabila tekanan hidrostatik anyaman kapiler paru-paru
melebihi tekanan onkotik pembuluh darah, akan terjadi transudasi
cairan ke dalam interstisial sehingga terjadilah edema interstisial.
Peningkatan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke
dalam alveoli dan terjadilah edema paru.
Untuk memonitor cairan pada pasien dengan gagal jantung maka
perlu tindakan yang mampu menampung cairan dari tubuh pasien.
Cairan urine mampu di monitir dengan pemasangan dower kateter.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Melakukan pemasangan dower kateter
3. Prinsip-prinsip
Tindakan pemasaangan dower cateter yaitu steril, karena merupakan
tindakan yang memasukan benda asin ke dalam tubuh pasien (invasif).
Prinsip prinsip dalam pemasangan dower cateter yaitu seperti menyiapkan
alat dan bahan seperti Bak instrumen berisi : (foley kateter sesuai ukuran 1
buah, Urine bag steril 1 buah, Pinset anatomi 2 buah, Duk steril, Kassa
steril yang diberi jelly) ,Sarung tangan steril, Kapas sublimat dalam kom
tertutup, Perlak dan pengalasnya 1 buah, sampiran, Cairan aquades atau
Nacl, Plester, Gunting verband, Bengkok 1 buah, Korentang pada
tempatnya. Emasukan selang kateter dan mengecek dengan benar .

4. Analisa tindakan keperawatan


Tujuan dari pemasangan dower kateter adalah menghilangkan distensi
kandung kemih, mendapatkan spesimen urine, mengkaji jumlah residu
urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan.
Prosedur dalam pemasangan ini adalah pakaian bagian bawah klien
dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien lithotomi (kaki ditekuk dan Kaki
sedikit dibuka). Bengkok diletakkan didekat bokong klien, buka bak
instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat
genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset. Bersihkan
genitalia dengan cara : dengan tangan nondominan perawat membuka
vulva kemudian tangan kanan memegang pinset dan mengambil satu buah
kapas sublimat. Selanjutnya bersihkan labia mayora dari atas kebawah
dimulai dari sebelah kiri lalu kanan, kapas dibuang dalam nierbekken,
kemudian bersihkan labia minora, klitoris, dan anus. Letakkan pinset pada
nierbekken
Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly, masukkan kateter kedalam
uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset
sampai urine keluar. Masukkan Cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai
ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter
terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi
tempat tidur, fiksasi kateter pada bagian sisi dalam paha klien, pasien
dirapihkan kembali.

5. Hasil yang didapat dan maknanya


S: -
O: pasien terpasang dower kateter
A: masalah teratasi
P: anjurkan pasien untuk tidak menarik selang dc
6. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi
diagnosa di atas (mandiri dan kolaboratif)
a. Monitor adanya distensi leher, rinchi, eodem perifer dan penambahan
BB
b. Monitor tanda dan gejala dari odema
c. Bari cairan sesuai keperluan
d. Beri obat yang dapat meningkatkan output urin
e. Lakukan hemodialisis bial perlu dan catat respons pasien

7. Evaluasi diri
Dalam melakukan pemasangan dower kateter yang perlu diperhatikan
yaitu memastikan bahwa selang benar masuk ke dalam vesika urinaria dan
pastikan mengunci selang ketika sudah berada di dalam vesika urinaria,
kemudian apabila ada tahanan dari pasien ketika memasukan selang maka
motivasi pasien untuk tidak menahan selang untuk masuk.

8. Daftar Pustaka
Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Boedihartono, (1994), Proses Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta
Brooker, Christine, (2001), Kamus Saku Keperawatan Ed. 31, EGC,
Jakarta
FKUI, (1995), Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.med.uottawa.ca/procedures/ucath/
http://www.fkunissula.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=7:katerisasi&catid=1:latest-news
http://nursingbegin.com/prosedur-kateterisasi-urine-pada-wanita/
http://www.scribd.com/doc/44565097/kateter
Hidayat, A. Aziz Alimun. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:
Smeltzer, Susanne, C, (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8 Vol.3,
EGC, Jakarta
Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai