Anda di halaman 1dari 19

Makalah:

Alat Pengecilan Ukuran Bahan Hasil Pertanian

Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Satuan Operasional Industri Pangan II

Disusun Oleh:

Ani Nurhayati (C1061151002)

Veronika Triarti Setia Rini (C1061151018)

Rosiana (C1061151020)

Chelsyana Cherry (C1061151034)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan kami
tugas membuat makalah ini, sehingga kami dapat lebih memahami materi ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 6 Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Makalah ........................................................................................ 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ................................................................................................. 4

A. Pengertian Pengecilan Ukuran dan Caranya ............................................ 4

B. Jenis-Jenis Alat Pengecilan Ukuran beserta Prinsipnya ........................... 6

C. Gambar Alat Pengecilan Ukuran ............................................................ 12

BAB III ................................................................................................................. 14

PENUTUP ......................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di bidang pertanian, dihasilkan berbagai macam bahan pangan seperti
sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan lainnya. Bahan pangan tersebut
memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Terkadang bentuk dan ukuran
bahan pangan mentah berukuran lebih besar dari pada kebutuhan sehingga ukuran
bahan tersebut harus diperkecil sesuai dengan yang dibutuhkan. Kegiatan atau
cara yang dilakukan dalam melakukan pengecilan bahan tersebut merupakan
teknik pengecilan ukuran bahan hasil pertanian.Salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan cara meningkatkan
efisiensi penanganan pascapanen. Secara ekonomis penggunaan mesin pengecil
ukuran lebih mudah dilakukan dan lebih murah jika dibandingkan secara manual.
Selain itu, operasi pengecilan ukuran merupakan salah satu perlakuan
pendahuluan yang dapat mempermudah proses-proses selanjutnya

Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran, pemotongan


dan penggilingan. Pengecilan ukuran bahan merupakan pengecilan secara mekanis
tanpa mengubah sifat-sifat kimia dari bahan. Pentingnya pengecilan ukuran adalah
mengubah sifat-sifat fisik bahan yang sangat diperlukan untuk penangan lanjut,
seperti perlakuan pemindahan, pengaliran dan pengangutan bahan dan perlakuan
pemanasan, pendinginan sampai dengan pencampuran bahan baik yang mencakup
perubahan fisik, mekanis, kimia, dan mikrobiawi bahan.

Pengecilan ukuran dapat dibedakan menjadi pengecilan ukuran yang


ekstrim atau penggilingan pengecilan ukuran yang relatif masih berukuran lebih
besar atau sering menjadi bentuk khusus atau pemotongan. Pengecilan ukuran
merupakan usaha untuk mengurangi ukuran bahan dengan kerja mekanis,
membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Penggunaan proses
penghancuran yang paling luas di bidang industri pangan adalah penggilingan
butiran-butiran gandum menjadi tepung. Dalam proses pemecahan biasa

1
mengaplikasikan berbagai macam gaya pemecahan diantaranya, gaya pukul, gaya
sobek dan gaya tekan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan yaitu faktor
dari bahan diantaranya varietas, kekerasan, struktur mekanis dan kadar air. Faktor
dari alat pemecah yaitu kontruksi alat, operasi dan kinerja alat (Kartasapoetra,
1994).
Penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran bagian padat dengan
kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil.
Penggunaan proses penghancuran yang paling luas dalam industri pangan adalah
penggilingan butiran-butiran gandum menjadi tepung, akan tetapi penghancuran
ini dipergunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung untuk
menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan pangan
kering seperti sayuran. Pemotongan digunakan untuk memecahkan potongan
besar bahan pangan menjadi ptongan-potongan kecil yang sesuai untuk
pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan (Earle,1982).

Peralatan pengecil ukuran bahan hasil pertanian dapat dikelompokkan


menjadi mesin penghancur, mesin penggiling, mesin penggiling sangat halus, dan
mesin pemotong. Prinsip kerja masing-masing alat di atas berbeda-beda. Aksi
utama dari mesin penghancur adalah kompresi. Mesin penggiling menerapkan
pukulan dan gilingan serta kadang-kadang dikombinasikan dengan kompresi.
Mesin penggiling sangat halus bekerja dengan menerapkan prinsip gesekan.
Mesin pemotong bekerja dengan menggunakan aksi potong.

B. Rumusan masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan pengecilan ukuran dan cara pengecilan
ukuran bahan hasil pertanian?
2) Apakah jenis-jenis alat pengecilan ukuran beserta prinsip kerja dari alat
pengecilan ukuran tersebut?
3) Apa saja contoh dari alat pengecilan ukuran ?

2
C. Tujuan Makalah
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan pengecilan ukuran dan
cara pengecilan ukuran bahan hasil pertanian.
2) Untuk mengetahui jenis-jenis alat pengecilan ukuran bahan hasil pertanian
beserta prinsip kerjanya.
3) Untuk mengetahui contoh dari alat pengecilan ukuran bahan hasil
pertanian.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengecilan Ukurandan Caranya


Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukkan pada
suatu operasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian
yang berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia. Pengecilan
ukuran dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada saat
penambahan bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata.
Pengecilan ukuran dapat diartikan juga sebagai suatu bentuk proses penghancuran
dari pemotongan bentuk padatan menjadi bentuk yang lebih kecil oleh gaya
mekanik. Terdapat empat cara yang diterapkan pada mesin-mesin pengecilan
ukuran, yaitu (1) kompresi, pengecilan ukuran dengan tekstur yang keras; (2)
impact atau pukulan, digunakan untuk bahan padatan dengan tekstur kasar; (3)
attrition, digunakan untuk menghasilkan produk dengan tekstur halus dan; (4)
cutting, digunakan untuk menghasilkan produk dengan ukuran dan bentuk tertentu
(Mc. Cabe, et. al.,1976).

Menurut Henderson dan Perry (1982), pada prinsipnya pengecilan ukuran


diklasifikasikan menurut produk akhir yang dihasilkan. Yang pertama adalah
pengecilan ukuran ekstrim yaitu merubah dimensi ukuran bahan secara signifikan,
misalnya penggilingan dan penggerusan. Kedua adalah pengecilan bahan yang
menghasilkan ukuran produk yang masih berdimensi besar atau nisbah produk
akhir dengan awalnya tidak terlalu signifikan, misalnya pada proses pemotongan
dan pengemasan.

Semua cara yang digunakan untuk memotong partikel zat padat dan
dipecahkan menjadi kepingan kepingan yang lebih kecil dinamakan size
reduction atau pemecahan/ pengecilan ukuran. Di dalam industri pengolahan, zat
padat diperkecil dengan berbagai cara yang sesuai dengan tujuannya. Produk
produk komersial biasanya harus memenuhi spesifikasi yang sangat ketat dalam
hal ukuran maupun bentuk partikelnya yang sangat berpengaruh terhadap

4
reaktifitas zat padat tersebut. Pemecahan ini juga dapat memisahkan komponen
yang mungkin tidak diinginkan dengan cara mekanik, serta dapat juga
memperkecil bahan bahan berserat untuk memudahkan proses penanganannya.

Secara umum tujuan dari size reduction atau pemecahahan ini adalah:

Menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan


tertentu
Memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kimia
yang terpaut pada padatan tertentu.
Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi.
Penyesuaian dengan kebutuhan spesifikasi produk atau mendapatkan
bentuk tertentu.
Untuk menambah luas permukaan padatan.
Mempermudah pencampuran bahan secara merata.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat size reduction:

Ukuran umpan,
Size reduction ratio,
Distribusi ukuran partikel dii arus produk,
Kapasitas,
Sifat bahan, seperti hardness, abrasiveness, stickiness, densitas, dll.
Kondisi basah atau kering.

Beberapa cara untuk memperkecil ukuran zat padat dapat dilakukan


dengan menggunakan berbagai cara, yaitu:

a. Kompresi (tekanan)

Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap
buah, Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang keras. Alat
dari kompresi ini dinamankan chrushing rolls.

b. Impak (pukulan)

Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran dengan memanfaatkan gaya


impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalam waktu yang singkat. Prinsip kerja

5
dari impact adalah dengan memukul buah. Alat yang biasa digunakan yaitu
hammer mill.

c. Atrisi (gesekan)

Atrisi menghasilkan zat yang sangat halus dari bahan yang lunak dan
tidak abrasif.

d. Pemotongan

Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan ujung suatu


benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur permukaan yang terbentuk oleh
proses pemotongan relatif halus, pemotongan lebih cocok dilakukan untuk
sayuran dan bahan lain yang berserat.

B. Jenis-Jenis Alat Pengecilan Ukuran beserta Prinsipnya


Berdasarkan cara kerja dan ukuran produk yang diperoleh, maka peralatan
size reduction dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:

1. Crusher (mesin pemecah)

2. Grinder (mesin giling)

3. Ultrafine Grinder (mesin giling ultra halus)

4. Cutting machine (mesin pemotong)

Peralatan yang digunakan :

a. Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force).

b. Disc Mill
Disk Mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan
produk dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang
dan lainnya. Alat ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan
penghancur biji kedelai dalm keadaan kering maupun basah.

6
c. Multi Mill
Multi mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer millimpact
dilakukan cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa
besi, sehingga momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat
memecah ikatan antara padatan bahan.

d. Attrition mill
mempunyai piring-piring yang biasanya terbuat dari baja. Piring
piring (circular disc) tersebut berputar. Sumbu piring biasanya horizontal tapi
terkadang vertikal. Bahan yang digunakan biasanya partikel-partikel solid
yang lunak.

e. Jaw Chruser
Prinsip seperti gigi geraham menghancurkan makanan.Jaw Crusher
adalah type crusher yang paling umum, dimana sistem kerjanya
memampatkan / menghimpit material hingga hancur, biasa digunakan
untuk menghancurkan batu jenis batu yang keras, seperti batu kali, batu
pegunungan, batu mineral, batu emas, batu mangan, batu besi, dsb.

f. Roller Mills
Prinsip kerja roller mill/penggilingandigunakan untuk menggiling
dan menghancurkan gandum di tanaman selelear pengolahan. Hal ini
dirancang untuk mendapatkan tepung dan semolina dalam tepung dan
pabrik semolina dengan mengolah gandum dibersihkan.

g. Fluid Energy Mills


Dalam jenis ini, patikel partikel zat padat dapat melayang didalam
udara dan dibawa dengan kecepatan tinggi dalam lintasan berbentuk
lingkaran atau elips. Sebagian dari pengecilan berlangsung pada waktu
partikel menumbuk atau menggosok dinding kamar pengurung, namun
sebagian besarnya diperkirakan terjadi karena atrisi antar partikel. Dengan
klasifikasi dalam partikel-partikel besar yang dijaga tetap berada didalam

7
penggiling sampai ukurannya sudah cukup kecil sesuai dengan yang
dikehendaki.
h. Cutting
Pada mesin ini proses pemotongan dilakukan agar diperoleh ukuran blok
mie yang sesuai dengan standar diaman standar tersebut tergantung dari
jenis mie masing-masing. Ketajaman pisau dan ketapatan pisau pemotong
merupakan hal yang harus diperhatikan. Mie yang baik adalah yang
mampu berdiri dengan tegak pada keempat sisinya. Hal ini dipengaruhi
oleh ketepatan pemotongan serta kelipatan mie.

i. Pengayakan
Pengayakan merupakan salah satu metode untuk memisahkan
fraksi-fraksi tertentu sesuai dengan keperluan dari suatu material yang
baru mengalami grinding/penghalusan bahan. Pengayakan dilakukan
sesuai dengan ukuran yang dikehendaki sehingga ukuran partikel menjadi
homogen.
Ayakan yang digunakan mempunyai dua ukuran yaitu ukuran
panjang dan mesh number (jumlah lubang dalam 1 inchi). Seperangkat
ayak standar disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana beras
yang dianalisis dimasukkan ke dalam ayak yang paling atas. Terdapat
empat ayakan yang tesusun dari yang paling besar sampai paling rapat
dengan ukuran sebagai berikut: D1 = 20 mesh / 0,850 mm; D2 = 60 mesh /
0,25 mm; D3 = 80 mesh / 0,18 mm; D4 = 100 mesh / 0,15 mm.

Macam-macam alat pengecil ukuran dan prinsip kerjanya antara lain :

1. Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Prinsip kerja
hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu
pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang
berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya
akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan

8
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul
dapat juga terjadi sedikit gaya sobek.

2. Disc Mill
Disc mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan
produk dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan
lainnya. Alat ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan penghancur
biji kedelai dalm keadaan kering maupun basah.
Disk mill merupakan alat yang memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang
sama seperti dengan stone mill. Keduanya sama-sama memiliki dua piringan yang
dipasangkan pada sebuah shaft. Terdapat dua macam disk mill yaitu (1) disk mill
yang bergerak pada satu roda dan roda lainnya stasioner dan (2) disk mill dimana
kedua rodanya bergerak. Pada keadaan pertama, satu piringan terpasang permanen
(stasioner) pada badan mesin. Sedangkan pada keadaan kedua, piringan berputar
bersamaan dalam arah putaran yang berlawanan satu dengan lainnya. Bahan yang
akan diproses dimasukkan melalui bagian atas alat (corong pemasukan) yang
mempunyai penampung bahan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan
diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus (AEL,
1976).

3. Multi Mill
Multi mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer millimpact dilakukan
cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa besi, sehingga
momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat memecah ikatan
antara padatan bahan. Perbedaan hammer mill dengan multi mill terletak pada
besi yang digunakan untuk menghantam bahan. Pada multi mill besi yang
digunakan mempunyai dua sisi, salah satu sisi berujung runcing dan satu sisi
berujung tumpul. Putaran alat pun dapat dirubah-rubah sesuai dengan ujung besi
yang mana yang akan digunakan. Dengan alat seperti ini maka dapat digunakan
untuk berbagai jenis bahan sehingga disebut multi mill.

9
4. Attrition Mill
Terdiri atas dua plat kasar yang saling berhadapan, satu diam dan satunya
lagi berputar. Material diumpankan ke ruang diantara kedua plat, dan diperkecil
melalui pemecahan dan penggeseran. Kehalusan output dikendalikan oleh jenis
plat dan spacing. Attrition Mills mempunyai prinsip kerja seperti pekerjaan
mengampelas.

5. Jaw crusher
Prinsip kerjanya seperti gigi geraham menghancurkan makanan. Sistem
kerjanya memampatkan / menghimpit material hingga hancur, biasa digunakan
untuk menghancurkan batu jenis batu yang keras, seperti batu kali, batu
pegunungan, batu mineral, batu emas, batu mangan, batu besi, dsb. Unjuk kerja
dari Jaw Crusher sangat-sangat ditentukan oleh ukuran Fly wheel ( Roda Gila)
nya dan kekuatan Shaft, karena kedua komponen tersebut berperan vital.

6. Roller Mills
Prinsip kerja roller mill/penggilingan digunakan untuk menggiling dan
menghancurkan gandum di tanaman selelear pengolahan.Gulungan bekerja paralel
secara otomatis dibuka dan ditutup oleh sistem pneumatik yang digerakkan oleh
sebuah unit kontrol elektronik. Gandum bersih memasuki pabrik rol dalam cermin
suatu cerat dan proses penggilingan dimulai. Indikator tingkat Capacitive
menyesuaikan jumlah butir, yang memasuki pabrik rol dari inlet, yang mengontrol
gulungan makan. Biji-bijian, yang mengalir secara teratur melalui gulungan,
mengalami pengolahan. Sistem penyesuaian, yang menyediakan pendekatan yang
sangat tepat dari gulungan satu sama lain, dapat dengan mudah diintegrasikan
dengan sistem otomatisasi. Udara, yang tersedot melalui sistem pneumatik
melalui saluran udara khusus diciptakan, menyediakan aliran biasa gabah antara
gulungan. Efisiensi dari pabrik rol meningkat karena fitur tersebut. Produk
digiling dibuang ke dalam hopper, yang ditempatkan di bawah pabrik rol dan
kemudian disampaikan melalui suatu sistem pneumatik.

10
7. Fluid Energy Mills
Prinsip kerja fluid energy mills umpan masuk didekat bawah bagian
lingkar melalui injector venture. Klasifikasi hasil gilingan berlangsung pada
belokkan lingkar sebelah atas. Pada waktu arus gas mengalir dibelahan itu dengan
kecepatan tinggi, partikel-partikel besar terlempar kearah luar menumbuk dinding
luar sedangkan partikel-partikel halus mengumpul melalui dinding dalam. Suatu
bukaan pengeluar yang dipasang pada dinding dalam membawa partikel halus itu
ke pemisah siklon dank e karung pengumpul hasil. Mesin ini banyak digunakan
pada industry farmasi.

8. Cutting
Alat yang digunakan pada tahap ini disebut Cutting machine. Prinsip kerja
mesin ini adalah untaian mie dari tahap pengukusan dilewatika pada sebuah roller,
lalu melewati cutter untuk dipotong sesuai ukuran dan dilipat dengan cangkulan
yang mendorong bagian tengah potongan mie.

9. Pengayakan
Prinsip kerja pada saat proses sizing adalah seperangkat ayak standar
disusun secara deret dalam suatu tumpukan, dimana ayak dengan anyaman paling
rapat ditempatkan paling bawah dan anyaman paling besar ditempatkan paling
atas dan pengayak tersebut diguncangkan secara mekanik selama beberapa waktu
tertentu. Pada proses ini dilakukan 3 variasi waktu yaitu 5 menit, 10 menit, dan 15
menit. Partikel yang tertahan pada suatu ayak tertentu adalah yang lulus dari
ayakan diatasnya. Partikel dari tiap ayakan lalu ditimbang dan setiap partikel yang
dapat lulus dari ayakan ditampung dalam suatu wadah yang ditempatkan pada
dasar susunan. Mesin pengayak tersebut tersusun dari beberapa tingkatan ayakan.
Ayakan yang paling kasar ditempatkan dibagian atas sedangkan yang paling halus
diletakkan dibagian bawah. Partikel beras yang tertahan pada suatu ayakan
tertentu adalah ayak yang lulus diatasnya, maka hanyak diperlukan dua angka saja
untuk menentukan jangkauan ukuran suatu tokokan, angka pertama berdasarkan
ayak yang meluluskannya dan yang kedua ayak yang menahannya.

11
C. Gambar Alat Pengecilan Ukuran

1. Hammer Mill (mesin pemecah)

2. Disc Mill (mesin penggiling)

3. Multi Mill

12
4. Attrition Mill

5. Jaw Chrusher

6. Roller Mill

13
7. Fluid Energy Mills

8. Cutting machine

8. Pengayakan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengecilan ukuran (size
reduction) artinya membagi-bagi suatu bahan padat menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanis atau menekan. Pengecilan ukuran
bahan dapat dilakukan dengan cara pukulan, tekanan, gesekan, dan pemotongan.
Tujuan dari pengecilan ukuran ini adalah untuk memenuhi suatu bahan spesifikasi
tertentu agar sesuai dengan bentuk dan Untuk menambah luas permukaan padatan
serta Mempermudah proses produksi.

Sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, Alat yang digunakan pada
pengecilan ukuran ini adalah Hammer mill, Disc mill, Attrition mill, Jaw
chrusher, dan Roller mill, Fluid energy mills, Cutting dan Pengayak. Alat-alat
tersebut bekerja pada skala besar yang mendukung meningkatkan produktivitas
kerja dalam industri. Dengan adanya alat tersebut pengecilan ukuran bahan yang
dilakukan pada hasil pertanian dapat menghasilkan suatu produk yang memenuhi
standar tertentu sehingga dapat menarik para konsumenuntuk membelinya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB :Bogor

Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. P.T. Sastra
Hudaya: Jakarta.

Stumba, G.R., 1949. Teknologi Pangan. P.T. Sastra Hudaya : Jakarta

Brennan, JG., J.R. Butlers, N.D. Cowell, dan A.E.V.Lilly. 1974. Food
Engineering Operations. Essex : Applied Science Publisher.

McCabe, W.L. dan J.C. Smith. 1976. Unit Operations of Chemical


Engineering. Tokyo : McGraw Hill, Inc.

Raharjo, M. 1976. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Purwokerto :


Universitas Jendral Soedirman.

Smith, H.P. 1955. Farm Machinery and EquipmentInc. Fourth Edition,


NewYork: Mc Graw-Hill Book Co.

Sahara, Z. 2010. Sifat Reologi Bahan Pangan. Andi Offset. Yogyakarta.

Raharjo. 2010. Kimia dasar. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Soedojo, P. 2008 . Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi. Gadjah Mada.

16

Anda mungkin juga menyukai