Anda di halaman 1dari 7

ETIKA DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK

1. Jasa-Jasa Akuntan Publik

Jasa assurance merupakan jasa profesional independen yang


meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan.
Salah satu tipe jasa assurance yang disediakan oleh profesi akuntan
publik adalah jasa atestasi. Atestasi (attestation) adalah suatu
pernyatan pendapat atau pertimbangan orang yang independen. Jasa
atestasi dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
Jasa audit mencakup pemerolehan dan penilaian bukti yang mendasari
laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat
oleh manajemen entitas tersebut.
Banyak perusahaan non publik yang menerbitkan LK kepada berbagai
pemakai, tetapi tidak bersedia membiayai audit atas LK tsb. Dalam
kondisi seperti ini akuntan publik dapat membantu menyediakan jasa
review. Audit dan review berbeda dalam hal luasnya pemeriksaan dan
jaminan keakuratan. Audit dilaksanakan dengan pemeriksaan skala
luas untuk mengumpulkan bahan bukti memadai dalam rangka
memberikan jaminan yang tinggi atas keakuratan LK .
Jasa Atestasi Lainnya. KAP, dewasa ini, mengembangkan jasa-jasa
baru, misalnya atestasi atas LK prospektif (prakiraan dan proyeksi),
data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi seperti reksa
dana, karakteristik perangkat lunak komputer.
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh AP (Akuntan
Publik) yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat,
keyakinan atau bentuk lain dari keyakinan.
Ada Tiga jasa yang sering disediakan profesi Akuntan Publik:
a. Jasa Perpajakan. KAP (Kantor Akuntan Publik) membantu klien
menyusun Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) untuk PPh, Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), dll.
b. Konsultasi Manajemen. KAP membantu klien meningkatkan
efektifitas operasinya, meliputi pemberian rekomendasi dan sejumlah
saran mengenai pembenahan system skuntansi, pemanfaatan instalasi
computer, ikut serta menyusun strategi pemasaran, dll.
c. Jasa Akuntansi dan Pembukuan. Banyak perusahaan kecil dengan
staf akuntansi terbatas menyerahkan pembuatan laporan
keuangannya kepada KAP, atau melakukan tugas-tugas pembukuan.

2. Prinsip Etika Akuntan

Di dalam Kode Etik Akuntan Publik sendiri memuat setidaknya ada tiga
aturan yang memuat aturan atau standard standart dalam aturan auditing
yaitu: prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika.

1. Tanggung Jawab profesi

Setiap auditor harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan


profesional dalam setiap kegiatan yang dilakukan seperti dalam mengaudit
sampai penyampaian hasil laporan audit.

2. Kepentingan Publik

Profesi akuntan publik memegang peran yang penting di masyarakat,


dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit,
pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan,
dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan
dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.

3. Integritas

Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, sama seperti hal dalam
kepentingan publik, auditor adalah peran yang penting dalam organisasi,
dalam menjalankan tanggung jawabnya auditor harus memiliki integritas
yang tinggi, tidak mementingkan kepentingan sendiri tetapi kepentingan
bersama atas dasar nilai kejujuran.

4. Objektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang
diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan auditor bersikap adil,
tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta
bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,


kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh


selama melakukan jasanya dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan klien atau pihak pihak yang terkait,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional

Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten dengan karakter yang


dimiliki yang harus dapat menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi
atau keadaan dalam setiap tanggung jawabnya terhadap klien.

8. Standar Teknis

Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan


standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati. Standar teknis dan standar
professional yang harus ditaati auditor adalah standar yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

3. Standar dan Prinsip Akuntansi

a. Kompetensi Profesional
Anggota KAP hanya boleh melakuan pemberian jasa profesional yang secara
layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional.

b. Kecermatan dan keseksamaan profesional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan


kecermatan dan keseksamaan profesional.

c. Perencanaan dan Supervisi

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap


pelaksanaan pemberian profesi jasa profesional.

d. Data relevan yang memadai

Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi
dasar yang layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan
pelaksanaan jasa profesionalnya.

e. Kepatuhan terhadap standar

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa audititing, atestasi, review,


kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya,
wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan oleh IAI.

Prinsip-Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:

(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan


keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum atau

(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material


yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat
penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data secara
keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan oleh badan
pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan
atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut di atas. Dalam
kondisi tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir
ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan
menyesatkan apabila memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara serta
alasan mengapa kepatuhan prinsip akuntansi yang berlaku umum akan
menghasilkan laporan yang menyesatkan.

4. Tanggungjawab kepada klien

a. Informasi yang rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang


rahasia, tanpa persetujuan dari klien.

Ketentuanya tidak dimaksudkan untuk:

(1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan


aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi

(2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk


mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku seperti panggilan
resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP
terhadap ketentuan peraturan yang berlaku,

(3) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggota


sesuai dengan kewenangan IAI atau

(4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau


pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang
dibentuk IAI-KAP dalam rangka pengecekan disiplin anggota.

b. Fee professional
a. Besaran fee

Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko


penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

b. Fee kontinjensi

Fee kontinjensi adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan
atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil
tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjensi jika ditetapkan oelh
pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajkan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan dadan pengatur.

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjensi apabila


penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.

5. Tanggungjawab Kepada Rekan Seprofesi

a. Besaran fee

Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko


penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.

b. Fee kontinjensi

Fee kontinjensi adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional yang tidak dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu
dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee
dianggap tidak kontinjensi jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan
pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan oleh pengatur.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjensi apabila
penetapan tersebut dapat mengurangi independensi.

Anda mungkin juga menyukai