Dokumen - Tips - Makalah Konsep Ketuhanan Dalam Islamdocx
Dokumen - Tips - Makalah Konsep Ketuhanan Dalam Islamdocx
PENDAHULUAN
1
akal yang dimilikinya. Hasil dari kajian-kajian yang dilakukan, manusia sejak
jaman primitif sudah mempercayai adanya kekuatan lain/gaib di luar diri
manusia yang disebut dengan Tuhan.
Mengingat kepercayaan terhadap Tuhan berbeda-beda, lantas apakah
semua Tuhan yang dipercayai oleh manusia merupakan Tuhan yang Haq
(benar) dan bagaimana cara mengetahui Tuhan yang Haq (benar) tersebut.
Tulisan ini akan menjelaskan tentang Tuhan yang Haq (benar) dalam
perspektif Islam, dan menguji Tuhan-Tuhan yang ada dalam kepercayaan
manusia di luar Islam.
2
Filsafat ketuhanan dalam islam merupakan filsafat yang tertinggi
karena menggali persoalan yang pertama, utama, dan menjadi sebab dari
segala yang ada. Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN
ILAAHAINI AALIHATUN. Dalam Al-Quran kata tersebut dipakai untuk
menyatakan berbagai obyek yang diagungkan, dibesarkan atau dipentingkan
oleh manusia. Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu yang
dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia sedemikian rupa sehingga
mereka merelakan dirinya untuk dikuasai oleh sesuatu tersebut
Dialah Yang Maha Awwal dan Maha Akhir, Yang Dzahir dan Yang Bathin
dan Dialah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. ( Al-Hadid,3).
3
Segala sesuatu pasti binasa kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan,
dan hanya kepada-Nya sajalah kalian akan dikembalikan. ( Al- Qashas,
88).
Pada Ayat ayat tersebut secara garis besar menggambarkan aqidah ilahiyyah
( keyakinan tentang ketuhanan ) di dalam Islam. Itulah Aqidah paling
sempurna dalam agama. Pencipta satu-satunya,tiada berawal dan tiada
berakhir.Maha Kuasa atas segala sesuatu, Maha Mengetahui segala sesuatu,
Maha Meliputi segala sesuatu, dan tiada suatu apa pun yang serupa dengan-
Nya.
Keberadaan Allah adalah mutlak, hal ini dapat dibuktikan antara lain
bahwa ada ciptaan-Nya dan dibenarkan oleh pengalaman batin manusia
maupun fitrahnya, disamping itu telah dijelaskan oleh firman Allah dalam
surat Ali Imran ayat 190-191:
4
1
Ada tiga argumentasi paling terkenal yang melandasi filsafat
ketuhanan. Yaitu yang ada dikalangan eropa dikenal dengan nama :
cosmological argument, teological argument, ontological argument.
2
Di dalam al-quran, terdapat berbagai dalil dan argumentasi yang
tersebut di berbagai ayat. Quran juga menegaskan, bahwa adanya alam
wujud ini menunjukkan adanya Sang Pencipta Sang Pengatur yang
5
berkehendak ( Al-Mudabbir Al-Murid ). Menetapkan idealisme tinggi
mengenai sifat sifat Tuhan yang lebih Tinggi dari segala idea adalah masuk
akal, dan dapat dimengerti.
Dia-lah (Allah) pencipta langit dan bumi, dan Dia telah menciptakan bagi
kalian pasangan-pasangan dari jenis kalian sendiri , dan demikian pula
pasangan-pasangan dari jenis kalian sendiri , dan demikian pula pasangan
pasangan bagi binatang ternak. Dengan demikian Allah membuat kalian
dapat berkembang biak. Tak ada apa pun serupa dengan Dia. Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat. ( asy- Syura, 11).
Dan di antara tanda tanda kekuasaan Nya ialah penciptaan langit dan
bumi, kelainan bahasa dan warna kulit kalian. Sesungguhnya dalam hal
yang demikian terdapat tanda tanda bagi orang orang yang mau
mengetahui. ( ar- Rum, 22 ).
6
2
Bila seorang muslim telah kembali kepada hikmah filsafat Quran
mengenai masalah ketuhanan, berati ia telah memperoleh akidah dari kitab
suci nya. Dengan akidah itu, dapat memperbaiki kekeliruan kepercayaan
agama-agama lain. jika ditegakkan atas dasar iman, tidak ada apa pun yang
berhak di imani selain Tuhan Yang Maha Esa, Kepada-Nya lah bergantung
segala sesuatu. Yang Maha Mendengar, Maha Mengabulkan permohonan,
yang tiada apa pun serupa dengan Nya dan yang pengetahuan Nya meliputi
segala sesuatu. Allah lah yang menggerakkan segala nya, yang mengatur
segala yang terjadi di muka bumi ini.
7
A. Keimanan
Kata iman dalam bahasa arab adalah bentuk mashdar dari kata
amana yang berarti percaya, yakin. Tetapi iman itu sendiri dapat diartikan
dengan percaya dan kepercayaan. Yang pertama menggambaran tentang
sikap mental atau jiwa dari seseorang yang mempercayai atau meyakini
sesuatu. Sedangkan yang kedua menunjuk kepada sesuatu yang dipercayai
itu. Iman dalam arti percaya yaitu sikap mental atau jiwa yang
mempercayai bahwa sesuatu itu benar jika dikaitkan dengan islam berarti;
Sikap mental dari seorang muslim yang mempercayai pokok-pokok
kepercayaan dan menerima hal-hal yang dipercaya itu sebagai kebenaran
yang tidak bisa diragukan dengan cara pengucapan dengan lidah,
pembenaran dengan hati, dan perwujudan dengan amal perbuatan.
Meskipun iman hanya urusan hati, tetapi tidaklah berarti akal dan
pikiran tidak ada hubungannya dengan iman. Akal itu sendiri dapat
dijadikan sebagai sarana untuk mencapai iman bagi yang belum beriman
dan untuk memperkokoh iman bagi yang telah beriman. Di dalam islam
argumen-argumen akal dapat dijadikan sebagi justifikasi bagi iman.
8
Pemikiran-pemikiran filosofis terhadap alam semesta, terhadap manusia
khususnya, dapat membawa kepada iman akan adanya Dzat Pencipta dan
Pemelihara alam ini, meskipun setelah itu akal tidak lagi mampu
menjawab pertanyaan tentang siapa dan bagaimana Sang Pencipta itu.
Yang mampu menjawab pertanyaan terakhir ini bukan lagi akal tetapi
sendiri yang memberitakan tentang diri-Nya lewat wahyu-Nya kepada
Rasul-rasul-Nya menerima wahyu sebagai kebenaran juga bukan
wewenang dan perkara akal, tetapi kebanyakan yang berperan adalah hati
yang telah hati beriman. Orang-orang yang sudah beriman tidak perlu
mencari-cari alasan dan tidak perlu mempermasalahkan sesuatu yang
datang dari Tuhan. Orang yang beriman akan menerima semua itu sebagai
kebenaran yang tidak dapat diragukan atau dibantah. Firman Allah dalam
surat Al-Baqarah (2): 26
9
3
Iman sebagai sikap mental yang meyakini eksistensi dan
kesempurnaan wujud dan sifat-sifat Tuhan berikut rukun-rukun iman yang
lainnya memiliki sifat bertambah dan berkurang (menaik atau menurun).
Sifat ini ditautkan dengan pengertian iman yang mencakup: pengucapan
dengan lidah, pembenaran dengan hati, dan perwujudan dengan amal
perbuatan. Bila amal shaleh menaik, maka meningkat pula keimanannya
dan bila amal shaleh menurun, maka menurun pula kesempurnaan
keimanan itu. Oleh karena sifatnya yang bertambah dan berkurang itulah
maka iman harus senantiasa dipelihara dan dibina agar supaya senantiasa
mantap di dalam dada. Pembinaaan iman dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu Tafakkur dan Dzikir
10
kita merenungkan semua itu maka tergambarlah di hadapan kita dan
terpatrilah di dalam hati kita betapa hebatnya, betapa kuasanya, dan betapa
sempurnanya Khaliq yang menjadikan semua realitas-realitas tadi. Di saat-
saat dimana keimanan kita akan bertambah dalam dan kesadaran kita
sebagai seorang hamba yang sangat dhaif disisi-Nya bertambah terhujam
ke dalam kalbu kita yang paling dalam. Lihatlah dan renungkanlah ayat-
ayat yang merangsang kita untuk bertafakkur buat kekokohan iman kita
antara lain terdapat dalam surat Al-Jatsiyah (45):3-6
11
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih brgantinya
malam dengan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : Ya Tuhan kami, tiadalah
engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka
B. Ketaqwaan
Pengertian logawiyah taqwa adalah hati-hati, ingat, awas,
menjaga diri. Akar katanya adalah wiqayah. Banyak orang mengartikan
taqwa dengan takut. Agaknya etimologi takut berasal dari taqwa. Apabila
taqwa kepada Allah diartikan dengan takut kepada Allah, pengertian itu
terlalu sempit. Sebab sikap taqwa kepada Allah bukanlah berunsur takut
saja, tapi juga cinta, mesra, mendekatkan diri, mentaati, dan lain-lain.
Memang ada yang patuh yang disebabkan tapi ada pula karena cinta
karena meyakini atau karena menghargai. Seorang suami patuh
menjalankan tugas sebagai suami karena cintanya kepada istrinya. Dalam
masyarakat kampung orang patuh kepada petunjuk-petunjuk orang tua
karena menghargai mereka.
4
Pengertian taqwa tercantum pula dalam surat Al-Baqarah (2):2-
5. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan kepadanya, petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang yakin pada yang Ghaib,
mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami
12
anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang yakin kepada kitab (Al-
Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab yang diturunkan
sebelummu. Serta mereka yang yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Mereka itulah yang mengikuti pimpinan Tuhan dan mereka itulah orang
yang beruntung
13
Menurut bahasa iman berarti membenarkan, sedangkan menurut
syara berarti membenarkan dengan hati, dalam arti menerima dan tunduk
kepada hal-hal yang diketahui berasal dari Nabi Muhamad. Dengan demikian
Iman kepada Allah berati iman atau percaya bahwa Allah satu-satunya dzat
yang mencipta, memelihara, menguasai, dan mengatur alam semesta
4
Iman tidaklah cukup disimpan didalam hati. Iman terlebih utama
harus dilahirkan dalam bentuk perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal
dan perilaku yang baik. iman tidak sekedar beriman kepada apa yang
disebutkan di dalam rukun iman saja, yaitu iman kepada Allah, iman
kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada
qadha dan qadar, akan tetapi lebih dari itu seperti, cakupan iman meliputi
pengimanan terhadap segala hal yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
Pengamalan amalan iman dan tawa dalam secara nyata bukan hanya
sebatas apa yang terkandung di dalam rukun islam, seperti syahadat, sholat,
zakat, dan haji saja.akan tetapi Amalan taqwa adalah apa-apa saja amalan dan
perbuatan yang didalam kehidupan yang dilandaskan syariat, baik itu fardhu,
wajib, sunah, mubah, atau apa saja.
14
5
Perilaku iman dan taqwa juga masuk dalam segala perkara yang
berlaku dalam kehidupan baik dalam kehidupan keseharian, dalam bidang
ekonomi, pembangunan, pendidikan, kenegaraan, kebudayaan, manajemen,
kesehatan dan sebagainya. Asalkan yang dilakukan berdasarkan serta terkait
dan karena Allah, maka itu amalan iman dan taqwa. Sedangkan amalan yang
tidak terkait dan tidak dilakukan karena Allah, itu adalah amalan yang tidak
ada nyawa, jiwa, atau rohnya dan ia tidak ada nilai di sisi Allah.
Ciri-ciri orang yang melakukan amalan iman dan taqwa kepada Allah
itu adalah :
Terdapat banyak sekali faedah yang akan dipetik dari perilaku taqwa
dan hasil yang akan diperoleh dan nikmat yang akan didapat oleh orang yang
bertaqwa di antaranya :
15
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah
niscaya Dia akan memberikan kepadamu Furqon dan menghapuskan
segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan
Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. Al-Anfal: 29)
3.1. Kesimpulan
Dari materi yang telah kami bahas dapat disimpulkan :
1. Keberadaan Allah adalah mutlak, hal ini dapat dibuktikan antara lain
bahwa ada ciptaan-Nya dan dibenarkan oleh pengalaman batin
manusia maupun fitrahnya
16
2. Manusia melalui pengalaman pancaindera serta kecerdasannya tidak
mungkin akan dapat menyangkal Allah yang menjadi Maha
Pencipta, termasuk juga menciptakan manusia itu sendiri
3. Iman dalam arti percaya jika dikaitkan dengan islam berarti sikap
mental dari seorang muslim yang mempercayai pokok-pokok
kepercayaan dan menerima hal-hal yang dipercaya itu sebagai
kebenaran yang tidak bisa diragukan dengan cara pengucapan
dengan lidah, pembenaran dengan hati, dan perwujudan dengan amal
perbuatan.
4. Takwa merupakan keseluruhan aspek manusia baik keyakinan,
ucapan, maupun perbuatan yang mencerminkan konsistensi
seseorang terhadap nilai-nilai ajaran Islam
5. Pengamalan amalan iman dan tawa dalam secara nyata bukan hanya
sebatas apa yang terkandung di dalam rukun islam, seperti syahadat,
sholat, zakat, dan haji saja.akan tetapi amalan iman dan taqwa adalah
apa-apa saja amalan dan perbuatan yang didalam kehidupan yang
dilandaskan syariat, baik itu fardhu, wajib, sunah, mubah, atau apa
saja
3.2. Saran
Mohon dimaklumi jika terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan
makalah dikarenakan kelompok kami merupakan kelompok pertama
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiyah. 1997. Islam Untuk Disiplin Ilmu Filsafat. Jakarta : Departemen
Agama RI.
Furqon, Arif. 2002. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.
Jakarta : Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.
17
Gazalba, Sidi. 1975. Asas Agama Islam. Jakarta : Bulan Bintang
18