Anda di halaman 1dari 20
Lingkup Akuntansi Pemerintahan Pengertian Akuntansi Pemerintahan ‘Akuntansi pemerintahan (governmental accounting) banyak yang menyatakan merupakan terminologi lama, Pada perkembangan- nya bergeser ke istilah akuntansi sektor publik. Istilah baru ini didasarkan pada pelebaran wilayah kajian dari akuntansi nirlaba, di mana akuntansi pemerintahan merupakan mekanisme akuntansi yang memproses transaksi keuangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan Negara baik tingkat pusat maupun tingkat daerah. Sementara akuntansi sektor publik meluas pada semua entitas yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, misalnya yayasan sosial, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Bastian (2001) memberikan pengertian akuntansi sektor publik sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi Negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta Terminologi untuk akuntansi pemerintahan, yang berkembang, menjadi akuntansi sektor publik dapat disebut akuntansi keuangan publik, dan akuntansi dana masyarakat. Untuk pengertian * 2 ‘Akuntansi Pemerintahan di indonesia akuntansi dana masyarakat diartikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat (Bastian, 2001). Beams (2000) menggunakan governmental accounting. ‘Apa bedanya akuntansi pemerintahan dengan akuntansi keuangan untuk entitas swasta? Berikut merupakan gambaran singkat tentang perbedaan tersebut: NO TEM “AKUNTANSI ‘AKUNTANSI PERBEDAAN | _SEKTORPUBLIk | _SEKTOR SWASTA T | Tujuan Kesejahteraan Keuntungan (hanya masyatakat investor/stockholders) 2_| Organisasi___| Sektor publik Swasta 3 | Keuangan Negara, Daerah | Individual dan masyarakat Model Akuntansi Pemerintahan ‘Aktivitas yang ada dalam kegiatan pengelolaan Negara, yang dihubungkan dengan akuntansi pemerintahan terdiri dari dua kelompok. Pertama, yang berhubungan dengan akaivitas sejenis dengan kegiatan bisnis (business-type activities). Ini akan terkait dengan pengelolaan dana kepemilikan (proprietary funds). Kedua, aktivitas yang murni berhubungan langsung dengan operasional pemerintahan (general government activities). Ini terkait dengan pengelolaan dana pemerintahan (governmental funds). Pada kondisi ini akuntansi pemerintahan dikelompokkan menjadi dua model, yaitu model akuntansi dana kepemilikan (the proprietary fund accounting mode), dan model akuntansi pemerintahan umum (the general government accounting model), Kedua model ini akan dijelaskan masing-masing sebagai berikut. Model Akuntansi Dana Kepemi Model akuntansi dana kepemilikan mirip dengan model akuntansi untuk entitas bisnis, Agar mudah dipahami, maka model ini akan dijelaskan melalui pendekatan persamaan akuntansi (accounting equation), yaitu sebagai berikut: Curent + (NOP. Cumrent + Long-Term = Contributed + Retained Asset ce Liabilities Liabilities Capital Earning Tipe transaksi untuk model ini pun hampir sama dengan transaksi dalam entitas bisnis, misalnya sebagai beikut: 1. Penjualan dan pendapatan jasa. * 1 —Lingkup Akuntansi Pemerintahan Pembelian dan penggunaan sediaan, Kerugian piutang. Pembelian aktiva tetap, perlengkapan dan bahan baku. Depresiasi aktiva tetap. Beban-beban. Seban yang belum dibayar. Sedangkan laporan keuangan terdiri dari: Laporan pendapatan, beban dan perubahan pendapatan ditahan (fund equity). Neraca. Laporan Arus Kas. Perbedaan dengan tipe bisnis adalah adanya beberapa cara pengukuran akun 2 tertentu, hutang, pendapatan dan beban seperti pension, dan pengaruh dari si yang berhubungan dengan operasional pemerintahan. el Akuntansi Pemerintahan Umum Aktivitas umum pemerintahan, misalnya administrasi umum, pengadilan, tan masyarakat membawa model ini menjadi dua tipe, yaitu tipe Dana intahan, dan tipe Grup Akun tertentu, Pemerintahan (Governmental Funds) Tipe dana pemerintahan menganut model entitas modal kerja (working capital ), dan persamaan akuntansi adalah sebagai berikut: Current Asset - Current Liabilities = Fund Balance Sedangkan laporan keuangannya adalah sebagai berikut: Neraca, Laporan pendapatan, pengeluaran, dan perubahan dalam aktiva bersih. Laporan pendapatan, pengeluaran, dan perubahan dalam aktiva bersih- anggaran dan aktual. int Groups Transaksi yang berhubungan dengan perolehan aktiva tetap dan utang jangka S=ne dicatat dan diaporkan terpisah dari akuntansi dana secara umum. Namun dan dilaporkan sendiri, Akuntansi aktiva tetap menganut pada persamaan si sebagai berikut: Aktiva Tetap = Investasi Dalam Aktiva Tetap 4 Akuntansi Pemerintahan di Indonesia Sedangkan akuntansi utang jangka panjang menganut persamaan akuntansi seperti berikut: Tumiah yang + jumiah Biaya =~ Utang jangka dinyatakan sebagai —_utang jangka Panjang vutang untuk panjang bbeberapa Tahun Contoh 1: Berikut merupakan ringkasan data keuangan dan transaksi dari dokumen- dokumen yang valid: 1. Gaji yang masih harus dibayar sebesar Rp 2,000.~ 2. Jasa yang diterima senilai Rp 5.000. 3. Pinjaman dengan wesel 6% senilai Rp 10.000.- untuk jangka waktu 6 bulan dalam periode yang bersangkutan, 4. Diperhitungkan bunga wesel. Diminta: Isi kolom-kolom berikut: ‘Adivitas Bisnis Aktivitas Umum Pemerintahan Dana T]2] 3] 4 | Dana TT273] 4 Kepemilikan Pemerintahan ‘Akiva Lancar ‘Aktiva Lancar ‘Aktiva Tidak Utang lancar Lancar ‘Utang Jangka Utang jangka panjang dicatat Panajang dalam Akuntansi Utang jangka Panjang sebagai account groups Modat ‘Aktiva Tidak Lancar panjang Kontribusi dicatat dalam Akuntansi Aktiva Tetap sebagai accoaunt groups Pendapatan ditahan Contoh 2: Berikut merupakan ringkasan data keuangan dan transaksi dari dokumen- dokumen yang valid: 5. Pinjaman wesel 6 % senilai Rp 20.000.-untuk jangka waktu tiga tahun. 6. Pembelian furniture Rp 3.000.- 7. Penjualan Kendaraan Rp 1.000.- Nilai sisa Rp 1.200.- Harga perolehan Rp 9.000. 8. Depresiasi computer senilai Rp 250.~ Diminta: tsi kolom-kolom berikut: * — Linghap Akuntans’ Pemerintahan 5 Aktivitas Bisnis Aktivitas Umum Pemerintahan Dana FT] 7] 8] Dana 3) 6] 778 Kepemilikan Akiva Lancar ae peat Utang lancar tang angka ra Panajang Akuntansi Aktiva Tetap_ Modal Aaiva Tetap Kontribust Pendapatan Investasidalam ditahan Akiva Teta Akuntansi Utang Jangka Panjang Nominal UIP Jasa UIP UP) UP = Utang jangka Panjang un Dana in dana yang terkait dengan akuntansi pemerintahan diklasifikasikan sebagai <| ipe Akuntansi Kelompok Akun ‘Akunianal Pemerintahan (Governmental Fund Types) Dana Umum: untuk mencatat transaksi kevangan umum pemerintahan. Dana Khusus: untuk mencatattransaksi kevangan yang terkait dengan dana bagian tertentu (tidak termasuk dana kepercayaan, dan proyek pembangunan fasiltas) |. Dana Proyek Modal: untuk mencatat transaksi yang terkait dengan pembangun- an fasilitas aktiva tetap tidak termasuk untuk kepemilikan dan kepercayaan} |. Dana Utang: untuk mencatat utang jangka panjang baik no: al maupy jasanya Dana Kepemilikan Proprietary Fund Types) - Dana Perusahaan (Interprise fund: untuk mencatat transaksi keuangan_perusahaan pada umumnya. Dana jasa Internal (Internal service funds): untuk mencatat dana __penyertaan pemerintah, tetmasuk unitunitnya, yang didasarkan pada pengembalian biaya (cost- reimbursement base). 6 Akuntansi Pemerintahan di Indonesia i 7. Dana Kapercayaan’ Jan Keagenans arth ‘mencatat dana-dana dari masyarakat yang Keperca (Rutcidy ina | Spesnston kepada peer says Types) ree Contoh 3: Berikut merupakan ringkasan data keuangan dan transaksi dari dokumen- dokumen yang valid: 1. Dikeluarkan obligasi pinjaman, nominal Rp 30.000.- kurs 101 untuk pembangunan gedung kantor. ee 2. Ditransfer premium atas obligasi pinjaman sebagai bunga pinjaman jangka panjang, = 3. Dibayar pengeluaran untuk pembangunan gedung senilai Rp 30.000.- 4. Diterima pajak pertambahan nilai sebesar Rp 600.~ 5. Dibayar biaya penyelenggaraan pemerintahan umum Rp 450; dan gaji yang belum dibayar sobesar Rp 35.- 6. Dipinjam dengan wesel 6 bulan sebesar Rp 500 untuk operasional pemerintahan. Diminta: Isi kolom-kolom berikut: Dana Pemerintahan | Alantansi Akiva | Akuntansi Utang Tetap Jangka Panjang Persamaan Persamaan Persarmaan 1) Danal SSS Alaina Akuntansi Akuntansi CAT CL] FB | FA | investment] ABP] AA] LIL inFA 1 [oF 2a_| CPF 2b [OSF Dana Pemerintahan | Akuntansi Aktiva | Akuntanai Utang Tetap_ Jangka Panjang Pesamaan Persamaan Persamean No), Dana "akuntans! ‘Akuntansi Akuntansi CAT CL] FB | FA [Investment | ABP | AA ] LIL inFA 3_ cre 4 [SRF 5_ TGF 6] GF Total Keterangan: CA = Current assets; CL = Current liabilities; FB = Fund balance; FA = Fixed assets; ABP = Amount to be provided; AA = Amount available; LTL i " a oT) se i Indonesia an gaji yang emerintahan. ond balance; wailable; LTL = Long term debt; CPF = Capital project fund; DSF = Debt service fund; GF = ‘General fund; SRF = Special revenue fund. Akuntansi (Bases of Accounting) Sesis akuntansi merupakan standar akuntansi yang menetapkan kapan dampak n dari transaksi harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Jika ngkan, basis akuntansi akan menjadi empat basis, yail Basis kas (cash bases) merupakan model pengakuan dalam akuntansi di mana ‘sendapatan diakui, dicatat, dan dilaporkan apabila uang sudah diterima oleh Ses: dan beban diakui, dicatat dan dilaporkan apabila uang telah dikeluarkan =i kas. Basis ini tidak mengakui adanya pendapatan yang masih harus diterima ‘§vtang pendapatan) dan beban yang akan dibayar (utang beban). Uang yang eich diterima dari pendapatan untuk lebih dari satu periode akuntansi diakui ssluruhnya sebagai pendapatan pada periode akuntansi di mana pendapatan ‘entuk beberapa periode akuniansi tersebut diterima oleh kas. Begitu pula uang ‘eng telah dikeluarkan untuk beban beberapa periode akuntansi mendatang diakui sebagai beban pada periode akuntansi di mana uang dikeluarkan oleh kas. Basis akrual (accrual bases) merupakan metode akuntansi di mana mengakui ‘pendapatan baik yang telah diterima uangnya maupun yang masih harus ‘terima hanya untuk satu periode akuntansi; dan mengakui beban baik yang teh dikeluarkan uangnya, maupun yang masih harus dikeluarkan hanya untuk Su periode akuntansi. Pada 2006 diterima uang dari pendapatan sewa senilai Rp 6.000.000.- untuk mendatang. Pendapatan bunga yang masih harus diterima uangnya untuk senilai Rp 1.000,000.- dan mengeluarkan uang senilai Rp 3.000.000.- untuk selama dua tahun mendatang dan beban yang masih harus dibayar sebesar .000.-.gnaka untuk 2006 adalah sebagai berikut: e Ss akrual jalan sebesar : Uang diterima senilai 1/3 x Rp 6.000.000.- Pendapatan yang masih harus diterima Total pendapatan Behan (uang telah dikeluarkan) sebesar 1/2 x Rp 3.000.000.- aban (uang belum dikeluarkan) sebesar Rp 500.000.- Total beban Shas Pendiopatan sebesar : Uang diterima senilai Pendapatan yang masih harus diterima ‘Total pendapatan Beban (vang telah dikeluarkan) sebesar =Rp 3.000.000.- Baban (vang belum dikeluarkan) sebesar Rp 500.000.- Total beban Akuntansi Pemerintahan di Indonesia Penyelenggaraan akuntansi mengiringi reformasi dalam bidang politik yang, diungkapkan dalam peraturan pelaksanaan otonomi daerah. Ini tertuang dalam Undang-Undang nomor 22/1999, yang diikuti dengan undang-undang nomor 25/ 1999 tentang pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Juga diikuti dengan peraturan pemerintah (PP) nomor 105/200 tentang pengelolaan keuangan daerah. Sampai dengan buku ini selesai disusun paket hukum yang melandasi pengelolaan keuangan daerah, termasuk akuntansi pemerintahan adalah: 1, UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara; 2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4, UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. UU No, 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. PP No, 14/2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/ Daerah, sebagaimana telah diubah dengan PP No. 33/2006; 8. PP No. 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 9. PP No. 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 10. PP No, 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU; 11, PP No, 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 12. PP No, 54/2005 tentang Pinjaman Daerah; 13. PP No. 55/2005 tentang Perimbangan Daerah; 14. PP No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah; 15. PP No. 57/2005 tentang Hibah Kepada Daerah; 16. PP No, 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. PP No. 65/2005 tentang Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Siandar Pelayanan Minimal; 18. PP No. 2/2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dar/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri; 19. PP No. 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; * kuntansi Pemerintahan 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi tah; 3/2007 tentang Peraluran Pemerintah tentang Laporan Penyelenggaraan sntahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Kelerangan ungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada kat; 8/2007 tentang Investasi Pemerintah 39/2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; -en perundang-undangan di atas mendasari pelaksanaan akuntansi di feaik untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, Sisklus Pengelolaan Keuangan Daerah ‘entang pengelolaan keuangan daerah berikut sepenuhnya diambil dari shan training of trainers (TOT) Standar Akuntansi Pemerintahan yang anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). n negara dapat didefinisikan dalam arti sempit dan dalam arti yang negara dalam arti sempit diantikan hanya mencakup penerimaan 0 ang melalui Kas Umum Negara selama satu tahun anggaran. yang digunakan dalam Undang-Undang Keuangan Negara adalah dari Gari sisi obyek, subyek, proses, maupun tujuan. Keuangan Negara sisi obyek, mencakup semua hak dan kewajiban negara yang dapat ang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, kekayaan negara yang. dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa bberupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan hak dan kewajiban tersebut. memperhatikan cakupan tersebut maka yang menjadi subyek ‘eegara meliputi seluruh obyck sebagaimana disebutkan di atas yang, ‘e224 dikuasai Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/ badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara, proses, Keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang dengan pengelolaan obyck sebagaimana tersebut di atas, mulai dari Kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggung- tujuan, keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan, dan Sukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyck sersebut di atas dalam rangka penyolenggaraan pemerintahan negara, Jaan keuangan negara yang demikian luas dapat dikelompokkan 10 Akuntansi Pemerintahan di Indonesia U0 Sap Sra gtd Eaten eee neo ere dalam sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, Pendekatan tersebut pada umumnya sejalan dengan perkembangan pendekatan manajemen keuangan negara. ‘Apabila suatu negara mendefinisikan keuangan negara dalam arti sempit maka fokus pengelolaan keuangan negara hanya pada APBN/APBD. Dengan demikian fokus pengelolaan keuangan negara hanya menggunakan perspektif waktu jangka pendek yaitu satu tahun. Kepentingan-kepentingan jangka panjang kurang mendapat pethatian, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, akuntansi dan pertanggung- jawaban, maupun pengawasannya. Dalam melakukan pengelolaan keuangan tidak hanya memerhatikan Kepentingan satu tahun anggaran tetapi menggunakan perspektif waktu jangka panjang. Pada tingkat daerah, pengertian di atas diacopsi dalam PP 58/2005 tentang, Pengelolaan Keuangan Daerah. Pasal 1 butir(5) PP dimaksud mengartikan Keuangan Daerah sebagai: “Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pomerintahan daerah yang dapat dinilai dengan wang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.” Pengertian ini sojalan dengan pendekatan keuangan daerah dalam arti luas yang dianut dalam undang-undang keuangan negara (UU KN). Selanjutnya Pasal (2) yang mengatur lingkup menyebutkan bahwa pengelolaan keuangan daerah mencakup: fa. Hak daerah memungut pajak-retribusi daerah & melakukan pinjaman: b. Kewajiban daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan; ¢. Penerimaan daerah; cd. Pengeluaran daerah; ec. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau olch pihak lai betharga, piutang, barang, serta hak-hak lain; dan f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah. wang, surat Azas Umum Pengelolaan Keuangan Negara Dalam rangka pengelolaan keuangan negara dikenal adanya beberapa azas yang sudah lazim digunakan selama ini yaitu azas tahunan, universalitas, spesialitas, dan kesatuan. Azas tahunan artinya membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun tertentu. Azas universalitas mengharuskan agar setiap transaksi kevangan ditampilkan utuh dalam dokumen anggaran. Azas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terunci secara jelas peruntukannya. Azas kesatuan menghendaki agar semua pendapatan dan belanja negara/daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran. Selanjutnya pengelolaan keuangan negara/daerah juga mengadopsi azas-azas baru yang berasal dari best practises yang telah diterapkan nan & indonesis ter, dan sub ersebut pada mean negara sempit maka pn demikian waktu jangka memendap: sertanggung- meeshatikan yalts jangka 2005 tentang an Kevangan yetenggaraan maya segala ath tersebut.” ti has yang pasal (2) yang p mencakup: pron: ah cian wang, surat rberapa azas . spesialitas, ee2ran untuk esi keuangan an agar kredit > iterapkan Lingkup Akuntansi Pemerintaan 1 gai negara untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan kevangan negara! secara akuntabel dan transparan. Azas-azas dimaksud terdiri dari: Akuntabilitas berorientasi pada hasil. Pemeriniah wajib: mempertanggung- ‘ewabkan pengelolaan keuangan negara, baik pertanggungjawaban keuangan ‘Grancial accountabilitymaupun pertanggungjawab-an kinerja (performance sccountability). ‘Profesionalitas. Keuangan negara harus dikelola secara profesional. Oleh karena Se sumber daya manusia di bidang keuangan harus profesional, baik di ‘Seekungan Bendahara Umum Negara/Daerah maupun di lingkungan pengguna =nggaran/barang. Froporsionalitas. Sumber daya yang tersedia dialokasikan secara proporsional ‘=hadap hasil yang akan dicapai. Hal ini diakomodasi dengan diterapkannya ‘peinsip penganggaran berbasis kinerja ‘Keterbukaan. Pengelolaan keuangan dilaksanakan secara transparan, baik ‘selam perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran, pertanggung- ‘JBwaban, maupun hasil pemeriksaan. ‘Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. Pemeriksaan atas tanggung jawab dan pengelolaan keuangan negara/daerah ‘Slakukan oleh badan pemeriksa yang independen, dalam hal ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pemeriksaan oleh BPK dilaksanakan sesuai dengan ‘Smanat undang-undang dan hasil pemeriksaan disampaikan langsung kepada perlemen, Kedudukan BPK terhadap pemerintah adalah independen, dengan S22 lain BPK merupakan extemal auditor pemerintah, saan atas Pengelolaan Keuangan Negara ‘Serdasarkan Pasal 6 UU No 17/2003 tentang Keuangan Negara, Presiden selaku pemerintahan adalah periegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara. len dalam pelaksanaan kewenangan tersebut maka sebagian Dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan, Dikuasakan kepada menterifpimpinan lembaga sclaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang kementerian/lembaga yang dipimpinnya. Discrahkan kepada gubernur/oupati/walikota selaku kepala pemerintahan berah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah alam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan, Secdasarkan butir cdi atas, maka UU bidang keuangan negara tersebut memper- pelaksanaan otonomi daerah. Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakikatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia, sementara setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakekatnya adalah Chief Operasional Officer (COO) untuk suatu fungsi pemerintah tertentu. Pada pemerintah daerah, kewenangan untuk mengelola keuangan daerah yang diterima oleh gubernur/bupati/walikota dilaksanakan oleh: a. Satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD sebagai CFO; b, Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah sebagai COO. Prinsip tersebut harus dijalankan secara konsisten agar terdapat kejelasan dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab, terlaksananya mekanisme check and balances, serta untuk mendorong upaya peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan. Lebih lanjut, pada PP 58/2005 diatur tentang peran Sekretaris Daerah sebagai koordinator dalam pengelolaan keuangan daerah. Sekretaris Daerah bertugas dalam ‘mengkoordinasikan pengelolaan keuangan daerah. Di samping itu Sekretaris Daerah adalah sebagai pimpinan tim anggaran Pemerintah Daerah dan memberikan persetujuan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran/DPA-SKPD. Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Pengelolaan keuangan daerah mengikuti ketentuan undang-undang di bidang Keuangan Negara. Siklus pengelolaan ini tidak terlepas pada siklus manajemen yang dikenal selama ini. Perencanaan merupakan awal dari siklus yang diikuti dengan pelaksanaan dan pengawasan. Pada pengelolaan keuangan negara, siklus tersebut terdiri dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan anggaran/ perbenda- hharaan, akuntansi dan pertanggungjawaban, dan pemeriksaan, Penganggaran. Reformasi bidang keuangan negara dimulai dengan penyempurnaan proses penganggar-an. Sesuai dengan UU 17/2003 tentang Keuangan Negara, penyempurnaan penganggaran dilakukan melalui pendekatan berikut ini: 1. Pengintegrasian antara rencana kerja dan anggaran, Dalam penyusunan anggaran dewasa ini digunakan pendekatan budget is a plan, a plan is budget, oleh karena itu antara rencana kerja dan anggaran merupakan satu kesatuan, disusun secara terintegrasi. Untuk melaksanakan konsep ini Pemerintah Daerah harus memiliki rencana kerja dengan indikator kinerja yang terukur sebagai prasyarat. 2. Penyatuan anggaran (unified budget). Pendekatan yang digunakan dalam fat di cones Miner (CFO) miboga pada i pemesintah daerah yang picle APBD pranfbarang dasan dalam © check and sme dalam prah sebagai mugas dalam taris Daerah emberikan © & bidang smanajernen aa engen des tersebut | perbenda- jai dengan 3 tentang pendekatan senyusunan = & budget, ms kesatuan, mah Daerah ce sebagai kan dalam = Ungkup Akuntansi Pemerintahan penganggaran ini adalah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) jpempunyai satu dokumen anggaran. Kepala satuan kerja perangkat daerah Sertanggung jawab secara formil dan materiil atas penggunaan anggaran di Seetomya, Tidak ada lagi pemisahan antara anggaran rutin dan pembangunan. Dengan pendekatan ini diharapkan tidak terjadi duplikasi anggaran, schingga ‘Seegaran dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif. ‘Penganggaran Berbasis Kinerja. Konsep yang digunakan dalam anggaran ini Scslah alokasi anggaran sesuai dengan hasil yang akan dicapai, terutama ‘Bevokus pada ouput atau keluaran dari kegiatan yang dilaksanakan. Oleh ‘Serena itu untuk keperluan ini diperlukan adanya progranvkegiatan yang jelas, ers akan dilaksanakan pada suatu tahun anggaran. Dalam penerapan Srexeran berbasis kinerja ini diperlukan adanya: indikator kinerja, khususnya “S=#put (keluaran) dan outcome (hasil), standar pelayanan minimal yang harus SSpenuhi oleh pemerintah daerah, standar analisa biaya, dan biaya standar ‘fetuaran yang dihasilkan. Feaggunaan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah. Pemerintah dituntut ‘sstuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karena © Pemerintah wajils menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang, Rencana Kerja ‘ka Menengah/Rencana Strategis, dan Rencana Kerja Tahunan. Dalam ‘Jeska menjaga kesinambungan program/kegiatannya, pemerintah daerah “Stuntut menyusun anggaran dengan perspektif waktu jangka menengah, Selain “meeyajikan anggaran yang dibutuhkan selama tahun berjalan, pemerintah 2h juga dituntut memperhitungkan implikasi biaya yang akan menjadi " APBD Pemerintah daerah pada tahun anggaran berikutnya sehubungan fan adanya program/kegiatan tersebut. fikasi anggaran. Dalam rangka meningkatkan kualitas informasi keuangan, intah menggunakan klasifikasi anggaran yang dikembangkan mengacu Government Finance Statistic (GFS) sebagaimana yang dudah diterapkan ‘erbagai negara. Klasiikasi anggaran dimaksud terdiri dari klasifikasi menurut i, menurut organisasi, dan menurut jenis belanja. rangka penyusunan anggaran, proses dipilah menjadi dua tahapan, yaitu Peencanaan dan tahap penganggaran. Tahap perencanaan pada pemerintah ‘Skoordinir oleh Bappenas sedang pada pemerintah daerah dikoordinir oleh Seria perencanaan daerah. Tahap penganggaran dipimpin oleh Kementerian pada Pemerintah Pusat dan dikelola oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah intah Daerah, vesunan rencana kerja dimulai pada bulan Januari dengan menyiapkan Kebijakan umum, program indikatf, dan pagu indikatif, yang diperlukan “4 ‘Akuntansi Pemerintahan di indonesia ae ev hfe enter ep ‘oleh Kementrian/Lembaga/SKPD untuk menyusun RKA-KL/RKASKPD. Rancangan RKP/RKPD ini selesai bulan Juni untuk selanjutnya disampaikan ke DPR/DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan. Setelah disepakati bersama dengan DPR DPRD, maka kebijakan umum, program prioritas, dan plafon anggaran sementara, akan menjadi dasar bagi Kementrian/Lembaga/SKPD untuk menyusun RKA. RKA ini selanjutnya digunakan untuk menyusun RAPBN/RAPBD yang wajib disampaikan ke legislatif untuk dibahas dan diperbaiki sebelum disetujui untuk ditetapkan menjadi APBN/APBD. Proses pengesahan RAPBN dilakukan setelah ada persetujuan oleh DPR, pada RAPBD ada tambahan proses evaluasi. Evaluasi atas RAPBD yang telah disctujul oleh DPRD dilakukan oleh gubernur untuk RAPBD kabupaten/kota dan Mendagri untuk RAPBD provinsi. Proses evaluasi yang diatur dalam UU 32/2004 dan diatur lebih lanjut dalam PP 58/2005 bertujuan untuk melindungi kepentingan umum, menyelaraskan dan menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan/atau peraturan daerah lainnya, terutama peraturan daerah mengenai pajak daerah dan retribusi daerah. Pelaksanaan Anggaran/Perbendaharaan Pada pemerintah pusat, pelaksanaan APBN dimulai dengan diterbitkannya Daftar Isian Pelaksanaan AnggararyDIPA. Segera setelah suatu tahun anggaran dimulai, maka DIPA harus segera diterbitkan untuk dibagikan kepada satuan-satuan kerja sebagai peng-guna anggaran pada kementrian/lembaga. Setelah masa transisi pada TA 2005, maka pada TA 2006, DIPA sudah dapat serentak dibagikan pada awal sekali TA 2006 dimulai, tepatnya tanggal 2 Januari 2006 yang lalu. Seperti pada pemeriniah pusat, pada pemerin-tah daerah pun ditempuh cara yang sama dengan sedikit tambahan prosedur. Setelah terbit Peraturan Daerah tentang APBD, SKPD wajib menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran/DPA. Dengan demikian maka fleksibilitas pengeunaan anggaran diberikan kepada Pengguna Anggaran. DPA disusun secata rinci sampai dengan organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja disertai indikator kinerja. Dokumen ini disertai dengan rencana penarikan dana untuk mendanai kegiatan dan apabila dari kegiatan tersebut menghasilkan pendapatan maka rencana penerimaan kas juga dilampirkan. DPA disampaikan kepada kepala SKPKD untuk dimintakan pengesahan. Jika DIPA bagi kementerian/lembaga sudah dapat dijadikan dokumen untuk segera melaksanakan anggaran Pemerintah Pusat, pada pemerintah daerah masih diperlukan Surat Penyediaan Dana (SPD). SPD merupakan suatu dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan. SPD ini diperlukan a tnconesia inglp Akuntansi Pemerintahan 15 4 memastikan bahwa dana yang diperlukan melaksanakan kegiatan sudah ia pada saat kegiatan berlangsung. Setelah DPA dan SPD terbit, maka masing- « saluan kerja wajib melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya atas pelaksanaan kegiatan oleh satuan kerja, ada dua sistem yang it dengan pelaksanaan anggaran, yaitu sistem penerimaan dan sistem yyaran. Sistem Penerimaan. Seluruh penerimaan negara/daerah harus disetor ke Rekening Kas Umum Negara/Daerah dan tidak diperkenankan digunakan secara langsung oleh satuan kerja yang melakukan pemungutan (Azas Bruto). Pendapatan diakui setelah uang disetor ke rekening Kas Umum Negara/Daerah ‘basis kas). Oleh karena itu penerimaan wajib disetor ke Rekening Kas Umum sclambatlambatnya pada hari berikutnya. Dalam rangka mempercepat penerimaan pendapatan, Bendahara Umum Negara/Daerah dapat membuka okening penerimaan pada bank. Bank yang bersangkutan wajib menyetorkan penerimaan pendapatan setiap sore hari ke Rekening Kas Umum Negara/ Daerah. Sistem Pembayaran. Belanja membebani anggaran daerah setelah barang/jasa Giterima, Oleh karena itu terdapat pengaturan yang ketat tentang sistem pembayaran. Dalam sistem pembayaran terdapat dua pihak yang terkait, yaitu Pengguna Anggaran/Barang dan Bendahara Umum Daerah. Terdapat dua cara pembayaran, yaitu pembayaran yang dilakukan secara fengsung oleh BUD kepada yang berhak menerima pembayaran atau lebih

Anda mungkin juga menyukai