A. Timah
Timah atau stannum (Sn) merupakan logam berwarna putih keperakan yang dapat
ditempa dan liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi getas karena
berubah menjadi suatu modifikasi alotropi yang berlainan. Logam ini dapat larut
dengan lambat dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer, dengan
lambat tanpa pelepasan gas apapun, dan terbentuk ion-ion timah(II) dan amonium:
Timah dengan asam nitrat pekat terjadi reaksi yang keras dan menghasilkan zat
Dalam asam sulfat pekat panas, ion timah(IV) terbentuk sewaktu pelarutan. Air
raja dengan mudah melarutkan timah dan terbentuk ion timah(IV) atau stani.
7
1. Senyawa timah(II) atau stano, biasanya tidak berwarna. Dalam larutan asam,
kita dapatkan ion-ion timah(II) Sn2+, sedangkan dalam larutan basa, kita
2. Senyawa timah(IV) atau stani lebih stabil. Dalam larutan airnya, senyawa
senyawa ini bisa terdapat sebagai ion timah(IV) Sn4+ atau sebagai ion
Dalam tabel periodik timah termasuk golongan 14. Timah mempunyai titik didih
2270C dan titik lebur 231,97C. Unsur ini dijumpai sebagai timah(IV) oksida
dalam bijih seperti kasiterit (SnO2) dan stanit (Cu2FeSnS4), serta diekstraksi
Timah dalam senyawa memiliki tingkat oksidasi +2 dan +4, tingkat oksidasi +4
lebih stabil dari pada +2. Pada tingkat oksidasi +4, timah menggunakan seluruh
elektron valensinya, yaitu 5s2 5p2 dalam ikatan, sedangkan pada tingkat oksidasi
+2, timah hanya menggunakan elektron valensi 5p2 saja. Tetapi perbedaan energi
B. Senyawa Organologam
terikat langsung ke suatu atom logam (seperti raksa, seng, timbal, magnesium,
antara atom logam dengan oksigen, belerang, nitrogen, ataupun dengan suatu
Senyawa organo dari logam yang relatif sangat elektropositif umumnya bersifat
ionik, tidak larut dalam pelarut organik, dan sangat reaktif terhadap udara dan
air. Senyawa ini terbentuk bila suatu radikal pada logam terikat pada logam
dengan keelektropositifan yang sangat tinggi, misalnya logam alkali atau alkali
tanah. Kestabilan dan kereaktifan senyawa ionik ditentukan dalam satu bagian
oleh kestabilan ion karbon. Garam logam ion-ion karbon yang kestabilannya
diperkuat oleh delokalisasi elektron lebih stabil walaupun masih relatif reaktif.
Senyawaan organo yang sisa organiknya terikat pada suatu atom logam dengan
suatu ikatan yang digolongkan sebagai ikatan kovalen (walaupun masih ada
Dalam beberapa senyawa organologam terdapat suatu jenis ikatan logam pada
karbon yang tidak dapat dijelaskan dalam bentuk ionik atau pasangan
elektron/kovalensi. Misalnya, salah satu kelas alkil terdiri dari Li, Be, dan Al
yang memiliki gugus-gugus alkil berjembatan. Dalam hal ini, terdapat atom
yang memiliki sifat kekurangan elektron seperti atom boron pada B(CH3)3.
golongan:
C. Senyawa Organotimah
laut, fungisida, pengawet kayu, dan sebagai katalis untuk perawatan resin silicon
dan resin epoksi (Cotton dan Wilkinson, 1989). Senyawa organotimah adalah
senyawa yang mengandung sedikitnya satu ikatan kovalen Sn-C. Sebagian besar
senyawa ini dapat dianggap sebagai turunan dari RnSnX4-n (n = 1-4) dan
dari jumlah alkil (R) atau aril (Ar) yang terikat pada atom logam. Anion yang
terikat (X) biasanya adalah klorida, fluorida, oksida, hidroksida, suatu karboksilat
atau suatu thiolat (Pellerito and Nagy, 2002; Hadi et al., 2008).
senyawa Si atau Ge yang terkait dan ikatan Sn-O dapat bereaksi dengan larutan
asam. Senyawa organotimah tahan terhadap hidrolisis atau oksidasi pada kondisi
normal walaupun dibakar menjadi SnO2, CO2 dan H2O. Kemudahan putusnya
ikatan Sn-C oleh halogen atau reagen lainnya bervariasi berdasarkan gugus
organiknya dan urutannya meningkat dengan urutan : Bu (paling stabil) < Pr < et
< me < vinil < Ph < Bz < alil < CH2CN < CH2CO2R (paling tidak stabil).
11
Penggabungan SnR4 melalui gugus alkil tidak teramati sama sekali. Senyawa-
senyawa dengan rumus R3SnX atau R2SnX2 tergabung secara luas melalui
atau bahkan tujuh. Dalam hal ini, F lebih efektif dibandingkan unsur-unsur
Empat tipe utama penstabil timah berdasarkan gugus alkilnya yaitu: oktil, butil,
fenil dan metal. Gugus oktil timah memiliki kandungan timah paling sedikit,
berbagai penstabil timah yaitu asam tioglikolat ester dan asam karboksilat
halida ini dapat disintesis secara langsung melalui logam timah, Sn(II) atau
Sn(IV) dengan alkil halida yang reaktif. Metode ini secara luas digunakan untuk
Sintesis langsung ini ditinjau ulang oleh Murphy dan Poller melalui reaksi di
bawah ini:
Metode lain yang sering digunakan untuk pembuatan organotimah halida adalah
kloridanya dengan menggunakan logam halida lain yang sesuai, seperti pada
reaksi berikut:
Produk kompleks yang diperoleh melalui hidrolisis dari trialkiltimah halida atau
senyawa R3SnX, merupakan rute utama pada trialkiltimah oksida dan trialkiltimah
OH
X atau
R3SnOH
(Wilkinson, 1982).
13
disintesis melalui dua cara yaitu dari organotimah oksida atau organotimah
(Wilkinson, 1982).
Hasil reaksi dicuci dengan akuabides dan metanol p.a, kemudian senyawa hasil
ligan. Nilai pKa dari asam klorobenzoat dapat dilihat pada Tabel 1. Asam kloro
a. Asam 2-klorobenzoat
Rumus molekulC7H5ClO2, berat molekul 156,57 g/mol dan titik lebur antara
138-140C
14
b. Asam 3-klorobenzoat
Rumus molekul C7H5ClO2, berat molekul 156,57 g/mol, dan titik lebur antara
153 - 157C
c. Asam 4-klorobenzoat
Rumus molekul C7H5ClO2, berat molekul 156,57 g/mol, dan titik lebur antara
238 - 241C
(Sigma-Aldrich, 2014)
Posisi Substitusi
No Asam benzoate Subtituen
2 3
4
Keterangan: senyawa yang dicetak tebal adalah senyawa yang menjadi acuan
dalam penelitian ini (Fessenden and Fessenden, 1986).
15
memiliki nilai pKa yang terkecil sehingga keasaman asam 2-klorobenzoat lebih
oleh jumlah dan gugus organik yang terikat pada atom pusat Sn. Aplikasi
senyawa organotimah dalam industri antara lain sebagai senyawa penstabil PVC,
pada plastik dan karet sintetik, sebagai stabilizer untuk parfum dan berbagai
macam peralatan yang berhubungan dengan medis dan gigi (Pellerito and Nagy,
2002).
2005; Singh et al., 2010; Rastogi et al., 2011). Berdasarkan hasil yang telah
25 kali atau bahkan mencapai 100 kali. Hal ini seperti terlihat pada Tabel 2.
D. Korosi
Korosi adalah proses kerusakan atau degradasi pada material akibat berinteraksi
dengan lingkungannya dan merupakan elektrokimia. Proses ini terjadi bila ada
17
reaksi setengah sel yang melepaskan elektron (reaksi oksidasi pada anodik) dan
reaksi setengah sel yang menerima elektron (reaksi reduksi pada katodik). Kedua
elektron yang dilepas sama dengan jumlah elektron yang diterima. Suatu logam
yang dicelupkan pada larutan elektrolit, maka akan terbentuk dua lokasi yang
disebut anoda dan katoda. Pada anoda, tempat terjadinya reaksi oksidasi dan
Pada katoda, tempat terjadinya reaksi reduksi dan tidak mengalami korosi. Dua
Bentuk-bentuk korosi
Pada korosi batas butir ini timbul keretakan pada logam akibat korosi melalui
batas butir. Retak yang ditimbulkan korosi jenis ini disebut stress corrosion
cracking (SCC) yang terdiri atas retak interglanular dan retak transgranular.
2. Korosi merata
Korosi merata merupakan bentuk korosi yang sering terjadi pada besi yang
mengalami perendaman dalam larutan asam. Logam besi akan menjadi tipis
Contohnya sebatang besi (Fe) atau seng (Zn) direndam dalam larutan H2SO4,
keduanya akan larut dengan laju yang merata pada permukaan logam.
3. Korosi sumuran
terserang korosi pada suatu titik di permukaannya atau pada daerah tertentu
yang sangat kecil dan diteruskan menuju ke dalam logam. Penyebab korosi
mekanik. Korosi ini terjadi pada permukaan oksida pelindung logam sebagai
stimulasi dari reaksi anoda, aktivasi anion, reaksi katoda melalui kehadiran
rendah. Korosi sumuran akan terjadi jika logam memenuhi potensial korosi
4. Korosi celah
Korosi celah terjadi pada suatu logam di daerah yang berhubungan langsung
dengan bahan lain yang bukan logam. Umumnya terjadi karena terdapat
5. Korosi galvanik
Korosi galvanik terjadi karena perbedaan potensial antara dua logam yang tidak
sama, bila kedua logam ini bersinggungan akan menghasilkan aliran elektron
diantara kedua logam tersebut. Logam yang lebih mulia bersifat katodik dan
akan diserang korosi lebih kecil, sedangkan logam yang kurang mulia bersifat
6. Korosi Erosi
Korosi erosi disebabkan oleh gabungan peristiwa korosi akibat aliran fluida
sehingga proses terjadinya korosi lebih cepat. Korosi ini cirinya ada
E. Inhibitor korosi
Inhibitor korosi adalah senyawa kimia yang dapat mencegah atau memperlambat
proses korosi. Inhibitor korosi apabila ditambahkan dalam jumlah relatif sedikit
(Fontana, 1986). Sampai saat ini, penggunaan inhibitor merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mencegah korosi, karena biayanya yang relatif murah
dan prosesnya yang sederhana. Biasanya proses korosi logam berlangsung secara
elektrokimia yang terjadi secara simultan pada daerah anoda dan katoda yang
jumlah sedikit, baik secara kontinu maupun periodik dengan selang waktu tertentu
tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini tidak dapat
terhadap logamnya.
3. Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu zat kimia
1. Inhibitor Anodik
logam yang terkorosi untuk menghasilkan selaput pasif tipis yang akan
2. Inhibitor Katodik
menghalangi masuknya oksigen. Contoh inhibitor tipe ini antara lain: Zn,
F. Baja Lunak
Baja dibedakan menjadi dua yaitu baja karbon dan baja padanan. Baja karbon
adalah baja yang bukan hanya tersusun atas padanan besi dan karbon, tetapi juga
unsur lain yang tidak mengubah sifat baja. Baja karbon diproduksi dalam bentuk
1. Baja karbon rendah yang mengandung 0,022 0,3 % C yang dibagi menjadi
strip.
kendaraan.
Baja karbon ini memiliki sifat sifat mekanik yang lebih baik dari pada baja
memiliki ciri khas Lebih kuat dan keras dari pada baja karbon rendah, tidak
mudah dibentuk dengan mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan dan
Baja karbon tinggi memiliki kandungan antara karbon antara 0,6 1,7 %
karbon memiliki ciri-ciri sangat kuat, dan getas/rapuh, sulit dibentuk mesin,
mengandung unsur sulfur dan posfor, dan dapat dilakukan proses heat
Pada penelitian ini digunakan baja berkarbon rendah dengan kadar karbon
berkisar 0,04% yang diproses melalui pemanasan dan berupa lembaran, jenis ini
dikenal dengan nama HRP. Contoh baja jenis ini seperti terdapat pada Gambar 1.
G. Potensiostat
sehingga nilai arus selama proses korosi dapat diperoleh. Peralatan potensiostat
elektroda ini dibentuk dari logam benda uji yang akan diteliti, terkoneksi
elektroda yang khusus digunakan untuk mengalirkan arus hasil proses korosi
elektroda acuan, kabel hijau dihubungkan dengan elektroda kerja dan kabel merah
Gambar 2. Sketsa mesin eDAQ dan benda uji (Butarbutar dan Febrianto, 2009)
potensiostat sehingga arus yang dihasilkan pada setiap tegangan yang diberikan
dapat direkam oleh komputer secara langsung. Dalam pengujian korosi ini
Arus data korosi yang diperoleh dari pertemuan garis ekstrapolasi dapat
) ................................... (2.17)
Persamaan 2.18:
25
( .............................. (2.18)
H. Karakterisasi
bending yang karakteristik dan dapat menyerap sinar pada frekuensi tersebut
(Sastrohamidjojo, 1985).
menyerap radiasi IR. Dengan demikian, jenis ikatan yang berlainan (C-H,
C-C, atau O-H) menyerap radiasi IR pada panjang gelombang yang berlainan.
Suatu ikatan dalam molekul dapat mengalami berbagai jenis getaran, oleh
26
sebab itu suatu ikatan tertentu dapat menyerap energi lebih dari satu panjang
fenomena yang terjadi ialah penyerapan oleh ligan atau spesi lainnya yang
berenergi rendah.
tampak oleh senyawa yang dianalisis. Transisi tersebut pada umumnya antara
orbital ikatan atau pasangan elektron bebas dan orbital antiikatan. Panjang
orbital. Agar elektron dalam ikatan sigma tereksitasi diperlukan energi paling
Daerah ini dikenal sebagai daerah ultraviolet hampa, karena pada pengukuran
tidak boleh ada udara, sehingga sukar dilakukan dan relatif tidak banyak
Elektron pada ikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat dan diperlukan
eksitasinya. Hal ini berarti suatu elektron dalam orbital ikatan (bonding)
dalam daerah ini jauh lebih terbatas daripada dalam daerah inframerah,
dikarenakan pita serapan pada daerah UV-Vis terlalu lebar dan kurang
informasi yang berguna mengenai ada tidaknya gugus tersebut dalam molekul
gelombang 190-380 nm, dari UV-Vis akan dilihat perubahan serapan bilangan
ligan klorida dengan oksida atau asam klorobenzoat dapat menyebabkan efek
frekuensinya dibuat tetap pada 60 MHz, sedangkan kuat medan luar (H0)
diubah-ubah dalam suatu range kecil, dan frekuensi absorpsi direkam untuk
berbagai H0. Jadi spektrum NMR ialah grafik dari banyaknya energy yang
diserap (I atau intensitas) versus kuat medan magnet. Proton yang lebih
Fessenden, 1982).
medan magnet yang disebut dengan nilai pergeseran kimia (chemical shift).
Pergeseran kimia memiliki simbol , yang dinyatakan sebagai bagian tiap juta
(ppm) dari frekuensi radio yang digunakan (McMurry, 2008; Lambert and
Gambar 3. 1H-NMR
Sumber: Silverstein et al., 2005.
13
Pergesaran sinyal C NMR dan bentuk sinyal dari gugus metil (CH3)
berbentuk quartet (q), metilen (CH2) berbentuk triplet (t), metin berbentuk
doublet (d) sedangkan karbon quartener berbentuk singlet (s) dan rentang
13
pergeseran C NMR dari 0 220 ppm (Ramiro et al., 2012; Yu-Chia et al.,
13
2012; Wyk et al., 2007; Joseph, 1999; Roe, 1996). Rentang pergeseran C-
Gambar 4. 13C-NMR
Sumber: Silverstein et al., 2008
4. Microelemental analyzer
adalah karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), dan sulfur (S). Alat yang
yang diperoleh berbeda, perbedaan biasanya antara 15%, namun analisis ini
Prinsip dasar dari microelemental analyzer yaitu sampel dibakar pada suhu
menghitung setiap berat unsur yang diperlukan untuk mencapai nilai kalibrasi