Reza Delizar
Reza Delizar
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangat, Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung
Email: unpargeo@yahoo.co.id
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Katolik Parahyangat, Jl. Ciumbuleuit 94 Bandung
Email: marcelina.sugianto@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pemampatan tanah pada butir halus yang disebabkan oleh adanya deformasi partikel tanah , relokasi
partikel, disipasi air pori merupakan peristiwa konsolidasi yang perlu dicermati . Lapisan tanah di
lapangan umumnya mempunyai material penyusun tanah yang heterogen, permeabilitas rendah
dengan partikel tanah tidak merata, hal ini membutuhkan contoh tanah yang dapat mewakili lapisan
tanah khususnya untuk menguji besarnya koefisien konsolidasi ( Cv) dan indeks kompresi ( Cc) .
Penelitian ini menggunakan metoda uji Laboratorium dengan dua macam model uji yaitu
menggunakan uji sel Rowe dan uji konsolidasi konvensional. Uji Konsolidasi menggunakan sel
Rowe merupakan pengembangan dari uji konvensional dengan contoh tanah berdiameter 20 cm
dan tebal 6 cm serta dapat mengukur tekanan air pori. Uji konsolidasi konvensional menggunakan
sampel dengan diameter 5 cm dan tebal 2 cm , tidak dapat mengukur tekanan air pori. Pada kedua
uji menggunakan sistim double drainage yaitu contoh uji berada pada dua batu pori yang dapat
mengalirkan air akibat disipasi air pori. Lokasi contoh tanah diambil dari daerah Soekarno Hatta
Bandung, hasil evaluasi dengan alat sondir merupakan tanah butir halus lunak cocok sebagai
contoh uji penelitian konsolidasi. Dari hasil pengujian diperoleh nilai koefisien konsolidasi (Cv)
menggunakan sel Rowe lebih besar 31,92 46,47 % , indeks kompresi (Cc) dengan sel Rowe lebih
kecil 9,83 % serta nilai koefisien kemampatan volume ( mv) diperoleh rata rata 0.59 4.91 %
lebih kecil dari uji konvensional. Contoh uji dengan ukuran lebih besar memberikan hasil sesuai
dengan kondisi lapangan yaitu adanya effek keterkaitan butir tanah dalam segala arah.
Perlu diadakan pengembangan lebih lanjut penelitian uji sel Rowe untuk jenis tanah dengan material
sangat heterogen dan permeabilitas rendah.
Kata kunci: sel Rowe, konsolidasi
1. PENDAHULUAN
Pemampatan pada tanah butir halus disebabkan adanya deformasi partikel tanah, relokasi partikel dan terjadinya
disipasi air pori. Konsolidasi terjadi dalam jangka panjang dengan penurunan yang terjadi dapat merupakan total
akhir yang besar. Kemiringan Menara Pisa diantaranya sebagian disebabkan oleh penurunan konsolidasi diferensial
yang telah terjadi selama ratusan tahun ( Bowles 1991). Sifat kemampatan tanah butir halus umumnya dilakukan
menggunakan uji konsolidasi konvensional dengan contoh tanah berdiameter 5- 6 cm dan ketebalan 2 cm
Secara praktis selama ini dapat digunakan untuk mencari nilai koefisien konsolidasi ( Cv) yang menggambarkan
kecepatan kompresi tanah terhadap waktu, nilai indeks kompresi ( Cc) dan koefisien kemampatan volume ( mv) ,
menggambarkan besaran kompresi tanah pada peristiwa konsolidasi.
Sifat kompresibilitas yang tinggi dan material penyusun tanah yang heterogen, permeabilitas rendah membuat
berbagai faktor harus dipertimbangkan dalam disain pengujian laboratorium. Dalam prakteknya, dengan
keterbatasan alat dan kemudahan pengambilan contoh uji dan lamanya waktu uji yang dibutuhkan , umumnya
pengujian dilakukan dengan menggunakan benda uji ukuran kecil. Uji konsolidasi menggunakan contoh uji tanah
dengan diameter dan ketebalan yang lebih besar diharapkan dapat memberikan hasil parameter karakteristik
konsolidasi yang lebih akurat. Pengembangan uji konsolidasi menggunakan sel Rowe merupakan salah satu
pengembangan uji konsolidasi agar mendapatkan hasil yang lebih menggambarkan kondisi tanah di lapangan.
Penggunaan sel Rowe juga dapat mengukur tekanan air pori pada awal dan akhir setiap tahap konsolidasi. Pengujian
dapat digunakan variasi untuk double atau single drainage dapat pula dengan beberapa variasi drainage. Dalam
penelitian ini akan dilakukan perbandingan hasil yang diperoleh dari dua jenis metode pengujian dengan kondisi
double drainage, diharapkan heteroginitas tanah dapat dipelajari terhadap parameter konsolidasi tanah.
Pada gambar 3.2 merupakan sel konsolidasi konvensional dan gambar 3.3 merupakan sel Rowe dengan sel terdiri
atas penutup bagian atas, landasan bagian bawah dan badan sel. Landasan bagian bawah dilengkapi dengan
pengatur untuk mengukur tekanan air pori
Dari hasil uji analisa ukuran butir , contoh tanah didominasi oleh butiran lempung dan lanau dengan
prensentase mencapai 95,21 % terdiri dari silt 63 % dan clay 32,21 % . Dapat disimpulkan tanah merupakan
jenis lanau kelempungan ( butir halus ) dapat mengalami proses konsolidasi . Dan contoh tanah mempunyai
plastisitas tinggi ( tabel 3.1)
Tabel. 3.1. Hasil uji sifat fisik tanah
Jenis Uji Nilai Uji
Kadar air 76,5 %
Gs 2.56
Batas Cair 97 %
Batas plastis 47 %
Batas susut 33 %
Indek palstisitas 50 %
Berat isi 1,58
Tabel 3.3. Tabel uji konsolidasi dengan sel Rowe: P void ratio
P ( kg/cm2) e1 (contoh A) e2 ( contoh B) e3 (contoh C )
0.32 1.621 1.590 1.614
0.64 1.535 1.510 1.526
1.28 1.384 1.372 1.382
2.56 1.204 1.187 1.208
5.12 1.018 1.019 1.028
0.32 1.121 1.096 1.112
1.28 1.080 1.059 1.072
2.56 1.053 1.037 1.057
5.12 1.018 1.019 1.028
Gambar 3.4. a.Grafik e-log p : Uji Sel Rowe Gambar 3.4. b..Grafik e-log p : Uji Konvensional
Dari gambar 3.4.a dan 3.4.b dapat diperoleh nilai Cc ( indeks kompresi) dari masing masing uji sesuai pers. 3.1
( 3.1 )
Dari hasil uji sel Rowe nilai indeks kompresi lebih kecil 9,83 % dibandingkan uji konsolidasi konvensional,
hal ini sesuai dengan skala tinggi uji sel Rowe merupakan 3 x lebih besar dari contoh uji konvensional, sehingga
sangat berpengaruh terhadap perubahan angka pori ( e) sesuai persamaan 3.1. Pada contoh uji dengan diameter
semakin besar sangat erat kaitannya dengan interaksi dengan tanah disekitarnya sehingga terdapat effek
pemampatan vertikal ( h) menjadi lebih kecil, dimana e merupakan h/hs . Besar penurunan konsolidasi
berbanding langsung dengan nilai indeks kompresi , dengan adanya keterkaitan butir tanah disekitarnya sesuai
kondisi lapangan maka diperoleh nilai penurunan yang lebih kecil pula.
3.2.2.2 Parameter koefisien konsolidasi ( Cv)
Parameter koefisien konsolidasi ( Cv) merupakan hasil yang diperoleh dari grafik pemampatan dan akar waktu dari
tiap tahap pembebanan yang dimonitor dengan waktu bertahap selama 24 jam setiap satu uji pembebanan.
Persamaan yang digunakan :
( 3.2 )
Cv = koefisien konsolidasi, Hdr = tinggi contoh uji sesuai kondisi drainage nya, t90 = waktu pada 90 %
konsolidasi
Uji Konsolidasi yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan double drainage untuk uji konsolidasi
konvensional ataupun sel Rowe
Gambar 3.5. grafik hubungan pemampatan dan akar waktu ( metode akar waktu)
Perbedaan nilai Cv hasil uji sel Rowe lebih besar 73 81 % dari hasil uji konvensional kondisi ini disebabkan
karena pengaruh ketebalan contoh uji, pada persamaan 3.2 nilai Cv berbanding langsung dengan kwadrat tinggi
ketebalan contoh uji tanah karena tinggi uji tanah dengan sel Rowe 3 x tinggi contoh uji konvensional, sehingga
hal ini sesuai dengan effek skala. Pada aplikasi lapangan dengan ketebalan H (m) , waktu yang dibutuhkan
berbanding terbalik dengan nilai koefisien konsolidasi ( Cv) sehingga hasil nilai Cv pada uji sel Rowe menunjukkan
waktu konsolidasi yang dibutuhkan akan lebih cepat dibanding dengan hasil uji konvensional.
Gambar.3.6.a. Hubungan Cv - p Hasil uji Sel Rowe Gambar 3.6.b. Hubungan Cv-p Hasil uji konvensional
( 3.3 )
Dengan : mv= koefisien pemampatan volume, v perubahan volume akibat beban, av =perubahan angka pori per
satuan perubahan tegangan dan e = angka pori
Hasil koefisien pemampatan volume pada uji sel Rowe rata-rata lebih kecil 0.59 4.91 % .
Tabel. 3.7. Nilai Koefisien kemampatan volume
Tekanan mv ( cm2/kg)
( kg/cm2) Sel Rowe Konvensional
Contoh uji A Contoh uji B Contoh uji C Contoh uji 1 Contoh uji II Contoh Uji III
0.32 0.175 0.168 0.165 0.163 0.156 0.171
0.64 0.288 0.273 0.279 0.286 0.294 0.303
1.28 0.242 0.227 0.233 0.232 0.239 0.242
2.56 0.187 0.181 0.181 0.179 0.182 0.185
5.12 0.134 0.128 0.129 0.130 0.132 0.133
4. KESIMPULAN
Berikut kesimpulan dari hasil penelitian :
1. Pemilihan lokasi uji untuk tanah butir halus konsistensi lunak telah memenuhi syarat sesuai nilai tahanan
konus uji sondir dan hasil klasifikasi berdasarkan ukuran butir dan plastisitas tanah.
2. Nilai parameter Cc ( indeks kompresi) menggunakan sel Rowe lebih kecil 9.83 % dibandingkan uji konsolidasi
konvensional. Pada contoh uji dengan diameter semakin besar sangat erat kaitannya dengan interaksi dengan
tanah disekitarnya sehingga terdapat effek pemampatan vertikal ( h) menjadi lebih kecil, dimana e
merupakan h/hs . Besar penurunan konsolidasi berbanding langsung dengan nilai indeks kompresi dengan
adanya keterkaitan butir tanah disekitarnya sesuai kondisi lapangan maka diperoleh nilai penurunan yang lebih
kecil pula.
3. Perbedaan nilai Cv hasil uji sel Rowe lebih besar 73 81 % dari hasil uji konvensional kondisi ini disebabkan
karena pengaruh ketebalan contoh uji, pada persamaan 3.2 nilai Cv berbanding langsung dengan kwadrat
tinggi ketebalan contoh uji tanah, karena tinggi uji tanah dengan sel Rowe 3 x tinggi uji konvensional,
sehingga hal ini sesuai dengan effek skala. Pada aplikasi lapangan dengan ketebalan H (m) , waktu yang
dibutuhkan berbanding terbalik dengan nilai koefisien konsolidasi ( Cv) sehingga hasil nilai Cv pada uji sel
Rowe menunjukkan waktu konsolidasi yang dibutuhkan akan lebih cepat dibanding dengan hasil uji
konvensional. Skala uji lebih besar akan lebih akurat karena mendekati bentuk tiga dimensi sesuai di lapangan.
4. Nilai mv rata rata pada uji konvensional lebih kecil 0.59 4.91 % , nilai mv merupakan parameter konsolidasi
untuk menghitung besaran penurunan konsolidasi. Dari persamaan 3.3 , perubahan volume akibat beban
dipengaruhi oleh diameter dan tinggi uji tanah .
5 Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk pengembangan sel Rowe pada uji contoh tanah sangat heterogen
.
DAFTAR PUSTAKA
Das, Braja M. ( 2008 ), Introduction to Geotechnical Engineering , Thomson, United State
Head, K.H. ( 1981), Manual of Soil laboratory Testing Volume 2 , Pentech Press, London
Head, K.H. ( 1981), Manual of Soil laboratory Testing Volume 3 , Pentech Press, London
International, ELE. ( 1993), Civil and Environmental Engineering Test Equipment , 9 thEdition catalogue, ELE
International Ltd, England
Wesley, L.D. ( 2010) , Fundamentals of Soil Mechanics for Sedimentary and Residual Soils, Hoboken, New
Jersey