Dari total jumlah tersebut, sebanyak 70% penderita kanker ada di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Deteksi yang terlambat dan kurangnya
pengetahuan menyebabkan sebagian besar penderita kanker terlambat
diobati.
"Di Australia yang penduduknya cuma 20 juta memiliki lebih dari 20 rumah
sakit khusus kanker, sedangkan di Indonesia dengan 240 juta penduduk baru
punya 2 rumah sakit khusus kanker, yaitu RS Kanker Dharmais dan MRCCC
ini," ujarnya, di Jakarta.