Anda di halaman 1dari 2

International Union Againts Cancer, organisasi kanker dunia,

memprediksi penderita kanker akan mencapai 75 juta jiwa


pada 2030, naik 300% daripada saat ini. Sebanyak 17 juta di
antaranya penderita baru dan 27 juta jiwa akan berakhir
dengan kematian.

Dari total jumlah tersebut, sebanyak 70% penderita kanker ada di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Deteksi yang terlambat dan kurangnya
pengetahuan menyebabkan sebagian besar penderita kanker terlambat
diobati.

Ironisnya, dari sekian banyak bahkan ribuan penderita kanker, Indonesia


hanya memiliki 2 rumah sakit kanker, yakni Dharmais dan MRCC Siloam
Semanggi.

Mochtar Riyadi, pendiri Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center


(MRCCC) Siloam, mengatakan mengatakan dirinya ingin membangun rumah
sakit khusus melayani penyakit kanker sebanyak mungkin di Indonesia.

"Di Australia yang penduduknya cuma 20 juta memiliki lebih dari 20 rumah
sakit khusus kanker, sedangkan di Indonesia dengan 240 juta penduduk baru
punya 2 rumah sakit khusus kanker, yaitu RS Kanker Dharmais dan MRCCC
ini," ujarnya, di Jakarta.

Dia menceritakan keinginannya mendirikan rumah sakit khusus kanker salah


satunya didorong pengalaman pribadi, dimana ayahnya meninggal di usia 60
tahun karena kanker usus besar.

Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan menyebar.


Pertumbuhan kanker sering menyerang jaringan di sekitarnya dan dapat
bermetastasis (penyebaran kanker) ke tempat yang jauh.

Penggunaan tembakau merupakan penyebab terbesar kanker di dunia dan


22% kematian akibat kanker.
Seperlima dari semua kanker di seluruh dunia disebabkan oleh infeksi
kronis, seperti human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kanker
serviks, serta virus hepatitis B (HBV) yang menyebabkan kanker hati. [mor]

Anda mungkin juga menyukai