PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan suatu sarana bagi Siswa, untuk
mendapatkan pengalaman dan bagaimana gambaran dari keadaan dunia kerja
yang sebenarnya. Melalui sarana ini Siswa diharapkan mampu untuk menerapkan
disiplin ilmu yang telah di pelajari di bangku Sekolah. Praktek kerja lapangan
bukan saja hanya tempat untuk magang, tetapi merupakan suatu sarana yang pada
akhirnya memberikan tantagan tersendiri bagi Siswa. Karena disini Siswa bukan
saja hanya dituntut untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh dibangku
Sekolah, tapi juga bagaimana mengatasi permasalahan pada dunia kerja,yang acap
kali tidak sebidang dengan disiplin ilmu yang digeluti.
1
2. Rumusan Masaalah
1. Apakah fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) baik NPWP Badan
maupun Orang Pribadi (OP).
pembayaran pajak.
3. Tujuan
2
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
3
telah diubah dengan PMK 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Oleh kerana itu, struktur
organisasi mengalami perubahan menjadi 1 Sub Bagian, 9 Seksi, dan
Kelompok Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak.
Berbagai prestasi membanggakan pun telah ditorehkan KPP
Pratama Makassar Selatan, diantaranya:
1. Juara 2 Lomba Pelayanan Tingkat Kanwil DJP Sulawesi
Selatan, Barat dan Tenggara tahun 2011
2. Peringkat III Pelayanan Mobil Tax Unit ( MTU ) tingkat
Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara.
3. KPP dengan kinerja pemeriksaan terbaik II.
4. Juara 1 Teknis Lapangan, Juara II Futsal, dan Juara II
Bulutangkis Pekan Olahraga Kanwil DJP Sulawesi Selatan,
Barat, dan tenggara dalam ranka hari Keuangan ke-65
5. Juara Umum Kick Off Nilai-nilai Kementerian Keuangan RI.
6. Piagam Penghargaan dan Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat,
dan Tenggara atas penerimaan pajak tahun 2011 lebih dari 100
%.
7. Piagam penghargaan dan Dirjen Pajak atas prestasi dalam
mempertahankan / meningkatkan kinerja dalam rangka
pengamanan penerimaan pajak tahun 2011.
`
4
VISI DJP
Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di Asia
Tenggara
MISI DJP
Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan
Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka menbiayai penyelenggaraan
negara demi kemakmuran rakyat
VISI
KKP PRATAMA MAKASSAR SELATAN
Menjadi kantor pelayanan pajak terbaik dalam pelayanan, terdepan dalam
penerimaan, profesional dan dipercaya oleh masyarakat.
MISI
KKP PRATAMA MAKASSAR SELATAN
Meningkatkan kepatuhan wajib pajak melalui pelayanan prima untuk
menghimpun penerimaan negara secara optimal berdasarkan undang-undang
perpajakan.
5
NILAI NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN
6
7
Pembagian Seksi dan Jabatan Fungsional pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama adalah sebagai berikut : Subbagian Umum, Seksi Pelayanan, Seksi
Pengolahan Data dan Informasi, Seksi Ekstensifikasi, Seksi Pengawasan dan
Konsultasi (Ada 4 Seksi Pengawasan dan Konsultasi), Seksi Penagihan, Seksi
Pemeriksaan, Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa Pajak,danKelompok
Jabatan Fungsional Penilai.
a) Seksi Pelayanan
Mempunyai tugas melakukan penetapan dan penerbitan produk
hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi
Wajib Pajak, serta melakukan kerjasama terdepan untuk memberikan
pelayanan dan berhubungan langsung dengan Wajib Pajak melalui
Tempat Pelayanan Terpadu atau biasa disingkat TPT.
8
Tugas pokok dari Seksi PDI adalah :
Menyusun estimasi Penerimaan Pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
Melaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data.
Melaksanakan pelayanan peminjaman data dan penyaluran
informasi dalam rangka pemanfaatan data perpajakan.
Melaksanakan perekaman dan validasi dokumen perpajakan.
Melaksanakan perbaikan ( updating ).
Melaksanakan pelaksanaan dukungan teknis pemanfaatan
aplikasi e-SPT dan E-Filing.
Melaksanakan kegiatan teknis oprasional komputer.
Melaksanakan penyediaan informasi perpajakan.
Menyusun laporan pertanggunjawapan
9
Pengurusan surat masuk ke KPP Pratama Makassar Selatan yang
bukan dari Wajin Pajak.
Pengurusan surat-surat yang diterbitkan KKP Pratama Makassar
Selatan.
Membimbing pelaksanaan tugas tata usaha kepegawaian.
Penyelengaraan Administrasi DP3, LP2P, KP4.
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga
( RKA-KL)
Menyelenggarakan inventarisasi alat perlengkapan kantor.
10
Tugas Pokok Seksi Pemeriksaan :
Melakukan tugas tugas pemeriksaan atas dokumen perpajakan
h) Seksi Penagihan
Mempunyai tugas melakukan urusan panatausahaan piutang pajak,
kegiatan penagihan aktif ( Teguran, Surat Paksa, Sita, Pemblokiran,
Lelang, pencegahan, Penyanderaan, dan penagihan seketika dan
Sekaligus), penundaan/angsuran tunggakan pajak, usulan penghapusan
piutang pajak, serta pengarsipan dokumen-dokumen penagihan. Guna
menjalankan tugas dan fungsinya Seksi Penagihan diperkuat oleh Juru Sita
Pajak Negara.
Melakukan kegiatan administrasi penagihan
Melakukan tindakan penagihan aktif seperti penyampaian Surat
Paksa, Penyitaan, Pemblokiran Rekening, dan tindakan lain sesuai
ketentuan perundangan.
i) Seksi Ekstensifikasi
Mempunyai tugas melakukan pengamatan dan panatausahaan potensi
perpajakan , serta kegiatan ektensifikasi perpajakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, seperti pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak
( NPWP ). Secara sederhana Seksi Ekstensifikasi bertugas untuk
menambah jumlah Wajib Pajak Terdaftar apabila sudah memenuhi
kewajiban subjektif maupun objektifnya.
11
Wilayah Kerja KKP Pratama Makassar Selatan
KPP Pratama Makassar Selatan adalah salah satu KPP dari 3 ( tiga ) KKP di Kota
Makassar, yang mencakup 4 wilayah administrasi Kecamatan yaitu :
1. Rappocini
2. Makassar
3. Panakkukang
4. Manggala
Total luas wilayahnya mencapai 52.94 Km2, dengan jumlah penduduk sebanyak
466.272 jiwa atau 95.980 kepala rumah tangga. Dibandingkan dengan Kota
Makassar, luas wilayah KPP Pratama Makassar Selatan mencakup 30.12 persen
luas wilayah Kota Makassar. Dari luas wilayah tersebut, KKP Pratama Makassar
Selatan melingkupi sebanyak 28.67 persen jumlah kelurahan dengan total
penduduk sebanyak 37.19 persen atau sebesar 32.38 persen kepala keluarga di
Kota Makassar
Dari luas wilayahnya, KPP Pratama Makassar Selatan didominasi wilayah
Kecamatan Manggala yang mencapai 46 persen, disusul oleh Kec Panakkukang
sebesar 32 persen, Kec Rappocini 17 persen, dan terakhir Kec Makassar yang
hanya 5 persen. Namun demikian, luas wilayah tidak mencerminkan potensi pajak
yang salah satunya dilihat dari jumlah penduduknya.
12
Peran Luas Wilayah Kecamatan di KPP Pratama Makassar Selatan
Makassar; 5%
Rappocini; 17%
Manggala; 46%
Panakkukang; 32%
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar, Makassar Dalam Angka 2012
BAB III
PEMBAHASAN
1. Definisi Pajak
13
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada
Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut
kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran
rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
utama untuk membiayai public investment.
Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock
Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan,
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan
yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-
tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari
sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa
adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya
kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan
penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara
dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
14
dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.
Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus
berdsarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik
bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar
pajak.
2. Wajib pajak
Wajib pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-udangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau
pemotong pajak tertentu.
3. Pengusaha
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam kegiatan usaha atau perkerjaannya menhasilkan barang, menimpor
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdangangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah pabean, melakukan
usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
15
4. Pengusaha Kena Pajak
16
1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor
yang diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib
pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas, bila sampai dengan suatu bulan memperoleh penghasilan yang
17
jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun,
wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
b. Fungsi NPWP
Tanda pengenal diri atau Identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakannya.
Bagi Anda yang sudah bekerja pasti rata-rata sudah mempunyai Kartu Pajak
atau yang sering disebut dengan Nomor Pokok Wajib Pajak atau yang sering
disingkat dengan NPWP. Namun hal itu bukan berarti semua orang yang bekerja
diwajibkan mendaftar untuk mendapatkan NPWP. Kartu NPWP hanya diwajibkan
pada mereka yang mempunyai penghasilan tetap kurang lebih Rp.2.500.000 per
bulannya, sehingga bagi Anda yang berpenhasilan di bawah itu tidak perlu repot-
repot dan tidak perlu terbebani oleh Kewajiban pajak penghasilan ini. Namun
pertanyaannya apa Sanksi Tidak Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
bagi mereka yang qualified berdasarkan peraturan perundang-undangan.
18
pengusaha yang dikenakan PPN, wajib melaporkan usahannya
pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan
untuk dikukuhkan menjadi PKP
19
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya
diberikan NPWP.
Sanksi bagi setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk
diberikan NPWP atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
Negara akan dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling
lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang bayar.
20
2. Pengertian Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan ( SPT ) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP)
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,
objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan.
A. FUNGSI SPT
21
- Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain
dalan satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak
22
B. TEMPAT PENGAMBILAN SPT
23
- E-Filling melalui ASP adalah bukti penerimaan
elektronik dan,
24
D. PENYAMPAIAN SPT MELALUI ELEKTRONIK ( e-SPT)
SPT yang tidak disampaikan atau disampaikan tidak sesuai dengan batas
waktu yang ditentukan, dikenakan sanksi administrasi berupa denda :
25
Pengenaan sanksi administrasi berupa denda tersebut tidak dilakukan
terhadap :
b. Wajib Pajak orang Pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha
atau perkerjaan bebas
c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga Negara asing
yang tidak tinggal lagi di Indonesia
e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi
belum dibubarkan sesuai dengan ketentuaan yang berlaku.
h. Wajib Pajak lain yaitu Wajib Pajak yang dalam keadaan antara lain :
kerusahan missal, kebakaran, ledakan bom atau aksi terorisme, perang
antarsuku atau kegagalan sistem computer administrasi penerimaan
Negara atau perpajakan.
Bagi Wajib Pajak yang alpa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan
SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan Negara
yang dilakukan pertama kali tidak dikenai sanksi pidana tetapi dikenai sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari pajak yang kurang bayar.
26
perbuatan tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali,
didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
bayar atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 1(satu)
tahun.
F. PEMBETULAN SPT
27
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatanya tersebut dengan disertai
pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarya terutang
beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 150% ( seratus lima
puluh persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
a. Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih
kecil.
28
Atas keterlambatan pembayaran pajak, dikenakan sanksi denda
administrasi bunga 2% (dua persen) sebulan dari pajak terutang dihitung
dari jatuh tempo pembayaran.
BAB IV
PELAKSANAAN PKL
29
2) Kegiatan yang Dilaksanakan
5. Kegiatan PKL
30
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
03-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
04-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
05-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
08-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
09-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
10-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
11-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
12-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
15-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
16-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
17-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
18-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
31
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
01-Sep-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
02-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
03-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
06-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
07-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
08-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
09-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
10-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
13-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
14-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
15-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
32
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
28-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
29-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
30-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
31-Okt-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
03-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
04-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
05-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
06-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
07-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
10-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
11-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
33
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
24-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
Menyortir SPT Masa : PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 21/26,
25-Nop-2014 PPh Pasal 22,23, PPN, SSP dan Mengarsipkan
BAB V.
HASIL PELAKSANAAN
Dan disamping itu penulis juga dapat mengetahui apa sebenarnya fungi
pajak bagi Negara, Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa
34
pajak, sebagian besar kegiatan negara sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan
uang pajak diantaranya meliputi :
Fungsi pajak tidak terlepas dari tujuan pajak, sementara tujuan pajak tidak
terlepas dari tujuan negara. Dengan demikian tujuan pajak harus diselaraskan
dengan tujuan negara yang menjadi landasan tujuan pemerintah. Baik tujuan pajak
maupun tujuan negara semuanya berakar pada tujuan masyarakat.
Tujuan masyarakat inilah yang menjadi falsafah bangsa dan negara. Oleh
karena itu tujuan dan fungsi pajak tidak mungkin lepas dari tujuan dan fungsi
yang mendasarinya. Sehingga pajak yang dipungut dari masyarakat hendaknya
dipergunakan untuk keperluan masyarakat itu sendiri. Maka sebagai salah satu
pendapatan Negara yang paling besar, pajak memiliki beberapa fungsi dan
peranan yang cukup vital bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, beberapa
fungsi pajak yaitu:
35
pengeluaran. Penerimaan negara dari sektor perpajakan dimasukkan ke
dalam komponen penerimaan dalam negeri pada APBN.
Fungsi pajak yang ketiga adalah sebagai fungsi stabilitas : pajak sebagai
penerimaan negara dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-
kebijakan pemerintah. Contohnya adalah kebijakan stabilitas harga dengan
tujuan untuk menekan inflasi dengan cara mengatur peredaran uang di
masyarakat lewat pemungutan dan penggunaan pajak yang lebih efisien
dan efektif.
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari laporan ini, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
Selama melaksanakan kegiatan Praktek kerja Industri (PRAKERIN) saya
dapat menarik kesimpulan diantaranya :
KPP Pratama Makassar Selatan menangani khusus wajib pajak yang
kriteria pajaknya berskala kecil.
36
KPP Pratama Makassar Selatan menerapkan sistem perpajakan yang
diikat dengan standar etika yang kuat untuk menghasilkan birokrasi
perpajakan yang bersih, sehingga mampu membangun kepercayaan
masyarakat dan demi meningkatkan penerimaan di bidang perpajakan..
2. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
pustaka-virtual.blogspot.com/2012/11/pengertian-pajak-ahli-undang-undang.html
http://www.nusahati.com/2013/06/pajak-apa-manfaat-dan-fungsinya/
38
HTTP://WWW.PAJAK.GO.ID/CONTENT/UNTUK-APA-BAYAR-PAJAK
LAMPIRAN
39
2. KARTU NPWP
40
3. SURAT SETORAN PAJAK
41
5. SPT TAHUNAN 1770SS
42