Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bertumbuhnya perusahaan teknologi informasi pada saat ini dengan

berbagai model bisnis memunculkan kompleksitas yang tinggi bagi proses

industri, baik industri kuliner, pariwisata dan juga industri teknologi informasi itu

sendiri. Kompleksitas ini melahirkan sebuah permasalahan bahwa tuntutan

tentang waktu penyelesaian yang lebih cepat, solusi masalah yang tepat, namun

penurunan biaya produksi merupakan salah satu prioritas industri. Sehingga solusi

yang mampu memberi sebuah peluang dalam kondisi seperti ini adalah

memanfaatkan sekumpulan orang(corwdsourching) dengan bayaran lebih murah

dari yang proses pengerjaannya secara tradisional (Fangwen Yuan, Jun Liang &

Zhaokun Xue, 2014).

Seperti google, yang memanfaatkan kumpulan orang untuk mengerjakan

pekerjaannya namun dengan biaya yang murah. Jenis pekerjaan yang

memanfaatkan kumpulan orang-orang yang dilakukan oleh google adalah

terjemahan bahasa sesuai lokasi user pengakses google. Katakan di indonesia

bahasa yang umum digunakan selain bahasa indonesia ada bahasa melayu, jawa,

batak, sunda, madura dan bali. Bahasa ini sering digunakan oleh orang indonesia
dalam berkomunikasi sehari-hari. Jika google akan menggunakan jasa ahli bahasa

ini, maka biayanya sangat mahal, maka google hanya mengambil dari entry kata

yang dimasukkan dari sumber wilayah tersebut, selain itu akan dikoreksi oleh user

sendiri. Bahkan unicodenya juga dikerjakan oleh user google, sebagai bahan

penelitian mereka. Hal ini mempermudah google dalam menerjemahkan kata

kunci yang akan mereka gunakan dalam search engine google.

Outsourcing merupakan konsep yang mengalihkan pekerjaan dari suatu

perusahaan, institusi atau organisasi ke perusahaan, institusi atau individu lainnya.

Contoh, pada tahun 2003 vendor-vendor seperti microsoft, sunmicrosystem, IBM,

Hawlet-Packard memberikan pekerjaan seperti menguji, mendeteksi celah suatu

software pada perusahaan di India ataupun China. Sehingga perusahaan di India

atau China mendapatkan keuntungan dan pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya,

dan vendor besar mendapatkan kemudahan dan penilaian objektif dari software

yang dibuatnya. Pada awalnya, outsourcing menjadi sebuah trend dan diharapkan

dapat menghemat jutaan dollar dalam biaya produksi bagi vendor besar, karena

tenaga kerja dan pajak yang murah dibanding dengan apabila dikerjakan di negara

sendiri, dan ini tecapai. Namun perkembangan penggunaan internet yang semakin

berkembang baik dinegara maju dan negara berkembang seperti indonesia,

melahirkan sebuah tatanan global baru yang demikian terbuka dan kompetitif,

sehingga tingkat akseptabilitas, kompatibilitas, reliabilitas dan interoperabilitas

harus menjadi prioritas dalam sistem. Akibatnya keuntungan vendor dari biaya

produksinya semakin berbali jadi sebuah keuntungan yang bukan jutaan dollar,

tetapi mencapai ratusan juta dollar, atau bahkan milyaran dollar (Miftah

Andriansyah, Teddy Oswari & Budi Prijanto, 2015).


Pemanfaatan sumber daya dari kumpulan orang dalam dunia digital saat

ini menjadi sangat popular, kita ketahui bersama, bahwa beberapa perusahaan

teknologi informasi sangat tergantung dengan kumpulan orang ini. Seperti

facebook, whatsapp, instagram, twitter dan google sendiri yang berusaha

memberikan layanan yang sifatnya terikat (mengikat melalui ketergantungan)

kepada pengguna, sehingga mereka menjadi sumber daya bagi industri sosial

media tersebut. Selain jumlah user yang besar merupakan sumberdaya, apa yang

mereka lakukan dengan aplikasi sosial media tersebut juga sebuah sumberdaya

yang besar bagi industri sosial media. Akses user memiliki sebuah nilai yang

sangat besar bagi keuntungan perusahaan sosial media (Alessandro Bozzon, et al.

2015).

Dilain kondisi, Propinsi Lampung yang merupakan salah satu propinsi

yang berkembang pesat di Indonesia, memiliki potensi untuk digali lebih lagi,

namun keterbatasan metode dalam meningkatkan potensi tersebut menjadikan

propinsi Lampung salah satu propinsi yang peningkatan perekonomiannya

melambat yaitu dari 5,33% menjadi 5,05%. Selain itu perekonomian propinsi

Lampung baru didominasi oleh 3 sektor, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan sebesar 33,90%, sektor industri pengolahan 17,81% dan sektor

perdagangan besar-eceran dan reperasi mobil-sepeda motor sebesar 10,72% (Bank

Indonesia, 2016). Padahal seperti diketahui bersama, sektor perdagangan besar

dan eceran di propinsi Lampung sangat menjanjikan. Propinsi Lampung memiliki

pariwisata yang mumpuni, memiliki kuliner yang baik serta industri kerajinan

tangan yang begitu apik untuk dijadikan menjadi sebuah nilai komoditi yang

dapat meningkatkan sektor perdagangan besar dan eceran.


User internet yang berkembang begitu pesat di Indonesia seperti gambar

1.1 berikut.

Gambar 1.1. Peningkatan User Internet di Indonesia

Memberi arti bahwa jumlah kerumunan orang di internet mencapai 100

juta orang, dan merekalah yang menjadi sumber daya yang dapat dijadikan

sebagai rekan kerja di dalam meningkatkan pemasaran wisata, kuliner dan

kerajinan tangan di propinsi Lampung. Konsep crowdsourcing memungkinkan

seluruh user internet di Indonesia bahkan di seluruh dunia menjadi pasar dan

rekan kerja. Sebagai contoh, jika seseorang sedang berpergian menuju tempat

wisata, seseorang dapat melakukan posting tentang posisinya dan gambar-gambar

keberadaanya, secara otomatis orang ini merupakan partner dari tempat wisata

tersebut dalam memasarkan tempat tersebut, inilah sebuah crowdsourcing.


Dengan mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat menerima input

gambar dan teks, serta aplikasi yang portable untuk semua perangkat user internet

maka konsep crowdsourcing dapat digunakan sebagai cara meningkatkan

pendapatan dari sektor perdagangan besar-eceran di Propinsi Lampung. Aplikasi

yang compatible dengan semua perangkat user internet adalah web. Karena web

dapat diakses oleh semua perangkat user internet (Dieter Fensel,et.al., 2007).

Selain itu perkembangan teknologi web 3.0 yang saat ini memungkinkan

mengakomodir semua tanggapan user internet. Web 3.0 yang mengakomodir

teknologi semantik memungkinkan web belajar dan mengolah sendiri informasi

yang diterimanya, sehingga terjadinya sebuah pengelompokkan otomatis,

terjadinya kesimpulan otomatis atas informasi yang dimasukkan oleh pengguna

web tersebut (Dieter Fensel, at.al., 2007).

Atas semua kondisi dan perkembangan teknologi yang diuraikan di atas,

maka perlu dilakukan penelitian penggunaan aplikasi web crowdsourcing yang

bertujuan menggali potensi propinsi Lampung secara optimal. Judul penelitian

yang akan diteliti adalah Aplikasi Potensi Daerah Lampung Menggunakan

Metode Crowdsourcing untuk Menggali Potensi Daerah.

1.2. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Rendahnya pendapatan dari sektor perdagangan besar-eceran di

Propinsi Lampung.
2. Perkembangan user internet yang belum dimanfaatkan sebagai sumber

daya dalam peningkatan perekonomian khususnya dibidang UMKM di

Propinsi Lampung.
3. Terabaikannya perkembangan teknologi web sebagai pendukung

perkembangan perekonomian propinsi Lampung.


4. Potensi propinsi Lampung yang belum tergali secara optimal.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini, meliputi:

1. Penerapan crowdsourcing dibidang potensi propinsi Lampung.


2. Teknologi ini diterpakan karena rendahnya potensi propinsi Lampung

yang dimanfaatkan sebagai peningkatan pendapatan propinsi

Lampung.
3. Dengan menerapkan crowdsourcing yang digunakan pada web dengan

menyediakan fasilitas input gambar dan teks, serta membuat peringkat

konten berdasarkan jumlah user yang mengakses, menyukai dan

memberikan komentar pada gambar atau teks.


4. Wilayah jangkauan user seluruh dunia, namun objek yang diteliti

sebagai dampak penggunaan crowdsourcing adalah seluruh propinsi

Lampung.

1.4. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana pengembangan crowdsourcing web sebagai teknologi yang dapat

menggali potensi daerah propinsi Lampung?.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Menerapkan teknologi web crowdsourcing sebagai fasilitas untuk

mengoptimalkan potensi daerah propinsi Lampung.


2. Memanfaatkan user internet sebagai sumber daya kerumunan sebagai

partner menggali potensi daerah propinsi Lampung.


3. Mengoptimalkan potensi daerah propinsi Lampung sebagai sumber

pendapatan dari sektor perdagangan besar-eceran di propinsi

Lampung.
1.5.2. Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi Universitas Bandar Lampung


Manfaat bagi Universitas Bandar Lampung adalah sebagai bentuk

kontribusi perguruan tinggi bagi peningkatan ekonomi masyarakat

Propinsi Lampung secara khusus dan Indonesia secara umum.


2. Manfaat bagi Masyarakat
Sedangkan manfaat untuk masyarakat adalah sebagai fasilitas

berupa media untuk mengoptimalkan potensi usaha mereka dan dapat

membantu mereka untuk mempromosikan produk mereka sehingga

meningkatkan penjualan yang berdampak pada pendapatan.


3. Manfaat bagi Peneliti
Bagi peneliti menjadi implementasi ilmu pengetahuan yang

diapatkan dari bangku perkuliahan, serta menjadi peningkatan


pengatahuan dibidang ilmu yang berhubungan dengan teknologi web dan

crowdsourcing.

1.6. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran penelitian ini berawal dari permasalahan rendahnya

pemanfaatan teknologi web sebagai fasilitas menggali potensi daerah propinsi

Lampung oleh masyarakat. Sehingga di kembangkan sebuah web crowdsourcing

sebagai solusi masalah tersebut di mana web memanfaatkan kerumunan orang

yang mengakses internet sebagai partner dalam meningkatkan pendapatan dari

sektor perdagangan besar-eceran diRendahnya


propinsi Lampung. Objek dari
pendapatan penelitiannya
sektor perdagangan
Perkembangan user internet yang belum dimanfa
adalah masyarakat propinsi Lampung yang memiliki UMKM dibidang pariwisata,
Terabaikannya perkembangan teknologi web seba
kerajinan tangan dan kuliner. Potensi propinsi Lampung yang belum tergali seca

Kerangka pikir secara rinci seperti pada gambar 1.2 berikut.

Crowdsourcing Web dapat digunakan oleh user untuk mengunggah gambar, teks, dan dapat meny
Gambar 1.2. Kerangka Pikir Penelitian

1.7. Sistematika Penulisan


Untuk penyusunan yang terstruktur, laporan penelitian ini disusun

sedemikian rupa sehingga terstruktur dan mudah dipahami oleh pembaca. Adapun

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang permasalahan yang dibahas pada

penelitian ini. Seperti latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan

manfaat penelitian, kerangka pikir, dan sistematika penulisan

laporan
BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab 2 hal-hal yang menjadi teori pendukung penelitian ini

merupakan fokus utama pembahasan, hal-hal yang difokuskan

sebagai pembahasan adalah: Teknologi web dan

perkembangannya, Internet, Karakteristik Pengguna Internet,

Potensi Daerah, Pendapatan, dan Crowdsourcing.


BAB III Metodologi Penelitian

Pembahasan pada bab metodologi penelitian ini, meliputi

metode indentifikasi masalah, metode pengumpulan data,

metode analisis data, metode pengembangan crowdsourcing web

dan metode testing


BAB IV Hasil dan Pembahasan

Pada bagian hasil dan pembahasan ini hal-hal yang akan

diuraikan adalah bagaimana bentuk crowdsourcing web,

bagaimana cara kerja crowdsourcing web, bagaimana pengaruh

crowdsourcing web, bagaimana pemanfaatan crowdsourcing

web. Serta pembahasan data yang dicapture setelah

crowdsourcing di implementasikan.
BAB V Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan berisi hasil akhir dari penelitian ini, apakah

crowdsourcing web mampu bekerja sesuai yang direncanakan,


dan bagaimana dampaknya terhadap pendapatan user yang

memiliki UMKM dan bagaimana accessibility dari web tersebut.

Sedangkan saran berisi hal-hal yang perlu dibenahi untuk

penelitian yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai