Anda di halaman 1dari 14

A.

JUDUL : TINGKAT INTEGRASI SISTEM AKUNTANSI DAN DAMPAKNYA

PADA KEPUTUSAN MANAJEMEN

B. BIDANG ILMU : AKUNTANSI MANAJEMEN

C. LATAR BELAKANG

Dalam sebuah perusahaan terdapat dua sistem yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi manajemen (Angelkort

and Weienberger, 2011). Menurut Sutabri (2004, p.1) sistem akuntansi keuangan disusun

untuk menghasilkan informasi yang umumnya dalam bentuk laporan keuangan yang

ditujukan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Karena laporan ini ditujukan kepada

pihak di luar perusahaan, maka cara penyajian dan isinya diatur oleh Standar Akuntansi

Keuangan (SAK). Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang

dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer (Bouwens and Abernethy, 2000).

Sistem akuntansi manajemen dapat membantu manajer dalam pengendalian akitivitas dan

pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan

perusahaan (Gordon and Miller 1986; Kaplan 1984; Anthony et al. 1998; Atkinson, 1995).

Secara tradisional, rancangan sistem akuntansi manajemen berorientasi pada

informasi keuangan internal perusahaan yang berbasis pada data historis. Namun demikian,

hal lain yang harus diperhatikan adalah akuntansi manajemen hendaknya memperhatikan

konsep-konsep manajemen dan akuntansi yang tepat, serta teknik untuk menyajikan

informasi keuangan yang berguna bagi manajemen dalam melakukan perencanaan,


pengawasan, pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya yang paling ekonomis

(Maharsi, 2000). Perusahaan menggunakan informasi akuntansi untuk kepentingan

pengambilan keputusan dan tujuan-tujuan pengendalian. Pengendalian ini bertujuan untuk

mengendalikan perilaku manusia atau artefak seperti cash atau material flows pada level

organisasi, unit bisnis, manajemen atau individu (Malmi and Brown, 2008). Sebagai

contoh, data akuntansi selaras dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba dan

dapat disesuaikan untuk pengambilan keputusan manajerial serta pengendalian pada setiap

level organisasi (Murphy, 1999; Ittener et al, 1997). Penelitian yang dilakukan Bhimani,

(2003) melihat bahwa dalam desain sistem akuntansi manajemen (SAM) yang inovatif

tertanam unsur-unsur budaya organisasi. Keselarasan antara budaya dari SAM dan budaya

yang dianut oleh pengguna SAM mempengaruhi perceived system success dari sistem baru.

Selain itu, desain dan penggunaan sistem akuntansi manajemen mempengaruhi perubahan

strategi perusahaan (Bouwens and Abernethy, 2000; Baines and Langfield-Smith, 2003;

Naranjo-Gil and Hartmann, 2007) Salah satu karakteristik informasi yang baik menurut

persepsi manajemen adalah integrasi (Gul and Chia, 1994; Chia, 1995; Nazaruddin, 1998;

Nicolaou, 2000).

Sejak tahun 1990-an, semakin banyak perusahaan di Jerman yang mengubah sistem

akuntansi terpisah menjadi sistem akuntansi terintegrasi untuk pengambilan keputusan dan

tujuan pengendalian (Ewert and Wagenhofer, 2007; Wagenhofer, 2006; Jones and Luther,

2005). Integrasi sistem akuntansi di Indonesia mulai dikenal sejak 1996, ketika itu

perusahan pertama yang menggunakan integrasi sistem akuntansi adalah Astra International

dan Sinar Mas Group.


Kemudian setelah tahun 2000 semakin banyak perusahaan yang mulai menggunakan

System, Application, and Product in Data Processing (SAP) sebagai sistem untuk berbagai

kegiatan bisnis mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji integrasi sistem akuntansi

dikaitkan dengan efektivitas controllership dan perceived system success dengan

menambahkan consisitency of financial language sebagai variabel mediasi (Weienberger

and Angelkort, 2011; Chapman and Khin, 2008). Efektivitas controllership dilihat

berdasarkan kualitas output controllership dan dampak controllership pada keputusan

manajemen (Weienberger and Angelkort, 2011)

D. POKOK PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan seperti berikut :


Bagaimana tingkat integrasi sistem akuntansi dan dampaknya

pada keputusan manajemen

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pokok masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui tingkat integrasi sistem akuntansi dan dampaknya pada keputusan

manajemen

F. KEGUNAAN PENELITIAN

Terkait dengan tujuan penelitian diatas, maka adapun manfaat yang diharapkan dari hasil

penelitian ini yaitu :


a. Secara Teoritis, hasil penelitian ini diharapakan menambahkan wawasan ilmu

pengetahuan, serta meningkatkan pemahaman mengenai tingkat integrasi sistem

akuntansi
b. secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu bahan masukan

yang dapat memberikan kontribusi pemikiran atas aktivitas tingkat integrasi sistem

akuntansi

G. TINJAUAN PUSTAKA

G.1 TELAAH TEORI

G.1.1 INTEGRASI SISTEM AKUNTANSI

Integrasi merupakan salah satu karakteristik informasi yang baik menurut persepsi

manajemen (Gul and Chia, 1994; Chia, 1995; Nazaruddin, 1998; Nicolaou, 2000). Integrasi

mencerminkan kompleksitas dan saling keterkaitan antara bagian satu dan bagian lain.

Integrasi sistem akuntansi mengacu pada hasil, yaitu menghasilkan output informasi yang

dapat digunakan secara efektif yang berperan sebagai koordinator organisasi dan kendali

atas masalah-masalah organisasi dan pengambilan keputusan (Chia, 1995; Nicolaou, 2000).

Informasi akuntansi keuangan dan manajemen saling berhubungan sehingga manajemen

level atas yang berorientasi pada pengendalian keuangan menyebutnya dengan sistem

akuntansi yang terintegrasi bukan sistem akuntansi yang terpisah (Weienberger and

Angelkort, 2011). Desain sistem akuntansi yang terintegrasi tidak selalu memberikan

dampak merugikan pada pengambilan keputusan manajerial dan pengendalian. Manfaat

informasi yang terintegrasi dirasakan penting saat manajer dihadapkan pada situasi

diharuskan mengambil keputusan yang akan berdampak pada bagian atau unit yang lain.
Desain integrasi sistem akuntansi memiliki dua keuntungan. Pertama, informasi

akuntansi manajemen disediakan dengan biaya tambahan rendah. Kedua, pengukuran

kinerja keuangan dan non-keuangan mudah direkonsiliasi pada semua level perusahaan,

serta menyediakan manajemen dan investor laporan dengan satu versi kebenaran

(Weienberger and Angelkort, 2011).

G.1.2 PERCEIVED SYSTEM SUCCESS

Dalam menerapkan suatu sistem, perusahaan dapat mengalami dua hal yaitu

keberhasilan atau kegagalan dalam menerapkan sistem tersebut (Montazemi, 1988; DeLone

and McLean, 1992; Nicolaou, 2000; Chapman and Khin, 2008). Perceived system success

diukur berdasarkan persepsi pengguna sistem (system use) (Ives, Olson and Baroudi, 1983;

Montazemi, 1988; DeLone and McLean, 1992; Nicolaou, 2000). Instrumen yang

digunakan (divalidasi sebelumnya oleh Doll dan Torkzateh, 1988) untuk mengukur

kepuasan pengguna informasi (User Information Satisfaction/UIS) terdiri dari lima konsep

yaitu: kandungan informasi, akurasi, format, kemudahan dalam menggunakan, dan

ketepatan waktu (Doll dan Torkzateh, 1988 dalam Nicolaou, 2000). Pengukuran mengenai

perceived system success didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Delone dan

McLean (1992) menyatakan bahwa kesuksesan sistem informasi didasarkan atas enam hal,

yakni: kualitas sistem, kualitas informasi, kegunaan, kepuasan pemakai, pengaruh pribadi

dan pengaruh organisasi.

G.1.3 EFEKTIVITAS CONTROLLERSHIP

Seorang pimpinan yang bertanggung jawab dalam bidang akuntansi dalam sebuah

organisasi memiliki banyak sebutan seperti: kepala akuntansi, manajer kantor,


bendaharawan, kepala pembukuan, dll. Namun sebutan yang paling tepat adalah

controller, karena bertambahnya penekanan pada pengendalian akuntansi (accounting

controll) dan kebutuhan pimpinan akan informasi untuk tujuan statistik dan pengambilan

keputusan keuangan (Willson and Campbell, 1989, p.11). Elemen penting yang

menghubungkan peran controller dan fungsi pengendalian yang controllership, dapat

dibedakan menjadi tugas inti dan tambahan. Peningkatan tingkat integrasi dalam desain

sistem akuntansi mempengaruhi tugas-tugas inti (perencanaan dan penganggaran,

pelaporan, dan pengukuran kinerja) dan tugas-tugas tambahan yang juga dipengaruhi oleh

hasil teknis (desain teknologi informasi akuntansi) atau alasan organisasi (fungsi

pengendalian administrasi) (Weienberger, 2009).

Penyimpangan mungkin saja terjadi pada fungsi-fungsi dasar controller, namun perlu

ditekankan bahwa controller tidak boleh dilimpahi dengan tugas-tugas fungsi yang bersifat

operasional yang dapat melemahkan dan mengurangi efektivitas kegiatannya dalam bidang

perencanaan dan pengendalian keuangan (Weienberger, 2009). Efektivitas controllership

dapat dilihat dari kualitas output controllership dan dampak controllership pada keputusan

manajemen (Weienberger and Angelkort, 2011). Output controller adalah menyediakan

data yang bersifat keuangan atau statistik kepada pihak eksternal dan internal perusahaan

(Willson and Campbell, 1989, p.15).

Efektivitas adalah kemampuan untuk mencapai tujuan dengan benar atau melakukan

sesuatu yang benar (doing the right things). Efektivitas ditentukan oleh hubungan antara

output yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggagung jawab dengan tujuannya, sehingga

semakin besar kontribusi output yang terhadap tujuan perusahaan maka semakin efektif

(Anthony and Govindarajan, 2005, p.174).


G.1.4 CONSISTENCY OF FINANCIAL LANGUAGE

Belkaoui (1978) mengatakan "Accounting can be viewed as a language, which

embodies both lexical dan grammatical characteristics" Dalam relativitas linguistik, peran

bahasa ditekankan sebagai mediator dan pembentuk lingkungan hidup, ini berarti bahwa

bahasa akuntansi (financial language) dapat mempengaruhi pengguna informasi terkait

persepsi dan perilaku (Belkaoui, 1978). Jika informasi akuntansi digunakan sebagai bahasa

dalam pengaturan orientasi keuangan, konsistensi informasi akuntansi keuangan dan

manajemen harus menjadi salah satu fitur utama. Jika tidak, bahasa akuntansi atau kode

linguistik akuntansi yang berbeda dapat menyebabkan komunikasi menjadi bermasalah

(Belkaoui, 1980).

H. KERANGKA PEMIKIRAN,

Consistency Of Financial
Language

H2 H3

Dampak controllership
Kualitas Output
Tingkat Integrasi system pada keputusan
H2 Controllership H4
akuntansi manajemen

H5 Perceived Sistem Succes


I. HIPOTESISIS DAN ASUMSI

2.2.1 PENGARUH TINGKAT INTEGRASI SISTEM AKUNTANSI TERHADAP

KUALITAS OUTPUT CONTROLLERSHIP


Dalam desain sistem akuntansi yang terintegrasi, informasi akuntansi keuangan dan

manajemen disajikan lebih cepat dibandingkan dengan desain sistem akuntansi yang

terpisah (Weienberger and Angelkort, 2011). Anggaran dan laporan keuangan

didasarkan pada transaksi keuangan perusahaan dan disusun sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) dan kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen.

Karena itu, informasi akuntansi keuangan dan manajemen menjadi kurang rawan

kesalahan dan lebih dapat diandalkan sebagai dasar data akuntansi keuangan

(Wagenhofer, 2006).
Peningkatan integrasi sistem akuntansi tidak selalu mengarah pada hilangnya

relevansi informasi akuntansi manajemen, seperti yang dikritik oleh Kaplan (1984).

Sistem akuntansi yang terintegrasi mampu menyediakan informasi akuntansi manajemen

yang cukup relevan dengan disajikan lebih tepat waktu dan dapat diandalkan

dibandingkan desain sistem akuntansi yang terpisah. Diasumsikan bahwa kepuasan

manajemen diukur dengan tingkat kualitas ouput yang dikaitakan dengan peningkatan

layanan controller terhadap manajer (Weienberger and Angelkort, 2011). Berdasarkan

fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


H1: Peningkatan tingkat integrasi dalam desain sistem akuntansi mengarah kepada

peningkatan tingkat kualitas output yang disebabkan oleh manajemen pada

jasa controller

2.2.2 PENGARUH TINGKAT INTEGRASI SISTEM AKUNTANSI TERHADAP

CONSISTENCY OF FINANCIAL LANGUANGE


Komunikasi bisnis tidak hanya terjadi dengan pihak internal perusahaan, tetapi juga

terjadi dengan pihak eksternal perusahaan. Menurut Sutabri (2004, p.2) akuntansi

merupakan bahasa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi

suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Integrasi sistem

akuntansi menghasilkan kekuatan informasi akuntansi. Kekuatan informasi akuntansi

meliputi sifat agregasi informasi dan peran informasi sebagai bahasa umum untuk

memfasilitasi komunikasi antar manajer dengan latar belakang, pengalaman dan

pengetahuan yang berbeda (Hall, 2010). Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian

sebelumnya, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


H2: Peningkatann tingkat integrasi dalam desain sistem akuntansi mengarah kepada

peningkatan consistency of financial language.

2.2.3 PENGARUH CONSISTENCY OF FINANCIAL LANGUAGE TERHADAP

KUALITAS OUTPUT CONTROLLERSHIP.


Menurut Sutabri (2004, p.3), sistem akuntansi yang dirancang dengan baik

merupakan contoh sistem yang tertutup. Sistem ini memiliki proses yang mengubah input

menjadi output dan menggunakan pengendalian internal untuk membatasi pengaruh

lingkungannya terhadap sistem. Input sistem akuntansi merupakan kejadian yang menjadi

transaksi akuntansi. Proses dalam sistem akuntansi merekam suatu peristiwa ekonomi

sebagai suatu transaksi, menjurnal dan membukukan transaksi dan membuat ikhtisar

tentang transaksi dalam berbagai laporan. Output dari sistem ini adalah dokumen dan
laporan akuntansi seperti laporan keuangan atau laporan pertanggungjawaban. Cara

penyajian dan isinya diatur oleh prinsip akuntansi yang lazim, sehingga dapat dikatatakan

sebagai consistency of financial language (Weienberger and Angelkort, 2011).


Informasi akuntansi manajemen yang diberikan oleh controller konsisten dengan

laporan keuangan, yang memicu penilaian positif pada kualitas output

controllership (Weienberger and Angelkort, 2011). Bahasa akuntansi (financial

language) dapat berfungsi sebagai media untuk memfasilitasi komunikasi antar manajer

dengan kebutuhan informasi, latar belakang, pengalaman dan pengetahuan yang berbeda

(Hall, 2010). Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:


H3: Peningkatan consistency of financial language mengarah kepada

peningkatan kualitas output.

2.2.4 PENINGKATAN KUALITAS OUTPUT CONTROLLERSHIP TERHADAP

DAMPAK CONTROLLERSHIP PADA KEPUTUSAN MANAJEMEN


Berbeda dengan kualitas ouput controllership, dampak controllership pada keputusan

manajemen dilihat dari penggunaan output oleh manajemen. Di level atas perusahaan,

keputusan ini terdiri dari unsur pengambilan keputusan (yaitu abstraksi dari masalah

pengelolaan) serta hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan (yaitu pengaturan

kerangka keputusan untuk level yang lebih rendah) (Weienberger and Angelkort, 2011).

Efektivitas controllership didasarkan pada output dan penggunaan output tersebut, karena

hanya kombinasi dari kualitas output yang tinggi dan dampak yang tinggi akan

memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan dari fungsi pengendalian keuangan pada

operasi sistem pengendalian manajemen perusahaan (Weienberger and Angelkort,

2011). Dalam pengaturan dasar dari teori rasional (Hedsrm and Swedberg, 1996)

mengasumsikan bahwa peningkatan kualitas output yang dirasakan oleh manajemen


mengakibatkan peningkatan penggunaan output yaitu, dampak yang kuat pada

pengambilan keputusan dan pengendalian. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian

sebelumnya, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:


H4: Peningkatan kualitas output mengarah kepada peningkatan dampak

controllership pada keputusan manajemen

2.2.5 TINGKAT INTEGRASI SISTEM AKUNTANSI DAN PERCEIVED SYSTEM

SUCCESS
Integrasi sistem akuntansi mengacu pada hasil, yaitu menghasilkan output informasi

yang dapat digunakan secara efektif yang berperan sebagai koordinator organisasi dan

kendali atas masalah-masalah organisasi dan pengambilan keputusan (Chia, 1995;

Nicolaou, 2000). Persepsi mengenai efektivitas sistem ditentukan oleh kesesuaian antara

integrasi sistem akuntansi dan faktor-faktor kontingen seperti formalisasi organisasi,

saling ketergantungan informasi di antara bidang-bidang fungsional dalam organisasi,

serta saling ketergantungan dengan organisasi lain (Nicolaou, 2000). Informasi akuntansi

harus dirancang untuk memfasilitasi penilaian informasi dan keputusan yang mendukung

strategi yang dipilih perusahaan (Bouwens and Abernethy, 2000; Baines and Langfield-

Smith, 2003; Naranjo-Gil and Hartmann, 2007). Keberhasilan atau kegagalan dalam

penerapan sistem diukur berdasarkan persepsi pengguna sistem (system use) (Ives, Olson

and Baroudi, 1983; Montazemi, 1988; DeLone and McLean, 1992; Nicolaou, 2000).

Penelitian yang dilakukan oleh Nelson, Tood, dan Wixon (2005) menguji variabel

anteseden perceived system success dengan menidentifikasi serangkaian driver dari

informasi dan kualitas sistem.


Hasilnya mengidentifikasikan bahwa akurasi data sebagai bagian intrinsik perceived

system success dan kelengkapan informasi secara signifikan mempengaruhi perceived


system success. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:


H5: Tingkat integrasi dalam desain sistem akuntansi berpengaruh positif pada

perceived system success

J. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode evaluasi yaitu untuk melihat sampai

sejauh mana penerapan tingkat integrasi sistem akuntansi dan dampaknya pada keputusan

manajemen

a. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan untuk memperoleh data dan informasi seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada dinas perindustrian dan perdagangan provinsi bali

b. Populasi dan sampel

Populasi yang menjadi target penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur di

provinsi bali dengan responden yang mewakili masing-masing perusahaan


Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

dinas perindustrian dan perdagangan provinsi bali dan perusahaan yang menerapkan

integrasi system akuntansi.

c. Jenis dan sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam penelitian ini,

melakukan penelusuran lapangan yaitu kuisioner tidak terstruktur

d. Teknik Pengumpulan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui penelitian lapangan dan

penelitian kepustakaan ,dijelaskan sebagai berikut:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung sumber

atau objek yang akan diteliti. Hasil dari penelitian lapangan merupakan data primer.

Penelitian ini dapat menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

a. kuisioner

Yaitu cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengajukan tanya jawab

dengan pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab untuk memberikan data-

data yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu perusahaan manufaktur di provinsi

bali untuk memperoleh keterangan dan pendapat yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan mengadakan

penelitian kepustakaan, yaitu dengan cara pengumpulan sejumlah data teoritis

sehubungan dengan masalah pembahasan buku pelajaran, dan mempelajari literatur-

literatur, yang ada hubungannya dengan integrasi system akuntansi. Hasil dari penelitian

kepustakaan merupakan data sekunder.

e. Teknik Analisis data

Metode analisis data yang digunakan yaitu:


a. Uji validitas konstruk
Pengujian ini dilakukan untuk menguji validitas variable-variabel penelitian dimana

kriteria model yang baik jika nilai AVE lebih besar dari 0,5 (Ghozali 2008)
b. Uji reliabilitas konstruk
Pengujian ini dilakukan untuk menguji reliabilitas variable-variabel penelitian.

Konstruk dikatakan variable jika nilai composite reliability diatas 0,7 (Ghozali 2008)
c. Pengujian model structural (inner model)
Pengujian terhadap model structural dilakukan dengan melihat nilai R-square yang

merupakan uji goodness of fit model (Ghozali 2008).

Anda mungkin juga menyukai