1.UU RI No.26 tahun 2002 tentang pengadilan hak asasi manusia
UU no.26 tahun 2002 adalah sebuah undang-undang yang mengatur
tentang yang pengadilan pengadilan hak asasi manusia secara histuris Uupengadilan ham lahir karena amanat Bab IX pasal 104 ayat (1) UU no.39 tahun 1999 dengan lahirnya UU no.26 tahun 2002 tentang pengadilan ham tersebut,maka penyelesain kasus ham berat dilakukan di lingkungan pengadilan umum.ini merupakan wujud dari pengadilan negara terhadap warganya sendiri.negara menyadari bahwa perlunya suatu negara untuk menjamin akan hak pribadi seseorang.jaminan inilah yang diharapkan nantinya setiap individu dapat mengetahui batas haknya dan menghargai orang lain.sehingga tidak terjadi apa yang dinamakan penglanggaran ham berat untuk kedepanya.dengan undangnya UU ini.setidaknya memberikan kesempatan untuk membuka kembali kasus pelanggaran ham berat yang perna terjadi di indonesia sebelum di undang UU pengadilan ham sebagaimana di atur dalam pasal 43-44 tentang pengadilan HAM ADOC.dan pasal 46 tentang tidak berlakunya kentetuan kedaluarsa dalam pelanggaran Ham yang berat.maksudnya ketentuan tersebut dimaksudkan agar kasus-kasus yangterjadi sebelum di undang UU 26 tahun 2002 tentang pengadilan Ham dapat di adili.dalam UU no.26 tahun 2002 hukum acara atas pelanggaran Ham berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara pidana yang terdiri dari:
Jaksa agung sebagai pendiri berwenang melakukan penangkapan
Jaksa agung sebagai pendiri berwenang melakukan penahanan Komnas Ham sebagaipenyelidik berwenang melakukan penyelidikan Jaksa agung sebagai penyelidik berwenang melakukan penyelidikan Jaksa agung sebagai penyelidik berwenang melakukan penuntutan Pemeriksaan di lakukan dan di putuskan oleh majelis hakim pengadilan Ham