Anda di halaman 1dari 5

Pada awal bab ini adalah pernyataan bahwa pemisahan benzena dan sikloheksana, yang memiliki

titik didih yang hampir sama, mudah. Bagaimana Anda akan melakukannya?

Kromatografi gas cair (GC) merupakan suatu metoda kromatografi dengan


memanfaatkan volatilitas dari senyawa campuran yang akan dianalisis. Pada
metoda ini yang dianalisis umumnya hanya campuran-campuran yang mudah
menguap saja, baik itu senyawa organik, maupun anorganik

Dimasukkan masing-masing larutan benzene dan sikloheksana ke


dalam kromatograf. Proses pemasukkan zat ini dimulai dengan
menyuntikkan zat dengan alat syringe bersamaan dengan
ditekannya tombol start. Penekanan tombol start ini merupakan inisiasi
dari gas pembawa yang juga dimasukkan ke dalam kolom. Jika terjadi
keterlambatan atau terlalu cepat menekan tombol start, maka
penentuan komposisi dalam campuran dapat menjadi kurang tepat.
Dimulai proses pemisahan senyawa-senyawa campurannya.
Lamanya proses ini tergantung dari tingkat volatilitas dari
senyawa yang ingin dipisahkan.
Setelah sekian menit, pada printer akan tercetak kromatogram.
Kromatogram ini mencatat waktu retensi, lebar dari puncak yang
terbentuk, serta area puncak.
Dimasukkan campuran dari ketiga senyawa (Benzena dan
sikloheksana) ke dalam kromatograf. Komposisi campurannya 1 : 1
sebagai standar.
didapat waktu retensi, lebar puncak, serta area puncak. Nilai
ini dipergunakan untuk menentukan komposisi masing-masing
senyawa dalam campuran benzena-sikloheksana

Pemisahan benzena dari sikloheksana dengan distilasi fraksional hampir tidak mungkin, namun
dapat dicapai dengan sederhana peralatan GLC oleh teknisi terampil dalam beberapa menit.

Apa yang dimaksud dengan resolusi dalam kromatografi?


Derajat pemisahan antara dua puncak yang berturutan secara kuantitatif didefinisikan oleh
resolusi, Rs, yaitu perbandingan antara jarak dua puncak pada tinggi maksimal dengan rata-rata
lebar dasar kedua puncak, dengan persamaan:
Rs = 2t/(wb1+wb2)

t= tR2-tR1 = tR2-tR1

Pada saat nilai Rs = 1, menunjukkan bahwa pemisahan masing-masing puncak telah mencapai
kemurnian 94%, sedangkan untuk mencapai pemisahan base line nilai Rs = 1,5. Nilai Rs yang
semakin besar menunjukkan pemisahan yang lebih baik dan nilai Rsyang lebih kecil
menunjukkan pemisahan yang lebih jelek. Harga resolusi (R) sangat bervariasi dan dua
komponen yang mempunyai harga R = 1-1,5 dikatakan dua kromatogram dari dua komponen
tersebut terpisah 98-99,7%

VR
Volume Retensi ( ), volume retensi berbanding lurus dengan laju aliran gas pembawa (F)

V R =t R F dengan F yaitu Fc maka, V R =t R F c

volume retensi ini diukur pada tekanan outlet kolom (tekanan atmosfer normal)

Akhirnya, karena volume retensi juga tergantung pada volume fasa diam di dalam kolom sesuai

V R =V M +K V S
dengan persamaan , volume retensi bersih per gram fasa cair, disebut dengan

Vg
volume retensi spesifik ( ) didefinisikan melalui persamaan:
V N d Rd a 273 1
V g= = F c j
WL CS Tc WL

d R dan d a
dimana adalah ukuran jarak (cm) pada grafik dari injeksi ke puncak maksimum

komponen dan puncak udara masing-masing. CS adalah kecepatan grafik (cm/min) dan

WL
adalah berat (g) fase cair dalam kolom.

Vg K
seperti yang merupakan konstanta kesetimbangan sesungguhnya, yang hanya

terpengaruh oleh sifat zat terlarut, sifat pelarut dan suhu di dalam kolom. Kedua konstanta
tersebut hanya berbeda karena perbedaan unit yang digunakan.
adjustedcorrected retention volume 273
V g=
weight of liquid column Tc

conc of solute li quid phase


K=
conc of solute gas phase

Vg K
Hubungan antara dan yaitu,
o o
V R V M =V N =K V L

V N 273 K 273
V g= =
W L T c L T c

Persyaratan untuk fase cair yang baik adalah:


(1) pada dasarnya nonvolatil (tekanan uap <0,1 torr) pada suhu yang digunakan.
(2) memiliki kestabilan termal
(3) harus menghasilkan nilai K yang sesuai untuk komponen yang akan dipelajari-tidak
terlalu kecil atau terlalu besar. Harga K stabil sehingga tidak berubah sepanjang kolom.
Harga K stabil karena tidak ada yang berubah selama elusi.
(4) sebagai senyawa murni tunggal dengan berat molekul yang diketahui.
(5) harus inert terhadap zat terlarut atau jika bereaksi harus dilakukan dengan cepat dan
dapat balik.

Van Deemter membuat hubungan antara kecepatan fase gerak terhadap HETP dan hubungan
tersebut secara umum dinamakan persamaan Van Deemter. digunakan oleh van Deemter untuk
kromatografi gas dengan kolom packed. Untuk sistem kromatografi cair, nilai koefisien difusi
solut ke dalam fase gerak (Dm) yang berupa cairan sangat kecil sehingga diabaikan, dan nilai
(2Dm/u)(1+k) diganti dengan (2Dm/u).

Lebih jauh lagi, karena persamaan tersebut ditujukan untuk kromatografi gas, dimana difusivitas
solut dalam gas 104 sampai 105 kali lebih besar dari pada ke dalam cairan, van Deemter
mempertimbangkan resistensi transfer masa ke dalam fase gerak dapat diabaikan, sebagai
hasilnya fungsi [f1(k)dp2/Dm]u juga diabaikan.

Laju aliran dari gas pembawa dapat diukur dengan mudah menggunakan flow meter
gelembung sabun yang terdapat pada akhir rangkaian alat kromatografi gas-cair. Sehingga
kondisi gas pembawa pada saat itu pada tekanan dan suhu ruang, dan diduga jenuh dengan uap
air di dalam flow meter. Oleh karena itu, laju aliran pada kolom yang sebenarnya dapat diperoleh
melalui persamaan :
Tc P oP H O
Fc =F meas 2

T room Po

Fc
dimana, : Flow rate sebenarnya pada kolom (mL/min)

Fmeas
: Flow rate pada saat pengukuran (mL/min)
Tc
: Suhu pada kolom (Kelvin)

Po
: Tekanan outlet

PH 2 O
: Tekanan uap air pada temperature flow meter

1. Kecepatan optimum yang ditentukan diatas mungkin sangat lambat, memberikan waktu
retensi yang panjang. Sehingga plot Van Deemter naik cukup perlahan ke kanan sehingga
kecepatan naik dua kali yang menghasilkan pemisahan dalam waktu yang pendek.

Anda mungkin juga menyukai