Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengetahuan
1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari Tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pengindraan manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2010).

2. Pentingnya Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman

penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2007)

Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yakni :

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subyek mulai timbul.

c. Evaluation(menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.

d. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran akan tidak berlangsung lama.

Sama halnya dengan perilaku ibu tentang tanda bahaya kehamilan,

dimana perilaku terhadap tanda bahaya kehamilan akan lebih langgeng

jika ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang tanda bahaya kehamilan

tersebut. Sehingga proses kehamilan dapat berjalan normal.

3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) yang

mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria kriteria yang telah ada. (Notoadmodjo. 2007).

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,

dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a.Cara Tradisional

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

1) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lama.

2) Cara kekuasaan (otoritas)

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan,

baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin,

maupun otoritas ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuan.

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, cara ini disebut

dengan metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi metodologi

penelitian (Notoatmodjo, 2002).

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Sukmadinata (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang adalah sebagai berikut :

1) Faktor Internal

a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.

b) Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,

psikomotor, serta kondisi efektif serta kognitif individu.

2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terdapat sesuatu yang datang dari luar. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

terhadap informasi yang akan datang dan akan berfikir sejauh mana

keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh gagasan tersebut.

b) Paparan media masa (Akses Informasi)

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai

informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang lebih

sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet) akan

memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan

orang yang tidak pernah terpapar informasi media.

c) Ekonomi (Pendapatan)

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun

kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih

mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.

Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi

pendidikan yang termasuk kebutuhan sekunder. Hubungan sosial

manusia adalah makluk sosial dimana didalam kehidupan beriteraksi

antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara

kontinyu akan lebih besar terpapar informasi.

d) Hubungan sosial
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi,

sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan

individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model

komunikasi media.

e) Pengalaman

Pengalaman individu tentang berbagai hal biasa yang diperoleh

dari tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya

sering mengikuti kegiatan yang menddik seperti seminar.

Anda mungkin juga menyukai