Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN AKHIR
PEKERJAAN:
Penyusunan Audit
Kesesuaian Penataan Ruang
Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatNya,
sehingga Laporan Akhir Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2015 dapat diselesaikan. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat konsistensi rencana tata
ruang dengan perwujudan pemanfaatan ruang baik struktur ruang maupun pola ruangnya.
Dengan Laporan kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh data dan teridentifikasinya
pemanfaatan ruang eksisting. Dari identifikasi tersebut nantinya dijadikan dasar untuk bahan
evaluasi terhadap target capaian rencana tata ruang. Namun demikian, disadari sepenuhnya
bahwa buku Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang ada. Untuk
itu, kami mohon saran dan kritik dari semua pihak untuk penyempurnaan pelaksanaan dimasa
yang akan datang.
Akhirnya selaku pelaksana kegiatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak khususnya Bappeda Kabupaten Kulon Progo dan juga Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
secara umum yang telah mendukung kegiatan ini serta semua pihak lain yang telah membantu
sehingga kegiatan dan Laporan ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II METODOLOGI
2.2. Metode Analisis Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang .................................... II-4
BAB III GAMBARAN UMUM RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KULON PROGO
3.1. Rencana Struktur Ruang dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kulon Progo ............... III-1
3.2. Rencana Pola Ruang dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kulon Progo...................... III-9
iv
4.1.5. Sarana Lainnya ........................................................................................................ IV-9
BAB VI PENUTUP
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Algoritma Kesesuaian Pola Ruang Kawasan Lindung dengan Pemanfaatan
Tabel 2.2. Algoritma Pola Ruang Kawasan Budidaya dengan Pemanfaat Ruang Eksisting ..... II-7
Tabel 4.1. Jumlah Sarana Pendidikan Eksisting di Kab. Kulon Progo ....................................... IV-3
Tabel 4.2. Jumlah Sarana Kesehatan Eksisting di Kab. Kulon Progo ........................................ IV-5
Tabel 4.3. Klasifikasi Penutup/Penggunaan Lahan menurut SNI 7645:2010 .......................... IV-11
Tabel 5.1. Penilaian Kesesuaian Struktur Ruang Pusat Pelayanan Kegiatan ........................... V-1
Tabel 5.2. Penilaian Kesesuaian Struktur Ruang Jaringan Prasarana Utama .......................... V-2
Tabel 5.3. Penilaian Kesesuaian Struktur Ruang Jaringan Prasarana Lainnya ......................... V-4
Tabel 5.4. Tabel Kesesuaian Pola Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisting .................... V-7
Tabel 5.5. Tabel Rekapitulasi Kesesuaian Pola Ruang Kawasan Lindung dengan
Tabel 5.6. Tabel Rekapitulasi Kesesuaian Pola Ruang Kawasan Budidaya dengan
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram Alir Analisis Pemantauan dan Evaluasi Struktur Ruang ....................... II-1
Gambar 2.2. Diagram Alir Analisis Pemantauan dan Evaluasi Pola Ruang .............................. II-2
Gambar 2.3. Diagram Alir Penyusunan Database SIG terkait Penataan Ruang ...................... II-3
Gambar 2.5. Metode Analisis Struktur Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisiting ........... II-5
Gambar 2.6. Metode Analisis Pola Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisting .................. II-5
Gambar 3.1. Peta Struktur Ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo .......................................... III-8
Gambar 3.2. Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo ................................................ III-20
Gambar 4.1. Peta Persebaran Sarana Pendidikan di Kab. Kulon Progo .................................. IV-2
Gambar 4.2. Peta Persebaran Sarana Kesehatan di Kab. Kulon Progo ................................... IV-4
Gambar 4.3. Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa di Kab. Kulon Progo................. IV-6
Gambar 4.4. Peta Persebaran Sarana Transportasi di Kab. Kulon Progo ................................ IV-8
Gambar 4.5. Ilustrasi Citra Satelit Landsat 8 diperbesar dan kemudian dibandingkan
dengan Citra Satelit Mozaik Google Earth untuk mempertegas batas deliniasi IV-10
Gambar 4.6. Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kab. Kulon Progo ...................................... IV-13
Gambar 5.1. Peta Kesesuaian Pola Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisting
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Akhir I- 1
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah Pemerintah Daerah dapat memonitor dan
mengevaluasi pemanfaatan ruang yang ada di Kab. Kulon Progo sehingga dapat
merumuskan rekomendasi dalam rangka menjaga konsistensi pemanfaatan ruang
eksisting terhadap rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
1.3 Sasaran
Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah monitoring dan evaluasi terhadap struktur
dan pola ruang yang didasarkan pada aspek perwujudannya.
Laporan Akhir I- 2
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
dalam suatu ruang (wilayah). Apabila diperlukan data spasial bisa
berwujud primer (citra satelit) dan juga sekunder (peta-peta)
2. Data Numerik
Data yang berupa angka hasil analisis yang disajikan dalam bentuk
tabel, diagram dan lain-lain.
3. Dokumen
Data dokumen didapat dari berbagai instansi yang terkait.
1.4.3. Lokasi
Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Kulon Progo, meliputi Kecamatan:
1. Temon 7. Pengasih
2. Wates 8. Pengasih
3. Panjatan 9. Nanggulan
4. Galur 10. Girimulyo
5. Lendah 11. Samigaluh
6. Sentolo 12. Kalibawang
Secara ilustratif dapat digambarkan pada gambar berikut ini.
Laporan Akhir I- 4
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
14. Permendagri No. 47 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
15. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Enam Pedoman Bidang
Penataan Ruang.
16. Keputusan Menteri Dalam Negeri No.mor 147 Tahun 2004 tentang
Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD).
17. Perda Kab. Kulon Progo No 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 2032.
Laporan Akhir I- 5
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
BAB II
METODOLOGI
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
menggunakan metodologi yang berprinsip pada Audit Pemanfaatan Ruang dengan
menggunakan analisis sistem informasi geografis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
kesesuaian (gap analysis) antara rencana tata ruang wilayah yang diwakili oleh pola ruang
dan struktur ruang dengan pemanfaatan ruang eksisting. Pada analisis ini digunakanlah citra
satelit dan survei lapangan sebagai media untuk memperoleh gambaran penggunaan lahan
secara eksisting sedangkan pembandingnya adalah pola ruang RTRW seperti yang
termaktub dalam Perda No. 1 Kab. Kulon Progo Tahun 2012.
Berikut adalah diagram alir gap analysis Struktur Ruang dan Pola Ruang dengan
Pemanfaatan Ruang Eksisiting:
1 2 3
Pengumpulan -Sistem Pusat Pelayanan Kesimpulan dan
Analisis Data dan
Data -Sistem Prasarana Utama Rekomendasi
dan Informasi -Sistem Prasarana Lainnya Informasi
Gambar 2.1. Diagram Alir Analisis Pemantauan dan Evaluasi Struktur Ruang
Laporan Akhir II - 1
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
1 2 3
Pengumpulan Kesimpulan dan
- Kawasan Budidaya Analisis Data dan
Data - Kawasan Lindung Rekomendasi
dan Informasi Informasi
Gambar 2.2. Diagram Alir Analisis Pemantauan dan Evaluasi Pola Ruang
Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang meliputi mengambilan data,
verifikasi data, analisis dan output data yang berreferensi secara spasial dengan bumi.
Metode dalam menentukan imbuhan air dan lepasan air tanah adalah metode yang berbasis
spasial atau dengan menggunakan pendekatan keruangan. Metode ini dipilih karena dapat
menghasilkan informasi ruang secara lebih obyektif dan up to date di dalam mendukung
proses perencanaan desain dan strategi konservasi imbuhan air dan lepasan air tanah.
Dalam penerapan pendekatan spasial dibantu dengan menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) dan Interpretasi Citra Penginderaan Jauh seperti citra satelit (untuk penutup
lahan). Pendekatan spasial yang digunakan berbasis pada kemampuan dan kapasitas
ruang. Pemanfaatan pendekatan spasial diimplementasikan dengan menggunakan metode
Development Possibility Analysis (DPA)
Laporan Akhir II - 2
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Peta Sumber dan
Data Spasial
Digitasi
Gambar 2.3. Diagram Alir Penyusunan Database SIG terkait Penataan Ruang
Laporan Akhir II - 3
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Secara ilustrasi dapat disajikan seperti pada gambar berikut:
Metode analisis pemantauan dan evaluasi pemanfaata ruang dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu pemantauan dan evaluasi terhadap struktur ruang dan pemantauan dan evaluasi
terhadap pola ruang. Untuk metode analisis pemantauan dan evaluasi terhadap struktur
ruang digunakan tabel binary dengan isian angka 1 bila sudah terwujud atau sesuai lokasi
perwujudannya dan angka 0 bila belum terwujud atau tidak ada kesesuaian lokasi
perwujudan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.5.
Sedangkan untuk metode analisis pemantauan dan evaluasi terhadap pola ruang
digunakan prinsip overlay peta antara Peta Pola Ruang RTRW dengan Peta Pemanfaatan
Ruang Eksisting dengan algoritma ekspresi logis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 2.6, tabel 2.1. dan tabel 2.2.
Laporan Akhir II - 4
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
RENCANA MATRIKS CHECKLIST KESESUAIAN AKTUAL
KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAP RENCANA STRUKTUR RUANG RTRW KABUPATEN
LOKASI/ SKALA DAN JENIS
INDIKATOR RINCIAN DATA KETERSEDIAAN KESESUAIAN
RUAS KEGIATAN
1.1 Sistem Pusat Pelayanan
1.1.1 Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) 1 1
1.1.2 Pusat Kegiatan
Nasional Promosi 1 0
(PKNp) SURVEY
1.1.3 Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) LAPANGAN
1.1.4 Pusat Kegiatan skala biner
Wilayah Promosi
(PKWp)
1.1.5 Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
1.1.6 Pusat Kegiatan
Lokal Promosi
(PKLp)
1.1.7 Pusat Kegiatan
Strategis Nasional
(PKSN)
1.1.8 Pusat Pelayanan a.
Kawasan (PPK) b. DOKUMEN
RTRW c.
d. PENCAPAIAN
1.1.9 Pusat Pelayanan a.
Lingkungan (PPL) b.
c.
d.
1.2 Tingkat Perwujudan Sistem Prasarana Utama Sistem Pusat Pelayanan
1.2.1 Sistem Jaringan Jalan Bebas Hambatan
Transportasi Darat a.
b.
Jalan Arteri Primer
a.
b.
STATISTIK
Gambar 2.5. Metode Analisis Struktur Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisiting
Gambar 2.6. Metode Analisis Pola Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisting
Laporan Akhir II - 5
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Tabel 2.1. Algoritma Kesesuaian Pola Ruang Kawasan Lindung dengan Pemanfaatan
Ruang Eksisting
Laporan Akhir II - 6
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Tabel 2.2. Algoritma Pola Ruang Kawasan Budidaya dengan Pemanfaat Ruang Eksisting
Laporan Akhir II - 7
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
BAB III
GAMBARAN UMUM
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN KULON PROGO
3.1. Rencana Struktur Ruang dalam Rencana Tata Ruang Kabupaten Kulon
Progo.
Rencana Struktur Ruang Wilayah terdiri atas Rencana Pengembangan Sistem pusat
kegiatan dan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah. Rencana Struktur Ruang Wilayah ini
diwujudkan dalam bentuk kebijakan pengembangan, strategi pengembangan, dan arahan
pengembangan.
1. Jaringan transportasi
2. jaringan energi
3. jaringan sumber daya air
4. jaringan telekomunikasi
5. jaringan prasarana lainnya.
3. Arahan pengembangan pada sistem jaringan jalan primer ditetapkan terminal barang di
Kecamatan Sentolo.
Laporan Akhir III - 3
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
4. Arahan pengembangan pada jalan provinsi ditetapkan rest area di Desa Sindutan
Kecamatan Temon.
5. Arahan pengembangan pada jalan provinsi ditetapkan jembatan timbang di Kecamatan
Wates.
Kebijakan pengembangan prasarana sumber daya air dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo
adalah dengan mengembangkan:
a. Daerah Aliran Sungai (DAS) wilayah sungai strrategis nasional Serayu Bogowonto
meliputi : DAS Serayu, Bogowonto, Begawan, Ijo, Luk Ulo, Cokroyasan, Sempor,
Arahan pengembangan prasarana energi dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo dengan
mengembangkan :
a. jaringan pipa minyak di Kabupaten melalui Desa Jangkaran, Sindutan, Palihan,
Kebonrejo, Temon Kulon, Temon Wetan, Kalidengen, Demen, Kedundang, Tawangsari,
Sogan, Triharjo, Kelurahan wates, Desa Margosari, Kedungsari, Sukoreno, Sentolo, dan
Banguncipto.
b. jaringan transmisi tenaga listrik teriri atas jaringan SUTET dan SUTT
Laporan Akhir III - 5
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
- Jaringan SUTET melalui : Desa Tuksono Srikayangan di Kecamatan Sentolo,
Desa Bumirejo Wahyuharjo di Kecamatan Galur,
Desa Panjatan Kanoman Depok Bojong di
Kecamatan Panjatan, Desa Ngestiharjo Kulwaru
Sogan di Kecamatan Wates, Desa Plumbon
Kalidengan Glagah Kebonrejo Palihan Sindutan
di Kecamatan Temon.
- Jaringan SUTT melalui : Desa Tuksono Srikayangan Demangrejo di
Kecamatan Sentolo Krembangan Cerme
Tayuban di Kecamatan Panjatan, Desa Bandungan
Ngestiharjo Kulwaru Sogan di Kecamatan Wates,
Desa Plumbon Kalidengen Temon Kulon
Kebonrejo Palihan Sindutan di Kecamatan Temon.
c. jaringan tenaga listrik berupa gardu induk berada di Desa Plumbon Kecamatan Temon;
d. Pengembangan energi alternatif terdiri atas:
Strategi pengembangan prasarana lingkungan dalam RTRW Kabupaten Kulon Progo yaitu:
a. Pengembangan sistem jaringan persampahan meliputi : Peningkatan kerjasama antar
wilayah dalam pengelolaan persampahan, Pengembangan TPA berada di Desa
Banyuroto Kecamatan Nanggulan, Pengembangan TPS di seluruh ibukota kecamatan
dan pengelolaan sampah dengan sistem sanitary landfill;
b. Sistem jaringan air minum meliputi :
Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo terdapat 2 kawasan utama yaitu Kawasan
Lindung dan Kawasan Budidaya. Dimana Kawasan lindung di Rencana Pola Ruang
Kabupaten Kulon Progo terdiri atas :
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya;
e. kawasan rawan bencana alam;dan
f. kawasan lindung geologi.
Sedangkan kawasan budidaya dalam Rencana Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo
terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pertambangan;
f. kawasan peruntukan industri;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
h. kawasan peruntukan permukiman; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.
Arahan penetapan kawasan lindung bawahan yang ada pada rencana pola ruang
Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut :
a. penetapan hutan lindung seluas 254,9 ha di :
1. Desa Hargowilis Kecamatan Kokap; dan
2. Desa Karangsari dan Desa Sendangsari berada di Kecamatan Pengasih.
b. penetapan kawasan resapan air di :
Arahan penetapan kawasan lindung setempat pada rencana pola ruang Kabupaten Kulon
Progo adalah sebagai berikut :
a. penetapan kawasan sempadan pantai di sepanjang Pantai Samudra Hindia dengan
lebaar paling sedikit 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat meliputi
Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur.
b. penetapan kawasan sempadan sungai meliputi Sungai Progo, Serang, dan Sungai
Bogowonto serta anak-anak sungainya dengan luas kurang lebih 376 ha.
c. penetapan kawasan sempadan waduk berada di daratan sepanjang tepian Waduk
Sermo di sebagian Kecamatan Kokap dengan luas 167 ha.
d. penetapan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) kawasan perkotaan ditetapkan dengan
luas kurang lebih 2.023 ha atau paling sedikit 30% dari luas keseluruhan kawasan
perkotaan berada di selurruh ibukota kecamatan meliputi : Perkotaan Wates, Temon,
Panjatan, Brosot, Lendah, Kokap, Sentolo, Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh dan
Kalibawang.
Arahan penetapan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya dalam Pola
Ruang RTRW Kabupaten Kulon Progo adalah:
a. Penetapan kawasan suaka alam meliputi :
1. Konservasi penyu dengan luas kurang lebih 2 ha meliputi Desa Bugel berada di
Kecamatan Panjatan dan Desa Trisik dan Desa Banaran berada di Kecamatan
Galur;
2. Taman satwa berada di Kecamatan Pengasih dengan luas kurang lebih 16 ha;
3. Suaka margasatwa berada di Desa Hargowilis Kecamatan Kokap.
1. Taman wisata alam tracking dan hashing berada di Kali Buri Desa Hargowilis
Kecamatan Kokap, Gunung Kelir, dan tanaman Desa Jatimulyo Kecamatan
Girimulyo;
2. Taman wisata alam Tracking, hashing, layang gantung, panorama dan agrowisata
teh berada di Surooyo Pegunungan Menoreh Kecamatan Samigaluh;
3. Pemandian alam meliputi Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih dan Desa
Gerbosari Kecamatan Samigaluh.
Laporan Akhir III - 10
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
c. penetapan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi :
1. makam Ni Ageng Serang berada di Kecamatan Kalibawang;
2. Kawasan Sendangsono berada di Desa Banjaroyo Kecamatan Kalibawang;
3. Dereja alam Kiskendo berada di Kecamatan Girimulyo;
4. Makam keluarga Paku Alam Girigondo di Kecamatan Temon;
5. Jembatan duwet berada di Desa Banjarharjo Kecamatan Kalibawang;
6. Perumahan pabrik gula Sewu Galur berada di Desa Karangsewu Kecamatan Galur;
7. Rumah TB.. Simatupang berada di Desa Banjarsari Kecamatan Samigaluh;
8. Rumah H. Djamal berada di Desa Sentolo Kecamatan Sentolo.
Arahan penetapan kawasan rawan bencana alam dalam rencana pola ruang RTRW
Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut :
a. penetapan kawasan rawan bencana banjir di wilayah bagian selatan timur yaitu
Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur dan Lendah;
b. penetapan kawasan rawan kekeringan di seluruh kecamatan;
c. penetapan kawasan rawan angin topan di seluruh kecamatan.
Arahan penetapan kawasan lindung geologi dalam rencana pola ruang RTRW Kabupaten
Kulon Progo sebagai berikut :
Arahan peruntukan Hutan Produksi berdasarkan rencana pola ruang Kabupaten Kulon
Progo meliputi :
Arahan penetapan kawasan pertanian berdasarkan rencana pola ruang Kabupaten Kulon
Progo adalah sebagai berikut :
a. penetapan kawasan pertanian tanaman pangan terdiri atas
1. kawasan peruntukan pertanian lahan basah dengan luas kurang lebih 10.622 ha
meliputi : Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih,
Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh;
2. kawasan peruntukan pertanian lahan kering dengan luas kurang lebih 29.328 ha
tersebar di seluruh kecamatan;
b. penetapan kawasan peruntukan pertanian holtikultura tersebar di seluruh kebamatan;
Arahan penetapan kawasan perikanan berdasarkan rencana pola ruang Kabupaten Kulon
Progo adalah sebagai berikut :
Arahan kawasan peruntukan pariwisata Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Kulon
Progo, meliputi :
Arahan penetapan kawasan peruntukan lainnya dalam Rencana Pola Ruang RTRW
Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut :
a. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi : Kecamatan Temon, Wates dan
Sentolo.
b. Kawasan pertahanan dan keamanan meliputi :
1. Satuan Radar Militer berada di Desa Jangkaran Kecamatan Temon;
Sarana dan prasarana wilayah merupakan salah satu indikator kemajuan suatu
wilayah. Semakin lengkap dan terawat sarana dan prasarana wilayah, maka semakin baik
pembangunan wilayah tersebut. Sarana dan prasarana yang dimaksud mula dari sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana perdagangan dan jasa, sarana transportasi, dan sarana
lainnya.
Laporan Akhir IV - 1
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Gambar 4.1. Peta Persebaran Sarana Pendidikan di Kab. Kulon Progo
Laporan Akhir IV - 2
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Berdasarkan data dari Kabupaten Sleman Dalam Angka 2014, jumlah sarana
pendidikan mengalami peningkatan dari data tahun sebelumnya. Berikut tabel jumlah sarana
pendidikan eksisting di Kab. Kulon Progo.
Beberapa indikatir yang akan dibahas sebagai bahan evaluasi pembangunan dibidang
kesehatan dan gizi salah satunya jumlah sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi Rumah
Sakit, Puskesmas dan Puskesma Pembantu.
Laporan Akhir IV - 3
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Gambar 4.2. Peta Persebaran Sarana Kesehatan di Kab. Kulon Progo
Laporan Akhir IV - 4
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Berikut tabel jumlah sarana kesehatan eksisting di Kab Kulon Progo:
Berdasarkan tabel di atas, sarana kesehatan di Kab. Kulon Progo pada tahun 2014
terdiri dari 8 buah rumah sakit, yang meliputi 1 Rumah Sakit Pemerintah (RSUD Wates), 5
Rumah sakit swasta dan 1 Rumah Sakit Khusus (Rizki Alamia Lendah dan RSK Paru Raharja).
Adapun kelima RSU Swasta yakni: RSU Kharisma Paramedika, RSU Boro, RSU PKU
Muhammadiyah Wates, dan Rizki Amalia Temon. Jumlah Puskesmas sebanyak 21 unit,
tersebar di 9 kecamatan masing-masing 2 unit, kecuali Wates, Nanggulan, dan Kalibawang
(masing-masing 1 unit) dan Puskesmas Pembantu sebanyak 63 unit.
Salah satu sarana perdagangan yaitu pasar. Banyak sekali pasar yang ada di Kab.
Kulon Progo. Berdasakan data dari Navigasi.Net 2015 terdapat 15 pasar yang tersebar di
seluruh wilayah Kab. Kulon Progo. Pasar-pasar tersebut antara lain: pasar Bendungan, pasar
Galur, Pasar Glaeng, Pasar Handphone Kulon Progo, Pasar Kalibawang, Pasar Kenteng
Naggulan, Pasar Kranggan, Pasar Ngangkruk, Pasar Panjatan, Pasar Plono, Pasar Seni dan
Kerajinan, Pasar Sentolo Baru, dan Pasar Wates. Selain pasar juga terdapat mini market yang
tersebat di seluruh wilayah Kab. Kulon Progo.
Laporan Akhir IV - 5
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Gambar 4.3. Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa
di Kab. Kulon Progo
Laporan Akhir IV - 6
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Sarana perdagangan dan jasa yang lainnya adalah bank. keberadaan bank juga tidak
kalah penting dalam menggerakkan roda perekonomian suatu wilayah. Terdapat kurang lebih
28 titik bank yang tersebar di wilayah Kab. Kulon Progo dan terdapat beberapa bank antara lain
Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bak BPD DIY, Bank BTPN, dan beberapa BPR. Selain
bank juga terdapat beberapa titik ATM dan pegadaian.
Sarana perdagangan dan jasa untuk penunjang akomodasi pariwisata yakni keberadaan
hotel. Tidak banyak hotel yang ada di Kab. Kulon Progo. Meskipun demikian keberadaan hotel
juga perlu untuk peningkatan perekonomian dari sei pariwisata.
Laporan Akhir IV - 7
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Gambar 4.4. Peta Persebaran Sarana Transportasi di Kab. Kulon Progo
Laporan Akhir IV - 8
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Sarana tranportasi lainnya yakni keberadaan terminal dan stasiun. Terdapat 6 terminal
yang ada di Kab. Kulon Progo dengan tipe C yang tersebar di 6 kecamatan. Terminal wates
merupakan terminal utama sebagai jalur masuk ke Kab. Kulon Progo. Terminal ini
menghubungkan transportasi baik antar kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi.
Selain terminal di wilayah ini juga dilalui jalur kerata api. terdapat 2 stasiun di Kab. Kulon Progo,
yakni stasiun Sentolo dan Stasiun Wates. Jalur kereta api yang dilalui yakni ke barat tujuan
Purwokerto, Bandung, Jakarta, ke timur tujuan Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang. Jalur
kereta api di Kab Kulo Progo sudah double track/jalur ganda, sehingga dapat mempercepat
pergerakan kereta api. Berdasarkan data dari PT. KAI D.I. Yogyakarta, tahun 2014 penumpang
kereta api dari stasiun Wates mencapai 100.876 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 82.605 orang. Hal ini memperlihatkan bahwa
kereta api masih menjadi pilihan moda transportasi.
Selain sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa, dan sarana transportasi,
terdapat sarana lain yang tidak kalah penting. Seperti jaringan energi, jaringan telekomunikasi,
jaringan air bersih, jalur evakuasi. Jaringan enegi khususnya jaringan listrik yang melintas di
Kab. Kulon Progo yakni jaringan Saluran Udara Teganga Ekstra Tinggi (SUTET) dan Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) jaringan listrik ini terdapat di bagian selatan Kab. Kulon Progo
dan melintang dari barat ke timur. Jaringan telekomunikasi di wilayah ini sudah menjangkau ke
seluruh wilayah. Baik jaringan kabel telepon maupun jaringan nirkabel. Menara BTS yang
mendukung jaringan nirkabel juga sudah tersebar di seluruh wilayah. Kemudahan komunikasi
yang ditunjang oleh kemajuan teknologi melalui telepon selular berakibat pada penggunaan
telepon kabel yang semakin menurun. ini terlihat pada kenaikan jumlah pelanggan telepon yang
kenaikannya terus melambat, bahkan dari tahun ke tahun diikuti dengan pemutusan sejumlah
wartel di sejumlah wilayah di Kab. Kulon Progo. Selama tahun 2014 hanya terjadi
penambahanpada pelanggan instansi pemerintah/swasta, sedangkan yang lain mengalami
penurunan bahkan telepon umum sudah tidak berfungsi lagi.
Jaringan air bersih di wilayah ini sudah terpenuhi dari beberapa sumber mata air yang
tersedia. Selain itu, juga terdapat reservoir untuk menampung air yang nantinya juga bisa
dimanfaatkan untuk air bersih. Tidak kalah penting dari sara lainnya yakni jalur evakuasi
bencana. terdapat beberapa bencana yang mungkin terjadi di Kab. Kulon Progo. yakni Bencana
tanah longsor, banjir, dan tsunami. Bencana tanah longsor sebagian besar terjadi di kawasan
Laporan Akhir IV - 9
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
bukit menorah. Untuk bencana banjir sebagian besar terjadi di wilayah perkotaan wates dan
sekitarnya teritama disekitar wilayah sungai. sedangkan untuk bencana tsunami terletak
disepanjang pantai selatan.
CITRA LANDSAT 8
ZOOM
Gambar 4.5. Ilustrasi Citra Satelit Landsat 8 diperbesar dan kemudian dibandingkan dengan Citra
Laporan Akhir IV - 10
Satelit Mozaik Google Earth untuk mempertegas batas deliniasi
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Interpretasi penggunaan lahan di Kabupaten Kulon Progo menggunakan standar SNI
7645:2010 tentang Klasifikasi Penutup Lahan. Pada tabel berikut adalah klasifikasi penggunaan
lahan di Kabupaten Kulon Progo.
TabeL 4.3. Klasifikasi Penutup/Penggunaan Lahan menurut SNI 7645:2010
No. Penggunaan Lahan Uraian
1. Permukiman Areal atau lahan yang digunakan sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung kehidupan.
2. Sawah Irigasi Sawah yang diusahakan dengan pengairan dari irigasi.
3. Sawah Tadah Hujan Sawah yang diusahakan dengan pengairan dari air
hujan
4. Tegalan/Ladang Pertanian lahan kering yang ditanami tanaman
semusim, terpisah dengan halaman sekitar rumah serta
penggunaannya tidak berpindah-pindah. Tanaman
berupa selain padi, tidak memerlukan pengairan secara
ekstensif, vegetasinya bersifat artifisial dan memerlukan
campur tangan manusia untuk menunjang
kelangsungan hidupnya.
5. Kebun/Perkebunan Lahan yang ditanami tanaman keras lebih dari satu jenis
(Campuran) atau tidak seragam yang menghasilkan bunga, buah,
serta getah dan cara pengambilan hasilnya bukan
dengan cara menebang pohon.
6. Pasir Darat (Gosong Bagian dataran aluvial luas, relatif rendah dari
Sungai) sekitarnya, berada di tengah saluran sungai (pulau
kecil), bervegetasi rendah campuran rumput, pasir, serta
kerikil.
7. Padang Rumput Areal terbuka yang didominasi oleh beragam jenis
rumput heterogen.
8. Semak Lahan kering yang ditumbuhi berbagai vegetasi alamiah
homogen dengan tingkat kerapatan jarang hingga rapat
didominasi vegetasi rendah (alamiah).
9. Belukar Lahan kering yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi
alamiah heterogen dengan tingkat kerapatan jarang
hingga rapat dan didominasi oleh vegetasi rendah
(alamiah).
10. Sungai Tempat mengalirnya air yang bersifat natural
11. Tambak (udang) Aktivitas untuk perikanan yang tampak dengan pola
pematang di sekitar pantai.
12. Waduk Areal perairan yang bersifat artifisial, dengan
penggenangan air yang dalam dan permanen serta
penggenangan dangkal, termasuk fungsinya.
Sumber: SNI 7645-2010 dengan modifikasi nomenklatur
Laporan Akhir IV - 11
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Hasil dari interpretasi dapat dilihat bahwa sebagian besar penggunaan lahan di KP didominasi
oleh Kebun/Perkebunan Campuran dimana berupa tanaman keras dan ada minimal 1 jenis
tanaman buah di dalamnya. Kemungkinan sering diistilahkan sebagai hutan rakyat. Luasnya
mencakup 41.27% dari total luas Kabupaten Kulon Progo. Untuk detailnya dapat dilihat pada
tabel 4.4. dan gambar 4.6.
Tabel 4.4. Penggunaan Lahan Di Kabupaten Kulon Progo
No. Penggunaan Lahan Luas (km2) Persentase (%)
Laporan Akhir IV - 12
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Gambar 4.6. Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kab. Kulon Progo
Laporan Akhir IV - 13
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
BAB V
HASIL AUDIT
KESESUAIAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN KULON PROGO
Hasil audit kesesuaian penataan ruang Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 3 (tiga)
hasil utama. Hasil yang pertama adalah hasil audit struktur ruang, hasil yang kedua adalah
hasil audit pola ruang dan hasil yang ketiga adalah hasil gabungan dari audit struktur ruang
dan pola ruang.
Laporan Akhir V- 2
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Keterwujudan
Nama Kegiatan Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
4). Peningkatan jalan kolektor primer; Ruas-ruas jalan
Yogyakarta-
Nanggulan, Sentolo-
Nanggulan-
Kalibawang, Dekso-
Samigaluh, ruas jalan
bagian dari Dekso-
Minggir-Jombor, ruas
jalan bagian Bantul-
Srandakan-Toyan,
Sentolo-Pengasih-
Sermo, Kembang-
Tegalsari-Temon,
Galur-Congot,
Sentolo-Galur, Milir-
Dayakan-Wates,
PANSELA
5). Pembangunan dan pengembangan jalan kolektor sekunder; Ruas Jalan
Dipoegoro, ruas Jalan
Bridgen Katamso,
ruas jalan Stasiun,
ruas jalan Sugiman
6). Peningkatan jalan menjadi jalan lokal sekunder; Ruas ruas jalan
menuju obyek wisata
pantai (pantai Glagah,
pantai Congot, pantai
Trisik, pantai Bugel),
obyek wisata kerajinan
Sentolo, obyek wisata
air (Waduk Sermo,
wisata air di Ancol
Kalibawang,
Pemandian Clereng),
obyek wisata goa (goa
Lanang, goa
Kiskendo, goa Sriti,
wisata ziarah di
Suroloyo, Samigaluh)
7). Pembangunan dan pengembangan underpass; Kecamatan Pengasih,
Temon, Kokap
8). Pembangunan jalan layang; Kecamatan Wates
9). Peningkatan ruas jalan Pengasih Jurangkah;
10). Pengembangan jalan lokal sekunder; Ruas jalan: Gadingan,
Jogoyuda Sutijab,
Wakapan,
Bhayangkara,
Perwakilan, Tamtama,
Suparman, Muh
Dawam,jalan lingkar
pertokoan Gawok/
Veteran
11). Peningkatan ruas jalan lingkungan
b). Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan,meliputi:
1). Pemeliharaan jalan kabupaten;
c). Program Peningkatan Pelayanan Angkutan,meliputi:
1). Penambahan rute angkutan umum kawasan agropolitan; Kecamatan
Kalibawang, Temon
2). Penambahan rute angkutan umum kawasan minapolitan; Kecamatan Wates,
Nanggulan
3). Penambahan armada angkutan kawasan industri sentolo; Kecamatan Sentolo,
Lendah
4). Penambahan armada angkutan kawasan agropolitan; Kecamatan
Kalibawang, Temon
Laporan Akhir V- 3
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Keterwujudan
Nama Kegiatan Lokasi Tidak Keterangan
Ada
Ada
5). Penambahan armada angkutan kawasan minapolitan Kecamatan Wates,
Nanggulan
d). Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan,
meliputi:
1). Pembangunan terminal tipe A Desa Bendungan kota
Wates
2). Pengembangan terminal tipe C Kokap (kec. Kokap),
Ngentakrejo (kec.
Lendah), Pagerharjo
(kec. Samigaluh),
Girimulyo (kec.
Girimulyo), Jagalan Belum semua
(kec. Kalibawang), terminal tipe C
Sentolo (kec. Sentolo),
Jangkaran (kec.
Temon), Kenteng
(kec. Nanggulan),
Brosot (kec. Galur)
3).Pengembangan terminal barang; Dusun Kalimenur;
Desa Sukoreno,
Kecamatan Sentolo
4). Pengembangan tempat peristirahatan (rest area). Kecamatan Temon
e). Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan Kereta Api, meliputi:
1). Pengembangan jalur ganda; Kecamatan Temon,
Wates, Pengasih,
Sentolo
2). Pengoptimalan peran dan fungsi Stasiun Wates dan Stasiun Kecamatan Wates dan Sentolo belum
Sentolo; Sentolo sepenuhnya
3). Pengaktifan kembali stasiun Kalimenur, Pakualaman, dan Belum/Masih
Kedundang; dan
Kecamatan Sentolo Rencana
4). Pembangunan jaringan jalan kereta stasiun Kalimenur Belum/Masih
Panjatan Karangwuni Kedundang.
Kecamatan Sentolo Rencana
f). Pembangunan Bandar Udara Baru
1). Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Kec.Wates,Panjatan,
Perhubungan, Galur, Temon
2). Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Kec.Wates,Panjatan,
dan Pemanfaatan Tanah Galur, Temon
3). Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan Kec.Wates,Panjatan,
Galur, Temon
Sumber: Hasil Analisis
Laporan Akhir V- 4
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Keterwujudan
Nama Kegiatan Lokasi Keterangan
Ada Tidak Ada
1). Pengembangan sumber energi PLT Mikro Kecamatan
Hidro; Samigaluh,
Kalibawang Sebagian Lokasi
2). Pembangunan PLTS; Kecamatan
Kokap,
Kalibawang Sebagian Lokasi
3). Pengembangan bioenergi; dan Seluruh
Kecamatan Sebagian Lokasi
4). Pengembangan sumberdaya energi angin Kawasan
dan gelombang laut. Pesisir Selatan
d). Program Penyediaan dan Pengelolaan Air
Baku, meliputi:
1). Pembangunan Waduk Tinalah Kecamatan
Samigaluh
2). Pengoptimalan fungsi Waduk Sermo Kecamatan
Kokap Belum Optimal
e). Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya, meliputi:
1). Pengembangan dan pengelolaan jaringan
irigasi 12 Kecamatan
2). Pengembangan sarana air bersih 12 Kecamatan Belum semua
f). Program Pengembangan, Pengelolaan, dan
Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air
Lainnya, meliputi:
1). Pemeliharaan sungai 12 Kecamatan
g). Program Pengendalian Banjir, meliputi:
1). Pengembangan sarana dan prasarana
pengendali banjir 12 Kecamatan Sebagian wilayah
h). Program Pengembangan Komunikasi,
Informatika dan Media Massa, meliputi:
1). Pengembangan satuan sambungan telepon; Seluruh
wilayah Kab.
Kulon Progo Belum semua
2). Pengembangan menara BTS bersama; dan Seluruh
wilayah Kab.
Kulon Progo Belum semua
3). Penataan dan penyusunan pedoman sistem Seluruh
jaringan telekomunikasi. wilayah Kab.
Kulon Progo Belum semua
i). Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan, meliputi:
1). Pengembangan TPA Regional Banyuroto,
Nanggulan
2). Pembangunan IPLT Banyuroto,
Nanggulan
3). Pembangunan prasarana dan sarana TPA Banyuroto,
Nanggulan
4). Pembangunan TPS Seluruh ibukota
kecamatan Belum semua
j). Program Pembangunan Saluran Drainase/
Gorong - gorong, meliputi:
1). Pengembangan saluran drainase
k). Program Pengembangan jalur dan ruang Seluruh ibukota
evakuasi bencana. kecamatan Belum semua
Sumber: Hasil Analisis
Laporan Akhir V- 5
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Berdasarkan hasil penilaian dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa kesesuaian
struktur ruang Pusat Pelayanan Kegiatan adalah sebesar 94,29 %. Hasil penilaian
kesesuaian struktur ruang Jaringan Prasarana Utama adalah sebesar 61,90 %.
Sedangkan hasil penilaian kesesuaian struktur ruang Jaringan Prasarana Lainnya adalah
sebesar 50 %.
Dari hasil tersebut kesesuaian struktur ruang jaringan prasarana lainnya adalah yang
paling kecil kesesuaiannya dalam hal ini keterwujudannya. Sebenarnya bukan karena belum
terwujud sama sekali namun dari jumlah yang seharusnya diwujudkan yang kurang. Hal ini
perlu menjadi pertimbangan dalam menyusun review tata ruang sebab ketidakterwujudan
tidak hanya disebabkan karena belum diprogramkan dalam agenda kegiatan saja namun
ada juga di beberapa kawasan yang daya dukung lingkungannya tidak mendukung untuk
perwujudan kegiatan tersebut. Contohnya adalah untuk listrik mikrohidro, tidak semua
wilayah yang direncanakan bisa didirikan listrik mikrohidro sebab daya dukung airnya tidak
memungkinkan. Apabila hal ini terjadi maka rencanalah yang harus diubah menyesuaikan
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Laporan Akhir V- 6
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Tabel 5.4 Tabel Kesesuaian Pola Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisting
Laporan Akhir V- 7
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Tabel 5.5. Tabel Rekapitulasi Kesesuaian Pola Ruang Kawasan Lindung dengan
Pemanfaatan Ruang Eksisting.
No. Kesesuaian Luas (ha) (Persentase)
1 Sesuai 16563.95 77.33%
2 Tidak Sesuai 4856.87 22.67%
Sumber: Hasil Analisis
Tabel 5.6. Tabel Rekapitulasi Kesesuaian Pola Ruang Kawasan Budidaya dengan
Pemanfataan Ruang Eksisting.
Kelas Persentase
No. Kesesuaian Luas (ha) (Persentase)
Kesesuaian baru
1 Sesuai 23561.01 63.32%
31714.28 85.24%
2 Belum Sesuai 8153.27 21.91%
5492.90 14.76%
3 Tidak Sesuai 5492.90 14.76%
Laporan Akhir V- 8
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
Gambar 5.1. Peta Kesesuaian Pola Ruang dengan Pemanfaatan Ruang Eksisting
Tahun 2015
Laporan Akhir V- 9
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo
BAB VI
PENUTUP
Berdasarkan hasil audit kesesuaian penataan ruang di Kabupaten Kulon Progo maka
dapat diberikan kesimpulan dan rekomendasi. Adapaun kesimpulan dan rekomendasi yang
diberikan dapat diuraikan dalam sub bab berikut ini.
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil audit pemanfaatan ruang di Kabupaten
Kulon Progo adalah sebagai berikut:
6.2. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang bisa diberikan dari kegiatan audit pemanfaatan ruang di
Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut:
Laporan Akhir VI - 2
Penyusunan Audit Kesesuaian Penataan Ruang Kabupaten Kulon Progo