Alhamdulillah, dengan bangga penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Daryono Setiadi, Drs., MM. selaku
Makalah ini berjudul budidaya jamur tiram putih diajukan untuk memenuhi tugas
Dalam makalah ini mungkin saja ada kekurangan, tentunya penulis mohon kritik dan
Ahir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI .. ii
BAB I PENDAHULUAN .. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Berangkat dari niat untuk mendalami dunia usaha yang terbuka lebar serta keinginan
untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat maka dengan segenap
pengalaman, pengetahuan, dan berbagai hasil survey serta konsultasi, penulis menyusun
proposal pengembangan usaha jamur tiram ini. Pengembangan usaha ini dipilih atas
beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat tinggi dan potensial,
kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relatif rendah serta telah
tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan dialokasikan
Budidaya jamur tiram putih yang bernama latin Pleurotus ostreatus ini masih tergolong
baru. Di Indonesia budidaya jamur tiram akan dirintis oleh penulis pada tahun 2013 dengan
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat
baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga
memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 35 % dari
berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 81,8 %. Selain itu jamur tiram
mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam
mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila
dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0
gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap
sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan
salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain
itu, konsumsi masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram
jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20
matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.
BAB II
PEMBAHASAN
- Produk turunan Jamur Tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung, jamur siap masak
Rencana Usaha budidaya jamur tiram memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani
jamur tiram memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur
tiram dari petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman sayuran
1. Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai 7 -10 ton
/hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 3 ton /hari. Ini berarti terdapat gap
sebesar 4 7 ton/hari, yang sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini.
2. Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI Jakarta dan
kesehatan.
4. Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari beralihnya pola
Target market usaha ini adalah konsumen jamur dari house need sehingga kebutuhan
akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan pemenuhannya masih terbatas pada pasar
tradisional pada umumnya dan beberapa retail pada beberapa kota besar.
Sementara itu kecenderungan pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada
secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan
restoran yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi suppliers jamur tiram masih
Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi adalah
pelayanan akan faktor satisfaction penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu, jenis
pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke
induk seperti pasar baru atas produk jamur tiram ini sangat tinggi sehingga untuk skala
produksi yang direncanakan dalam proposal ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar
induk.
melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah
memadai..
Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun
usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi
Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah. Penjelasan
Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan
kokoh
Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya jamur.
Pencarian investor
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang
kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil awal diperkirakan berkisar antara
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan
dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil
lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini
diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian
Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri
produksi per musim. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu memproduksi
hingga 9 ton per bulan. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini
Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari
sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk
melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja.
Rencana usaha budidaya jamur tiram ini akan didirikan diatas tanah seluas kurang lebih
100 meter2 milik penulis sendiri, dengan mengandalkan lapangan (lahan) kosong belakang
dilakukan 4 kali dalam seminggu, satu minggu dihasilkan rata-rata 6000 baglog produksi.
Investasi awal yang dibutuhkan adalah sebesar 30 100 juta rupiah. Investasi diperoleh
Sebagai gambaran, sarana dan prasarana utama seperti bangunan kumbung dan
kelengkapannya dalam pengembangan usaha ini telah tersedia sehingga investasi yang ada
akan difokuskan untuk biaya operasional usaha. Adapu peralatan yang digunakan adalah :
2. rak jamur
2.4 Rencana Manajemen Perusahaan
rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan kepengurusannya adalah
sebagai berikut :
perusahaan secara umum. Sebagai seorang Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka
pasar, melakukan negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan
Operasional dan Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap kelancaran produksi secara
keseluruhan, melakukan pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi baik.
modal dan pembagian keuntungan pada investor. Bersama dengan manajer lainnya juga
berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala produksi secara bertahap.
tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan sebagai divisi padat karya,
sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari
lulusan yang cakap dan ulet, dan tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas
produksi berjalan.
2. Biaya Penyusutan
b. Gaji pegawai
= Rp. 26.645.000
5. Pendapatan kotor
= Rp. 22.895.000
= Rp. 13.105.000
B. Break Event Point
= 22.895.000 / 5000
= 4579 kg
Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami
= 22.895.000 / 7200
= Rp. 3179,86
Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila
= 0,5
Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha pembibitan bibit jamur adalah
Rp.26.645.000
= 53,88 %
E. Pembagian keuntungan
Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai berikut:
profit
Pengelola : 20 % profit
PENUTUP
Jenis usaha yang akan didirikan adalah Budidaya jamurtiram putih yang nilai gizinya
sangat baikuntuk masyarakat. Peuang usaha ini dapat dilihat dari kesadaran masyarakat
dalam mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi serta semakin meluasnya pasar
jamur di indonesia.
Dengan analisis sasaran pemasaran yang jelas, proses produksi yang tidak rumit serta
pembuatan badan hukum usaha, maka rencana usaha ini bisa dianggap menembus pasar
Keuntungan ekonomis dan nilai gizi merupakan faktor utama yang dicari baik dari
pihak penulis selaku produsen maupun bagi konsumen secara umum. Namun dengan
perkiraan keuntungan finansial yang penulis dapatkan seperti dijelaskan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan usaha ini dapat memenuhi kebutuhan usaha itu sendiri serta menambah
perhasilan bagi produsen sehingga usaha bududaya jamur tiram putih ini dapat dikatakan
http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2012/08/contoh-makalah-studi-kelayakan-
bisnis_15.html