Anda di halaman 1dari 34

A.

Anatomi Usus

Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang

membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang

usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini

mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya

bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis

tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.

1. Struktur usus halus

Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini:

a. Duodenum

Bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini

terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat

bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas

(duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding

duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung

kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum.24 Panjang

duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum.23

b. Jejunum
Panjangnya 2-3 meter dan berkelok-kelok, terletak di sebelah kiri

atas intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan peritoneum yang

berbentuk kipas (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya arteri

Universitas Sumatera Utara


dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang

antara lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya

lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.

c. Ileum

Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya

4-5 m. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan

bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang

orifisium ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis

(valvula bauchini) yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar

tidak masuk lagi ke dalam ileum.24

2. Struktur usus besar

Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang

sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani.

Diameter usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata

sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin

kecil.23 Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah selaput lendir,

lapisan otot yang memanjang, dan jaringan ikat. Ukurannya lebih besar

daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada usus halus dan tidak

memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna membentuk

tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar yang

disebut dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup

antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk

Universitas Sumatera Utara


merespon gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15

ml masuk dan total aliran sebanyak 500 ml/hari.25

Bagian-bagian usus besar terdiri dari :

a. Sekum
Adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup

ileosekal apendiks.25 Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks

yang melekat pada ujung sekum. 23 Apendiks vermiform, suatu tabung

buntu yang sempit yang berisi jaringan limfoit, menonjol dari ujung

sekum.25

b. Kolon

Adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon

memiliki tiga divisi.

1) Kolon ascenden : merentang dari sekum sampai ke tepi bawah hati di

sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.

2) Kolon transversum: merentang menyilang abdomen di bawah hati dan

lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar

kebawah fleksura splenik.

3) Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan


menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.

c. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang


12-13 cm.

Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di


anus.24

Universitas Sumatera Utara


Untuk lebih jelas, sistem pencernaan manusia dapat dilihat pada gambar 1.1.

Gambar 1.1. Sistem pencernaan manusia26 Keterangan


gambar :
1.Kelenjar ludah 15. Saluran empedu
2.Parotis 16. Kolon
3.Submandibularis (bawah rahang) 17. Kolon
transversum
4.Sublingualis (bawah lidah) 18. Kolon ascenden
5.Rongga mulut 19. Kolon
Descenden
6.Amandel 20. Ileum
7.Lidah 21. Sekum
8.Esofagus 22. Appendiks
9.Pankreas 23. Rektum
10.Lambung 24. Anus
11.Saluran pankreas
12.Hati
13.Kantung empedu
14.Duodenum

Universitas Sumatera Utara


B. Fisiologi

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi

bahan bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai

dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap

makanan yang masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum

terutama oleh kerja enzim enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat,

lemak, dan protein menjadi zat zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat

dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH

optimal untuk kerja enzim enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses

pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan

yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.

Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah

usus (sukus enterikus). Banyak di antara enzim enzim ini terdapat pada brush

border vili dan mencernakan zat zat makanan sambil diabsorbsi. Isi usus

digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental

dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon. 15 Pergerakan

segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret

pankreas, hepatobiliar, sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi

dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk

absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung.

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,

lemak dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino)

Universitas Sumatera Utara


melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel

tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi.23

Lemak dalam bentuk trigliserida dihidrolisa oleh enzim lipase

pankreas ; hasilnya bergabung dengan garam empedu membentuk misel. Misel

kemudian memasuki membran sel secara pasif dengan difusif, kemudian

mengalami disagregasi, melepaskan garam empedu yang kembali ke dalam

lumen usus, dan asam lemak serta monogliserida ke dalam sel. Sel kemudian

membentuk kembali trigliserida dan digabungkan dengan kolesterol, fosfolipid,

dan apoprotein untuk membentuk kilomikron, yang keluar dari sel dan

memasuki lakteal. Asam lemak kecil dapat memasuki kapiler dan secara

langsung menuju ke vena porta. Garam empedu diabsorpsi ke dalam sirkulasi

enterohepatik dalam ileum distalis. Dari kumpulan 5 gram garam empedu yang

memasuki kantung empedu, sekitar 0,5 gram hilang setiap hari; kumpulan ini

bersirkulasi ulang 6 kali dalam 24 jam.

Protein oleh asam lambung di denaturasi, pepsin memulai proses

proteolisis. Enzim protease pankreas (tripsinogen yang diaktifkan oleh

enterokinase menjadi tripsin, dan endopeptidase, eksopeptidase) melanjutkan

proses pencernaan protein, menghasilkan asam amino dan 2 sampai 6 residu

peptida. Transport aktif membawa dipeptida dan tripeptida ke dalam sel untuk

diabsorpsi.

Karbohidrat, metabolisme awalnya dimulai dengan menghidrolisis pati

menjadi maltosa (isomaltosa), yang merupakan disakarida. Kemudian

disakarida ini, bersama dengan disakarida utama lain, laktosa dan sukrosa,

dihidrolisis menjadi monosakarida glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Enzim

Universitas Sumatera Utara


laktase, sukrase, maltase, dan isimaltase untuk pemecahan disakarida terletak

di dalam mikrovili brush border sel epitel. Disakarida ini dicerna menjadi

monosakarida sewaktu berkontak dengan mikrovili ini atau sewaktu mereka

berdifusi ke dalam mikrovili. Produk pencernaan, monosakarida, glukosa,

galaktosa, dan fruktosa, kemudian segera diabsorpsi ke dalam darah porta. 29

Air dan elektrolit, cairan empedu, cairan lambung, saliva, dan cairan

duodenum menyokong sekitar 8-10 L/hari cairan tubuh, kebanyakan

diabsorpsi. Air secara osmotik dan secara hidrostatik diabsorpsi atau melalui

difusi pasif. Natrium dan klorida diabsorpsi dengan pemasangan zat telarut

organik atau secara transport aktif. Kalsium diabsorpsi melalui transport aktif

dalam duodenum dan jejenum, dipercepat oleh hormon parathormon (PTH)

dan vitamin D. Kalium diabsorpsi secara difusi pasif.

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan

dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah

mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian

kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa

feses yang sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung.

Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai

pendek serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu

menjaga keseimbangan air dan elektrolit serta mencegah dehidrasi. Gerakan

retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan dan

meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling

umum, mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksi ini menurun oleh

antikolinergik, meningkat oleh makanan, kolinergik.

Universitas Sumatera Utara


Sepertiga berat feses kering adalah bakteri; 10-10/gram dimana

bakteri Anaerob lebih banyak dari bakteri aerob. Bacteroides paling umum,

Escherichia coli berikutnya. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi

dari darah, dan produksi intralumen. Bakteri membentuk hidrogen dan metan

dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna.

C. Definisi Obstruksi Usus

Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran

cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan

yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang

menekan, atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang

menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.

Tipe obstruksi usus terdiri dari :

1. Mekanis (Ileus Obstruktif)

Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh

peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata

atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor

polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura,

perlengketan, hernia dan abses.

2. Neurogonik/fungsional (Ileus Paralitik)

Obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami

paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi

Universitas Sumatera Utara


usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti

diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson.

D. Definisi Ileus Obstruktif

Ileus Obstruktif disebut juga Ileus Mekanis (Ileus Dinamik).15 Suatu

penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik baik

sebahagian maupun total. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia

stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari.

E. Klasifikasi Ileus Obstruktif

1. Menurut sifat sumbatannya

Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan32 :

a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen

usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma

b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi

pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus.

2. Menurut letak sumbatannya

Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi

a) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus

b) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar

3. Menurut etiologinya

Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3 : 34

Universitas Sumatera Utara


a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi (postoperative),

hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses

intraabdominal.

b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan kongenital

(malrotasi), inflamasi (Chrons disease, diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan

intususepsi.

c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus,

misalnya benda asing, batu empedu.

F. Patofisiologi Ileus Obstruktif

Perubahan patofisiologi utama pada ileus obstruktif dapat di lihat

pada bagan 1. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh

cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan

intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah.

Oleh karena sekitar 8 liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap

hari, tidak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intralumen

dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai

merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas

kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan

syokhipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan

asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan

penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek

lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan

Universitas Sumatera Utara


permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam

rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan bakteriemia.

Segera setelah timbulnya ileus obstruktif pada ileus obstruktif sederhana,

distensi timbul tepat di proksimal dan menyebabkan muntah refleks. Setelah

mereda, peristaltik melawan obstruksi dalam usaha mendorong isi usus

melewatinya yang menyebabkan nyeri episodik kram dengan masa relatif tanpa

nyeri di antara episode. Gelombang peristaltik lebih sering timbul setiap 3

sampai 5 menit di dalam jejunum dan setiap 10 menit di didalam ileum.

Aktivitas peristaltik mendorong udara dan cairan melalui gelung usus, yang

menyebabkan gambaran auskultasi khas terdengar dalam ileus obstruktif.

Dengan berlanjutnya obstruksi, maka aktivitas peristaltik menjadi lebih jarang

dan akhirnya tidak ada.

Jika ileus obstruktif kontinu dan tidak diterapi, maka kemudian timbul

muntah dan mulainya tergantung atas tingkat obstruksi. Ileus obstruktif usus

halus menyebabkan muntahnya lebih dini dengan distensi usus relatif sedikit,

disertai kehilangan air, natrium, klorida dan kalium, kehilangan asam lambung

dengan konsentrasi ion hidrogennya yang tinggi menyebabkan alkalosis

metabolik. Berbeda pada ileus obstruktif usus besar, muntah bisa muncul lebih

lambat (jika ada). Bila timbul, biasanya kehilangan isotonik dengan plasma.

Kehilangan cairan ekstrasel tersebut menyebabkan penurunan volume

intravascular, hemokonsentrasi dan oliguria atau anuria. Jika terapi tidak

diberikan dalam perjalanan klinik, maka dapat timbul azotemia, penurunan

curah jantung, hipotensi dan syok.

Universitas Sumatera Utara


Pada ileus obstruktif strangulata yang melibatkan terancamnya sirkulasi

pada usus mencakup volvulus, pita lekat, hernia dan distensi. Disamping cairan

dan gas yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan

strangulasi ada juga gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding

usus. Plasma bisa juga dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas

peritonealis. Mukosa usus yang normalnya bertindak sebagai sawar

(penghambat) bagi penyerapan bakteri dan produk toksiknya, merupakan

bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap perubahan dalam aliran

darah. Dengan strangulasi yang memanjang maka timbul iskemik dan sawar

rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa masuk melalui

dinding usus ke dalam cavitas peritonealis.

Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam

lumen usus cepat menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka

dapat menyebabkan kematian.

Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar

suatu gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya

dibandingkan ileus obstruksi yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi

dengan cepat sebelum terbukti tanda klinis dan gejala ileus obstruktif.

Penyebab ileus obstruktif gelung tertutup mencakup pita lekat melintasi suatu

gelung usus, volvulus atau distensi sederhana. Pada keadaan terakhir ini,

sekresi ke dalam gelung tertutup dapat menyebabkan peningkatan cepat

tekanan intalumen, yang menyebabkan obstruksi aliran keluar ke vena.

Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus)

dibandingkan ileus obstruksi usus halus. Karena kolon bukan organ pensekresi

Universitas Sumatera Utara


cairan dan hanya menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui valva

ileocaecalis, maka tidak timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga

dehidrasi cepat bukan suatu bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus

obstruksi kolon. Bahaya paling mendesak karena obstruksi itu karena distensi.

Jika valva ileocaecalis inkompeten maka kolon terdistensi dapat didekompresi

ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini kompeten, maka kolon terobstruksi

membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu menyebabkan ruptura pada

tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal didasarkan atas hukum

Laplace, yang mendefinisikan tegangan di dalam dinding organ tubular pada

tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter tabung itu.

Sehingga karena diameter kolon melebar di dalam sekum, maka area ini yang

biasanya pecah pertama.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Ileus Obstruktif

Akumulasi gas dan cairan


di dalamlumen sebelah
proksimal dari letak obstruksi

Distensi

Kehilangan2

Proliferasi bakteri elektro


Tekanan intralumen
yang berlangsung cepat

Volum
Iskemia dinding usus

Kehilangan cairan menuju


ruang peritoneum

Pelepasan bakteri dari


oksint dari
usus yang nekrotik ke dalam
peritoneum dan sirkulasi
sistematik

Peritonitis
septikemia
Syok Hi
povol

23
Bagan 1 . Patofisiologi Ileus Obstruktif

Universitas Sumatera Utara


G. Faktor Risiko Ileus Obstruktif
Obstruksi usus yang sering ditemukan, tergantung pada umur pasien

(Tabel 1). Pada bayi/neonatus obstruksi usus disebabkan atresia ani, atresia

pada usus halus , dan penyakit Hirschsprung. Obstruksi pada anak-anak sering

disebabkan oleh intususepsi, penyakit Hirschsprung dan hernia strangulasi

inguinalis kongenital. Pada orang dewasa, obstruksi usus sering disebabkan

tumor di dalam usus, perlengketan dinding usus, hernia strangulasi pada

kanalis inguinalis, femoralis ataupun umbilikalis dan penyakit Crohn.

Obstruksi pada pasien umur lanjut sering disebabkan karsinoma usus besar,

divertikel, hernia strangulasi, tinja membatu, perlengketan dinding usus dan

volvulus.32

Peyebab Obstruksi Menurut Kelompok Umur32

Kelompok umur Penyakit


Bayi/neonates Atresia, Volvulus, penyakit Hirschsprung
Anak-anak Intususepsi, hernia strangulasi inguinalis, kelainan
kongenital, penyakit Hirschsprung
Dewasa Neoplasma usus besar, adhesi, hernia strangulasi
inguinalis, femoralis dan umblikalis, dan penyakit
Hirschsprung
Orang tua Karsinoma usus besar, penyakit divertikulum kolon, hernia
strangulasi, fecalith (tinja membatu), adhesi dan volvulus

1. Perlengketan/Adhesi

Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi.12 Adhesi

adalah pitapita jaringan fibrosa yang sering menyebabkan obstruksi usus

halus pasca bedah setelah operasi abdomen. Risiko terjadinya adhesi

Universitas Sumatera Utara


menimbulkan gejala obstruksi pada anak belum diteliti dengan baik,

tetapi sering terjadi pada 2-3% penderita setelah operasi abdomen.

Sebagian besar obstruksi disertai oleh adhesi dan dapat terjadi setiap

waktu setelah minggu kedua pasca bedah.35 Adhesi dapat berupa

perlengketan yang bentuk tunggal maupun multiple (perlengketan yang

lebih dari satu) yang setempat maupun luas. Pada operasi, perlengketan

dilepaskan dalam bentuk pita. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan

pita dipotong agar pasase usus pulih kembali.

Adhesi yang kambuhan akan menjadi masalah besar. Setelah

berulang tiga kali, risiko kambuh akan menjadi 50%. Pada kasus seperti

ini, diadakan pendekatan konservatif sebab walaupun pembedahan akan

menberikan pasase, kemungkinan besar obstruksi usus akibat adhesi akan

kambuh dalam waktu singkat.12

2. Hernia Inkarserata

Bila terdapat suatu defek pada dinding rongga perut, maka akibat

tekanan intraabdominal yang meninggi, suatu alat tubuh dapat terdorong

keluar melalui defek itu. Misalnya : sebagian lambung dapat terdesak

keluar ke rongga perut melalui suatu defek pada diafragma masuk ke

dalam rongga dada. Hernia yang tidak tampak dari luar disebut internal

hernia. Ditemukan lebih banyak ekterna hernia, yaitu yang tampak dari

luar seperti hernia umbilical, hernia inguinal, dan hernia femoral.

Jika liang hernia cukup besar maka isi usus dapat didorong masuk

lagi dan disebut reponibel, jika tidak dapat masuk lagi disebut incarcerata.

Universitas Sumatera Utara


Pada keadaan ini terjadi bendungan pembuluh-pembuluh darah yang

disebut dengan strangulasi. Akibat gangguan sirkulasi darah akan terjadi

kematian jaringan setempat yang disebut infark. Hernia yang menunjukkan

strangulasi pembuluh darah dan tandatanda incarcerata akan menimbulkan

gejala-gejala ileus.33

3. Pankreas anulare

Pankreas anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum

bagian duodenum bagian kedua. Gejala dan tanda sama seperti pada

atresia atau malrotasi usus. Pankreas anulare merupakan kelainan

kongenital yang jarang ditemukan. Penyakit ini disebabkan oleh kelainan

pada perkembangan bakal pankreas sehingga tonjolan dorsal dan ventral

melingkari duodenum bagian kedua akibat tidak lengkapnya pergeseran

bagian ventral. Keadaan ini menyebabkan obstruksi duodenum dan

kadang disertai atresia juga. Penyakit ini pada awalnya sering tidak

ditemukan gejala dan baru ditemukan pada saat dewasa.

4. Invaginasi

Disebut juga intussusceptio. Biasanya pada anak, bagian oral

(proksimal) usus menerobos masuk ke dalam rongga bagian anal (distal)

seperti suatu teleskop.

Ada beberapa jenis bergantung pada lokasinya :

d.1. enterika : usus halus masuk ke dalam usus halus

d.2. entero-colics : ileum masuk ke dalam coecum atau colon, jenis ini

Universitas Sumatera Utara


paling sering ditemukan

d.3. colica : usus besar masuk ke dalam usus besar

d.4. prolapsus ani : rektum keluar melalui anus

Bagian dalam disebut intussusceptium, sedang bagian luar yang

melingkarinya intussusceptum. Mesentrium yang mengandung pembuluh

darah intussusceptium akan ikut tertarik dan pembuluh darah akan terjepit

hingga terjadi gejala-gejala ileus. Penyebab terjadinya pada anak-anak

adalah ketidakseimbangan kontraksi otot usus-usus, adanya jaringan limfoid

yang berlebihan (terutama sekitar perbatasan bagian ileo-cekal) dan

antiperistaltik kolon melawan peristaltik ileum.

Pada orang dewasa disebabkan karena adanya dinding tumor yang

menonjol/bertangkai (polip) dan oleh gerakan peristaltik didorong ke bagian

distal dan dalam gerakan ini dinding usus ikut tertarik.33

5. Volvulus

Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan. Disebut pula

dengan torsi dan merupakan pemutaran usus dengan mesenterium

sebagai poros. Usus melilit/memutar sampai 180-360 derajat. Volvulus

dapat disebabkan oleh mesentrium yang terlalu panjang, yang merupakan

kelainan kongenital pada usus halus, pada obstisipasi yang menahun,

terutama pada sigmoid, pada hernia inkarcerata, usus dalam kantong

hernia menunjukkan tanda-tanda torsi; pada tumor dalam dinding usus

atau tumor dalam mesentrium. Akibat volvulus terjadi gejala-gejala

strangulasi pembuluh darah dengan infark dan gejala-gejala ileus.

Universitas Sumatera Utara


6. Kelainan kongenital

Setiap cacat bawaan pada usus berupa stenosis atau atresia dari

sebagian saluran cerna akan menyebabkan obstruksi setelah bayi mulai

menyusui. Kelainankelainan ini disebabkan oleh tidak sempurnanya

kanalisasi saluran pencernaan dalam perkembangan embrional dan

keadaan ini dapat terjadi pada usus dimana saja. Atresi ialah buntu sama

sekali dengan tanda-tanda obstruksi total sedangkan stenosis hanya

merupakan penyempitan dengan gejala-gejala obstruksi yang tidak total.12

7. Atresia usus

Gangguan pasase usus yang kongenital dapat berbentuk stenosis

dan atresia, yang dapat disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi pada

waktu janin berusia 6-7 minggu. Kelainan bawaan ini dapat juga

disebabkan oleh gangguan aliran darah lokal pada sebahagian dinding

usus akibat desakan, invaginasi, volvulus, jepitan, atau perforasi usus

masa janin. Daerah usus yang tersering mengalaminya adalah usus

halus. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan, misalnya oleh

pankreas anulare dan dapat berupa atresia.

8. Radang kronik

Setiap radang kronik, terutama morbus Crohn, dapat

menyebabkan obstruksi karena udem, hipertrofi, dan fibrosis yang

biasanya terjadi pada penyakit kronik.

Universitas Sumatera Utara


9. Askariasis

Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum.

Obstruksi usus oleh cacing askariasis paling sering ditemukan pada anak

karena hygiene kurang sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang

dan usus halus pada anak-anak lebih sempit daripada usus halus orang

dewasa sedangkan ukuran cacing sama besar. Obstruksi umumnya

disebabkan oleh suatu gumpalan padat yang terdiri dari sisa makanan dan

puluhan ekor cacing yang mati akibat pemberian obat cacing.12

10. Tumor

Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus,

kecuali jika ia menimbulkan invaginasi. Kebanyakan tumor jinak di

usus halus tidak menimbulkan gangguan yang berarti selama hidup.

Kadang-kadang gejalanya tidak jelas atau tidak khas, sehingga kelainan

tidak terdeteksi kecuali apabila ada penyulit. Tumor usus halus dapat

menimbulkan komplikasi, pendarahan, dan obstruksi. Obstruksi dapat

disebabkan oleh tumornya sendiri ataupun secara tidak langsung oleh

invaginasi.12

11. Tumpukan sisa makanan

Obstruksi usus halus akibat bahan makanan ditemukan pada

orang yang pernah mengalami operasi pengangkatan sebagian atau penuh

dari perut (gastrektomi). Obstruksi biasanya terjadi pada daerah

anastomosis. Obstruksi lain, yang jarang ditemukan, dapat terjadi setelah

Universitas Sumatera Utara


makan banyak sekali buah-buahan yang mengandung banyak serat yang

menyebabkan obstruksi di ileum terminal, seperti serat buah jeruk atau

biji banyak yang ditelan sekaligus dengan buah tertentu yang berinti.

12. Divertikulum meckel

Divertikulum meckel adalah sisa dari kantung telur embrional

yang juga disebut ductus omphalo-mesentricus yang dalam kehidupan

fetal menghubungkan pusat (umbilicus) dengan usus. Pada orang dewasa

terletak pada ileum lebih kurang 100 cm proksimal perbatasan ileo-cekal,

sedangkan pada anak-anak lebih kurang 40 cm. Jika hubungan antara

umblikus dan usus (ductus omphalo-mesentricus) tidak menghilang,

dapat terjadi fistula pada pusat yang mengeluarkan isi usus. Bila hanya

sebagian yang menghilang dan ditengah-tengah tetap, maka akan dapat

terbentuk suatu kista. Bila tidak menghilang sempurna, maka sisanya

menyerupai tali yang padat, yang dapat mengakibatkan terbelitnya usus

pada tali itu (strangulasi).35,36

13. Penyakit Hirschsprung

Penyakit Hirschsprung adalah penyebab obstruksi usus bagian

bawah yang paling sering terjadi pada neonatus. Penyakit Hirschsprung

terjadi akibat tidak adanya sel ganglion pada dinding usus atau terjadinya

kelainan inervasi usus, yang dimulai dari anus dan meluas ke proksimal.

Gejala-gejala klinis penyakit Hirschsprung biasanya mulai pada saat lahir

dengan terlambatnya pengeluaran tinja (mekonium). Kegagalan

mengeluarkan tinja menyebabkan dilatasi bagian proksimal usus besar

Universitas Sumatera Utara


dan perut menjadi kembung. Karena usus besar melebar, tekanan di

dalam lumen meningkat, mengakibatkan aliran darah menurun dan

perintang mukosa terganggu Statis memungkinkan proliferasi bakteri,

sehingga dapat menyebabkan enterokolitis (Clostridium difficile dan

Staphlococcos aureus)dengan disertai sepsis dan tandatanda obstruksi

usus besar.35

14. Bezoar

Istilah bezoar merupakan suatu akumulasi benda-benda asing

eksogen di dalam lambung atau usus yang merupakan penyebab ileus

obstruktif pada usus halus.35,42 Bezoar dibedakan menurut komposisinya.

Laktobezoar mengandung kasein atau kalsium yang tinggi. Laktobezoar

ditemukan pada bayi-bayi prematur yang mengkonsumsi susu formula

bayi yang kaya kasein/kalsium. Phytobezoar adalah jenis yang paling

umum dari bezoar yang merupakan akumulasi serat sayur-sayuran dan

buah-buahan yang tidak dapat dicerna. Phytobezoar terdiri dari selulosa,

tanin, dan lignin yang di cerna pada saat mengkonsumsi makanan.42

Universitas Sumatera Utara


H. Manifestasi Klinis

1. Obstruksi sederhana

Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah

yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi

berlangsung lama. Nyeri abdomen bervariasi dan sering dirasakan sebagai

perasaan tidak enak di perut bagian atas.

Obstruksi bagian tengah atau distal menyebabkan kejang di daerah

periumbilikal atau nyeri yang sulit dijelaskan lokasinya. Kejang hilang

timbul dengan adanya fase bebas keluhan. Muntah akan timbul kemudian,

waktunya bervariasi tergantung sumbatan. Semakin distal sumbatan, maka

muntah yang dihasilkan semakin fekulen. Obstipasi selalu terjadi terutama

pada obstruksi komplit.

Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut

dengan dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh

bisa normal sampai demam. Distensi abdomen dapat minimal atau tidak

ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di

daerah distal. Peristaltik usus yang mengalami dilatasi dapat dilihat

pada pasien yang kurus. Bising usus yang meningkat dan metabolic

sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di

daerah distal.

Universitas Sumatera Utara


2. Obstruksi disertai proses strangulasi

Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan

disertai dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya

bekas operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa

nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak

menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah

terjadinya nekrosis usus.

3. Obstruksi pada kolon

Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri

akibat sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan

terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis.

Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi

atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih

sering terjadi pada penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian

dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila

akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak

gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian. Pada

keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering

mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan

dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan

distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien

yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri

yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanyastrangulasi.

Universitas Sumatera Utara


I. Komplikasi

Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat

ileus obstruktif. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan,

hasil-hasil produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami

perforasi mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke

dalam rongga peritoneum yang menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus

tidak mengalami perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang permeable

tersebut dan masuk ke dalam sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan

mengakibatkan syok septic.

Komplikasi lain yang dapat timbul antara lain syok hipovolemia, abses,

pneumonia aspirasi dari proses muntah dan dapat menyebabkan kematian.36

J. Epidemiologi

1. Distribusi dan Frekuensi Menurut Orang

a. Umur dan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2001 hingga 2002 yang

dilakukan oleh Markogiannakis, dkk, ditemukan 60% pasien yang

dirawat di Rumah Sakit Hippokratian, Athens mengalami ileus

obstruktif dengan rata-rata pasien berumur antara sekitar 16 sampai 98s

tahun dengan rasio perbandingan perempuan lebih banyak daripada

laki-laki (rasio perbandingan 3:2).18 Berdasarkan hasil penelitian Imaz

Akgun, dkk, (2001) di rumah sakit Selatan Anatolia Timur, Turki

Universitas Sumatera Utara


ditemukan 699 pasien yang rasio perbandingan laki-laki dan perempuan

adalah 3:2 dengan kelompok umur 15-95 tahun.38 Menurut penelitian

Chen Xz, dkk, (1995-2001) di rumah sakit Cina Barat ditemukan 705

pasien dengan rasio perbandingan laki-laki dengan perempuan 1,2:1

dan dengan rata-rata usia (median usia= 45) untuk pria dan (median

usia = 51) untuk wanita.39 Menurut penelitian Nofie Windiarto (2008)

di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang diantaranya 20

penderita ileus 11 orang (55%) perempuan dan 9 orang (45%) laki-laki

dengan kelompok umur 17-15 tahun sebanyak 10 orang (50%), 26-34

tahun sebanyak 6 orang (30%), dan 35-45 tahun sebanyak 4 orang

(20%).40

b. Suku dan Agama

Diet vegetarian dan pengunyahan yang miskin pada makanan

merupakan faktor risiko berkembangnya pythobezoar.41 Pythobezoar

merupakan jenis paling umum bezoar yang paling sering menyebabkan

terjadinya ileus obstruktif pada usus halus. Phytobezoar terdiri dari

selulosa, tanin, dan lignin yang berasal dari sayuran dan buah-buahan

yang dicerna. Jika vegetarian sering mengkonsumsi buah-buahan dan

sayur-sayuran yang mengandung selulosa, tanin, dan lignin seperti buah

kesemek maka faktor risiko akan lebih tinggi untuk mengalami ileus

obstruktif.42 Di Indonesia secara tradisional suku bangsa Jawa tidak

terlalu banyak mengonsumsi daging dan gemar mengonsumsi tahu dan

tempe dalam menu mereka sehingga faktor risiko untuk terjadinya ileus

Universitas Sumatera Utara


obstruktif lebih kecil pada suku ini.43 Namun berbagai penelitian telah

melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan insidens timbulnya

berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan bahwa diet

tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran

pencernaan.33 Ajaran Buddhisme Theravada tidak secara eksplisit

mengajarkan untuk tidak memakan daging, dimana Theravadans

banyak yang menghindari makan daging karena kasih yang tulus untuk

kesejahteraan sesama makhluk hidup. Dengan kata lain, vegetarian

tidak secara eksplisit dibutuhkan untuk mengikuti ajaran agama

Buddha, sehingga pada pengikut Buddha secara umum memiliki faktor

risiko lebih kecil untuk menderita Ileus obstruktif.44

Kebiasaan memberikan makanan selain ASI kepada bayi

merupakan salah satu penyebab obstruksi usus pada bayi. Terjadi

obstruksi usus karena usus bayi belum mampu melakukan peristaltik

secara sempurna.45 Pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin

memberikan nasi palpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya terlebih

dahulu) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka

percaya bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik

untuk bayi. Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatra Barat, pada

usia sebulan bayi sudah diberi bubur tepung, bubur nasi, pisang dll. 46

Kebiasaan masyarakat ini menjadi faktor risiko yang tinggi untuk

terjadinya Ileus Obstruktif.

Universitas Sumatera Utara


3. Distribusi dan frekuensi menurut waktu dan tempat

Enam puluh persen kasus ileus obstruktif yang ditemukan di

Amerika Serikat, adhesi pada operasi ginekologik, appendektomi dan

reseksi kolorektal adalah penyebab terbanyak dari ileus obstruktif. 13

Berdasarkan data salah satu rumah sakit umum di Australia pada tahun

2001 hingga 2002, sekitar 6.5 orang per 10.000 populasi di Australia

diopname di rumah sakit karena ileus paralitik dan ileus obstruktif.

K. Pencegahan

Upaya pencegahan terhadap penyakit harus dilakukan sedini mungkin

baik pencegahan primordial, primer, sekunder dan tersier untuk mengurangi

angka morbiditas dan mortalitas.47 Demikian juga pada penyakit ileus

obstruktif, tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya

ileus obstruktif dan menghindari akibat fatal yang disebabkan ileus obstruktif.

1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial merupakan upaya pencegahan pada orang-

orang yang belum memiliki faktor risiko terhadap ileus obstruktif. Biasa

dilakukan dengan promosi kesehatan atau memberikan pendidikan

kesehatan yang berkaitan ileus obstruktif atau dengan melakukan

penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

masyarakat dalam menjaga kesehatannya oleh kemampuan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


2.11.2. Pencegahan Primer 33,47

Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya mempertahankan orang yang agar

tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan primer berarti

mencegah terjadinya ileus obstruktif. Upaya pencegahan ini dimaksudkan untuk

mengadakan pencegahan pada masyarakat. Pencegahan primer yang dilakukan antara

lain :

a. Bergaya hidup sehat dengan cara menjaga diri dan lingkungannya

b. Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan tubuh

c. Diet Serat

Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan

insidens timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan

bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran

pencernaan.

d. Untuk membantu mencegah kanker kolorektal, makan diet seimbang rendah lemak

dengan banyak sayur dan buah, tidak merokok, dan segera untuk skrining kanker

kolorektal setahun sekali setelah usia 50 tahun.

e. Untuk mencegah hernia, hindari angkat berat, yang meningkatkan tekanan di dalam

perut dan mungkin memaksa satu bagian dari usus untuk menonjol melalui daerah

rentan dinding perut Anda.

Universitas Sumatera Utara


2.11.3. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan terhadap ileus obstruktif adalah

dengan cara mendeteksi secara dini, dan mengadakan penatalaksanaan medik untuk

mengatasi akibat fatal ileus obstruktif.47

i. Cara mendeteksi secara dini ileus obstruktif

Cara mendeteksi secara dini ileus obstruktif adalah dengan melakukan

pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan adalah a.Pemeriksaan Fisik

Gambaran fisik pasien yang menderita ileus obstruktif bervariasi dan tergantung

kapan dilakukan pemeriksaan. Jika pemeriksaan dilakukan beberapa jam atau sehari

setelah mulainya obstruksi mekanik sederhana, maka akan terbukti beberapa gejala-

gejala ileus. Tetapi jika dibiarkan lewat beberapa hari, maka tanda tambahan akan

bermanifestasi. Alasan ini didasarkan atas respon patofisiologi terhadap ileus

obstruktif. Gambaran pertama dalam pemeriksaan pasien yang dicurigai menderita

ileus obstruktif merupakan adanya tanda generalisasi dehidrasi, yang mencakup

kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Karena lebih banyak cairan

disekuestrasi ke dalam lumen usus, maka bisa timbul demam, takikardia dan

penurunan tekanan dalam darah. Dalam pemeriksaan abdomen diperhatikan

kemunculan distensi, parut abdomen (yang menggambarkan perlekatan pasca bedah),

hernia dan massa abdomen. Pada pasien yang kurus bukti gelombang peristaltik

terlihat pada dinding abdomen dan dapat berkorelasi dengan nyeri kolik. Tanda

demikian menunjukkan obstruksi strangulata. Gambaran klasik dalam mekanik

sederhana adalah adanya episodik gemerincing logam bernada tinggi dan bergelora

Universitas Sumatera Utara


(rush) pada waktu penderita dalam kondisi tenang. Gelora tersebut bersamaan dengan

nyeri kolik. Pada obstruksi strangulata tidak ditemukan tanda ini.

Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan

pelvis. Apabila dalam pemeriksaan ini ditemukan tumor serta adanya feses di dalam

kubah rektum menggambarkan terjadinya obstruksi di proksimal. Jika darah

makroskopik ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa obstruksi

didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus. b.Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan sinar-X dan foto abdomen yang tegak dan berbaring sangat bermanfaat

dalam mendiagnosa ileus obstruktif. Jika penderita tidak dapat duduk selama 15

menit, maka posisi dekubitus lateral kiri dapat dilakukan untuk foto abdomen.

Adanya gelung usus yang terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola anak

tangga pada foto tegak menggambarkan bahwa penderita menderita ileus obstruktif.

Hal ini karena fakta bahwa udara biasanya tidak terlihat pada usus halus dan hanya

terbukti pada usus yang terdistensi. Informasi dari foto juga dikumpulkan sebagai

bahan diagnosa. Pada foto abdomen, gelung usus berbeda pada usus halus dan kolon.

Usus halus ditandai dengan posisinya yang berada di dalam abdomen sentral dan

adanya valvulae conniventes yang muncul sebagai garis yang melintasi keseluruhan

lebar lumen. Kolon teridentifikasi dengan posisinya di sekeliling abdomen dan

dibatasi oleh adanya tanda haustra yang hanya sebagian melintasi diameter lumen.

Pada obstruksi mekanik sederhana lanjut pada usus halus, tak ada gas yang terlihat di

dalam kolon. Obstruksi kolon dengan valva ileocaecalis kompeten, maka distensi gas

dalam kolon merupakan satu-satunya gambaran penting. Jika valva ileocaecalis

inkompeten, maka distensi usus halus dan kolon ada. Pada obstruksi strangulasi,

perjalanan klinik lebih cepat dan harus segera dilakukan pemeriksaan. Distensi usus

Universitas Sumatera Utara


(jika ada) pada obstruksi strangulasi lebih sedikit dibandingkan pada obstruksi

mekanis sederhana.27 c.Pemeriksaan Penunjang

c.1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) :

meningkat akibat dehidrasi

c.2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum

meningkat, Na+ dan Cl- rendah.

c.3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen

a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan valvula connives

melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar (distribusi perifer/bayangan haustra

tidak terlihat di seluruh lebar usus)

b. mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)

c.4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi barium sulfat

sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat dan penyebab

c.5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi untuk

menunjukkan tempat obstruksi.30

ii. Operasi

a. Usus halus

Operasi dapat dimulai setelah pasien telah diredidrasi kembali dan organorgan

vital telah dapat berfungsi dengan normal. Kalau obstruksi disebabkan karena hernia

skrotalis, maka daerah tersebut harus disayat. Perincian operatif tergantung pada

penyebab obstruksi. Perlengketan/ adhesi dilepaskan atau bagian yang mengalami

obstruksi dibuang, usus yang mengalami strangulasi harus dipotong.

b. Usus besar

Universitas Sumatera Utara


Pada usus besar, operasi terdiri dari proses sesostomi dekompresi atau hanya

kolostomi tranversal pada pasien yang sudah lanjut usia, pasien dengan obstruksi

terjadi di daerah sekum, maka bagian tersebut akan dipotong, biasanya disertai

anastomosis primer. Kanker pada kolon sebelah kiri dan anastomosis yang

mengakibatkan obstruksi pada pasien juga akan dipotong dan disertai anastomosis

juga.48

2.11.4. Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan tertier adalah untuk mengurangi ketidakmampuan, mencegah

kecacatan dan menghindari komplikasi yang dapat memperparah keadaan. 47 Tindakan

perawatan post operasi serta melakukan mobilitas/ambulasi sedini mungkin. 27

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai