Anda di halaman 1dari 4

Metalogeni dan Magmatisme Pulau Ambon dan

Haruku, Maluku Utara, Indonesia


Rum Yuniarni1
1
Pusat Survei Geologi, Badan Geologi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia

Abstrak. Daerah penelitian yang merupakan bagian dari Busur Banda Dalam telah terangkat
ratusan meter sejak Plio-Plistosen sebagai mana ditemukannya batugamping koral pada
ketinggian ratusan meter bersamaan dengan batuan gunungapi Ambon yang menutupi secara
langsung batuan ultramafik dan kemungkinan batuan granit. Batuan granit yang selalu
terdapat bersamaan dengan batuan oseanik (ofiolit) menandakan bahwa kedua batuan ini telah
berada di bawah laut sebelum Plio-Pleistosen dan kemudian terangkat bersama sampai
ketinggian ratusan meter, dan tidak ditemukan bukti bahwa granit mengintrusi batuan
ultramafik. Adanya bentuk retakan di beberapa permukaan granit menandakan pembekuan
granit berada dilingkungan media air. Tidak dijumpai batuan sedimen Pra-Tersier (Formasi
Kanikeh) selama penelitian sehingga diperlukan pemetaan rinci untuk merevisi kembali peta
geologi yang sudah ada. Pusat erupsi gunungapi sebagai penghasil rempah gunungapi (Batuan
Gunungapi Ambon) tidak ditemukan di daratan, besar kemungkinan terdapat di bawah laut.
Keberadaan pusat erupsi di laut ditandai dengan lingkungan pengendapan batuan gunungapi
ini di laut seperti adanya lava bantal di Tanjung Halat dan juga tertutup dan terbungkus oleh
batugamping koral seperti di Tanjung Latuhalat dan Pulau Haruku. Tingginya kandungan
biotit pada batuan volkanik yang juga pada granit yang tergolong batuan asam menandakan
bahwa sumber magma bersifat kalk- alkali - K-tinggi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
5 dan kemungkinan terdapat batuan kerak kontinental di daerah ini atau dibawah Pulau
Ambon dan Haruku. Alterasi dan mineralisasi telah dijumpai di beberapa tempat seperti Pulau
Haruku, Hitu (Sungai Moku, Sungai Wailoi, Sungai Wailuli, urat kuarsa di daerah Desa
Sirimau dan Seri), Leitimor (Air Besar dan STAIN). Prospek emas telah terbukti di daerah
penelitian sebagaimana keberadaan tambang rakyat berupa penggalian dan sumuran oleh
penduduk setempat di daerah Lehitu dengan hasil setengah gram per ton. Potensi mineralisasi
emas di Pulau Haruku ditandai dengan ditemukannya float di Sungai Waelapia dengan hasil
analisa yang cukup baik. Disamping itu masyarakat lokal telah melakukan penambangan
tradisionil.

Kata kunci: Busur Banda Dalam, alterasi, mineralisasi, Pulau Haruku

PENDAHULUAN sebagian besar daerah Hitu dan Leitimor,


dan sesi II bulan September - Oktober
Lokasi daerah penelitian terletak di 2014, meliputi Pulau Haruku, Leitimor
utara Laut Banda, Indonesia bagian timur, dan sedikit daerah Hitu.
secara administratif termasuk Kabupaten Pemetaan geologi daerah ini telah
Maluku Tengah, Propinsi Maluku yang dilakukan oleh Puslitbang Geologi pada
ber-ibukota di Masohi, Pulau Seram dan pertengahan tahun tujuh puluhan, hasilnya
atau secara geografis terletak antara adalah peta geologi sekala 1:250 000
koordinat 12755'-12835' BT dan 330"- berikut laporannya. Pulau Ambon
350' LS (Gambar 1). Penelitian didaerah (Leitimor dan Hitu) dan Haruku (Gambar
ini dilakukan dalam dua sesi yaitu pada 2) menempati lembar peta geologi Ambon
sesi I bulan Mei - Juni 2014 meliputi sekala 1:250 000 (Tjokrosapoetro dkk.,

Hal 1 dari 4
Kolokium Penelitian Pusat Survei Geologi 2015 r_yuniarni
1994). Batuan yang tersingkap di daerah dasit dan sedikit basal; matriksnya kadang-
ini berumur mulai dari Pra-Tersier sampai kadang tufan. Lava sering menunjukkan
Kuarter. Batuan tertua yang tersingkap di struktur aliran dan batal; seperti yang
Pulau Ambon dan Haruku adalah batuan terdapat di Tanjung Sial dan Tanjung
ultramafik dan mafik berumur Jura - Nusaniwe.
Kapur. Batuan lainnya adalah batuan
granit. Batuan ultramafik dan mafik terdiri
atas hazburgit, dunit, serpentinit dan
sedikit gabro dan diorit.

GAMBAR 2. Peta geologi daerah penelitian


(modifikasi dari Tjokrosapoetro dkk., 1994).
Secara Fisiografi terdiri atas 3 bagian yaitu
GAMBAR 1. Peta geografi Indonesia. Lokasi
Hitu (Pulau Ambon bagian utara), Leitimor
penelitian berada di Ambon.
(Pulau Ambon bagian selatan) dan Pulau
Haruku (sebelah timur).
Batuan ini biasanya bergabung dengan
peridotite. Batuan granit adalah granit
biotit berbutir kasar sampai sangat kasar, METODE
equigranular - inequigranular, mineralnya
berupa feldspar, kuarsa dan biotit. Batuan Analisa laboratorium yang dilakukan
ini selalu tersingkap berdekatan dengan dalam penelitian ini adalah analisis
batuan ultramafik. Formasi Kanikeh yang petrografi dari sayatan pipih batuan
keberadaannya masih kontroversial di dengan pengamatan menggunakan
Pulau Ambon yang mana sampai saat ini mikroskop, sedangkan analisis geokimia
belum dijumpai oleh peneliti sekarang. batuan untuk unsur utama memakai
Formasi ini sebagaimana diuraikan dalam metoda X-ray fluorosence, unsur minor
peta geologi terdahulu (Tjokrosapoetro dengan ICP-MS. Hasil analisa
dkk., 1993) tersusun oleh perselingan laboratorium untuk logam dasar dan emas
batupasir, serpih dan lanau, dengan sisipan menggunakan kimia basah AAS.
konglomerat dan batugamping.
Batuan Gunungapi Ambon terdiri dari HASIL PENELITIAN
lava, breksi gunungapi, breksi tuf dan tuf.
Lava andesit, umumnya vesikuler Batuan magmatis yang dijumpai di daerah
amigdaloidal diisi oleh kalsit, bersusun ini adalah batuan volkanik, plutonik dan
andesit, dasit dan basal. Andesit afanitik, ofiolit.
menunjukkan struktur aliran. Lava basal
bertekstur porfiritik dengan fenokris 1. Batuan Volkanik
plagioklas (labradorit) dan piroksen yang Batuan volkanik terdiri atas basalt,
tertanam didalam masa dasar gelas, andesit basalan, andesit, dasit dan riolit.
feldspar dan mikroklin olivin. Breksi tuf Hasil analisa kimia batuan volkanik ini di
dan tuf umumnya telah lapuk, plot dalam berbagai diagram
mengandung komponen andesit dan dasit.
Breksi gunungapi, umumnya kompak 2. Batuan ultramafik
sekali, mengandung komponen andesit,

Hal 2 dari 4
Kolokium Penelitian Pusat Survei Geologi 2015 r_yuniarni
Komplek ofiolit di daerah Ambon terletak di sepanjang pantai selatan daerah

Ag Cu Pb Zn Fe (% ) Mn Au
14BH04C - 13 330 27 0.82 89 0.049
14BH05A - 6 20 16 0.68 27 <0.001
14BH15A - 24 43 99 1.06 59 0.001
14BH31A - 40 37 37 0.72 181 <0.001
14BH32A - 75 103 126 3.65 90 <0.001
14BH40C - 14 49 11 1.16 51 0.030
14BH41C - 11 33 13 0.63 73 <0.001
14RY01A - 11 44 - 0.54 75 0.013
14RY06C - 7 14 16 0.82 116 0.658
14RY15B - 7 28 23 1.37 79 0.013
14RY16A - 11 34 20 1.34 17 0.006
14RY16B - 12 43 35 1.21 86 <0.001
14RY17B - 28 16 57 9.86 1503 0.003
13RY18B - 16 41 170 0.36 163 0.003
TABEL 1. Analisa logam dasar dan Au berdasarkan AAS. Unsur Fe dalam %, unsur lainnya
dalam ppm.

Leitimor dan ujung barat Hitu. Penelitian Haruku diperkirakan berkaitan dengan
batuan ofiolit ini dilakukan di daerah kegiatan magma berumur Pliosen yaitu
Srimau - Hutumuri, Eri. Seri dan Desa granit dan volkanik.
Allang. Pada umumnya batuan telah
mengalami pelapukan dan alterasi REFERENSI
sehingga sulit memperoleh contoh
permukaan yang segar untuk analisa 1. Audley-Charles, M.G.,D.J. Carter and A.J.
kimia. Sebanyak 10 contoh terpilih dibuat Barber, M.S. Norvick and
sayatan tipis dan dianalisis petrografi dan S.Tjokrosapoetro, 1981, Reintrepretantion
analisa geokimia of the geology of Seram : Implication for
the Banda Arcs and Northern Australia, in
3. Metalogeni A.J. Barber and S. Wiryosujono : The
Geology and Tectonics of Eastern
Keberadaan logam dasar dan emas di
Indonesia. GRDC Special Publ. 2, p 217-
daerah Hitu telah dijumpai di Desa 238.
Sirimau, Sungai Moku Desa Morela dan 2. Bemmelen, R.W. van, 1949, The Geology
Larike. Sedangkan di Leitimor terdapat of Indonesia, V. !A, The Hague, Martinus
daerah Air Besar Ambon dan STAIN. Nijhoff.
Mineralisasi logam dasar dan Au di Pulau 3. Hamilton, W., 1979. Tectonics of the
Haruku terdapat di Sungai Waelapia. Hasil Indonesian Region. U.S.G.S. Professional
analisa logam dasar dan Au berdasarkan Paper 1078, 345 pp.
AAS ditampilkan pada Tabel 1. Secara 4. Harahap, dkk, 2012. Peta Metalogeni
Indonesia Sekala 1 : 5000 000. Pusat Survei
keseluruhan sample ini megandung emas
Geologi Bandung
yang kandungannya bervariasi dari < 5. Kemp, G., Mogg, W. and Barraclough, R.
0.001 ppm sampai 0.658 ppm. Kandungan 1995. Exploration of the Mesozoic in the
Mn yang tinggi terdapat pada satu contoh Seram PSC, eastern Indonesia: recent
14RY17B mencapai 1503 ppm. developments in geological knowledge. In:
Keberadaan mineralisasi logam dasar dan Symposium and workshop on the Mesozoic
emas di daerah ini yaitu Leitimor, Hitu dan in the eastern part of Indonesia, Jakarta
March 21-22, 1995. Provisional.

Hal 3 dari 4
Kolokium Penelitian Pusat Survei Geologi 2015 r_yuniarni
6. O'Sullivan, T., Pegum, D. and Tarigan J.
1985. Seram oil search, past discoveries
and future oil potential. Indonesian
Petroleum Association, Proceedings 14th
annual convention, Jakarta, 1985 I, 3-20.
7. Priem, H.N.A., P.A.M. Andrieson,
N.A.I.M. Boelrijk, E.H. Hebeda, C.S.
Hutchison, E.A. Th. Verdumen and R.H.
Verschure, 1978, Isotopic evidence for a
Middle to Late Pliocene age of the
cordierite granite on Ambon, Indonesia :
Geol. Mijnbouw, 57, p. 441-443.
8. Tjokrosapoetro, S. and Budhitrisna, T.,
1982. Geology and tectonics of Northern
Banda Arc. Bulletin Geological Research
and Development Centre, Bandung 6, 1-17.

Hal 4 dari 4
Kolokium Penelitian Pusat Survei Geologi 2015 r_yuniarni

Anda mungkin juga menyukai