Kebutuhan Dasar Oksigen
Kebutuhan Dasar Oksigen
PEMBAHASAN
A. KEBUTUHAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah pemberian tambahan aliran gas oksigen lebih dari 20% pada tekanan/atm.
Sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam darah pada kondisi klien yang membutuhkan.
Oksigenasi adalah pemasangan oksigen yang diberikan pada pasien untuk mengatasi masalah
pernapasan. Misalnya pada penderita asma, bronkopneumonia, pasien tidak sadar , dan pasien
penyakit jantung.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau
bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.
C. PROSES OKSIGENASI
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan
tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin
rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil. Complience
merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan
CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons,
dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
b. Adanya kondisi jalan napas yang baik
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis.
2) Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru dan CO 2 di
kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu luasnya
permukaan paru, tebal membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli
dan interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan). Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli
masuk kedalam darah oleh karena tekanan O 2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan
O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).
3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan
CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel
darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.
D. JENIS PERNAPASAN
1) Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh,
sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya
oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui
trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan
diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa
oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100
mmHg.
2) Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan
cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses Semua hormon termasuk derivate
catecholamine dapat melebarkan saluran pernapasan.
E. PEMERIKSAAN FUNGSI PARU DENGAN ALAT SPIROMETRI
Respirasi (pernapasan atau ventilasi) sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi.
Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali permenit yang mengangkut
kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran
normal seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur
dengan alat berupa spirometer atau spirometri, sedang hasil rekamannya disebut dengan
spirogram.
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak
500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat bervariasi
tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal
secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli
yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya sebanyak 30% (150 ml) menetap di
ruang rugi (anatomic dead space).
Volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute volume of
respiration (MVR) atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini didapatkan dari hasil kali
antara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal permenit. Rata-rata MVR dari 500 ml
volume tidal sebanyak 12 kali pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.
Volume pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan
mengambil nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume cadangan
inspirasi (Inspiratory reserve volume) sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya,
sehingga volume tidal totalnya sebesar 3600 ml. Meskipun paru dalam keadaan kosong
setelah fase ekspirasi maksimal, akan tetapi sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara
sisa yang disebut dengan volume residu yang mempertahankan paru-paru dari keadaan
kollaps, besarnya volume residu sekitar 1200 ml.
Berikut cara pemeriksaan vital paru dengan alat spirometri:
1) Siapkan alat spirometri
2) Nyalakan alat terlebih dahulu dengan memencet tombol ON. Masukkan data seperti umur,
jenis kelamin, TB, BB.
3) Kemudian masukkan mouthpiece yang ada dalam alat spirometri kedalam mulutnya dan
tutuplah hidung dengan penjepit hidung.
4) Untuk mengatur pernapasan, bernapaslah terlebih dahulu dengan tenang sebelum melakukan
pemeriksaan.
5) Tekan tombol start jika sudah siap untuk memulai pengukuran.
6) Mulai dengan pernapasan tenang sampai timbul perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal
(tidak terputus). Bila dilakukan dengan benar maka akan keluar data dan kurva pada layar
monitor spirometri.
7) Kemudian ulangi pengukuran dengan melanjutkan inspirasi dalam dan ekspirasi maksimal.
8) Setelah selesai lepaskan mouthpiece, periksa data dan kurva kemudian dilanjutkan dengan
mencetak hasil rekaman (tekan tombol print pada alat spirometri).
Prosedur Kerja:
a) Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
b) Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
c) Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
d) Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti :
mammae, sternum dan ginjal.
Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar
pada dinding dada klien. Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan
turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian
dengan perkusi.
Prosedur Kerja:
a) Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di
drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan
ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
b) Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara
lambat lewat mulut atau pursed lips.
c) Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua
tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien
melakukan inspirasi.
d) Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-
paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik untuk melakukannya
yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari.
Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi
kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam.
b) Pemeriksaan fisik kardiopulmonal klien termasuk inspeksi , palpasi , perkusi dan auskultasi.
2) Diagnosa Kebidanan