Anda di halaman 1dari 1

Tanggapan Mengenai BAB I :

Di dalam BAB I harus ada penjelasan apa yang menjadi tolak ukur priorisasi mengenai
setiap penjelasan dari masa pra - kemerdekaan, masa kemerdekaan yang terbagi lagi menjadi
masa awal kemerdekaan, masa demokrasi liberal, masa orde lama dan masa orde baru.
Kemudian penjelasan mengenai pengertian hukum kepegawaian maupun ruang lingkup, karena
dalam setiap penjelasan ini ada beberapa hal yang tidak sesuai menurut kelompok kami. Pada
dasarnya secara umum aparatur negara itu menjadi alat pemerintah bukan alat negara,
seharusnya aparatur negara itu menjadi alat negara.

Undang undang yang mengatur soal birokrasi di Indonesia adalah Undang undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok pokok Kepegawaian yang telah dirubah dengan Undang
undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang pokok pokok kepegawaian (selanjutnya disebut UU Kepegawaian). Dalam Undang
undang, birokrasi identik dengan pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara. Pemisahan yang
tidak tegas anatara fungsi negara dan fungsi pemerintah sebenarnya dimulai dari konstitusi.
Kekuasan negara yang dipegang oleh eksekutif, dalam hal ini presiden. Padahal secara umum
pemerintah diselenggarakan oleh semua lembaga negara, yang menyelenggarakan fungsi
fungsi negara, termasuk didalamnya eksekutif, legislative, yudikatif dan lembaga negara lain.

Terlepas dari kelemahan konstitusi, kedudukan birokrasi semakin diperlemah oleh


Undang undang kepegawaian. Secara sengaja pegawai negeri sipil ditempatkan sebagai alat
pemerintah bukan alat negara. Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, aparatur negara
tunduk pada aturan pemerintah. Bagaimana mungkin apartur sipil negara dapat menjalankan roda
birokrasi secara netral jika kebijakan dan aturan yang digunakan tunduk serta patuh kepada
pemerintah. Kesalahan berikutnya adalah negara sering kali di identikkan dengan pemerintah.
Peran masyarakat tidak menjadi tolak ukur, ,melainkan cenderung menjadi objek
penyelenggaraan negara. Maka dari itu kita perlu mengatur hubungan hukum antara negara dan
aparatur sipil negara yang bersifat netral dan melindungi untuk ASN.

Selanjutnya Undang undang yang tidak menjadi alat nergara adalah Undang undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Pada pengaturan netralisasi terdapat pada
pasal 9 ayat (2) Undang undang Nomor 5 tahun 2014 yang menyatakan bahwa Aparatur Sipil
Negara harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Makna dari
ketentuan tersebut, bermakna imperative yang terlihat dari kata harus artinya pegawai ASN
mau tidak mau, suka tidak suka harus netral agar tidak terpengaruh dari intervensi suatu
golongan dan partai politik dengan cara tidak berpolitik secara praktis.

Anda mungkin juga menyukai