Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Konsep tentang adanya inti atom atau nuklir pertama kali di cetuskan oleh Rutherford
berdasarkan pada hasil percobaan yang telah dilakukannya. Dalam fisika muncul bidang studi
khusus yang mempelajari inti atom, bidang studi ini di sebut fisika nuklir. Setiap atom di
gambarkan sebagai bola yang terdiri atas kulit atom di bagian luar dan inti atom di tengah-
tengahnya. Pada bagian kulit atom terdapat electron-elektron bermuatan listrik negative(-) yang
bergerak mengelilingi inti. Partikel-partikel penyusun inti atom disebut nukleon yaitu proton dan
neutron.

Radioaktivitas adalah peristiwa saat inti atom suatu unsur berubah menjadi inti atom baru
yang terjadi secara spontan dan disertai pancaran atau sinar tertentu. Peristiwa ini dapat disebut
juga transformasi inti atau disintegrasi inti. Radioktivitas pertama kali ditemukan oleh fisikawan
Prancis yaitu Antonie Hendry Becquerel pada tahun 1896.

Sinar X merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV
sampai 1 MeV. Sinar X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal dengan elektron
pada kulit atom. Sinar X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm
C.Roentgen pada tanggal 8 November 1895.

Pada tahun 1898, Rutherford dan kawan-kawan mempelajari sifat-sifat sinar yang
dipancarkan oleh radioaktif. Mereka menemukan bahwa sinar (radiasi) tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis menurut kekuatan tembusnya. Jenis radiasi yang pertama
dapat menembus langsung selembar kertas. Jenis radiasi kedua dapat menembus 3 mm
Aluminium. Yang ketiga tembusan yang ekstrim, sinar ini dapat menembus beberapa cm Timah
dan masih bisa dideteksi pada bagian sebelahnya. Mereka menamakan tiga jenis radiasi ini
dengan nama, Alpha (), Beta (), dan Gamma (), yang merupakan tiga huruf pertama dalam
abjad Yunani.

Isotop adalah unsur-unsur dengan nomor atom sama (jumlah proton dan inti sama) tetapi
nomor massa nya berbeda, perbedaan nomor masa ini tidak lain karena perbedaan jumlah
neutron dalam inti atom misal atom uranium dapat membentuk 3 macam isotop yaitu : 92U233,
235 238
92U ,92U .

Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan unsur untuk meluruh hingga tersisa
setengahnya.Setiap unsur radioaktif memiliki waktu paruh tertentu, misalnya karbon-14
memiliki waktu paruh 5.730 tahun.

Detektor radiasi merupakan tranducer (sensor) yang dapat mengenali adanya radiasi
nuklir, baik alfa, beta, maupun gamma. Pendeteksian radiasi ionisasi di alam sekitar menjadi

1
sangat penting karena tubuh manusia tidak mampu mengindera kehadiran radiasi ionisasi.
Konsep dasar pendeteksian radiasi ionisasi didasarkan atas interaksi partikel radiasi dengan
materi penyusun detektor, sehingga terjadi ionisasi.

B.Tujuan Masalah
1.Memahami konsep inti atom dan radioaktivitas.
2.Mengetahui siapa saja yang menemuka konsep tersebut.
3.Memahami bagian-bagian dari inti atom dan radioaktivitas.
4.Mengetahui pemanfaatan dan bahaya radioaktif terhadap manusia.

C.Rumusan Masalah
1.Bagaimana konsep dari inti atom dan radioaktivitas?
2.Siapa saja yang menemukan konsep inti atom dan radioaktivitas?
3.Bagaimana proses aplikasi int atom dan radiaktivitas?
4.Apa saja manfaat dan bahaya dari radioaktivitas?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Inti Atom

Konsep tentang adanya inti atom atau nuklir pertama kali di cetuskan oleh Rutherford
berdasarkan pada hasil percobaan yang telah dilakukannya. Dalam fisika muncul bidang studi
khusus yang mempelajari inti atom, bidang studi ini di sebut fisika nuklir.

Gambar 2.1. Penemu inti atom, Rutherford

Setiap atom di gambarkan sebagai bola yang terdiri atas kulit atom di bagian luar dan inti
atom di tengah-tengahnya. Pada bagian kulit atom terdapat electron-elektron bermuatan listrik
negative(-) yang bergerak mengelilingi inti. Partikel-partikel penyusun inti atom disebut nukleon
yaitu proton dan neutron. Proton pertama kali ditemukan secara ekperimental oleh C.D.
Anderson pada tahun 1932, proton merupakan partikel bermuatan listrik positif (+). Sedang
neutron ditemukan oleh Chadwick pada tahun 1932, neutron merupakan partikel penyusun inti
yang tidak bermuatan listrik atau netral.

Lambang unsur :

A = nomor massa = jumlah nukleon (proton + neutron )

Z = nomor atom = jumlah proton = jumlah electron

N = jumlah neutron A Z

B.Radioaktivitas

Radioaktivitas dapat disebut juga dengan peluruhan radioaktif. Radioaktivitas adalah peristiwa
saat inti atom suatu unsur berubah menjadi inti atom baru yang terjadi secara spontan dan
disertai pancaran atau sinar tertentu. Peristiwa ini dapat disebut juga transformasi inti atau

3
disintegrasi inti. Radioktivitas pertama kali ditemukan oleh fisikawan Prancis yaitu Antonie
Hendry Becquerel pada tahun 1896. Pada saat itu beliau sedang mempelajari sifat-sifat
fosforisensi dan fluoresensi bahan-bahan. Fluoresensi adalah sifat dari bahan yang berpendar
ketika di sinari sedangkan fosforisensi adalah sifat dari bahan yang dapat perpendar terus
meskipun tidak di sinari. Beliau mendapatkan bahwa unsur-unsur uranium menunjukkan gejala
radiasi tertentu dengan daya tembus yang sangat kuat sama seperti daya tembus sinar X.

Karena belum cukupnya pengetahuan tentang gejala radiasi yang di timbulkan dari unsur
uranium tersebut maka Becquerel hanya menduga bahwa unsur itu menyimpan energy radiasi
matahari yang di terima sebelumnya. Untuk menguji dugaan itu maka Becquerel menaruh biji
uranium tersebut ke dalam kotak timah yang tertutup rapat dan menyimpannya dalam waktu
yang sangat lama. Dari hasil pengamatan biji uranium tersebut Becquerel mendapatkan biji
uranium tetap menunjukkan gejala radiasi meskipun tidak mendapat energi sinar matahari dalam
waktu yang cukup lama.

Dalam kesempatan lain Becquerel juga mendapatkan gejala radiasi yang di pancarkan biji
uranium ternyata mampu menghitamkan pelat film fotografi yang kebetulan di simpan
berdekatan dengan biji uranium tersebut. Salah satu hal penting dari hasil penelitian Becquerel
ini adalah bahwa radiasi sama sekali tidak bergantung pada senyawa kimia uranium. Becquerel
menyadari bahwa radiasi tidak berasal dari struktur kimia bahan, melainkan berasal dari uranium
itu sendiri.

Gejala pemancaran radiasi secara spontan dari uranium tersebut disebut radioaktivitas ,
sedangkan bahan yang dapat menunjukkan gejala radioaktivitas disebut bahan radioaktif. Jadi
bahan radioaktif adalah bahan yang dapat memancar kan sinar-sinar radioaktif secara spontan
karena peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam inti atom bahan itu .

Dengan di temukannya gejala radiasi dari uranium itu maka fenomena keradioaktifan suatu
bahan mulai dipelajari secara intensif oleh para peneliti. Pasangan suami istri ahli kimia
berkebangsaan Prancis Marie Curie (1867-1936) dan Pierre Curie (1859-1905) berhasil
menemukan dua unsur baru yang menunjukkan gejala-gejala yang sama seperti uranium tersebut,
kedua unsur baru tersebut dinamai Polonium (Po) dan Radium (Ra).

Radioaktivitas terbagi atas:


1.Radioaktivitas alam ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di dalam alam.
Radioaktivitas alam selalu ditemukan dengan elemen-elemen barat dalam tabel periodik.
2.Radioaktivitas buatan, dengan menggunakan teknik modern maka transmutasi buatan dari
elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktivitas pada elemen-elemen yang lebih ringan
daripada elemen-elemen radioaktivitas alam.

4
Gambar 2.2. Antonie Hendry Becquerel

C.Sinar-X

Sinar X merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV sampai 1
MeV. Sinar X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal dengan elektron pada
kulit atom. Sinar X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan jerman Wilhelm
C.Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Sinar X dapat memendarkan berbagai jenis bahan
kimia dan dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat di tembus oleh sinar tampak biasa
yang sudah dikenal pada saat itu. Sinar X juga merambat menempuh perjalanan lurus dan tidak
dibelokkan baik oleh medan listrik maupun medan magnet.

Kegunaan Sinar X

*Dalam bidang kesehatan

1. Sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa
melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam menyebutnya
dengan sebutan FOTO RONTGEN.

2. Sinar-X digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X
boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang.
Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah
dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan.

3. Sinar-X digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanker. Hal ini dikenal sebagai radioterapi.

5
*Dalam bidang penelitian ilmiah

Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom
dalam suatu bahan hablur.

*Dalam bidang penerbangan

Dalam penerbangan sinar X digunakan untuk mengetahui instrument pesawat yang mengalami
kerusakan. Hasil dari penggunaan sinar X ini memudahkan teknisi pesawat untuk melakukan
perawatan terhadap instrument pesawat yang mengalami kerusakan.

D.Sinar Alpha, Beta, dan Gamma

Pada tahun 1898, Rutherford dan kawan-kawan mempelajari sifat-sifat sinar yang dipancarkan
oleh radioaktif. Mereka menemukan bahwa sinar (radiasi) tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis menurut kekuatan tembusnya. Jenis radiasi yang pertama dapat menembus
langsung selembar kertas. Jenis radiasi kedua dapat menembus 3 mm Aluminium. Yang ketiga
adalah tembusan yang ekstrim, sinar ini dapat menembus beberapa cm Timah dan masih bisa
dideteksi pada bagian sebelahnya.

Mereka menamakan tiga jenis radiasi ini dengan nama, Alpha (), Beta (), dan Gamma
(), yang merupakan tiga huruf pertama dalam abjad Yunani. Masing-masing jenis sinar
ditemukan memiliki muatan yang berbeda dan dibelokkan dengan berbeda pula dalam medan
magnetik (seperti gambar berikut).

Gambar 2.3. Radiasi sinar Alpha (), Beta (), dan Gamma ().

Sinar dan yang membelok berlaw1anan arah dengan medan magnet sedangkan sinar
tidak berbelok sama sekali. Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sinar bermuatan positif,
sinar bermuatan negatif dan sinar bersifat netral. Sinar adalah energi foton yang sangat
tinggi yang memiliki energi lebih tinggi dari pada energi sinar X. Sinar adalah elektron-
elektron, identik dengan yang mengelilingi inti (tetapi sinar ini terjadi dari inti itu sendiri). Sinar

6
atau partikel adalah inti dari atom Helium, He, yang mengandung 2 proton dan 2 neutron
yang terikat secara bersama-sama.

Dan berikut adalah perbandingan daya tembus untuk ketiga partikel atau sinar Alpha,
Beta, dan Gamma.

Gambar 2.4. Daya tembus radiasi sinar , dan .

1.Sinar Alpha ()

Partikel memiliki muatan sebesar dua kali muatan proton dengan gerak yang relative lambat
sehingga menimbulkan ionisasi yang cukup besar (sekitar 105 pasang ion per cm udara pada
tekanan normal). Akibatnya energi akan berkurang dalam jarak yang pendek, sehingga hanya
mampu menembus, misalnya udara sejauh 5 cm.

Gambar 2.5. Partikel Alpha.

Partikel mempunyai dua proton dan dua netron sehingga inti induk yang meluruh
dengan memancarkan partikel akan menghasilkan inti baru dengan nomor atom berkurang
sebanyak dua dan nomor massa berkurang sebanyak empat dibandingkan inti induk. Hal ini akan
lebih jelas dengan memperhatikan reaksi berikut.

7
Pada reaksi tersebut inti X akan meluruh menjadi Y dengan memancarkan partikel .
Perhatikan jumlah muatan ruas kiri masih tetap sama dengan jumlah muatan pada ruas kanan,
begitu juga dengan jumlah nukleon.

2.Sinar Beta ()

Partikel dipancarkan oleh unsur yang mempunyai perbandingan jumlah netron lebih besar
dibandingkan dengan jumlah proton. Agar stabil, netron harus dikurangi dengan cara satu
netronnya berubah menjadi proton dan satu elektron. Proton hasil tetap berada pada intinya
sedangkan elektronnya akan dipancarkan sebagai partikel . Dengan demikian inti yang meluruh
menjadi inti lain nomor atomnya bertambah tetapi nomor massanya tetap. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan reaksi berikut.

Gambar 2.6. Partikel Beta.

Dalam reaksi di atas terlihat inti atom X meluruh menjadi Y dengan memancarkan
partikel . Perlu diketahui bahwa elektron yang dipancarkan pada peluruhan sinar ini bukan
elektron yang berasal dari kulit (orbital) atom melainkan elektron yang diciptakan di dalam inti
itu sendiri. Seperti halnya pada pemancaran , jumlah nomor atom dan jumlah nukleon pada ruas
kiri harus sama dengan ruas kanan.

Pertikel mudah dideteksi karena lintasan yang melingkar jika melewati suatu bahan dan
hanya tinggal sesaat pada suatu atom tunggal karena kecepatannya yang tinggi. Akibatnya,
ionisasi yang disebabkan oleh partikel ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan ionisasi karena
partikel (sekitar 103 pasangan ion tiap cm udara pada tekanan yang normal).

8
3.Sinar Gamma ()

Sinar merupakan radiasi elektromagnetik dengan energi yang sangat tinggi. Dibandingkan
dengan partikel dan , sinar sedikit sekali menimbulkan ionisasi dan memiliki daya penetrasi
yang sangat besar (Lihat gambar di atas). Karena sinar tidak mempunyai nomor atom dan
nomor massa, maka inti induk yang memancarkan sinar tidak berubah nomor atom dan nomor
massanya.

Gambar 2.7. Partikel Gamma.

E.Isotop

Isotop adalah unsur-unsur dengan nomor atom sama (jumlah proton dan inti sama) tetapi nomor
massa nya berbeda, perbedaan nomor masa ini tidak lain karena perbedaan jumlah neutron dalam
inti atom misal atom uranium dapat membentuk 3 macam isotop yaitu : 92U233, 92U235,92U238.
Dalam masing-masing inti isotop tersebut terdapat 141, 143, dan 146 buah neutron, dan jumlah
proton dalam inti ketiga isotop tersebut sama yaitu 92. Sebagian besar unsur-unsur kimia yang
ada dialam ini dapat membentuk beberapa isotop namun isotop ini tidak dapat dibedakan secara
kimia karena mereka mempunyai struktur elektronik yang sama sehingga mengalami reaksi
kimia yang sama pula.

Perlu diketahui bahwa tidak semua isotop mempunyai kelimpahan yang sama dialam.
Dalam kasus isotop oksigen, 99,975% atom yang terbentuk secara alamiah adalah 16O. sementara
17
O dan 18O hanya terbentuk dialam dengan kelimpahan 0,037% dan 0,204%.

Sebagian besar unsur kimia dialam ini terdapat dalam dua atau lebih isotop dan hanya 20
unsur kimia yang memiliki satu isotop saja seperti Alumunium (Al), Cobalt (Co), dan Emas (Eu).
Namun ada juga yang memiliki unsur isotop yang sangat banyak misalnya Timah (Sn).

9
Dilihat dari sifat keradioaktifannya, kita dapat menemukan dua jenis isotop, yaitu isotop
yang tidak mampu memancarkan radiasi (tidak radioaktif) dan isotop yang mampu memancarkan
radiasi ( bersifat radioaktif). Isotop yang mampu memancarkan radiasi ini disebut isotop , jadi
istilah radioisotop tidak lain dari istilah pengganti untuk bahan radioaktif.

Untuk mengenal lebih banyak mengenai isotop, perlu juga dikemukakan sebaran isotop
dialam berdasarkan jumlah proton dan neutron dalam inti atom nya yaitu :

1. Unsur-unsur yang nomor atom nya ganjil, biasanya hanya mempunyai satu isotop stabil
sedang dengan nomor atom genap biasanya mempunyai lebih dari satu isotop stabil contohnya
adalah karbon, 6C12. Karbon memiliki nomor atom atau jumlah proton genap yaitu 6.

2. Unsur yang jumlah proton dan neutronya genap banyak terdapat dialam dan umumnya berapa
dikulit bumi contohnya 14Si28 .

3. Unsur dengan jumlah proton ganjil dan jumlah neutron genap atau sebaliknya terdapat dialam
dengan jumlah cukup.

4. Unsur-usur dengan jumlah proton maupun neutron ditemukan dialam dalam jumlah yang
sangat jarang. Contohnya Litium, 3Li6 dan Nitrogen 7N14 .

Selain istilah isotop, kita juga sering menemukan isoton dan isobar. Isoton adalah unsur-
unsur yang jumlah neutronnya sama tetapi nomor atomya berbeda sebagai contoh adalah 13Al27
dan 14Si28, jumlah neutron pada masing-masing unsur adalah 14 buah. Sedangkan yang disebut
isobar adalah unsur-unsur dengan nomor masa sama tetapi nomor atomnya berbeda sebagai
contoh adalah 14Si31 dan 15P31, masing-masing unsur memiliki masa 31.

F.Waktu Paruh

Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan unsur untuk meluruh hingga tersisa
setengahnya.Setiap unsur radioaktif memiliki waktu paruh tertentu, misalnya karbon-14
memiliki waktu paruh 5.730 tahun.

Sesuai definisi, ketika t = T= waktu paruh, maka N = N o, sehingga menurut persamaan


hukum peluruhan diperoleh bahwa:

No = Noe-T
= e-T
ln = ln e-T
ln = - T
0,693 = T, dengan demikian:

10
Dalam kaitannya dengan waktu paruh, jumlah inti yang tersisa pada waktu t dapat ditulis
sebagai berikut.

Gambar 2.8. Grafik jumlah inti N terhadap waktu t untuk unsur C-14

G.Detektor Radiasi

Detektor radiasi merupakan tranducer (sensor) yang dapat mengenali adanya radiasi nuklir, baik
alfa, beta, maupun gamma. Pendeteksian radiasi ionisasi di alam sekitar menjadi sangat penting
karena tubuh manusia tidak mampu mengindera kehadiran radiasi ionisasi. Konsep dasar
pendeteksian radiasi ionisasi didasarkan atas interaksi partikel radiasi dengan materi penyusun
detektor, sehingga terjadi ionisasi.

Pengetahuan tentang inti isotop radioaktif dapat diperoleh dengan menganalisa partikel-
partikel yang dipancarkan oleh inti tersebut. Analisa ini diantaranya digunakan untuk mengetahui
informasi jenis partikel radiasi, arah gerak, kecepatan, momentum, muatan, massa dan spin.
Dengan demikian, untuk mengetahui informasi tentang partikel radiasi diperlukan suatu
eksperimen menggunakan peralatan deteksi radiasi. Namun sayangnya semua informasi ini tidak
dapat diperoleh jika hanya menggunakan satu jenis peralatan deteksi.

Semua jenis peralatan deteksi partikel radiasi memiliki prinsip yang sangat mirip, yaitu
partikel radiasi memasuki detektor dan terjadilah interaksi antara partikel radiasi dengan material
detektor, sehingga terjadi proses eksitasi atau ionisasi molekul-molekul material detektor.
Apabila material detektor tersebut terbuat dari gas, maka interaksi antara semua partikel radiasi
alpha (), beta positif (+), beta negatif (-), gamma () dan netron dengan gas akan terjadi
proses ionisasi yang menghasilkan ion positif dan elektron. Dengan demikian, diperlukan teknik
untuk memisahkan dua jenis partikel tersebut dalam waktu yang sangat singkat, karena apabila
kedua jenis partikel ini tetap berdekatan maka mereka akan bergabung kembali sehingga tidak
menimbulkan sinyal listrik.

11
Pemilihan material detektor sangat bergantung pada jenis partikel radiasi yang akan
dideteksi serta tujuan yang ingin diperoleh dari pendeteksian. Partikel alpha () memiliki daya
tembus kecil, sehingga detektor untuk partikel radiasi alpha () memiliki ukuran sangat tipis.
Berdasarkan daya tembus partikel, maka biasanya detektor partikel beta () memiliki ketebalan
sekitar 0,1 mm - 1 mm sedangkan detektor gamma () memiliki ketebalan sekitar 5 cm.

1.Elektroskup

Elektroskup merupakan peralatan yang paling awal untuk mendeteksi ionisasi radiasi dari dua
buah kepingan emas tipis. Bahan radioaktif ditempatkan di dalam wadah electroscope
bermuatan. Radiasi yang dihasilkan oleh bahan radioaktif tersebut menyebabkan gas yang ada di
dalam electroscope tersebut terionisasi.

Muatan-muatan yang terkumpul pada kepingan itu menyebabkan kepingan itu menyatu
(converge). Laju konvergensi itu secara langsung sebanding dengan jumlah ionisasi dan juga
sebanding dengan jumlah radiasi.

2.Kamar Ionisasi

Kamar ionisasi tersusun atas sejumlah volume gas kecil pada tekanan atmosfer dalam kamar, I
dan di dalamnya terdapat dua elektroda, E dan E, dipertahankan pada beta potensial tinggi
menggunakan sumber tegangan, V.

Gambar 2.9. Kamar Ionisasi

Berkas radiasi masuk ke dalam chamber sehingga menyebabkan ionisasi. Ion yang
dihasilkan pada ionisasi itu dikumpulkan pada elektroda + dan - . Tegangan dijaga tetap tinggi,
sehingga tidak ada rekombinasi partikel.
a.Kamar Ionisasi untuk berkas partikel kontinue atau x-ray
b.Kamar Ionisasi dan rangkaian untuk deteksi berkas partikel tunggal
12
3.Pencacah Proporsional

Pencacah Proporsional merupakan bentuk modifikasi dari kamar ionisasi, perbedaannya terdapat
pada dua aspek.

I. Pada pencacah proporsional salah satu elektroda berupa silinder berlubang (hollow
cylinder), dan satu elektroda lagi berupa kawat di dalam silinder sepanjang sumbu
silinder itu.
II. Tegangan yang terpasang pada pencacah proporsional lebih besar daripada kamar
ionisasi. Ukuran pulsa akan meningkat sejalan dengan kenaikkan tegangan sampai
dengan batas tegangan tertentu. Ukuran pulsa berbanding langsung dengan jumlah
ionisasi primer partikel.

4. Detektor NaI(Tl)

Detektor NaI(Tl) merupakan detektor jenis sintilasi. Bahan sintilator berupa kristal tunggal
Natrium Iodida yang didopping dengan sedikit Tallium. Sinar gamma yang terdeteksi
berinteraksi dengan atom-atom bahan sintilator berupa interaksi efek fotolistrik, hamburan
Compton dan efek pembentukan pasangan. Elektron bebas hasil interaksi selanjutnya akan
mengalami proses ionisasi dan penetralan (excitasi).

Gambar 2.10. Detektor NaI(TI)

5.Detektor Isian Gas

Interaksi semua partikel radiasi dengan gas adalah proses ionisasi dan menimbulkan ion positif
dan elektron. Untuk memisahkan kedua jenis partikel yang berlainan tersebut digunakan medan
listrik yang ditimbulkan oleh dua buah elektroda yaitu anoda yang bermuatan listrik positif dan
katoda yang bermuatan listrik negatif.

13
Prinsip ionisasi gas oleh partikel radiasi dapat digunakan untuk mengembangkan detektor
radiasi. Detektor dengan prinsip ionisasi gas ini disebut detektor isian gas (gas-filled detector)
Bentuk fisik dari detektor isian gas terdiri dari tabung gas yang berisi gas yang akan terionisasi
oleh kehadiran pertikel radiasi. Gas yang biasa digunakan adalah gas mulia dengan campuran gas
poliatomik sebagai quench gas, tetapi ada juga yang hanya diisi dengan udara biasa dengan
tekanan sedikit lebih rendah dari pada tekanan udara diluar. Tutup silinder yang terletak di
bagian depan detektor terbuat dari material sejenis polimer tipis sedemikian sehingga partikel
alpha () dapat menembusnya. Selongsong silinder berfungsi sebagai katoda dan kawat yang
terletak di sumbu silinder dan terisolasi dengan dinding silinder sebagai anoda. Beda tegangan
(V) dipasangkan antara dinding silinder dengan anoda melalui hambatan (R).

H.Isotop Radioaktif
Isotop radioaktif atau radioisotop secara alami atau artifisial diciptakan dari isotop unsur kimia
yang memiliki inti yang sangat tidak stabil. Produk ini memancarkan sinar seperti sinar alpha,
beta dan gamma. Setelah inti terpecah, meluruh dan membentuk atom yang berbeda yang
memiliki jumlah proton yang berbeda. Ada banyak kegunaan dalam berbagai bidang seperti
kedokteran, penelitian, dll.

1.Penggunaan Isotop Radioaktif dalam Penelitian

Radionuklida yang dimasukkan untuk digunakan dalam pelayanan dan fasilitas penelitian untuk
mengembangkan produk baru dan juga digunakan dalam penelitian ilmiah. Berikut ini adalah
beberapa penggunaan isotop radioaktif :

-Pengobatan kanker baru dikembangkan menggunakan bahan radioaktif oleh para peneliti medis.
Dalam penelitian medis, asam amino dalam kultur sel diberi label dengan menggunakan isotop
radioaktif.

-Untuk menentukan usia fosil dan artefak, arkeolog menggunakan unsur radioaktif alami yang
disebut karbon-14. Proses ini disebut penanggalan radiometrik atau penanggalan karbon.

-Dalam penelitian lingkungan, sejumlah kecil bahan radioaktif yang digunakan untuk melacak
keberadaan dan pergerakan kontaminan kimia dalam tanah dan air.

-Dalam penelitian geologi, uranium yang merupakan isotop radioaktif yang terjadi secara alami
di bumi untuk mempelajari pergeseran benua dan menentukan usia pembentukan batuan.

-Peneliti pertanian menggunakan isotop radioaktif untuk mengembangkan tanaman tahan


penyakit, melakukan improvisasi pengendalian hama dan menghasilkan pupuk yang efektif.

14
Teknik lainnya adalah iradiasi makanan. Dalam metode ini makanan diperlakukan dengan sinar
gamma sehingga menjadi tahan lama. Sinar gamma dilewatkan melalui bahan makanan untuk
menunda pembusukan dan membasmi keberadaan mikroorganisme penyebab penyakit. Hasil
akhir untuk ini makanan yang masih segar untuk jangka waktu yang lama dan juga lebih aman.

2.Penggunaan Isotop Radioaktif dalam bidang Kedokteran

Dengan kemajuan teknologi kedokteran, banyak metode pengobatan baru yang dibuat untuk
mengatasi berbagai masalah. Para peneliti sedang mencoba berbagai cara untuk mengekang dan
mengobati gangguan yang mengancam jiwa. Sebuah inklusi baru-baru ini adalah penggunaan
obat isotop. Inti radioaktif telah mendapatkan popularitas dalam beberapa kali, dengan
penggunaan isotop. Penggunaan zat ini dimulai pada awal 1930 untuk prosedur diagnostik dalam
kedokteran. Disebutkan di bawah ini adalah beberapa penggunaan teknologi modern ini di
bidang kedokteran.

Setelah penemuan kamera kilat gamma oleh Hal Anger, seorang insinyur Amerika pada
1950-an, mendiagnosis cedera jauh di dalam tubuh menjadi relatif mudah.
Dalam kedokteran nuklir, radiasi yang dipancarkan oleh unsur-unsur radioaktif digunakan untuk
memberikan pencitraan berkualitas tinggi dari tulang dan organ lembut seperti jantung, hati,
tiroid, dll. Hal ini juga digunakan untuk memeriksa fungsi organ-organ dalam tubuh.

Technetium-99 merupakan salah satu isotop yang paling umum digunakan di rumah sakit.
Radioisotop ini digunakan untuk mendeteksi, mendiagnosa dan mengobati masalah tiroid seperti
gondok.

Penggunaan lain radioisotop dalam nuklir magnetic resonance imaging (NMRI), di mana
struktur tubuh internal dan fungsinya dapat divisualisasikan. Setiap bagian yang sakit di salah
satu organ internal dapat dengan mudah didiagnosis dengan menggunakan metode ini.

3.Penggunaan Isotop Radioaktif dalam berbagai bidang

Hal ini juga digunakan dalam pemetaan otak untuk mendeteksi keberadaan tumor atau
gumpalan. Perawatan terkenal adalah PET scan atau pemindaian positron emission tomography,
di mana aktivitas metabolik jaringan dapat dipantau.

Sebuah pelacak yang dikenal sebagai fludeoxyglucose (FDG), mirip dengan glukosa tapi
dibubuhi fluor-18, isotop radioaktif, diberikan dalam tubuh yang membantu dalam mengamati
aktivitas dalam jaringan. Fosfor-32 dan -33 digunakan untuk label unit dasar DNA atau
nukleotida.

15
Sodium-22 dan klorida-36 digunakan untuk mempelajari transportasi ion dalam tubuh.
PET scan bersama dengan CT scan memberikan informasi penting tentang berbagai jenis
penyakit, demensia untuk kanker dan juga memberikan diagnosis 30% lebih baik.

Terapi Radionuklida atau RNT adalah terapi diagnostik di mana pertumbuhan sel kanker
dikendalikan dan sel-sel bahkan dihapus menggunakan radiasi. Sel sumsum tulang yang rusak
dieliminasi menggunakan dosis mematikan radiasi, sebelum mengganti sel-sel yang sakit dengan
sel-sel sehat. Untuk mengobati leukemia dan memberikan bantuan kepada rasa sakit yang
disebabkan karena itu, samarium-153 dan stronium-89 digunakan. Metode ini disebut
kemoterapi, yang membantu dalam mengobati kanker.

Banyak penggunaan isotop radioaktif telah menjadi anugerah bagi ilmu pengetahuan modern.
Karena isotop radioaktif sangat tidak stabil, harus sangat hati-hati ketika diambil untuk
menggunakan mereka.

Pemanfaatan Radioaktif

Sebagai perunut, radioisotop ditambahkan ke dalam suatu sistem untuk mempelajari sistem itu,
baik sistem fisika, kimia maupun sistem biologi. Oleh karena radioisotop mempunyai sifat kimia
yang sama seperti isotop stabilnya, sehingga radioisotop dapat digunakan untuk menandai suatu
senyawa sehingga perpindahan perubahan senyawa itu dapat dipantau. Zat radioaktif
(radioisotop) dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang berikut :

1.Bidang Kedokteran

Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di
dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh, sinar X untuk
penghancur tumor serta untuk foto tulang. Berdasarkan radiasinya penggunaan radioaktif
dibedakan menjadi beberapa macam antara lain :

A.Sterilisasi Radiasi

Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk
sterilisasi alat-alat kedokteran. Sterilisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan
jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
1.Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.
2.Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.

3.Karena dikemas terlebih dahulu, kemudian disetrilkan, maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu
disterilkan terlebih dahulu, kemudian dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.

16
B.Terapi Tumor atau Kanker

Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal
maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi, tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif
(lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.

C.Penentuan Kerapatan Tulang dengan Bone Densitometer

Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma
atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang
diperiksa, maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan
dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat Bone Densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat untuk membantu mendiagnosis kekeroposan tulang (Osteoporosis) yang sering
menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda
(Bonnick, 1989 : 161).

D.Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)

Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi
telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika maju
dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat
dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi
terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dengan
tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi
bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan
radiasi dengan dosis yang tepat pada target.
Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda
pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife).
Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah
konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu
membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan diluar target (Bonnick, 1989 :
161).

E.Teknik Pengaktivan Neutron

Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama untuk
unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se,
Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini
terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi (Bonnick, 1989 : 161).

Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu
industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop

17
yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan
sumber tertutup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat dipergunakan lagi, maka
sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran,radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film
sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan strukturl ainnya, sehingga
didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak
diinginkan.Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut.
Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang mendekati
ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini memiliki waktu
paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang
secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari
jenis peluruhan eletkron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga
dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam bentuk
carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat membentuk
ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah
diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling). Contoh radioisotop
dalam bidang kedokteran adalah sebagai berikut :

a. I-131 terapi penyembuhan kanker tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan
otak,
b. Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung,
c. Tc-99 & Ti-201 mendeteksi kerusakan jantung,
d. Na-24 mendeteksi gangguan peredaran darah,
e. Xe-133 mendeteksi penyakit paru-paru,
f. P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit Polycythemia rubavera,
g. Fe-59 mempelajari pembentukan sel darah merah,
h. Cr-51 mendeteksi kerusakan limpa,
i. Se-75 mendeteksi kerusakan Pankreas,
j. Tc-99 mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru,
k. Ga-67 memeriksa kerusakan getah bening,
l. C-14 mendeteksi diabetes dan anemia,
m. Co-60 membunuh sel-sel kanker.

2. Bidang Hidrologi
Selain dalam bidang kedokteran, radioisotop juga kerap digunakan dalam bidang hidrologi antara
lain :

A. Untuk Menguji Kecepatan Aliran Sungai atau Aliran Lumpur

18
Radioisotop ini dapat digunakan untuk mengukur debit air. Biasanya, radioisotop
natrium-24 (Na-24) digunakan dalam bentuk garam NaCl. Dalam penggunaannya, garam ini
dilarutkan ke dalam air atau lumpur yang akan diteliti debitnya. Pada tempat atau jarak tertentu,
intensitas radiasi diperiksa, sehingga rentang waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak
tersebut dapat diketahui (Wardhana, 1994 : 38).

B. Untuk Mendeteksi Kebocoran pada Pipa Bawah Tanah

Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa-pipa yang ditanam di bawah tanah, biasanya
digunakan radioisotop Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3. Radioisotop Na-24 ini
dapat memancarkan sinar gamma yang bisa dideteksi dengan menggunakan alat pencacah
radioaktif Geiger Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung
radioisotop Na-24 dilarutkan kedalam air. Kemudian, permukaan tanah di atas pipa air diperiksa
dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran.
Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan
rangka pesawat (Wardhana, 1994 : 38).

3. Bidang Biologis
Dalam bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14( C-14) atau oksigen-18 (O-18). Keduanya dapat
digunakan untuk mengetahui asal-usul atom oksigen (dari CO2 atau dari H2O) yang akan
membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis (Wardhana,
1994 : 38).

Kegunaan lain radioisotop dalam bidang biologi, sebagai berikut :

a. Mempelajari proses penyerapan air serta sirkulasinya didalam batang tumbuhan.


b. Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap
perkembangan tumbuhan.
c. Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya mendapatkan bibit unggul.
d. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
e. Mempelajari reaksi pengeseran.

4. Bidang Pertanian
Aplikasi radioisotop di bidang pertanian tidak kalah menariknya. Radioisotop dapat digunakan
untuk merunut gerakan pupuk di sekitar tanaman setelah ditabur. Gerakan pupuk jenis fosfat,
dari tanah sampai ke dalam tumbuhan dapat ditelusuri dengan mencampurkan radioisotop fosfor-
32 (P-32) ke dalam senyawa fosfat di dalam pupuk. Dengan cara ini dapat diketahui pola
penyebaran pupuk dan efektifitas pemupukan.

A.Pemberantasan Hama Dengan Teknik Jantan Mandul

19
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan
hama kubis dalam jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga
jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan
akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil
perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu
dan akan mengurangi populasi (Wardhana, 1994 : 38).

B.Pemuliaan Tanaman

Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari
dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang
sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditanam berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari proses
mutasi ini diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang menguntungkan, misalnya
tanaman padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain itu,
radioisotop juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk-produk pertanian.

C.Penyimpanan Makanan

Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan
bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan
tersebut di simpan, diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan
demikian dapat disimpan lebih lama.

D.Pemupukan
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan nitrogen-15 (N-15).
Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah. Jika pencacah tidak mendeteksi
lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah
pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini akan diketahui jangka waktu
pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman.

5.Bidang Industri
Saat ini radioaktif digunakan oleh industri. Misalnya industri pupuk, atau bahkan digunakan oleh
perusahaan yang mencari sumber sumber baru minyak bumi yang adadi perut bumi.

A.Pemeriksaan Tanpa Merusak.

Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las,
yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Teknik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan
yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar

20
yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga
didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.

B.Mengontrol Ketebalan Bahan

Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol
dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan
bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat
penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, makain tensitas radiasi yang diterima detektor akan
berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.
1) , misalnya pada pengawetan rempah-rempah, seperti merica, ketumbar dan kemiri.
2) Menghambat pertunasan, misalnya untuk pengawetan tanaman yang berkembang biak
dengan pembentukkan tunas, seperti kentang, bawang merah, jahe dan kunyit.
3) Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil.
4) Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.

C.Pengawetan Bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni
dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena mengubah struktur serat
sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga
dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama. Radiasi sinar
gamma dapat dilakukan pada pengawetan makanan melalui dua cara, yaitu :
1) Membasmi mikroorganismepipa pengiriman gas maupun cairan dapat dideteksi
menggunakan radioisotop. Zat yang sama atau memiliki sifat yang sama dengan zat
yang dikirim diikut sertakan dalam pengiriman setelah ditandai dengan radioisotop.
Keberadaan radioisotop di luar jalur menunjukkan terjadinya kebocoran. Keberadaan
radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak dengan cepat, sehingga pipa
transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan ribuan km dapat
dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat. Radioisotop dapat digunakan pula
untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini
biasanya digunakan radioisotop dari jenis gas mulia yang inert (sulit bereaksi), misalnya
Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41), agar tidak mempengaruhi zat atau proses
kimia yang terjadi di dalamnya. Di Pusat Radioisotop dan Radiofarmka BATAN telah
berhasil dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk KBr untuk perunut
cairan berbasis air dan Brom-82 dalam bentuk dibromo benzena untuk perunut cairan
organik. Selain itu juga radioisotop juga digunakan utuk pemeriksaan tanpa merusak,
contoh : memeriksa cacat pada logam, mengontrol ketebalan bahan (kertas film, lempeng
logam), pengawetan bahan (kayu dan barang-barang seni), meningkatkan mutu tekstil
(mengubah struktur serat tekstil) dan untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada
mesin selama mesin bekerja.
2) Sebagai sumber tenaga listrik untuk PLTN.
21
3) Untuk keperluan radio labeling dan marker, misal pada reaksi kimia dan biokimia.
4) Untuk radio tracer, pada proses pemetaansungai bawah tanah, kebocoran pipa bawah
tanah, dll.
5) Untuk deteksi tubuh dengan sinar ronsen, CT scan, dll.
6) Untuk keperluan radiasi pada proses penemuan bibit tanaman baru, sintesis bahan baru,
dll.
7) Untuk sterilisasi keperluan peralatan medis, dll.
8) Untuk deteksi umur fosil atau benda sejarah.
9) Untuk senjata bom nuklir.
10) Reaksi inti mengahsilkan energi yang sangat besar. Pada pembangkit tenaga nuklir
(PLTN), energi inti digunakan untuk memanaskan air sehingga terbentuk uap. Kemudian,
uap ini digunakan untuk mengerakkan turbin. Peregerakan turbin merupakan energi
mekanik yang dapat memberi kemampuan generator untuk mengubah energi mekanik
tersebut menjadi energi listrik. Pada PLTN, reaksi inti berlangsung terkendali di dalam
suatu reaktor nuklir.
11) Radioaktif sebagai perunut.
12) Sebagai perunut.

6.Bidang Arkeologi
Radioisotop memiliki peran yang masih sulit digantikan oleh metode lain. Radioisotop berperan
dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop
karbon-14. Ketika makhluk hidup masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan
konstan, sama dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena pengaruh sinar
kosmis pada sekitar 14 dpm (disintegrations per minute) dalam 1 gram karbon.
Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam siklus karbon di alam.
Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam siklus karbon di alam.
Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki waktu paro 5730 tahun mengalami
peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil dapat diketahui dari kandungan karbon-14 di
dalamnya. Jika kandungan tinggal separuhnya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730
tahun.

22
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Setiap atom di gambarkan sebagai bola yang terdiri atas kulit atom di bagian luar dan inti atom
di tengah-tengahnya. Pada bagian kulit atom terdapat electron-elektron bermuatan listrik
negative(-) yang bergerak mengelilingi inti. Partikel-partikel penyusun inti atom disebut nukleon
yaitu proton dan neutron. Radioaktif merupakan kumpulan beberapa tipe partikel subatom yang
disebut sinar gamma, neutron, elektron, dan partikel alpha
Sinar X merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV
sampai 1 MeV. Sinar X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal dengan elektron
pada kulit atom.
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran yaitu untuk
mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting antara lain tumor ganas.
Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas
manusia dalam berbagai bidang kehidupan.
Isotop adalah unsur-unsur dengan nomor atom sama (jumlah proton dan inti sama) tetapi
nomor massa nya berbeda. Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan unsur untuk meluruh
hingga tersisa setengahnya
Detektor radiasi merupakan tranducer (sensor) yang dapat mengenali adanya radiasi
nuklir, baik alfa, beta, maupun gamma. Pendeteksian radiasi ionisasi di alam sekitar menjadi
sangat penting karena tubuh manusia tidak mampu mengindera kehadiran radiasi ionisasi.
Konsep dasar pendeteksian radiasi ionisasi didasarkan atas interaksi partikel radiasi dengan
materi penyusun detektor, sehingga terjadi ionisasi.

B.KRITIK DAN SARAN


Demikianlah makalah ini kami susun dengan semampunya, semoga dengan makalah ini bisa
membantu proses belajar mengajar. Jika terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini kami
mohon maaf. Kami meminta kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

23
Drs. Akhadi, Mukhlis. 2000. Dasar-dasar Proteksi Radiasi: jakarata: penerbit Radika Radiasi.
Gautreau, Ronald, Ph.D.. 2006. Fisika Modern Edisi Kedua: Jakarta: penerbit erlangga.
Hasanah, Risdiani. Isnaini, Syafiah. 2012. Fisika: Klaten: PT. Intan Pariwara.
Supardi, Bibit, Spd.. 2004. Fisika Modern Astronomi: Jakarta: penerbit Erlangga.
Supardianinggsih. 2013. Detik-detik Ujian Nasional Fisika. Klaten: PT. Intan Pariwara.

24

Anda mungkin juga menyukai