Anda di halaman 1dari 57

BAGIAN I LAPORAN KEUANGAN

A. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (APBD)

1.1Pengertian

Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ) merupakan salah

satu komponen laporan keuangan pemerintah yang

menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran

entitas pelapor secara tersandinguntuk satu periode

tertentu.Penyandingan antara anggaran dan realisasi

menunjukan tingkat capaian target-target yang telah

disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Informasi tersebut

berguna bagi para pengguna anggaran dalam

mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-

sumber daya ekonomi , akuntabilitas, dan ketaatan

entitas pelaporan terhadap anggaran. Berhubung

anggaran akan disandingkan dengan realisasinya maka

dalam penyusunan APBD seharusnya digunakan

struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang

digunakan dalam pelaporannya.

1.2. Ruang Lingkup

APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja,

dan pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan

kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar

1
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi

hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh

pemerintah.Belanja adalah semua pengeluaran kas umum daerah

yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaranbersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya

kembali oleh pemerintah.

Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu

dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterima

kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-

tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah

terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan

surflus anggaran.Pendapatan dipungut berdasarkan Undang-

Undang. Oleh karena itu jenis pendapatan yang dpungut dan / atau

diterima oleh Pemerintah Daerahharus sesuai dengan undang-

undang.Belanja mencakup seluruh jenis belanja sebagaiman diatur

dalam peraturan perundang-undangan.Pembiayaan mencakup

seluruh transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran

pembiayaan.Anggaran pemerintah daerah dituangkan dalam bentuk

APBD, yang merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan

pemerintah,meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan

pembiayaan selama satu periode tertentu.

Anggaran diukur dalam satuan rupiah. Anggaran

diklasifikasikan secara sistematis sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Anggaran belanja yang dituangkan dalam

Perda APBD disebut sebagai appropiasi, yaitu merupakan anggaran

yang disetujui oleh DPRD yang merupakan mandat yang diberikan

kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-

Laporan Keuangan Puskesmas......... 2


pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Sedangkann anggaran

pendapatandalam Perda APBD disebut Estimasi Pendapatan.

Berdasarkan APBD selanjutnya disiapkan peraturan kepala

daerahtentang penjabaran APBD. Anggaran yang dialokasikan

kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Pengguna

Anggaran dituangkan ke dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan

Anggaran).Anggaran pendapatan SKPD pada DPA disebut Estimasi

Pendapatan yang dialokasikan.Anggaran Belanja dalam DPA

disebut Allotment. Dengan demikian, LRA SKPD membandingkan

antara realisasi terhadap alokasi anggaran dalam satu DPA

SKPDyang bersangkutan,sedangkan untuk LRA ditingkat

pemerintah daerah realisasi anggarandibandingkan dengan

estimasi pendapatan dan appropriasi yang tertuang dalam APBD.

1.3. Sruktur Anggaran

Anggaran terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran

belanja,dan anggaran pembiayaan. Struktur anggaran tersebut

secara garis besar adalah sebagai berikut :

a) Pendapatan
b) Belanja
c) Surplus/Defisit
d) Pembiayaan
e) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

a. Pendapatan

Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah,

Pendapatan Transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah.

1. Pendapatan Asli Daerah merupakan pajak yang dihasilkan

daerah itu sendiri, terdiri dari : Pendapatan Pajak Daerah,

Laporan Keuangan Puskesmas......... 3


pendapatan retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan, dan PAD lain-lain.

2. Pendapatan Transfer merupakan pendapatan yang berasal

dari entitas pelaporan lain, seperti Pemerintah Pusat atau

daerah otonom lain dalam rangka perimbangan keuangan.

3. Lai-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lainnya

yang diperkenankan menurut peraturan perundang-

undangan misalnya hibah dan dana darurat.

b. Belanja
Belanja diklasifikasikan menurut organisasi , fungsi dan

ekonomi. Klasifikasi menurut organisasi artinya anggaran

dialokasikan ke organisasi sesuai dengan struktur organisasi

pemerintah daerah yang bersangkutan.Klasifikasi organisasi

ini tidak disajikan dilembar muka laporan keungan, melainkan

disajikan di catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan karakter belanja dikelompokan menjadi belanja

operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga.

Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk sehari-

hari pemerintah daerah yang memberi manfaat dalam jangk

waktu pendek.

Belanja modal adalah pengeluaran anggaranuntuk perolehan

aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat

lebih,satu,periode,akuntansi,,seperti,tanah,,gedun,dan,bangu

nan,peralatan dan mesin, dll.

Belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk

kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan

berulang seperti bencana alam.


Laporan Keuangan Puskesmas......... 4
c. Transfer

Transfer yang dimaksud adalah transfer keluar yaitu

pengeluaranuang dari suatu entitas pelaporan ke entitas

pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan dan

dana bagi hasil.

d. Surplus/ Defisit

Surplus / Defisit timbul sehubungan dengan penggunaan

anggaran defisit, dimana jumlah pendapatan tidak dama

dengan jumlah belanja. Surplus adalah selisih lebih antara

pendapatan dan belanja selama satu periode pelapora. Defisit

adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama

periode pelaporan.

e. Pembiayaan ( Financing)

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan

pemerintah,baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu

dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam

pengganggaran pemerintah terutama dimakdudkan

untukmenutup defisitatau memanfaatkan surplus anggaran.

f. Pembiayaan Neto

Pembiayaan Neto adalah selisih antara penerimaan

pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan.

g. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

Laporan Keuangan Puskesmas......... 5


SILPA merupakan selisih antara penerimaan anggaran

dikurangi dengan pengeluaran anggaran.Dengan kata lain

jumlah ini diperoleh dengan menjumlahkan surplus/defisit

dengan pembiayaan neto.

2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN (APBN)

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya melalui

upaya kesehatan promotif dan prepentif perlu menetapkan Bantuan

Operasional Kesehatan(BOK) di Puskesmas dan jaringannya sesuai

dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 210 tahun

2011 tentang petunjuk teknis bantuan Operasional Kesehatan. Pada

pasal 1 penyelenggaraan Bantuan Operasional Kesehatan dalam rangka

1. Meningkatkan akses dan pemerataan kesehatan masyarakat melalui

kegiatan promotif dan prepentif puskesmas untuk mewujudkan

pencapian target Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehtan dan

Millenium Development Goals (MDGS).


2. Meningkatkan cakupan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan yang

bersipat Promotif dan prepentif.


3. Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan kesehatan yang

bersifat promotif dan prepentif bagi perencanaa masyarakat


4. Terselenggaranya proses loka karya Mini di Puskesmas dalam

pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

B. NERACA

Laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode

akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada

akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset,

Laporan Keuangan Puskesmas......... 6


liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan

akuntansi berikut:

aset = liabilitas + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber

kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan

entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan,

caturwulanan, atau tahunan).

C. LAPORAN ARUS KAS

Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan

pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan

kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau

penurunan bersih dalam kas suatu,perusahaan,selama,satu,periode.

Menurut PSAK No.2 (2002:5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar

kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang

kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka


membelanjakannya.Laporan arus kas merupakan ringkasan dari

penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu

(biasanya satu tahun buku).

Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam

aliran/arus,kas,yaitu:

Laporan Keuangan Puskesmas......... 7


1.Cash,inflow

Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas).

Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:

a. Hasil,penjualan,produk/jasa,perusahaan.
b. ,Penagihan,piutang,dari,penjualan,kredit
c. Penjualan,aktiva,tetap,yang,ada.
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham,bila
perseroan,terbatas.
e. Pinjaman/hutang,dari,pihak,lain.
f. Penerimaan,sewa,dan,pendapatan,lain.

2.Cash,out,flow

Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang

mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow)

terdiri dari :
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung

dan,biaya,pabrik,lain-lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c. Pembelianaktivatetap.
d. Pembayaran,hutang-hutang,perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran,lain-lain.

Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang

penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode

tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada

kegiatan operasi, investasi dan,pendanaan.

Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus

kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas

operasi, investasi, dan pendanaan.

Aktivitas,Operasi

Laporan Keuangan Puskesmas......... 8


Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi

utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi

laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan

laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk

kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan.

Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas

pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi

meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta

pembayaran,bunga,dan,pajak.

Aktivitas,Investasi

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka

panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya.

Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau

peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa

pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari

perusahaan,lain.

Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar

pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di

neraea. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi

karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan

pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada

laporan,arus,kas.

Aktivitas,Pendanaan

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor

dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan

Laporan Keuangan Puskesmas......... 9


kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham,

peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman

obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap

pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan.

Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok

pinjaman.

D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) meliputi penjelasan atau daftar

terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas

Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan

dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-

pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas

laporan keuangan.

1. Kebijakann Akuntansi

Entitas Pelaporan Keuangan Daerah

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu

atau lebihentitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan wajibmenyampaikan Laporan pertanggungjawaban

berupa laporan keuangan.

Entitas pelaporan dalam hal ini adalah DinasPendapatan dan Pengelolaan

Keuangan yang mempunyai kewajiban menyusun

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai bentuk

pertanggungjawabanpelaksanaan APBD. Sedangkan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) adalahentitas akuntansi yang

berkewajiban menyusun laporan keuangan atas

Laporan Keuangan Puskesmas......... 10


pertangungjawaban pelaksanaan APBD di SKPD selaku

PenggunaAnggaran/Pengguna Barang.

1.1. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan

Tahunan

Puskesmas menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi

Anggaran yaitu untuk pengakuan pendapatan, belanja dan

pembiayaan serta basis aktual untuk Neraca yang terdiri dari aset,

kewajiban dan ekuitas dana.

1.2. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan

a. Pendapatan

Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum

Daerah.

b. Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas

Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran

berupa Uang Persediaan, Pengakuan Belanja terjadi pada saat


pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh fungsi

Perbendaharaan denganditerbitkannya SP2D GU/Nihil.

c. Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening

Kas Daerah sedangkan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat

dikeluarkan dari rekening kas daerah.

Transaksi dalam mata uang asing

Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata

uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut

menurut kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.


Laporan Keuangan Puskesmas......... 11
Kas dan Setara Kas

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat

dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Uang

tunai terdiri atas uang kertas dan logam. Kas juga meliputi seluruh

Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD)/Uang Persediaan

(UP) yang belum dipertanggungjawabkan hingga tanggal neraca.

Termasuk setara kas yaituinvestasi jangka pendek yang sangat likuid

yang siap dicairkan menjadi kasyang mempunyai masa jatuh tempo

yang pendek yaitu kurang dari tiga bulan sejak tanggal

perolehannya.

Pengakuan saat diterima atau dikeluarkan dan dinilai berdasarkan

nilai nominal uang.

Apabila ada kas daerah dalam valuta asing maka harus dikonversi

berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi.

Kas terdiri atas Kas di Umum Daerah, Kas di Bendahara

Pengeluaran dan Kas di Bendahara Penerimaan. Setara kas terdiri

atas simpanan di bank dalam bentuk deposito kurang dari 3 (tiga)

bulan, investasi jangka pendek lainnya yang sangat likuid atau

kurang dari 3 (tiga) bulan.

Investasi Jangka Pendek

Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat

segeradiperjualbelikan/dicairkan, ditujukan dalam rangka

manajemen kas dan beresiko rendah serta dimiliki sampai dengan

12 (dua belas) bulan.

Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito Berjangka tiga sampai

dua belas bulan dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis

(revolvingdeposits) serta pembelian Surat Utang Negara (SUN)

pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah

Laporan Keuangan Puskesmas......... 12


dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Investasi jangka

pendek diakui berdasarkan bukti investasi dan dicatat sebesar nilai

perolehan.

Pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi jangka

pendek apabila memenuhi salah satu kriteria :

a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa

potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut

dapat diperoleh pemerintah daerah

b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara

memadai (reliable)

Piutang

Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah

daerah dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan

uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan

peraturan perundangundangan atau akibat lainnya yang sah.

Piutang antara lain terdiri dari :

a. Piutang Pajak

b. Piutang Retribusi

c. Piutang Dana Bagi Hasil

d. Piutang Dana Alokasi Umum

e. Piutang Dana Alokasi Khusus

Pengakuan piutang terjadi pada akhir periode ketika akan disusun

neraca dan diakui sebesar Surat Ketetapan tentang Piutang yang

belum dilunasi atau pada saat terjadinya pengakuan hak untuk

menagih piutang yaitu pada saat

terbitnya Surat Ketetapan tentang Piutang. Piutang dicatat sebesar

nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum

dilunasi.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 13


Agar nilai piutang sama dengan nilai bersih yang dapat

direalisasikan (NetRealizable Value) maka disesuaikan dengan

melakukan penyisihan piutangtidak tertagih. Penyisihan piutang

diperhitungkan dan dibukukan dalam periodeyang sama dengan

periode timbulnya piutang sehingga dapat menggambarkan nilai

yang betul-betul diharapkan dapat ditagih. Penyisihan piutang tidak

tertagih dibentuk sebesar persentase tertentu dari akun piutang

berdasarkan umur piutang.

Piutang Lain-Lain

Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan definisi antara piutang

dengan piutang lain-lain, hanya klasifikasinya saja yang berbeda.

Piutang Lain-Lain terdiri dari :

a. Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran

b. Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah

c. Piutang Hasil Penjualan Barang Milik Daerah

d. Piutang Dividen

e. Piutang Bagi Hasil Laba usaha Perusahaan Daerah

f. Piutang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

operasional Pemerintah Daerah, dan barang-barang yang

dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka

pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan merupakan aset yang berwujud :

a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam

rangkakegiatan operasional pemerintah daerah

Laporan Keuangan Puskesmas......... 14


b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses

produksi

c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual

ataudiserahkan kepada masyarakat

d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat dalam rangka kegiatan Pemerintah Daerah.

Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan

inventarisasifisik (stock opname).

Persediaan disajikan sebesar :

Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian


Biaya standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri
Nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain seperti

donasi/rampasan.

Persediaan antara lain terdiri dari :

a. persediaan alat tulis kantor

b. persediaan alat listrik

c. persediaan material/bahan

d. persediaan benda pos

e. persediaan bahan bakar

f. persediaan bahan makanan pokok

Investasi Jangka Panjang

Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk

dimiliki selama lebih dari 12 (dua belas) bulan.

Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi

apabila memenuhi salah satu kriteria :

- kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa

potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut

dapat diperoleh pemerintah

Laporan Keuangan Puskesmas......... 15


- nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara

memadai (reliable). Pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka

panjang diakui sebagaipengeluaran pembiayaan.

Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset

pemerintah daerah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah

daerah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi

tersebut jika harga perolehannya tidak ada.

Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga

metode, yaitu :

a. Metode Biaya

Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya

perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian

hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi

pada badan usaha/badan hukum yang terkait. Kriterianya adalah

kepemilikan kurang dari 20%.

b. Metode Ekuitas

Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat

investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi

sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan.

Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima

pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah dan tidak

dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi

juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi

pemerintah , misalnya adanya perubahan yang timbul akibat

pengaruh valuta asing serta revaluasi asset tetap. Kriterianya adalah

Laporan Keuangan Puskesmas......... 16


kepemilikan 20% sampai 50% atau kurang dari 20% tetapi memiliki

pengaruh yang signifikan atau kepemilikan lebih dari 50%.

c. Metode Nilai Bersih yang dapat Direalisasikan

Metode ini digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan

dilepas/dijualdalam jangka waktu dekat.

Investasi Jangka panjang terdiri dari:

a. Investasi Permanen yaitu : investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.

Terdiri dari : penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan

negara/perusahaan daerah, lembaga keuangan Negara, badan

hukum milik Negara, badan internasional dan badan hukum lainnya

bukan milik Negara serta investasi permanen lainnya.

b. Investasi Non Permanen yaitu : investasi jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan, dinilai

sebesar nilai perolehannya. Terdiri dari : pembelian Surat Utang

Negara, penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat

dialihkan kepada fihak ketiga, investasi nonpermanen lainnya.

Investasi non permanen dalam bentuk dana bergulir dinilai sebesar

nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value).

Penyisihan investasi non permanen dana bergulir yang tidak tertagih

dilakukan berdasarkan umur investasi non permanen dana bergulir.

Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat

lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 17


Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud

dan memenuhi kriteria :

1. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan

2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

3. tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

4. diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

Selain itu juga mempunyai nilai yang material sesuai nilai minimum

kapitalisasi sebagaimana diatur dalam kebijakan akuntansi

Puskesmas. Untuk penilaian asset sesuai nilai minimum kapitalisasi

akan dilakukan secara bertahap oleh Bagian Perlengkapan.Aset

tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap

dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka

nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

belinya atau konstruksinya, ditambah pengeluaran-pengeluaran

lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung ke dalam aset

tersebut ke kondisi siap untuk digunakan. Contoh biaya yang dapat

diatribusikan secara langsung adalah :

1. biaya impor

2. biaya persiapan tempat

3.biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan

bongkar muat(handling cost)

4. biaya pemasangan (installation cost)

5. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur

6. biaya konstruksi

7. biaya kepanitiaan

Aset tetap terdiri atas tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, jaringan dan instalasi,aset tetap lainnya dan

konstruksi dalampengerjaan.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 18


Kebijakan akuntansi tentang penyusutan sampai dengan 31

Desember 2014 belum dilaksanakan dan bertahap akan diterapkan

setelah penataan aset tetap di lingkungan Puskesmas selesai

dilaksanakan. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika

dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaanya

dan tidak ada manfaat ekonomik

di masa yang akan datang. Aset tetap secara permanen dihentikan

atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam

Catatan atas Laporan Keuangan. Aset Tetap yang dihentikan dari

penggunaan aktif pemerintah daerah tidak memenuhi definisi aset

tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai nilai

tercatatnya.

Dana Cadangan

Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk beberapa tahun

anggaran menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif

besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.

Pembentukan maupun peruntukan dana cadangan harus diatur

dengan peraturan daerah, sehingga dana cadangan tidak dapat

digunakan untuk peruntukan yang lain. Biasanya digunakan untuk

pembangunan aset, misalnyarumah sakit, pasar induk, atau gedung

olah raga

Lainnya

Aset lainnya adalah aset pemerintah daerah yang tidak

dapatdikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi jangka panjang,

aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya terdiri atas:

Laporan Keuangan Puskesmas......... 19


1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Menggambarkan jumlah

yang dapat diterima dari penjualan assetpemerintah daerah secara

langsung kepada pegawai Pemerintah daerah/Kepala Daerah/ Wakil

Kepala Daerah. Contoh: tagihan piutang penjualan angsuran antara

lain adalah penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas.

Tagihan piutang penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal

dari kontrak/berita acara penjualan aset yangbersangkutan setelah

dikurangi dengan angsuran yang telah,di Wakili Kepala Daerah ke

kas umum daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

Tuntutan perbendaharaan (TP) merupakan suatu proses

yangdilakukan terhadap bendahara dengan tujuan untuk menuntut

penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh Negara/daerah

sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari suatu

perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara

tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.

Tuntutan perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat

Keputusan Pembebanan setelah dikurangi dengan setoran yang telah

dilakukan oleh bendahara yang bersangkutan ke kas umum daerah.

Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan suatu proses yang dilakukan

terhadap pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk

menuntutpenggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh

pemerintah/daerah sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung

dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh

pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas

kewajibannya. Tuntutan ganti rugi dinilai sebesar nilai nominal

dalam Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM) setelah

Laporan Keuangan Puskesmas......... 20


dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang

bersangkutan ke kas umum daerah.

3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih

yangmempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang

dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan /atau hak

usaha yang dimiliki.

Bentuk kemitraan antara lain berupa :

a) Bangun, Kelola/Guna, Serah adalah suatu bentuk kerjasama

berupa pemanfaatan aset pemerintah daerah oleh pihak

ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut

mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya

serta mendayagunakannya dalam jangka waktutertentu, untuk

kemudian menyerahkannya kembali dan/atau sarana lainberikut

fasilitasnya kepada pemerintah daerah setelah berakhirnya jangka

waktu yang disepakati (masa konsesi). Dalam perjanjian ini

pencatatannyadilakukan terpisah oleh masing-masing pihak. Dicatat

sebesar nilai asetyang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak

ketiga/investor untuk membangun aset Bangun, Kelola/Guna, Serah

tersebut. Aset yang beradadalam Bangun, Kelola/Guna, Serah ini

disajikan terpisah dari Aset Tetap.

b) Bangun, Serah, Kelola/Guna adalah pemanfaatan aset

pemerintahdaerah oleh pihak ketiga/investor , dengan cara pihak

ketiga/investortersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain

berikut fasilitasnyakemudian menyerahkan aset yang dibangun

tersebut kepada pemerintahdaerah untuk dikelola/digunakan sesuai

dengan tujuan pembangunan aset

Laporan Keuangan Puskesmas......... 21


tersebut oleh pihak ketiga/investor tersebut dalam jangka waktu

tertentu yang disepakati.

Bangun, Serah, Kelola/Guna dicatat sebesar nilai perolehan aset

yang dibangun, yaitu sebesar nilai aset yang dipisahkan dari aset

tetap ditambah dengan jumlah aset yang dibangun oleh pihak

ketiga/investor sesuai dengan perjanjian kerjasama.

c) Kerjasama Operasi (KSO) adalah perikatan antara Pemerintah

Daerah yang menyediakan aset daerah dengan pihak ketiga

menanamkanmodalnya, selanjutnya kedua belah pihak secara

bersama-sama ataubergantian mengelola manajemen dan proses

operasionalnya sesuai dengan kesepakatannya. Pengakuan dan

penilaian berdasarkan harga perolehan pada saatbangunan atau

aset lainnya tersebut selesai dibangun.

4. Aset Tidak Berwujud

Aset Tidak Berwujud adalah aset yang secara fisik tidak dapat

dinyatakan atau tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk

digunakandalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan

untuk tujuan lainnyatermasuk hak atas kekayaan intelektual.

Contoh : hak paten, hak cipta, hakmerek, serta biaya riset dan

pengembangan. Aset tidak berwujud dapat

diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan sendiri

olehpemerintah daerah.

Aset tidak berwujud meliputi :

a. software komputer yang dipergunakan dalam jangka waktu lebih

darisatu tahun

b. lisensi dan franchise

c. hak cipta (copyright), paten dan hak lainnya

Laporan Keuangan Puskesmas......... 22


d. hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang

5. Aset Lain-Lain

Pos aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang

tidakdapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan

PenjualanAngsuran, Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti

Rugi, dan Kemitraandengan Pihak Ketiga. Contoh dari aset lain-lain

adalah aset tetap yangdihentikan dari penggunaan aktif Pemerintah

Daerah.

Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban kepada pihak ketiga

sebagaiakibat transaksi keuangan masa lalu, yang harus dibayar

kembali atau jatuhtempo dalam satu periode akuntansi terdiri dari :

Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)

Utang PFK merupakan kewajiban yang timbul akiba pemerintah

belum menyetor kepada pihak lain ata pungutan/potongan PFK dari

SP2D atau dokumen lain yang dipersamakan. Nilai yang

dicantumkan dalam neraca adalah sebesar saldo

pungutan/potongan yang belum disetorkan kepada pihak lain

sampai dengan tanggal neraca. Terdiri dari : utang Taspen, utang

askes, utangPPh Pusat, utang PPN Pusat, utang Taperum, utang

Perhitungan PihakKetiga Lainnya.

Utang Bunga

Utang bunga timbul karena pemerintah daerah mempunyai

kewajibanuntuk membayar beban bunga atas utang.

Nilai yang dicantumkan adalah sebesar biaya bunga yang telah

terjaditetapi belum dibayar oleh pemerintah daerah.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 23


Utang bunga terdiri dari : Utang Bunga kepada Pemerintah Pusat,

UtangBunga kepada Daerah Otonom Lainnya, Utang Bunga kepada

BUMN/BUMD, Utang Bunga kepada Bank/Lembaga Keuangan,

UtangBunga Dalam Negeri Lainnya, Utang Bunga Luar Negeri.

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Bagian lancar utang jangka panjang merupakan bagian utang

jangkapanjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.

Pengakuan dan penilaian pada saat reklasifikasi dalam periode

berjalanatau berdasarkan jumlah pembayaran bagian lancar utang

jangkapanjang yang akan dibayarkan di satu periode akuntansi

mendatang.Terdiri dari : Utang Bank, Utang Obligasi, Utang

Pemerintah Pusat, UtangPemerintah Provinsi, Utang Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan yang sudah

diterimakasnya namun pendapatan tersebut belum menjadi hak

pada periodeyang bersangkutan.

Pengakuan dan penilaian pada akhir periode akuntansi

berdasarkanjumlah penerimaan kas yang telah diakui dalam periode

berjalan.Terdiri dari : setoran kelebihan pembayaran dari pihak

ketiga, uang mukapenjualan produk Pemerintah Daerah dari pihak

III, uang muka lelangpenjualan aset daerah.

Utang Jangka Pendek Lainnya

Kewajiban Lancar lainnya merupakan kewajiban lancar yang

tidaktermasuk dalam kategori yang ada. Termasuk dalam kewajiban

lancarlainnya tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada

Laporan Keuangan Puskesmas......... 24


saatlaporan keuangan disusun. Pengukuran untuk masing-masing

item

disesuaiikan dengan karakteristik masing-masing pos tersebut,

misalnyautang pembayaran gaji kepada pegawai dinilai berdasarkan

jumlah gajiyang masih harus dibayarkan atas jasa yang telah

diserahkan olehpegawai tersebut.

Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban pemerintah

daerah yangwaktu jatuh temponya lebih dari 12 bulan sejak tanggal

pelaporan.

Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran

sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk

menyelesaikan kewajibanyang ada sekarang, dan perubahan atas

kewajiban tersebut mempunyai nilai

penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui

pada saatdana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang

asingdijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Penjabaran mata uangasing menggunakan kurs tengah bank sentral

pada tanggal neraca.

Ekuitas Dana

Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang

merupakanselisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah.

Ekuitas Dana diklasifikasikan ke dalam :

a. Ekuitas Dana Lancar

Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan

kewajibanjangka pendek. Terdiri dari : Sisa Lebih Pembiayaan

Laporan Keuangan Puskesmas......... 25


Anggaran (SILPA),pendapatan yang ditangguhkan, cadangan piutang,

cadangan persediaan,dana yang harus disediakan untuk

pembayaran utang jangka pendek.

b. Ekuitas Dana Investasi

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah

yangtertanam dalam aset non lancar selain dana cadangan,

dikurangi dengankewajiban jangka panjang. Terdiri dari :

diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, diinvestasikan

dalam Aset Tetap diinvestasikan dalamAset Lainnya (tidak termasuk

Dana Cadangan), dana yang harus

disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang.

c. Ekuitas Dana Cadangan

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah

daerahyang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya sesuaiperaturan perundang-undangan. Terdiri atas :

diinvestasikan dalam DanaCadangan.

Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan

Peristiwa LuarBiasa

Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokkan dalam 2

(dua) jenis :

1. Kesalahan yang tidak berulang

Adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali,

yangdikelompokan dalam 2 (dua) jenis yaitu kesalahan yang tidak

berulangyang terjadi pada periode berjalan dan kesalahan yang tidak

berulang yangterjadi pada periode sebelumnya.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 26


Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periodeberjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang

tidak,dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan

dalam periode berjalan.

Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periodeperiodesebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila

laporankeuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan

denganpembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari

periodeyang bersangkutan.

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga

mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak

berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

mempengaruhiposisi kas, serta mempengaruhi secara material posisi

aset selainkas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah

diterbitkan,dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan

lain-lain, akunaset, serta akun akuitas dana yang terkait.

Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga

mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak

berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

mempengaruhiposisi kas dan tidak mempengaruhi secara material

posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut

sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun

pendapatanlain-lain.

Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak

berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

mempengaruhiposisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut

sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas

danalancar.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 27


Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada

periodeperiodesebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik

sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut

diterbitkan,dilakukan dengan pembetulan pos-pos neraca terkait

pada periodeditemukannya kesalahan.

2. Kesalahan yang berulang dan sistemik

Kesalahan yang berulang dan sistemik tidak memerlukan

koreksi,melainkan dicatat pada saat terjadi.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya

apabilapenerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda

diwajibkan oleh peraturanperundangan atau standar akuntansi

pemerintahan yang berlaku, atau apabiladiperkirakan bahwa

perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenaiposisi

keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan

lebihandal dalam penyajian laporan keuangan entitas.

Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus

diungkapkandalam Catatan atas Laporan Keuangan

Peristiwa Luar Biasa

Peristiwa luar biasa menggambarkan suatu kejadian atau transaksi

yangsecara jelas berbeda dari aktivitas biasa. Di dalam aktivitas

biasa entitaspemerintah daerah termasuk penanggulangan bencana

alam atau sosial yangterjadi berulang. Dengan demikian, yang

termasuk dalam peristiwa luar biasahanyalah peristiwa-peristiwa

yang belum pernah atau jarang terjadi sebelumnya.

Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan berikut:


Laporan Keuangan Puskesmas......... 28
a. tidak merupakan kegiatan normal dari entitas

b. tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang

c. berada diluar kendali atau pengaruh entitas

d. memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau

posisiaset/kewajiban.

Penerapan Kebijakan Akuntansi

Berkaitan dengan Ketentuan yang Adadalam Standar Akuntansi

Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam

penyusunan LaporanKeuangan Puskesmas Tahun 2011 berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara Nomor 5165)

dan Permendagri No. 13 tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006

sebagaimana telah diubah kedua kali dengan PermendagriNo.21

Tahun 2011 serta Perwali No. 13 Tahun 2010 sebagaimana telah

diubah dengan Perwali nomer 58 tahun 2011.

Penyajian Laporan Keuangan

- Pelaporan keuangan harus menyajikan secara wajar dan

mengungkapkan secara penuh kegiatan Pemerintah Daerah dan

sumber daya ekonomis yang dipercayakan, serta menunjukkan

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

- Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan

kecuali terhadap aktiva tetap apabila tidak diperoleh harga perolehan

digunakan harga perolehan yan diestimasikan

- Transaksi dan kejadian diakui atas dasar kas modifikasian yaitu

merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar akrual

- Periode akuntansi adalah sama dengan periode anggaran.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 29


2. Penjelasan Laporan Keuangan

2.1 Laporan realisasi APBD

Laporan Keuangan Puskesmas......... 30


2.2 Laporan realisasi APBN

Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota .....

UPTD Puskesmas..............

Laporan Keuangan Puskesmas......... 31


2.3 Neraca

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA..............


UPTD : PUSKESMAS.........
NERACA
Laporan Keuangan Puskesmas......... 32
Per 31 Desember 2014

TAHUN 2014 ket


URAIAN (Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bank 289.506.400
Piutang
Piutang Retribusi
Piutang Lain-lain 76.588.000
Persediaan
Jumlah 366.094.400
ASET TETAP
Tanah 31,835.025
Gedung dan Bangunan 30.742.004
Peralatan dan Mesin 92.180.000
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah 154.757.029
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah
JUMLAH ASET 520.851.429
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga 76.588.000
Uang Muka dari Kas Daerah
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah 76.588.000
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Laporan Keuangan Puskesmas......... 33
SILPA 289.506.400
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Jumlah 289.506.400
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 154.757.029
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Jumlah 154.757.029
EKUITAS DANA UNTUK DIKONSOLIDASI
RK PPKD
Jumlah
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
DANA 520.851.429

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA..............


UPTD: PUSKESMAS.........
LAPORAN ARUS KAS 2014

TAHUN 2014 KENAIKAN /PENURUN


URAIAN
(Rp) JUMLAH

Laporan Keuangan Puskesmas......... 34


ARUS KAS DARI AKTIVITAS
OPERASI
Arus Kas Masuk :
Pendapatan Dari Layanan 421.185.020 60
1.125.954.702
Pendapatan Non Operasional (non
AT)
Jumlah Arus kas masuk 1.125.954.702 421.185.020
Arus Kas Keluar :
Belanja Operasional 229.628.702
Belanja Non Operasional
Jumlah Arus kas keluar 229.628.702 0
ARUS KAS BERSIH DARI
896.326.000 421.185.020
AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
INVESTASI ASET NONKEUANGAN
Arus Kas Masuk :
Hasil Penjualan Aset Tetap
Hasil Penjualan Aset Lain-lain
Jumlah Arus kas masuk 0 0
Arus Kas Keluar :
Belanja Modal
Belanja Investasi Jk Panjang
Jumlah Arus kas keluar 0 0
ARUS KAS BERSIH DARI
AKTIVITAS INVESTASI ASET 0 0
NONKEUANGAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS
PEMBIAYAAN
Arus Kas Masuk :
Pencairan Dana Cadangan
Hibah Tidak Terikat
Penerimaan dari APBD
Penerimaan dari APBN
Penerimaan Piutang
Perolehan Pinjaman
Jumlah Arus kas Masuk 0 0
Arus Kas Keluar :
Pembentukan Dana Cadangan
Pembayaran Utang
Pemberian Pinjaman

Laporan Keuangan Puskesmas......... 35


Setoran Ke Pemkab (Kasda )
Kabupaten/Kota..............
Jumlah Arus Kas Keluar 0 0
ARUS KAS BERSIH DARI
0 0
AKTIVITAS PEMBIAYAAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON
ANGGARAN
Arus Kas Masuk :
Penerimaan Perhitungan Dari
Fihak Ketiga
Jumlah Arus kas Masuk 0 0
Arus Kas Keluar :
Pengeluaran Perhitungan dari
Fihak Ketiga
Jumlah Arus Kas Keluar 0 0
ARUS KAS BERSIH DARI
0 0
AKTIVITAS NON ANGGARAN
Kenaikan/Penurunan Bersih Kas 896.326.000 421.185.020
Saldo Awal Kas dan Setara Kas (1
1
Januari 2011)
Saldo Akhir Kas 896326000 421185021

Laporan Keuangan Puskesmas......... 36


BAGIAN II INFORMASI MANAJEMEN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah ditetapkan ketentuan BPJS, maka peran Puskesmas sebagai

penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi semakin vital.

Puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan, sehingga BPJS

memandang perlu untuk mentransfer dana kapitasi langsung ke rekening

Puskesmas. Muncul permasalahan, karena Puskesmas sebagai Unit

Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kesehatan, terikat dengan ketentuan

penggunaan dan pelaporan keuangan dengan mekanisme APBD, maka

dana tersebut tidak bisa di gunakan secara langsung, permasalahan ini

bisa diatasai dengan menjadikan Puskesmas menjadi Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD). BLUD memiliki beberapa fleksibilitas yaitu dapat

menggunakan dana kapitasi secara langsung, mengunakan fleksibilitas

penggunaan anggaran yaitu ambang batas, dan mengintegrasikan

anggaran ke RKA ( Rencana Kegiatan dan Anggaran) Dinas Kesehatan.

Namaun disisi lain tuntutan akuntabilitas BLUD juga sangat tinggi, yaitu

harus menyusun Tata Kelola, Rencana Bisnis dan Anggaran ( RBA ),

Laporan Keuangan dan Standar Pelayanan Minimal ( SPM )

Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum (BLU)

memiliki kewajiban untuk menyusun laporan keuangan pokok atau

prognosa / proyeksi laporan keuangan sesuai dengan Permendagri No. 61

tahun 2007 pasal 16 yang terdiri dari Laporan realisasi anggaran, neraca

dan catatan atas laporan keuangan. Untuk penyusunan Laporan keuangan

bagi SKPD atau unit kerja yang baru dibentuk dengan berpedoman pada
Laporan Keuangan Puskesmas......... 37
Standar Akuntansi yang diterbitkan oleh Asosiasi Propesi Akuntansi

Indonesia.sedangkan untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

harus sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Karena SAK

disusun berdasarkan prinsip accrual basis dan SAP disusun belum

sepenuhnya berdasarkan accrual basis maka timbul perbedaan.Atas

perbedaan tersebut manajemen Puskesmas wajib menyusun rekonsiliasi.

Hal terpenting adalah perubahan yang menuntut pergeseran pla pikir dan

peningkatan kapasitas Sumber Daya Manuasia

B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PUSKESMAS......... KABUPATEN/KOTA..............

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang

akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-

Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

Undang No. 33 Tahun 2004 tentang penimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Laporan keuangan tersebut

meliputi : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan

Keuangan yang disusun seseuai dengan Standar Akutansi Pemerintahan

sebagaimana yang diatur dalam Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang

Standar Akutansi Pemerintahan. Adapun maksud dan tujuan penyusunan

laporan keuangan Puskesmas......... Kabupaten/Kota.............. adalah

untuk mengevaluasi posisi keuangan dan bahan informasi serta

perbandingan laporan keuangan per 31 Desember 2014.

C. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

PUSKESMAS......... KABUPATEN/KOTA..............

Laporan Keuangan Puskesmas......... 38


Dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas......... Anggaran

Tahun 2014 sebagai berikut :


1. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
2. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah,


3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,


4. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
5. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
6. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah
7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah,


8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah,

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang pedoman

teknis Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Peraturan perundang-undangan tersebut diatas merupakan

ketentuan yang telah mengerahkan pembangunan Sistem Akutansi

Pemerintah Daerah (SPAD) agar laporan keuangan yang dihasilkan

memenuhi asas tertib, transparasi, akuntabilitas, konsistensi,

komparabilitas, akurat, dapat dipercaya, dan mudah dimengerti serta

dihasilkan dari suatu proses akutansi.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 39


BAB II

EKONOMI MAKRO KEBIJAKAN KEUANGAN, DAN PENCAPAIAN TARGET

YANG TELAH DITETAPKAN

A. EKONOMI MAKRO

Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang

ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan

ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan

pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik

untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan

Laporan Keuangan Puskesmas......... 40


ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan

neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang

luas, ada dua area penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan

untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara

jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari faktor

penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan

pendapatan nasional). Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-

prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar

untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan

strategi bisnis.

Makro-ekonomi meliputi berbagai konsep dan variabel, tetapi selalu ada

tiga topik utama untuk penelitian makro-ekonomi.Teori-teori makro-

ekonomi biasanya terhubung dengan fenomena keluaran, pengangguran

dan inflasi.Diluar teori makro-ekonomi, topik-topik tersebut juga sangatlah

penting untuk semua agen ekonomi termasuk pekerja, konsumen dan

produsen.

Pengeluaran dan Pendapatan

Keluaran nasional ialah total nilai seluruh produksi negara pada masa

yang sudah ditentukan. Semua yang diproduksi dan dijual menghasilkan

pendapatan. Maka dari itu, keluaran dan pendapatan biasanya dianggap

setara dan dua istilah tersebut sering digunakan berganti-gantian.

Keluaran bisa diukur sebagai jumlah pendapatan, atau, bisa dilihat dari

sisi produksi dan diukur sebagai jumlah nilai barang jadi dan jasa atau

bisa juga dari penjumlahan seluruh nilai tambah di dalam negeri.

Keluaran ekonomi makro biasanya diukur dengan Produk Domestik Bruto

(PDB) atau salah satu akun nasional. Ekonom yang tertarik dengan
Laporan Keuangan Puskesmas......... 41
kenaikan keluaran jangka panjang akan mempelajari pertumbuhan

ekonomi. Kemajuan teknologi, akumulasi mesin dan modal lainnya, serta

pendidikan yang lebih baik dan modal manusia semuanya akan berujung

pada keluaran ekonomi lebih besar di selama berjalannya waktu. Tetapi,

keluaran tidak selalu naik secara konsisten. Siklus bisnis bisa

menyebabkan penurunan keluaran jangka pendek yang disebut resesi.

Ekonom mencari kebijakan ekonomi makro yang bisa mencegah ekonomi

anjlok ke jurang resesi dan akhirnya bisa memacu pertumbuhan jangka

panjang dengan lebih cepat.

Pengangguran

Jumlah pengangguran di sebuah ekonomi diukur dengan angka

pengangguran, yaitu persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan yang ada

di dalam angkatan kerja.Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang

aktif mencari kerja.Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau

yang tidak mendapat dukungan mencari kerja karena ketiadaan prospek

kerja, tidaklah termasuk di dalam angkatan kerja.

Inflasi dan Deflasi

Kenaikan harga umum disebuah ekonomi disebut dengan inflasi. Ketika

harga menurun, maka terjadi deflasi. Ekonom mengukur perubahan harga

ini menggunakan indeks harga. Inflasi bisa terjadi ketika suhu ekonomi

menjadi terlalu panas dan tumbuh terlalu cepat. Mirip dengan ini, ekonomi

yang merosot bisa mengakibatkan deflasi.

Bank Sentral yang mengatur ketersediaan uang suatu negara, selalu

mencoba menghindari adanya perubahan tingkat harga menggunakan

kebijakan moneter. Dengan menaikan tingkat suku bunga atau

menurunkan ketersediaan uang di dalam sebuah ekonomi akan


Laporan Keuangan Puskesmas......... 42
menurunkan inflasi. Inflasi bisa mengakibatkan bertambahnya

ketidakpastian dan konsekuensi negatif lainnya. Deflasi bisa menurunkan

keluaran ekonomi.

Permasalahan dalam Ekonomi Makro

1. kemiskinanan dan pemerataan

2. krisis nilai tukar

3. hutang luar negeri

4. perbankan, kredit macet

5. inflasi

6. pertumbuhan ekonomi

7. pengangguran

B. KEBIJAKAN KEUANGAN

Kebijakan Keuangan Daerah

Implementasi Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan Undang-Undang

Nomor 25 tahun 1999 yang disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Daerah membawa angin segar terhadap demokratisasi dan pembangunan di

daerah. Sebab, dengan diimplementasikannya undang-undang tersebut

berarti daerah memiliki kewenangan yang semakin besar dalam hal mengurus

rumah tangga sendiri, termasuk di dalamnya adalah kewenangan yang lebih

besar dalam hal penyusunan anggaran.

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2012 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan dalam pasal 8 bahwa

APBD disusun dengan pendekatan kinerja. Peraturan ini mengubah sistem

anggaran dari sistem anggaran yang disusun dengan metode incremental

menjadi sistem anggaran yang berbasis pada kinerja. Dengan sistem ini
Laporan Keuangan Puskesmas......... 43
menuntut adanya transparansi, akuntabilitas, dan evaluasi yang memadai

dari semua stakeholder yang berkepentingan. Lebih jelasnya perspektif

perubahan pengelolaan anggaran ini adalah sebagai berikut menurut para

pakar adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pada kepentingan publik

(public oriented).

2. Kejelasan tentang misi pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dan

anggaran daerah pada khususnya.

3. Desentralisasi pengelolaan keuangan dan kejelasan peran para partisan

yang terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti DPRD, Kepala Daerah,

Sekretaris Daerah dan perangkat daerah lainnya.

4. Kerangka hukum dan administrasi bagi pembiayaan, investasi, dan

pengelolaan keuangan daerah berdasarkan kaidah mekanisme pasar, value

for money, transparansi dan akuntabilitas.

5. Ketentuan tentang bentuk dan struktur anggaran, anggaran kinerja dan

anggaran multi tahunan.

6. Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang dan aset daerah yang lebih

professional.

7. Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan keuangan, peran DPRD,

dan akuntan publik dalam pengawasan, pemberian opini dan rating

kinerja anggaran, dan transparansi anggran kepada publik.

8. Aspek pembinaan dan pengawasan yang meliputi batasan peran

pembinaan, peran asosiasi, dan peran anggota masyarakat guna

pengembangan profesionalisme aparat pemerintah daerah.

9. Pengembangan sistem informasi keuangan daerah untuk menyediakan

infromasi keuangan daerah yang akurat dan pengembangan komitmen

pemerintah daerah terhadap penyebaran informasi sehingga memudahkan

pelaporan, pengendalian serta kemudahan mendapatkan informasi.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 44


Surat Keputusan Menteri dalam Negri No. 29 tahun 2002 tentang Pedoman

Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta

Tata Cara Penyusunan APBD, telah menggariskan secara detil sebagai

pedoman bagi seluruh Pemerintah daerah. Sistem perencanaan ini menuntut

kepada daerah untuk membuat Rencana Pembangunan Jangka Panjang

untuk menyususn dan menjabarkan visi dan misi daerah. Dokumen tersebut

dijabarkan lagi menjadi dokumen Rencana jangka pendek Lima Tahunan.

C. INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD TAHUN2014

Tabel capaian target kinerja APBD

TARGET SELISIH
No URAIAN ANGGARA REALISA
N SI Rp %
1 Linakes 10,500,000 10,500,000 0
Keuring 2,000,000 2,000,000 0
Tindakan medik 4,000,000 4,000,000 0
Ambulance 500,000 500,000 0
laboratorium 250,000 250,000 0
visum 200,000 200,000 0
Total 17,450,000 17,450,000 0

Pencapaian target kinerja APBD tahun 2014 / Retribusi yang ditetapkan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.............. sebesar Rp. 17,450,000 tercapai

dengan realisasi sebesar Rp. 17,450,000 ( 100 %)

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Laporan Keuangan Puskesmas......... 45


A. Ikhtiar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

Pada Tahun Anggaran Tahun 2014 Anggaran Belanja Daerah

Puskesmas......... Kabupaten/Kota.............. setelah ditetapkan perubahan

sebesar Rp.2.083.319.302,- Realisasi sasaran kinerja Puskesmas......... selama

Tahun 2014 dapat dilihat secara ringkas pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1

Ikhtisan Target dan Realisasi Puskesmas.........

Tahun 2014

TARGET SELISIH
N
URAIAN ANGGARA
o
N REALISASI Rp %
1 PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH 2,083,313,302 2,083,313,302 0

Retribusi Daerah 17.450.000 17.450.000 0

Pendapatan Hasil
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yangdipisahkan
Lain-lain pendapatan
yang sah
JKN
1.011.366.00

Kapitasi 0 1.011.366.000 0

Bantuan Operasional
Kesehatan ( BOK ) 81.000.000 81.000.000 0

Bantuan Operasional
Puskesmas ( BOP ) 16.138.702 16.138.702 0

Jumlah 1.125.954.702 1.125.954.702 0


2 BELANJA DAERAH
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai 974.808.600 974.808.600 0
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Laporan Keuangan Puskesmas......... 46
Belanja Bantuan
Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Jumlah Belanja Tidak
Langsung 974.808.600 974.808.600 0

Belanja Langsung
Belanja Pegawai 5.994.000 5.994.000 0
697.964.
Belanja Barang dan Jasa 697.964.302 302 0
Belanja Modal 404.526.400 404.526.400 0
Jumlah Belanja 1.108.504.70
Langsung 2 1.108.504.702 0

JUMLAH BELANJA
DAERAH 2,083,313,302 2,083,313,302 0

SURPLUS / (DEFISIT) 17.450.000 17.450.000

Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi Belanja Daerah pada

tahun anggaran 2014 pada Puskesmas......... Dialokasikan sebesar Rp.

2.083.313.702 dan direalisasikan sebesari Rp. 2.083.313.702atau 100%.

Belanja Langsung yang keseluruhannya dianggarkan untuk belanja

pegawai,belanja barang dan jasa, belanja modal sebesar

Rp. 1.108.504.702

dan dana yang direalisasikan sebesar Rp. 1.108.504.702 atau 99,02 %,

Sehingga terdapat surplus/depisit sebesar Rp. 17.450.000 atau0,98 %

karena disetorkan ke Kas Daerah sebagai setoran retribusi rutin.

B. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang Telah

Ditetapkan

Secara umum permasalahan yang masih dihadapi dalam

pengelolaanpendapatan daerah dipengaruhi masalah internal maupun

eksternal.

Laporan Keuangan Puskesmas......... 47


Permasalahan internal antara lain : kurangnya SDM, sarana prasarana,

sehingga kepuasan pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Permasalahan eksternal antara lain : adanya perda No.09 tahun 2009

tentang retribusi, antara lain adanya pembebasan retribusi bagi semua

masyarakat baik yang memiliki kartu jaminan maupun umum. Di sisi lain

puskesmas dituntut pencapaian target retribusi.

C. Faktor Pendukung Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan

Faktor-faktor penunjung pencapaian kinerja adalah:

a) Adanya perbaikan system kerja, sarana dan prasarana yang

mendukung pencapaian target kinerja.


b) Adanya peningkatan kapaisatas sumberdaya aparatur baik melalui

pembinaan dan pelatihan internal/eksternal, ataupun melalui

pengingkatan jenjang pendidikan.


c) Semakin meningkatnya koordinasi lintas sekor ataupun lintas program.
d) Semakin meningkatnya koordinasi dengan pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah daerah dan intansi-intasi terkait

dengan Puskesmas..........

Laporan Keuangan Puskesmas......... 48


BAB IV

INFORMASI MANAJEMEN LAINNYA

A. JUMLAH KUNJUNGAN PASEN

Grafik kunjungan pasien rawat jalan Puskesmas......... Tahun 2014

Laporan Keuangan Puskesmas......... 49


6000

5000

4000

3000

2000

1000

Sumber dari : Grafik Kunjungan Pasien Rawat Jalan Gigi Puskesmas......... Tahun 2014

400

350

300

250

200

150

100

50

Sumber : dari Laporan Tahunan 2014

Dari grafik di atas terlihat bahwa realisasi kunjungan pasien rawat jalan gigi

memperlihatkan data yang fluktuatif.

Grafik Kunjungan Persalinan Nakes Puskesmas.........


Tahun 2014

Laporan Keuangan Puskesmas......... 50


120

100

80

60

40 Series 3

20

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas.........

Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa untuk persalinan Nakes

masih memeperlihatkan data yang fluktuatif. Nakes masih

memeperlihatkan data yang fluktuatip

700

600

500

400

300 KIA
200 Series 3

100

1. Analisis Lingkungan Internal

Laporan Keuangan Puskesmas......... 51


a. Perspektif Pelanggan

Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh gambaran

dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang dapat menunjukkan

perilaku pelanggan, yaitu:

1) Customer Acquisition.

Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana "pasien

baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data

historis 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan

kinerja. Rata-rata kunjungan pasien baru mencapai 57,4% per tahun

dengan jumlah kunjungan tertinggi pada tahun 2012 mencapai 75%.

Perkembangan jumlah kunjungan pasien baru dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tahun Pasien Baru Total Pasien %


2012 54421 72557 75
2013 36622 63925 57,3
2014 18174 53911 33,7
Rata-rata 36406 63464 57,4

2) Customer Loyality.

Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana Puskesmas

mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang) untuk

menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis 3

tahun terakhir rata-rata 42,6% dengan kunjungan pasien lama terendah

terjadi pada tahun 2012 sebesar 25% dan tertinggi pada tahun 2014

sebesar 42,6%.

Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

Laporan Keuangan Puskesmas......... 52


Tahun Pasien Lama Total Pasien %
2012 18136 72557 25
2013 27203 63925 42,7
2014 35737 53911 66,3
Rata-rata 27025 63464 42,6

B. KINERJA PELAYANAN

Puskesmas......... adalah salah satu unit pelayanan kesehatan di wilayah

Kecamatan ......... Kota Kabupaten/Kota............... Namun demikian derajat

kesehatan masyarakat masih di bawah harapan, yang ditunjukkan dengan

masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia. Untuk mengangkat IPM

tersebut, salah satu upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan

peran puskesmas Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan

baik yang mendukung maupun yang menghambat. Setidaknya rumah

puskesmas lebih diuntungkan, karena sebagian anggaran belanja

puskesmas masih ditopang dari subsidi pemerintah, hampir seratus

prosen infrastruktur dan belanja pegawai yang sebagian besar PNS daerah

dibayar dari APBN dan APBD

C. SUMBER DAYA MANUSIA

Puskesmas......... senantiasa menempatkan sumber daya manusia pada

posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan pengelolaan SDM

merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya memberikan pelayanan

yang berkualitas bagi masyarakat. Oleh karenanya, seluruh aspek terkait

dengan sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas mendapat

perhatian yang sungguh-sungguh.


Laporan Keuangan Puskesmas......... 53
Puskesmas......... memiliki 3Puskesmas Pembantu sebagai upaya untuk

mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan membantu

pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi puskesmas.

a) Kegiatan Pengelolaan SDM

Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan fungsi

manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset; pengembangan

kompetensi dan pembinaan karir; Penyempurnaan Sistem Reward and

punishment; Pengembangan SDM diprioritaskan pada pendidikan SDM

yang mempunyai daya ungkit yang signifikan terhadap kemajuan

Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi & kontribusi terhadap

puskesmas serta pengembangan/pendidikan yang mengutamakan

pelayanan, maka berbagai kegiatan manajemen umum, diantaranya

meningkatkan kinerja manajemen operasional dengan mewujudkan

indikator kinerja serta menyempurnakan sistem informasi manajemen;

sistem pengelolaan keuangan dan akuntansi serta mengembangkan sistem

monitoring dan evaluasi.

Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada peningkatan

kualitas SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas sehingga

memiliki daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan. Dari alokasi biaya pengembangan SDM, sampai akhir tahun

2014 Puskesmas telah memberikan kesempatan peningkatan pendidikan

berbagai jenis ketenagaan diantaranya tenaga perawat, tenaga medis,

tenaga non medis, dan tenaga kesehatan lainnya.

1) Pengembangan Infrastruktur

Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam

Laporan Keuangan Puskesmas......... 54


menilai kondisi infrastruktur digunakan dua indikator yaitu ketersediaan

peralatan dan ruangan. Ketersediaan peralatan diukur dengan 3 proxy

yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan (3) kondisi peralatan

pada layanan rawat jalan, penunjang medis, dan non medis. Sedangkan

ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan standar minimum luas

ruangan pada layanan rawat jalan, penunjang medis, dan non medis.

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat disimpulkan

bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa SDM dan infrastruktur

masih belum memadai dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan

yang prima.

D. PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN INSFRASTRUKTUR

Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran lainnya adalah kondisi insfrastruktur puskesmas dalam

menilai kondisi insfrastruktur digunakan dua indikator yaitu ketersediaan

peralatan dan ruangan.Ketersediaan peralatan diukur dengan 3 proxy

yaitu :

1. Kelengkapan peralatan

2. Kalibrasi

3. Kondisi peralatan pada layanan rawat jalan,penunjang medis,dan non

medis.

Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan

standarminimum luas ruangan pada layanan rawat jalan. Penunjang

medis, dan non medis.

Kondisi peralatan tahun 2014 dibandingkan dengan standar minimum

digambarkan dalam tabel berikut :

LAYANAN KELENGKAPAN ALAT ALAT DIKALIBRASI


Laporan Keuangan Puskesmas......... 55
Rawat Jalan 70 % -
Penunjang Medis 70 % -
Non Medis - -
Rata-rata 70 % -

Dari tabel diatas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 70 % dari

standar minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih belum

dilakukan.Sedangkan kondisi peralatan 70 % masih baik.

Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan

dengan standar minimum digambarkan dengan tabel berikut :

LAYANAN PEMENUHANSTANDAR MINIMUM


LUAS RUANGAN
Rawat Jalan 30 m
Penunjang Medis 75,2 m
Penunjang Non Medis. 92 m

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan diatas dapat disimpulkan

bahwa penyediaan Sumber Daya pelayanan berupa SDM dan

insfrastruktur masih belum memadai dalam rangka memberikan

pelayanan kesehatan yang prima.

BAB V

PENUTUP

Laporan Keuangan Puskesmas......... 56


Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban kinerja keuangan pada suatu
periode tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap entitas fiscal, termasuk didalamnya
Puskesmas..........

Harapan kami, Laporan Keuangan ini dapat memenuhi gambaran sebagai bahan evaluasi,
informasi dan dapat dijadikan referensi dalam mengelola keuangan daerah agar lebih baik dimasa
yang akan mendatang.

Semoga buku laporan keuangan untuk dapat bermanfaat bagi semua pihak unutk terus
meningkatkan kualitas kinerja pengelolaan keuangan daerah yang tertib dan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

........................, Pebuari 2015


Kepala Puskesmas.........,

.................................................
NIP. .........................................

Laporan Keuangan Puskesmas......... 57

Anda mungkin juga menyukai