Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

Disusun oleh :
Danang Putra Listiyawan
15.04.03.07

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AN NUR PURWODADI
2015/2016
A. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE
1. Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto, 2008).
Personal hygiene adalah cara perawatan diri seseorang untuk
memelihara kesehatannya. Seseorang tidak dapat melakukan perawatan diri
sendiri dipengaruhi kondisi fisik atau keadaan emosional klien (Alimul,
2006).
2. Jenis-jenis Personal Hygiene
Jenis-jenis Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Tarwoto, 2008):
a. Perawatan kulit kepala dan rambut
b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telingga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seruruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan
3. Tujuan Personal Hygiene
Tujuan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Tarwoto, 2008):
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
d. Mencagah penyakit
e. Menciptakan keindahan
f. Meningkatkan rasa percaya diri
4. Fungsi fisiologis
a. Anatomi

Gambar Struktur Kulit Gambar Struktur Mata

b. Fisiologis
1) Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung,
ekskresi, regulasi temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga
lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan hypodermis (Asmadi, 2008).
a) Epidermis
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang
tipis dimana ada perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan.
Lapisan paling dalam dari sel ini berfungsi untuk mengganti sel
yang mati.
b) Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari
sekelompok kolagen dan fiber fiber yang elastis untuk
mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan
dermal. Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan
odorous, hingga folikel rambut.
c) Hypodermis atau subkutan
Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf,
limpa, dan jaringan pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak
adalah insulator panas bagi tubuh. Subkutan juga menjadi
pendukung lapisan kulit atas yang menahan stressor dan
tekanantanpa injury.
2) Kuku kaki dan tangan
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi
perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada
kaki termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas,
bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah
jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail bed, yang terletak di kulit
pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit, disebut cuticle,
kuku juga memilki body nail, itu berbentuk area putih, disebut lunula.
Dibawah kuku terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang
normal dan sehat transparan, lembut, dan konveks, dengan warna nail
bed merah jambu. Penyakit dapat memengaruhi bentuk, ketebalan,
dan curvature dari kulit (Alimul, 2006).
3) Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang
berhubungan dengan kulit. Rongga mulut terdiri dari bibir yang
disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada disepanjang rongga,
lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya
berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar
mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer
atau trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva
yang mensekresikan 1 liter saliva per hari. Kelenjar buccal ditemukan
pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah hygiene
dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006).
Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka
didesain untuk memotong, menyobek, dan mematahkan makanan
sehingga dapat dicampur dengan saliva dan ditelan. Gigi yang normal
terdiri dari kepala, leher, dan akar. Gigi yang sehat terlihat putih,
bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang
sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika
gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga
integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi
(Alimul, 2006).
4) Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat
mengindikasikan status kesehatan orang secara umum. Perubahan
hormone, emosional, dan stress fisik, umur, infeksi, dan penyakit
tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut (Syaifuddin, 2009).
5) Mata, Telinga, dan Hidung
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene adalah sebagai
berikut (Perry dan Potter, 2005):
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene
c. Status sosial-ekonomi
Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya
d. Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
6. Gangguan pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene
Gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene secara garis besar
terjadi 2 gangguan yaitu sebagai berikut (Asmadi, 2008):
a. Gangguan secara fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Gangguan secara psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
7. Tanda dan gejala Personal Hygiene
Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan
Potter, 2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telingga
1) Telinga kotor
2) Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia
8. Penatalaksanaan Personal Hygiene
Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan
Potter, 2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam
sehari, pagi hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan
lidah. Bila ada gigi berlubang, sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila
tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat, kirim ke
Puskesmas/dokter gigi.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang
mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur,
gigi tiruan/palsu tidak dipakai dan direndam dalam air bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk
membersihkan sisa makanan yang melekat.
b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :
1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit
kepala.
2) Potong kuku secra teratur.
c. Kebersihan kulit (mandi) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari
secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia
sebaiknya mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran darah
dan mencegah kedinginan, menggunakan
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :
Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol,
bila tidak ada kelainan.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan
1) Pola kebersihan tubuh
2) Perlengkapan personal hygiene
3) Faktor faktor yang memengaruhi personal hygiene
b. Pemeriksaan Fisik
Kategori YA TIDAK
a. Rambut
1) Apakah rambut pasien subur ?
2) Apakah rambut pasien mudah rontok ?
3) Apakah rambut pasien kusam ?
4) Apakah tekstur rambut pasien kering ?
b. Kepala
1) Apakah kulit kepala pasien berketombe ?
2) Apakah terdapat kutu pada rambut pasien ?
3) Apakah terjadi eritema pada rambut
pasien?
c. Mata
1) Apakah sclera pasien ikterik ?
2) Apakah konjungtiva pasien anemis ?
3) Apakah pasien mengalami mata merah ?
d. Hidung
1) Apakah pasien mengalami flu?
2) Apakah pasien mengalami alergi?
3) Apakah pasien mengalami perubahan
penciuman ?
e. Mulut
1) Apakah keadaan mukosa mulut pasien
kering ?
2) Apakah terdapat lesi pada rongga mulut
pasien ?
f. Gigi
1) Apakah terdapat karang gigi pada gigi
pasien ?
2) Apakah terdapat karies pada gigi pasien ?
3) Apakah gigi pasien lengkap ?
g. Telinga
1) Apakah telinga pasien kotor ?
2) Apakah telinga pasien mengalami lesi ?
3) Apakah telinga pasien mengalami infeksi ?
h. Kulit
1) Apakah kulit pasien terdapat lesi ?
2) Apakah turgor kulit pasien jelek ?
3) Apakah suhu kulit pasien panas ?
i. Kuku tangan dan kaki
1) Apakah warna kuku tangan dan kaki pasien
hitam/kotor ?
j. Genetalia
1) Apakah genetalia pasien kotor ?
2) Apakah terjadi penyakit genetalia pada
pasien ?

(Dongoes, 2008)
2. Diagnoasa keperawatan dan intervensi
a. Gangguan integritas kulit
Definisi : keadaan dimana kulit seseorang tidak utuh.
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Bagian tubuh yang terlalu lama tertekan
2) Imobilisasi
3) Terpapar zat kimia
Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Kerusakan jaringan
b. Gangrene
c. Dekubitus
d. Kelemahan fisik

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :


1) Stroke
2) Fraktur femur
3) Koma
4) Trauma medulla spinalis.

Tujuan yang diharapkan :


1) Pola kebersihan diri pasien optimal
2) Keadaan kulit, rambut kepala bersih
3) Klien dapat mendiri dalam kebersihan diri sendiri.
Intervensi Rasional
Kaji kembali pola kebutuhan personal Data dasar dalam melakukan intervensi
hygiene pasien
Kaji keadaan luka pasien Menentukan intervensi
Jaga kulit agar tetap utuh dan Menghindari resiko infeksi kulit
kebersihan kulit pasien dengan cara
membantu mandi pasien
Jaga kebersihan tempat tidur, Mengurangi tekanan dan menghindari
selimut, bersih luka dekubitus
Lakukan perawatan luka dengan Penyembuhan luka
teknik steril sesuai program
Observasi tanda-tanda infeksi Pencegahan infeksi secara dini
Lakukan pijat pada kulit dan lakukan Mencegah dekubitus
perubahn posisi setiap 2 jam
b. Gangguan membrane mukosa mulut
Definisi : kondisi dimana mukosa mulut pasien mengalami luka.
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Trauma oral
2) Pembatasan intake cairan
3) Pemberian kemoterapi dan radiasi pada kepala dan leher
Kemungkinan yang ditemukan :
1) Iritasi/luka pada mukosa mulut
2) Peradangan/infeksi
3) Kesulitan dalam makan dan menelan
4) Keadaan mulut yang kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1) Stroke
2) Stomatitis
3) Koma
Tujuan yang diharapkan :
1) Keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaann utuh, warna merah ,muda
2) Inflamasi tidak terjadi
3) Klien mengatakan rasa nyaman
4) Keadaan mulut bersih.
Intervensi Rasional
Kaji kemabali kebersihan mulut Data dasar dalam melakukan
intervensi
Lakukan keberdihan mulut, sesudah Membersihkan kotoran dan mencegah
makan dan sebelum tidur karang gigi
Gunakan siakt gigi yang lembut Mencegah pendarahan
Gunakan larutan garam/baking soda dan Larutan garam/baking soda membantu
kemudian bilas dengan air bersih melembankan mukosa, meningkatkan
granulasi dan mmenekan bakteri
Laukan pendidikan kesehatan tentang Mencegah gangguan mukosa
kebersihan mulut
Laksanakan program terapi medis Membantu menyembuhkan
luka/infeksi
c. Kurangnya perawatan diri/kebersihan diri
Definisi : kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya.

Kemungkinan berhubungan dengan :


1) Kelelahan fisik
2) Penurunan kesadaran
Kemungkinan data yang ditemukan :
1) Badan kotor dan bau
2) Rambut kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Bau mulut dan kotor
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
1) Stroke
2) Fraktur
3) Koma
Tujuan yang diharapkan :
1) Kebersihan diri sesiuai pola
2) Keadaan badan, mulut, rambut, dan kuku bersih
3) Pasien merasa nyaman.
Intervensi Rasional
Kaji kemabli pola kebesihan diri Data dasar dalam melakukan
intervensi
Bantu pasien dalam kebersihan badan, Mempertahankan rasa nyaman
mulut, mulut dan rambut
Lakukan pendidikan kesehatan : Meningkatkan pengetahuan dan
petingnya kebersihan diri, pola membuat klien lebih kooperatif
kebersihan diri, cara kebersihan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika
Tarwoto dan Wartonah. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika
Potter, patricia A. dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan :konsep, proses, dan praktik. Jakarta : EGC
Syaifuddin. 2008. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC
Dongoes, Marlyn. 2009, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai