Anda di halaman 1dari 6

I.

Mendeskripsikan Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia

A. Pengertian Sistem Politik di Indonesia

Politik ialah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain
berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Teori politik ialah kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai
tujuan tersebut serta segala konsekuensinya.

Bahasan dalam teori politik :


Filsafat politik
Konsep tentang sistem politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi,
lembaga negara
Perubahan sosial
Pembangunan politik
Perbandingan politik

Sistem politik yang dikembangkan oleh negara di dunia, antara lain :


Anarkisme
Autoritarian
Demokrasi
Diktatorisme
Fasisme
Federalisme
Fundamentalisme keagamaan
Globalisme
Kapitalisme
Komunisme
Liberalisme
Monarki
Nasionalisme
Rasisme
Marxisme
Sosialisme
Oligarki

Tujuan Politik:
Dalam arti kepentingan
Politik merupakan tempat individu / kelompok melakukan berbagai aktivitas, untuk mencapai
tujuan tertentu.

Dalam arti kebijakan (policy)


Politik ialah penggunaan pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya
suatu usaha, cita-cita, atau keadaan yang kita hendaki.

B. Suprastruktur Politik Di Indonesia

Suprastruktur politik ialah susunan kehidupan politik paling atas, yang dilakukan oleh negara
atau pemerintah. (the government political sphere)

Susunan tersebut merupakan kekuatan penentu politik melalui sidang dan rapat tertentu,
yang secara garis besar terdiri dari lembaga-lembaga negara dan pemerintahan, seperti :
MPR yang menbuat keputusan politik tertinggi melalui beberapa ketetapan.
DPR yang menjabarkan keputusan politik tertinggi tersebut melalui UU.
Presiden yang melaksanakan keputusan-keputusan politik tersebut melalui keputusan-
keputusan.

C. Infrastruktur Politik di Indonesia

Infrastruktur politik ialah susunan kehidupan politik yang ada di lapisan bawah yang
dilaksanakan oleh masyarakat luas atau rakyat warga negara. (the sosio pilitical sphere)

Susunan tersebut merupakan kekuatan sosial politik melalui opini-opini dan intuisi-intuisi,
yang secara garis besar terdiri atas :
Partai politik seperti PPP, PDIP, Golkar, Partai Keadilan, dan partai-partai
lain yang menjadi peserta pemilu.
Kelompok kepentinganseperti kelompok buruh, petani, pengusaha, dan berbagai
kelompok lain yang menyampaikan misi kepentingan tertentu.
Kelompok penekan seperti para cendekiawan, kritikus, pengunjuk rasa, dan
sebagainya yang menekan negara atau pemerintah supaya berbuat sesuatu atau merubah
sesuatu.
Alat komunikasi politikseperti media-media massa, elektronik, dan media lainnya yang
mengkomunikasikan berbagai informasi politik.
Tokoh-tokoh politik seperti para pemimpin partai politik, pengamat, serta pakar
politik, yang menyampaikan berbagai pendapat melalui berbagai media.

II. Mendeskripsikan Perbedaan Sistem Politik di Berbagai Negara

A. Menguraikan Dinamika Politik di Indonesia

Dinamika politik di Indonesia terbagi atas 3 masa:


Masa 1945 1967
Pada masa ini terjadi perubahan dari sistem politik Demokrasi Konstitusional menjadi
Demokrasi Terpimpin. Masa ini lebih dikenal dengan sebutan Orde Lama

Masa 1967 1999


Pada masa ini terjadi perubahan dari sistem politik Demokrasi Terpimpin menjadi Demokrasi
Pancasila. Masa ini lebih dikenal dengan sebutan Orde Baru

Masa 1999 sekarang


Pada masa ini terjadi perubahan sistem politik sentralisasi menjadi otonomi daerah. Masa ini
dikenal dengan sebutan Orde Reformasi

Variabel yang mempengaruhi stabilitas politik :


1. Perkembangan ekonomi memadai
2. Perkembangan pelembagaan baik struktur maupun proses politik
3. Partisipasi politik

B. Perbedaan Sistem Politik di Indonesia dengan Negara Liberal & Komunis

Perbedaan cara berpolitik setiap negara disebabkan oleh


1. Adanya perbedaan kultur.
2. Adanya perbedaan tingkat peradaban.

Sikap politik yang umumnya berkembang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah :
1. Berpolitik Radikal
Sikap politik radikal dapat dilakukan oleh pihak masyarakat luas (bangsa) maupun pihak
penguasa Negara.
Masyarakat luas, lazimnya dilakukan oleh kelompok-kelompok penekan, kelompok kepentingan,
dan partai politik tertentu seperti dengan cara:

i. Demonstrasi secara terus menerus

ii. Melontarkan kritik-kritik keras

iii. Jika perlu dengan melalui kekerasan (anarckis)

Penguasa Negara, lazimnya dilakukan oleh para pemimpin Negara yang berkuasa mutlak
(absolute) atau tidak demokratis, meskipun terdapat partai politik tetapi dikuasai Negara yang
mematikan partai lainnya. Hal tersebut seperti yang berlaku di abad 19-20 dengan faham
komunisme dan fasisme dahulu.

Contoh politik radikal:


Komunisme seperti di Uni Soviet (dahulu), Negara bersikap radikal dengan cara memaksa tidak
boleh ada partai politik lain berkembang, memaksa hak milik atas alat-alat produksi dihapuskan,
dan pembatasan hak-hak perorangan.

2. Berpolitik Liberal
Bagi Negara, dengan kebebasan yang tak terbatas dapat mengakibatkan runtuhnya suatu Negara
sebagai organisasi.

Karena itu, Edmund Bunke berpendapat bahwa liberalisme itu berhubungan dengan masalah apa
yang seharusnya tidak dilakukan oleh Negara untuk memberikan kebebasan kepada rakyatnya.

Dalam perkembangannya, sikap politik liberal merupakan jawaban Negara atas kekuasaan
dictator atau absolute menjadi liberal, fahamnya disebut liberalisme.

Contoh politik liberal:


Sikap politik liberal di Inggris diawali dengan adanya upaya-upaya rakyatnya yang mendesak
penguasa Negara supaya mereka diberikan perlindungan dalam menggunakan hak-hak asasi
merka.

3. Berpolitik Moderat
Dari segi lain, sikap politik moderat dapat melakukan upaya-upaya seperti:
Memberikan solusi atas berbagai masalah nasional
Menjadi prantara antara berbagai pihak yang komplit
Tidak memihak (Netral)
Terbuka dalam menerima saran atau pendapat orang lain.
Mendukung atas perubahan-perubahan baru secara baik
Berhati-hati dan bijaksana dalam mengambil keputusan

Contoh politik moderat:


Kaum moderat seperti yang pernah diungkapkan oleh Ralph Bysce, Duta Besar Amerika Serikat
untuk Indonesia pada tahun 2002 adalah orang-orang Islam Indonesia. Sebagai buktinya bahwa
dalam proses demokratisasi dapat berjalan bersama-sama dengan orang-orang Islam (Juga orang-
orang agama lain) di Indonesia secara lancar.

4. Berpolitik Status Quo


Upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan status Quo, antara lain:
Melancarkan doktrin (ajaran) strategi pembangunan (developmentalisme) yang dikuasai oleh
rezim tertentu.
Membuat jaringan kelompok yang kuat dan luas mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah.
Melembagakan system otoriter birokrasi, jika perlu memposisikan personil militer dalam
kedudukan strategis.
Menerapkan system sentralistik, sehingga daereah-daerah kekuasaannya terbatas sekali.
Membentuk kelompok yang kuat dengan anggotanya yang banyak dan berpengaruh di
kelompok-kelompok kecilnya.
Jika perlu dapat melakukan paksaan terhadap rakyat

5. Cara Berpolitik Reaksioner


Umumnya dilakukan oleh kelompok masyarakat atau partai politik tertentu dengan melakukan
reaksi atas kebijakan baru. Sikap tersebut dapat dilakukan dalam bentuk :
Kritik-kritik keras yang dilakukan oleh tokoh masyarakat maupun tokoh politik
Demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat tersebut
Tuntutan mundurnya pejabat tertentu dari jabatannya
Penekanan tertentu supaya mengurungkan kebijakan baru

6. Cara berpolitik konservatif


Yaitu cara berpolitik dengan cara mempertahankan tradisi yang dirasakan sudah enak dan
stabilitas sosial yang sudah mantap serta melestarikan pranata (sistem tingkah laku, adat istiadat
dan norma) yang resmi.

Namun demikian, konservatisme itu juga menghendaki adanya perkembangan secara alamiah
bertahap dan menentang perubahan secara radikal.

Sistem politik di berbagai negara:


1. Sistem Politik di Inggris dan Negara-negara Maju Lainnya
Inggris dan Negara-negara menganut sistem politik demokrasi dengan sistem parlementer aliran
liberalistik.

2. Sistem Politik Uni Soviet (masa lalu) dan Negara-negara Eropa Timur
Sistem pemerintahan di Eropa Timur dikenal dengan Proleriat atau Komunis.

3. Sistem Politik Amerika Serikat


Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang menjalankan teori Trias Politica dengan
konsekuen, yaitu pemiashan kekuasaan yang tegas antara Legislatif, Eksekutuif, dan Yudikatif.

4. Sistem Politik Perancis


Perancis merupakan negara republik kesatuan. Kedudukan presiden sangat kuat dapat
memburakan parlemen. Parlemen pun cukup kuat sehingga dapat menjatuhkan perdana menteri.

5. Sistem Politik Jepang


Dalam sistem politik Jepanag, perdana menteri memimpin sebuah kabinet sekaligus memimpin
partai mayoritas di majelis rendah (Shuugin).

6. Sistem politik di China


Partai Komunis China adalah inti dari pemerintahan China, karena ketua partai tersebut yang
menjabat sebagai kepala negara. Kekuasaan legislatif; Kongres rakyat nasional yang didominasi
oleh partai komunis China.

7. Sistem Politik di Iran


Iran adalah Theokrasi yang dipimpin oleh presiden sebagai kepala pemerintahan. Presiden di
lantik oleh dewan faqih. Kabinet bertanggung jawab terhadap parlemen.

8. Sistem Poltik Arab Saudi


Arab Saudi adalah Negara kerajaan. Kepala Negara dipegang oleh raja sekaligus sebagai perdana
menteri dan pimpinan agama tertinggi.
9. Sistem politik di Indonisia
Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk pemerintahan berupa republik dan sistem
pemerintahan presidensial. Pimpinan tertingggi yaitu di pegang oleh presiden

III. Menampilkan Peran Serta dalam Sistem Politik di Indonesia

A. Mengidentifikasi Ciri Masyarakat Politik

Ciri-ciri masyarakat politik :


Adanya peningkatan opini publik dalam merespon suatu kebijakan publik
Adanya partisipasi masyarakat dalam menolak suatu kebijakan publik
Adanya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegitan politik

B. Perilaku Politik yang Sesuai Aturan

Partisipasi politik dapat dilakukan secara :


Perorangan / kolektif
Terorganisasi / spontan
Mantab / sporadik
Damai / kekerasan
Legal / ilegal
Efektif / tidak efektif

Setiap pendapat harus disampaikan berdasarkan hal-hal berikut:

Akal sehat dan hati nurani bersih


Dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Menjunjung tinggi derajat dan martabat manusia
Memiliki nilai kebenaran dan keadilan
Mengutamakan persatuan dan kesatuan
Demi kepentingan bersama

Peraturan perundangan politik di Indonesia :


1. UU No. 9 Tahun 1998 (tata cara mengemukakan pendapat dimuka umum)
2. UU No. 31 Tahun 2003 (partai politik)
3. UU No. 12 Tahun 2003 (pemilu)
4. UU No. 23 Tahun 2003 (pemilihan presiden)

C. Berperan Serta Secara Aktif Dalam Sistem Politik di Indonesia

Pengertian Partisipasi Politik menurut Prof. Miriam Budiarjo: Partisipasi politik adalah
kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu
dengan jalan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tak langsung mempengaruhi
kebijakan pemerintah (Public Policy)

Bentuk - Bentuk Partisipasi Politik:


1. Mengajukan kritik dan saran perbaikan untuk meluruskan saran dan kebijaksanaan membayar
pajak dan ikut serta dalam kegiatan menaati peraturan pemerintah menerima dan melaksanakan
setiap keputusan pemerintah.

2. Milbrath dan Gobel


Apatis, orang yang menarik diri dari proses politik
Spectator, orang yang setidak-tidaknya pernah ikut pemilu
Gladiator, orang yang berperan secara aktif dalam proses politik
Pengkritik, orang yang berpartisipasi dalam bentuk yang tidak konvensional

3. Muller
Partisipasi politik yaitu partisipasi invidu dan partisipasi kolektif yang berwujud kegiatan secara
tertulis

4. Miriam Budiarjo
Mengemukakan bentuk partisipasi gambar, dalam piramida yang lebar, tetapi menyempit ke atas
sejalan dengan meningkatnya intensitas kegiatan politik

Samuel Huntington dan Joan Nelson; bentuk partispasi :


Kegiatan pemilihan
Lobbying (Usaha untuk menghubungi penguasa-penguasa pemerintah dengan tujuan
mempengaruhi hasil keputusan mereka mengenai persoalan yang menyangkut sebagian besar
orang)
Kegiatan organisasi
Mencari koneksi
Tindakan kekerasan

5. Ramlan Subakti
- Partisipasi aktif.
- Partisipasi pasif mencakup kegiatan warga Negara untuk mengajukan usul mengenai suatu
kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang berbeda dengan kebijakan
pemerintah.

Fungsi Partisipasi Politik:


Menurut Robert Lane:
1) Sarana untuk mengajar kebutuhan ekonomi
2) Sarana untuk memuaskan suatu kebutuhan bagi penyesuaian social
3) Sarana untuk nilai-nilai khusus
4) Sarana untuk memenuhi kebutuhan alam sadar dan kebutuhan psikologi tertentu

Menurut Arbi Sanit :


1) Memberikan dukungan kepada penguasa.
2) Parisipasi yang dimaksudkan, untuk menunjukkan kelemahan dan kekurangan.
3) Partisipasi sebagai tantangan terhadap penguasa dengan maksud menjatuhkan sisitem
politik.

Contoh Partisipasi Politik Masyarakat Indonesia:


Membentuk/ikut bergabung dalam ormas, orpol, ornop, dan LSM/NGO
Mengikuti pemilu, baik dipilih maupun memilih
Adanya kelompok- kelompok kontemporer yang memberi warna pada system input dan
output pemerintah, seperti petisi, demo, protes
Memberikan suara pada pemilu
Terlibat kampanye
Membentuk/ bergabung dalam kelompok kepentingan
Melakukan diskusi politik
Menjalin komunikasi pribadi dengan pimpinan politik/pejabat pemerintah
Dengar pendapat antara masyarakat dengan anggota DPR
Pengaduan masyarakat kepada anggota DPRD I, II, atau DPR Pusat
Protes, yaitu kegiatan menentang sesuatu
Petisi, yaitu permohonan resmi kepada pemerintah.
Dialog pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan pokok bahasan tertentu
Demonstrasi, yaitu pernyataan protes yang dikemukakan secara massal

Anda mungkin juga menyukai