Anda di halaman 1dari 2

FASE, KOMPONEN DAN HUKUM FASE GIBBS

Fase merupakan keadaan materi yang seragam di seluruh bagiannya, bukan hanya
dalam komposisi kimianya, melainkan juga dalam keadaan fisiknya. Gas, atau campuran gas
adalah fase tunggal, Kristal adalah fase tunggal dan dua cairan yang dapat campur secara
total membentuk fase tunggal. Es adalah fase tunggal (P=1), walaupun es itu dapat dipotong-
potong menjadi bagian-bagian kecil. Campuran es dan air adalah sistem dua fase (P=2)
walaupun sulit untuk menentukan batas antara fase-fasenya.
Komponen merupakan spesies yang ada dalam system, seperti zat terlarut dan pelarut
dalam larutan biner. Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah minimum
spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan komposisi semua fase yang ada dalam
sistem. Dengan kata lain, kita hanya menghitung banyaknya jika spesies yang ada dalam
sistem tidak bereaksi. Misalnya, air murni adalah sistem satu-komponen (C=1) dan campuran
etanol dan air adalah sistem dua-komponen (C=2). Biasanya untuk melakukan perhitungan
banyaknya komponen bisa didefinisikan sebagai C = S R ; dengan C merupakan komponen,
S adalah spesies/molekul dan R adalah reaksi yang terjadi antara spesies-spesies (reaksi-
reaksi pada kesetimbangan, kenetralan muatan).
Dalam sistem komponen-tunggal (C=1), tekanan dan temperature dapat diubah
secara bebas jika hanya ada satu fase (P=1). Jika kita mendifinisikan varian F sistem sebagai
banyaknya variable intensif yang dapat diubah dengan bebas tanpa mengganggu banyaknya
fase yang berada dalam kesetimbangan, maka F=2. Jadi sistem itu bivarian dan mempunyai
dua derajat kebebasan. Berdasarkan perhitungan J.W. Gibbs tentang aturan fase yang
menunjukkan hubungan umum antara varian F, jumlah komponen C, dan jumlah fase pada
kesetimbangan P untuk suatu sistem dengan komposisi sembarang, ialah:
P+F=C+N
(2.1)
Dengan N adalah jumlah variable non-komposisi.
P+F=C+2
Secara umum, hukum fase Gibbs, didefinisikan sebagai

Misalnya :
Sistem Cu Ag (berdasar diagram fase untuk reaksi eutektik)
Dari diagram diketahui bahwa tekanan konstan. N = 1 (hanya temperature varibel non-
komposisi).
P+F=C+N
P+F=2+1=3
F=3P
Jika fase = fase tunggal ( atau atau L), P = 1
F=31=2
Artinya bahwa untuk menerangkan karakteristik paduan mempunyai fase tunggal, harus
menentukan 2 parameter yaitu komposis dan temperatur.
Sistem satu komponen
Untuk sistem satu-komponen, seperti air murni,
F=3P
Jika hanya ada satu fase, F= 2 dan P dan T dapat diubah-ubah dengan bebas. Dengan kata
lain, fase tunggal digambarkan denan daerah pada diagram fase. Jika dua fase dalam
kesetimbangan, F = 1, yang berarti tekanan bukanlah variable bebas jika kita sudah
menentukan temperaturnya. Jadi, kesetimbangan dua fase digambarkan dengan garis di dalam
diagram fase. Jika ketiga fase ada dalam kesetimbangan, F = 0. Kondisi invarian yang khusus
ini hanya dapat terjadi pada temperatur dan tekana tertentu. Oleh karena itu kesetimbangan
tiga fase itu digambarkan dengan satu titik, yaitu titik tripel, pada diagram fase. Empat fase
tidak dapat berada pada kesetimbangan dalam sistem satu-komponen karena F tidak dapat
negatif.
Sistem dua-komponen (biner)
Jika dua komponen ada dalam satu sistem, C = 2 dan hanya ada 1 non-komponen, N = 1,
maka persamaan 2.1 berubah menjadi
P+F=3
Untuk penyerdehanaan, di sistem biner tekana dibuat supaya tetap (misalnya pada 1 atm),
yang berarti akan menghabiskan satu derajat kebebasan, dan F = 3 P untuk varian sisanya.
Salah satu sisa derajat kebebasan ini adalah temperatur, yang lain adalah komposisi (yang
dinyatakan dengan fraksi mol satu komponen).
Sistem tiga-komponen
Untuk sistem tiga-komponen, F = 5 P, sehingga variannya dapat mencapai 4. Dengan
menjaga temperatur dan tekanan tetap, masih ada dua derajat kebebasan (yaitu fraksi mol dua
komponen). Salah satu cara terbaik untuk memperlihatkan variasi kesetimbangan fase dengan
sistem komposisi digunakan diagram fase segitiga.

Anda mungkin juga menyukai