Widya Sofyanto PDF
Widya Sofyanto PDF
SEMARANG
TESIS
MAGISTER KENOTARIATAN
Disusun Oleh :
WIDYA SOFYANTO
NIM : B4B007224
SEMARANG
Disusun Oleh :
WIDYA SOFYANTO
NIM : B4B007224
ii
SURAT PERNYATAAN
1. Tesis ini adalah hasil karya sendiri dan di dalam tesis ini tidak
Pustaka;
WIDYA SOFYANTO,S.H.
NIM : B4B007224
iii
ABSTRAK
Oleh :
Widya Sofyanto, SH.
By :
Widya Sofyanto, SH.
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
PERSEMBAHAN :
Tesis ini Kupersembahkan untuk
:
Bapak dan Ibu Tercinta
Adik-adikku tersayang
Sahabatku Kekasihku
Almamaterku tercinta
vi
KATA PENGANTAR
UTAMA SEMARANG.
ini tidak lepas dari dorongan, bantuan dan doa berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih pada :
1. Bapak Prof. Dr. Susilo Wibowo, M.S, Med, S.Pd, dan selaku Rektor
5. Ibu Dr. Rita Gaby Samanati, AAK selaku Kepala PT. ASKES
vii
mengijinkan penulis melakukan penelitian di tempat tersebut dan
9. Bapak dan Ibu yang Penulis hormati yang telah memberikan doa,
Tesis ini.
10. Adikku Bagas dan Dita yang penulis sayangi dan banggakan yang
ini.
viii
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
bagi pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
ix
DAFTAR ISI
x
PT.ASKES (Persero) Cabang Utama Semarang Untuk Mengatasi
Hambatan Apabila Klaim Tersebut Tidak Terpenuhi ................ 77
1). Tanggung jawab PT. ASKES (Persero) Cabang Utama
Semarang Jika Klaim Tidak Bisa Terpenuhi ....................... 77
2). Upaya-upaya yang Dilakukan PT. ASKES (Persero) Cabang
Utama Semarang Untuk Mengatasi Hambatan Apabila Klaim
Tersebut Tidak Terpenuhi .................................................... 83
BAB IV. PENUTUP ............................................................................... 89
A. Kesimpulan ................................................................................ 89
B. Saran ......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
manusia itu sendiri. Manusia tidak ingin menderita kerugian dan ia selalu
1
Abdulkadir Muhammad, 1994, Pengantar Hukum Pertanggungan, Citra Aditya Bakti, Bandung,
halaman 6.
2
H.M.N. Purwosutjipto, 1983, Pengetian Pokokxii
Hukum Dagang Indonesia, Djambatan, Jakarta,
halaman 10.
Manusia dalam hidupnya selalu dalam ketidakpastian dan
barang/hartanya. Peralihan risiko ini tidak terjadi begitu saja tanpa adanya
tidak sengaja, yang dapat membawa kerugian pada kekayaan kita, adalah
bahaya atau risiko. Risiko, seperti biasa dalam bahasa sehari-hari, adalah
yang merugikan dan tidak tentu, suatu keadaan terancam oleh peristiwa
terjadinya peristiwa yang tidak tentu, maka untuknya bahaya atau resiko
3
Djoko Prakoso, dan I. Ketut Murtika, 1989, Hukum Asuransi Indonesia, Bina Aksara, Jakarta.
Halaman 18.
4
H. Mashudi dan Moch. Chidir (Alm), 1998, Hukum
xiii Asurani, Mandar Maju, Bandung, halaman
146.
adalah kemungkinan yang dihadapinya untuk membayar (kemungkinan
aktuaris.
mana terjadi kehilangan seluruhnya, maka nilai itulah yang harus diganti,
5
Ibid, halaman 146.
6
Emmy Pangaribuan Simanjutak, 1990, Hukum Pertanggungan (Pokok Pertanggungan kerugian
Kebakaran dan Jiwa), Seri Hukum Dagang Fakultas
xiv Hukum Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta,, halaman 70.
tengah-tengah kehidupan masyarakat, manfaatnya adalah sebagai
berikut7:
pendukung hak dan kewajiban dari perjanjian itu. Subyek hukum menurut
Dr. Soenawar Soekowati dalam Buku H. Mashudi dan Moch. Chidir (Alm)
7
Asrel Idjard dan Nico Ngani, 1985, Seri Hukum Dagang : 1, Profil peransuransian di Indonesia,
Penerbit Liberty, Yogyakarta, halaman, 35 - 36. xv
8
H. Mashudi dan Moch. Chidir (Alm), Op-Cit, halaman 4.
2). Tabungan asuransi Pegawai Negeri (TASPEN);
Secara luas Asuransi itu meliputi risiko sosial. Resiko sosial adalah
badan usaha yang didirikan oleh pemerintah. Tujuan asuransi sosial ini
9
xvi
Hasyimi. A, 1981, Bidang Usaha Asuransi, Penerbit Balai Aksara, Bandung, halaman 115.
pokok Kepegawaian sama-sama mengatur bahwa pemerintah
Hal ini merupakan hal yang wajar karena Pegawai Negeri Sipil
xvii
Perjanjian Pertanggungan berdasarkan unsur persesuaian
dari pihak lain tidak ada dan apabila dalam perjanjian terdapat unsure
10
Emmy Pangaribuan, 1980, Pertanggungan Wajib dan Sosial, Seri Hukum Dagang Fakultas
Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, halaman 5.
11
R. Ali Ridho, 1992, HUKUM DAGANG Tentang Prinsip dan fungsi Asuransi dalam lembaga
keuangan, Pasar Modal, Lembaga Pembiayaan Modal Ventura dan Asuransi Haji, Alumni,
Bandung, halaman 390. xviii
12
Ibid, halaman 390.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ciri khas dari pada asuransi
2. PERUMUSAN MASALAH
sakit dapat berobat ke rumah sakit atau pihak ketiga yang ditunjuk
xix
1). Bagaimana Penyelesaian Pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan
dilakukan
terpenuhi?
3. TUJUAN PENULISAN
kesehatan
4. MANFAAT PENULISAN
(PERSERO).
lingkungan kerja.
xx
2). Manfaat Praktis
satu jenis asuransi umum oleh karenanya dalam asuransi jiwa terkandung
verzekering.
sebagai berikut:
xxi
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
Hak-hak Tertanggung:
yang dipertanggungkan;
membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peristiwa yang
13
xxii
Ibid, halaman 8.
Hak-hak dari Penanggung:
3). maka hak lain sebagai imbalan dari kewajiban tertanggung. Seperti
telah disinggung di muka, bahwa perjanjian asuransi termasuk
perjanjian timbal-balik, maka dari itu terlihat bahwa hak
penanggung adalah paralel atau sejajar dengan kewajiban pihak
tertanggung, dan mengenai ini akan dibahas selanjutnya.
prinsip yang terdapat dalam sistem hukum asuransi tersebut antara lain14:
kepada tertanggung;
14
M. Suparman Sastrawidjaja, 1993, Hukum Asuransi,
xxiii perlindungan tertanggung, Asuransi
Deposito Usaha Peransurasian, Alumni, Bandung, halaman 55.
Asuransi Kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana yang
diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk
diberikan. Sebaliknya dari segi Badan Asuransi dia juga merupakan klien
15
Wirjono Prodjodikoro, 1986, Hukum Asuransi di Indonesia, PT. Intermasa, Jakarta. Halaman
12.
16
Sri Rejeki Hartono, 1985, Asuransi dan Hukum Asuransi, IKIP Semarang Press. Semarang.
xxiv
Halaman 35.
bagi penghasil jasa pelayanan kesehatan (misalnya dokter, apotek,
laboratorium klinik, rumah sakit dan lain-lain). Karena itu Badan Asuransi
menguntungkan.
oleh pemerintah.
berikut:
No. 230/ 1968 jo Keppres No. 13/ 1981 jo PP No. 22 jo PP No. 23/
1984);
xxv
4). Tidak bersifat mencari untung;
klaim.
6. METODE PENELITIAN
ilmu pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan, oleh karena itu
analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.17
17
xxvi
Rianto Adi, 2004, Metode Penelitian Sosial dan Hukum, Granit, Jakarta, halaman 3.
Penelitian adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris research
yang terdiri dari re artinya ulang dan search artinya mencari. Jadi research
gejala ataupun kenyataan yang sudah ada untuk direkontruksi dan diberi
2). Memberi kemungkinan yang lebih besar untuk meneliti hal-hal yang
belum diketahui;
18
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung,Halaman.7.
19
Soerjono Sokanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, halaman 67.
xxvii
20
Ibid, halaman.15.
buku dan memberikan pengetahuan bagi yang mempelajarinya. Akan
1). Bertujuan;
2). Sistematik;
3). Terkendali;
4). Obyektif;
masyarakat sebaik-baiknya.22
ada yang menulis sesuaikan dengan obyek yang ada yang sedang penulis
21
Saifudin Azwar, 1998, Metode Penelitian. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, halaman 2.
22
Soejono dan Abdurrahman, 2005, Metode Penelitian
xxviii Suatu Pemikiran dan Penerapan, Rineka
Cipta, Jakarta, halaman 66.
fakta yang terjadi di lapangan. Metode penelitian yang digunakan sebagai
berikut:
tepat dan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan serta harus
sistematis dan konsisten. Metode yang penulis pakai dalam penelitian ini
23
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, halaman 10.
24
Ronny Kountur, 2004, Metode Penelitian Untuk
xxixPenulisan Skripsi dan Tesis, PPM, Jakarta,
halaman 6.
untuk memperoleh gambaran (deskriptif) lengkap tentang keadaan hukum
yang berlaku ditempat tertentu dan pada saat tertentu, atau peristiwa
masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-
25
Soerjono Sokanto, Op.cit, hal.50.
26
Winarno Surakhamad, 1978, Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah,
Tarsito, Bandung, halaman 133.
27
Moch Nazir, 1998, Metode Penelitian, Ghaliaxxx
Indonesia, Jakarta, Halaman 84.
28
Burhan Ashshofa, 2001, Metode Penelitian Hukum, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal.79.
mempercepat waktu pengumpulan data terutama bila populasi besar
1). Data primer diperoleh secara langsung dari nara sumber yang
29
Ibid, halaman 79.
30
Jogiyanto, 2004/2005 , Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman.BPFE. Yogyakarta, halaman 79. xxxi
31
Ibid, halaman 91- 92.
2). Data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya
kepustakaan, seperti:
7. SISTEMATIKA PENULISAN
berikut:
32
xxxii
Soerjono Sokanto, Op.cit, halaman 67.
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
6. Metode Penelitian
7. Sistematika Penulisan
xxxiii
BAB IV. PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xxxiv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
satu jenis asuransi umum oleh karenanya dalam asuransi jiwa terkandung
verzekering.33
timbal balik.
33
R. Ali Ridho, 1986, HUKUM DAGANG tentang Asuransi udara, Asuransi Jiwa dan
Perkembangan Perseroan Terbatas, Remadja Karya,
xxxv Bandung, halaman 175.
34
Abdulkadir Muhammad,Op-cit, halaman 7 - 9.
b). Unsur status
xxxvi
Sebaliknya, jika evenemen itu tidak terjadi, penanggung tetap
sebagai berikut:
35
Ibid, halaman 21-24 xxxvii
36
Ibid, halaman 9-10
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa asuransi ataupun
terdapat resiko dari suatu potensi kerugian yang diperjanjikan, dan pihak
diperjanjikan.37
dan badan hukum, sebagai pihak yang berhak dan berkewajiban, dalam
makelar, tetapi hal ini makelar tersebut, sebagai kuasa tak terikat oleh
37
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Hukum tentang Perlindungan Konsumen, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, halaman 11. xxxviii
38
H. Mashudi dan Moch. Chidir (Alm), Op-Cit, halaman 4.
Hak-hak Tertanggung:
yang dipertanggungkan;
membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peristiwa yang
3). maka hak lain sebagai imbalan dari kewajiban tertanggung. Seperti
telah disinggung di muka, bahwa perjanjian asuransi termasuk
perjanjian timbal-balik, maka dari itu terlihat bahwa hak
39
xxxix
Ibid, halaman 8.
penanggung adalah paralel atau sejajar dengan kewajiban pihak
tertanggung, dan mengenai ini akan dibahas selanjutnya.
itu.40
prinsip yang terdapat dalam sistem hukum asuransi tersebut antara lain41:
40
Iting Partadiredja, 1980, Suplemen Pengetahuan dan Hukum Dagang, Erlangga, Jakarta,
halaman 12
41
M. Suparman Sastrawidjaja, 1993, Hukum Asuransi,
xl perlindungan tertanggung, Asuransi
Deposito Usaha Peransurasian, Alumni, Bandung, halaman 55.
Insurable Interest (kepentingan yang dipertanggungkan) dikatakan
kontrak tersebut;
3). Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai
xli
sesungguhnya diderita tertanggung dalam arti tidak dibenarkan mencari
memperoleh penggantian dari pihak lain, walaupun jelas ada pihak lain
42
C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, 2001,xlii
Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum
Dalam Ekonomi bagian 2, Pradnya Paramita, Jakarta, halaman 358.
kedudukan pihak tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak
ketiga tersebut.
pada perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang
penuh ganti rugi yang menjadi hak pihak tertanggung, maka kami berhak
yang aktif dan efisien adalah Unbroken Chain of Events yaitu suatu
sehingga mobil tidak terkendali dan terbalik, korban luka parah lalu dibawa
atau tidak.
xliii
Dasar Hukum Undang-undang Usaha Perasuransian Tahun
1992
1). Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 ayat (1) Undang-
undang Dasar 1945;
sekaligus dengan ribuan karyawan. Pada saat ini perlu diusahakan adalah
Kesehatan dikenal pada tahun 1968 melalui Keppres No. 230 Tahun 1968
43
xliv
Ibid, halaman 362.
Untuk pemerintah membentuk suatu organisasi penyelenggara pada
kemudian ditambah dan diubah dengan Keppres No. 13 Tahun 1981 yang
berisi tentang Perubahan atas Keppres No. 230 Tahun 1968, tetapi kedua
Keppres juga dicabut dan yang berlaku adalah Peraturan Pemerintah No.
xlv
pelayanan kesehatan mereka. Salah satu diantaranya adalah dengan
diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk
44
Wirjono Prodjodikoro, 1986, Hukum Asuransi di Indonesia, PT. Intermasa, Jakarta. Halaman
12.
45
Sri Rejeki Hartono, 1985, Asuransi dan Hukum Asuransi, IKIP Semarang Press. Semarang.
xlvi
Halaman 35.
mempertimbangkan kemempuan membayar premi dari para peserta
asuransi. Karena itu dikenal azas yang kaya membayar yang lebih besar
demikian besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh setiap anggota
diberikan. Sebaliknya dari segi Badan Asuransi dia juga merupakan klien
laboratorium klinik, rumah sakit dan lain-lain). Karena itu Badan Asuransi
xlvii
akan merupakan badan penengah antara peserta asuransi kesehatan
menguntungkan.
xlviii
serta berapa besar jumlah maksimum yang dapat diganti dan jenis-
rumah sakit.
insurance)
biaya pembedahan.
expenses insurance)
karena penyakit.
insurance)
xlix
kesehatan.
kemempuan masyarakat.
kesehatan mereka.
l
2). Hubungan hukum antara penanggung dengan tertanggung diatur
No. 230/ 1968 jo Keppres No. 13/ 1981 jo PP No. 22 jo PP No. 23/
1984);
klaim.
penghasilannya dalam jumlah prosentasi tertentu kalau dia tidak sakit, dia
terkumpul dari potongan gaji atau uang pensiun peserta tersebut setiap
yang membutuhkannya.
dahulu. Jadi tidak harus sama dengan iuran yang terkumpul dari potongan
li
penghasilan mereka setiap bulannya.
keluarganya).
sosial pada azasnya adalah sama yaitu untuk memberikan jaminan sosial
sedangkan apabila ditelaah lebih jauh tujuan yang lebih luas lagi adalah
lii
membayar biaya rumah sakit, biaya pengobatan dan mengganti kerugian
program) seperti:
a). Oleh dokter umum, dokter gigi pemerintah atau swasta yang
ditunjuk.
4). Pembelian kacamata menurut resep dokter yang ditunjuk dan lain-
lain.
liii
orang ini dapat diharapkan menghasilkan atau produktifitasnya lebih besar
dalam pekerjaannya.
menciptakan aparatur negara yang sehat, kuat dan dinamis serta memiliki
jiwa pengabdian dan kesetiaan yang tinggi terhadap cita-cita Nusa dan
Bangsa.
pada ada atau tidaknya dana saja, tetapi juga terletak pada berbagai
faktor lainnya seperti sikap mental masyarakat itu sendiri, adat istiadat,
ekonomi rakyat rata-rata lemah, sehingga tidak tersedia dana yang cukup
masyarakat.
liv
5. PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM PERJANJIAN ASURANSI
KESEHATAN
Ketiga KUHPerdata yaitu dalam Bab V sampai dengan Bab XVIII dan Bab
terhadap satu orang lain atu lebih. Agar suatu perjanjian sah, harus
6). Premi.
oleh karena itu perjanjian itu perlu dikaji sebagai acuan menuju pada
lv
adalah sebagai berikut:
2). Suatu hubungan hukum antara pihak, atas dasar mana pihak yang
menurut hukum;
yang satu akan memperoleh dari pihak yang lain suatu prestasi
4). Dalam setiap perjanjian, kreditur berhak atas prestasi dari debitur,
lvi
dalam karakteristiknya. Ciri-ciri dan karakteristik perjanjian asuransi inilah
perjanjian-perjanjian lain.
ekonomi yang mungkin diderita karena suatu peristiwa yang belum pasti.
Batasan perjanjian asuransi secara formal terdapat dalam Pasal 246 Kitab
asuransi itu terjadi, maka tertanggung atau pemegang polis atau pihak
service atau kepada bagian kalim. Setelah menerima laporan, unit klaim
akan memeriksa arsip atau database untuk melihat apakah klaim telah
yaitu:
46
Agus Prawoto, 1995, Hukum Asuransi dan Kesehatan
lvii Perusahaan Asuransi, BPFE,
Yogyakarta, halaman 133.
lviii
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
terkait sesuai dengan peran dan fungsinya. Secara garis besar proses
dan ini sesuai dengan telah ditetapkannya business process dan telah
lix
dianggap oelu untuk disempurnakan dan dijadikan satu bersama-sama
Dokter Umum/ Dokter Keluarga) yang bekerja sama dengan PT. ASKES
(Persero) Indonesia.
medis peserta.
47
Orie Andari Sutadji, 2007, Pedoman Pengendalian
lx Pelayanan Kesehatan Askes Sosial PT.
ASKES (Persero), PT. ASKES, Jakarta, halaman 3
Untuk kondisi emergency peserta dapat langsung mendapat
Keluarga atau di Apotik yang bekerja sama dengan PT. ASKES (Persero)
Indonesia.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit atau di Apotik yang bekerja sama dengan
48
lxi
Ibid, halaman 4.
1). Dilaksanakan secara seimbang antara pengendalian mutu dan
pelayanan;
Fraud dan Abuse dari pihak PPK, Peserta dan PT. ASKES;
pelayanan kesehatan;
professional;
49
Orie Andari Sutadji, 2006, Pedoman Administrasi
lxii Pelayanan Kesehatan Askes Sosial PT.
ASKES (Persero), PT. ASKES, Jakarta, halaman 57.
bermuara ke peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit maupun
berikut:
menyerahkan
pelayanan
peserta Askes;
satu
pelayanan.
lxiii
(1).Pengendalian pemanfaatan kartu oleh yang tidak berhak;
yang berlebihan;
belah pihak.
pelanggan;
kesehatan di RS;
di RS;
lxiv
(4). Tercapainya fungsi Pengendalian pelayanan kesehatan;
b). PT. Askes Persero bukan mengambil alih tugas dan fungsi Tim
lxv
c). Fungsi petugas RS adalah mengentri data peserta pada saat
dari RS;
Askes (Persero);
lxvii
Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan merupakan pelayanan yang
c). RS Pemerintah Tipe C setara dengan RS TNI - Polri Tingkat III dan
lxviii
(g) Labkesda;
parasitologi);
elektromedik);
lxix
(ii.) Tindakan Medis Non Operatif (Radio Terapi);
pakai;
sebagaimana terlampir.
(b) RS TNI-Polri;
Infeksi, Kanker);
menginap;
(b) Observasi;
lxx
(c) Konsultasi;
(d) Pengobatan;
(e) BAHP.
(ii.) RS TNI-Polri;
Infeksi, Kanker);
lxxi
(i.) Pelayanan paket rawat inap, meliputi;
habis pakai.
Paket II C);
lxxii
Operasi
(3). RS Bersalin.
lxxiii
Persalinan terdiri dari persalinan normal (tanpa penyulit) dan
sebagai berikut:
lxxiv
a). Pelayanan darah dapat diberikan atas indikasi medis untuk
perwatan khusus;
b). Darah diperoleh dari Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah
yang merawat;
Sakit Setempat.
(1). Apotek;
Pertama;
apabila;
lxxv
(a) Berdasarkan hasil sensitivity test, antibiotika yang ada
diperbolehkan
e). Implant.
ketentuan
lxxvi
yang berlaku;
f). Semua jenis Imunisasi selain imunisasi dasar bagi bayi dan
balita;
anak;
p). lain-lain.
lxxvii
proses bisnis asuransi dimana kinerja suatu perusahaan asuransi sangat
sebab itu semua petugas terutama petugas verifikator, kepala seksi dan
dan teliti.
pengajuan klaim,yaitu:
klaim diajukan berdasarkan alat bukti pembayaran yang sah atas biaya
Pada saat sekarang ini klaim perorangan tidak ada lagi kecuali:
Spesialis THT;
51
lxxviii
Ibid, halaman 50.
(2). Memperoleh surat keterangan dari dokter THT yang
memeriksa;
disediakan
asli.
Cabang
ada.
prothese gigi;
Indonesia;
lxxix
(3). Harus melampirkan kwitansi yang asli dari pembelian atau
disediakan
usaha
Indonesia.
sekali.
lxxx
d). Klaim Persalinan Normal
ditempat
tersedia.
lxxxi
gratis beserta obat-obatan yang dibutuhkannya. Maka klaim
atas pelayanan kesehatan yang telah diterimanya. Dalam hal ini pihak
Semarang.
52
Ibid, halaman 52. lxxxii
53
Ibid, halaman 40.
Cabang Utama Semarang khususnya dalam hak rawat inap, berlaku
yakni tarif rawat inap bagi perawatan per hari rawat inap peserta,
pensiun;
54
Andry, September 2008, wawancara, Staf Humas
lxxxiiiPT. ASKES (Persero) Cabang Utama
Semarang.
telah disesuaikan dengan Surat Edaran Kepala Badan
c). Peserta yang dirawat di ruang kelas yang lebih tinggi dari haknya
sebagai berikut:
lxxxiv
(Persero) Indonesia dengan tembusan kepada Kepala Kantor
peraturan.
berikut:
umum;
k). Jumlah tagihan paket sama dengan tariff paket kali rawat inap;
lxxxv
tersebut. Tagihan atau klaim yang tidak lengkap atau kurang
yaitu:
1). Seorang istri Pensiunan POLRI menderita sakit yang harus di rawat
lxxxvi
Cabang Utama Semarang dan Surat Kuasa, pihak keluarga
kurang lebih 25% dari biaya yang telah dikeluarkan oleh Pihak
55
lxxxvii
Orie Andari Sutadji, Opcit, halaman 51.
1). Rumah sakit Pemerintah/TNI/Polri adalah 2 (dua) tahun setelah
pelayanan diberikan;
2). Rumah Sakit Swasta, Apotik dan Optikal adalah 6 (enam) bulan
oleh Unit Pelayanan Kesehatan yang telah ditunjuk oleh PT. ASKES
lxxxviii
berhak.
tanda tangan dari yang bersangkutan harus sama bentuknya pada setiap
melaui jalur atau prosedur yang ditetapkan oleh PT. ASKES (PERSERO)
Cabang Utama Semarang. Maka barulah klaim itu dapat dibayarkan oleh
melalui orang lain yang ditunjuk untuk itu. Pembayaran ini dapat diberikan
karena berasal dari pemotongan gaji Pegawai Negeri Sipil dan Penerima
lxxxix
karena biaya pemeliharaan kesehatan sangat mahal dibandingkan
dengan dana PT. ASKES (PERSERO) Cabang Utama Semarang. Hali ini
disebabkan karena:
dan Menteri Dalam Negeri No.4 dan No.68 tahun 1987 yang
xc
Maka dengan adanya pengaturan tersebut, saat ini peserta harus
ada. Karena sampai saat ini masih banyak diantara peserta asuransi
kesehatan kurang mengerti akan hak dan kewajibannya baik dari segi
prosedur pengajuan klaim maupun dari jumlah klaim yang dapat dipenuhi
berdasarkan garisan yang ada, sehingga klaim yang mereka ajukan tidak
56
Andry, September 2008, wawancara, Staf Humas
xci PT. ASKES (Persero) Cabang Utama
Semarang.
memerlukan surat rujukan dari PT. ASKES (PERSERO) Cabang
xcii
tersebut. Kemudian ia oleh pihak Rumah Sakit dimasukkan di
Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa masih banyak peserta
yang tidak mengetahui prosedur dan ketentuan yang berlaku pada PT.
sosial pada azasnya adalah sama yaitu untuk memberikan jaminan sosial
sedangkan apabila ditelaah lebih jauh tujuan yang lebih jauh tujuan yang
lebih luas lagi adalah supaya dengan terlaksananya tujuan khusus itu
xciii
Demikian juga hal Asuransi kesehatan, tujuannya adalah
a). Oleh dokter umum, dokter gigi pemerintah atau swasta yang
ditunjuk;
4). Pembelian kacamata menurut resep dokter yang ditunjuk dan lain-
lain.
xciv
pada saat-saat itu hendaknya dapat meringankan beban hidup, sehingga
didalam pekerjaannya.
menciptakan aparatur Negara yang sehat, kuat dan dinamis serta memiliki
jiwa pengabdiaa dan kesetiaan yang tinggi terhadap cita-cita Nusa dan
Bangsa.
tidak terletak pada ada atau tidaknya dana saja, tetapi juga terletak pada
berbagai faktor lainnya seperti sikap mental masyarakat itu sendiri, adap
yang mendesak. Hal ini disebabkan karena situasi apapun keadaan sosial
xcv
yang cukup.
terpenuhi
diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, atau suatu bentuk
anggota.
terutama pada mereka yang bekerja pada sector industri maupun sektor
yang lebih efektif demikian juga apabila mereka sudah berhenti bekerja
xcvi
terlebih apabila ternyata gangguan kesehatan ini menimbulkan dampak
yang hanya menjamin satu orang tetapi ada juga berupa asuransi
preminya lebih murah dari pada Asuransi kesehatan individu serta lebih
xcvii
timbul dari hilangnya atau menurunnya kesehatan seseorang tidak hanya
dan jenis kelamin maka profesi riwayat sakit yang pernak diderita suku
xcviii
4). Asuransi atas biaya pengobatan medis utama;
xcix
Kantor PT. ASKES (Persero) Cabang Utama Semarang dapat dilihat
ketentuan yang berlaku pada PT. ASKES (PERSERO) Indonesia dan PT.
pembayaran yang melebihi jumlah yang ditentukan atau diluar tata cara
adalah:
memantau pelaksanaannya.
c
Maka dengan adanya pengaturan tersebut, saat ini peserta harus
ada, Karena sampai saat ini masih banyak diantara peserta asuransi
kesehatan kurang mengerti akan hak dan kewajibannya baik dari segi
prosedur pengajuan klaim maupun dari jumlah klaim yang dapat dipenuhi
tidak dapat direalisasikan oleh PT. ASKES Indonesia dan mereka merasa
ci
BAB IV
PENUTUP
1). KESIMPULAN
berikut:
yaitu:
keluarganya);
cii
(2). Pengajuan Klaim Kolektif dimana yang mengajukan adalah Unit
telah diterimanya.
adalah:
(PERSERO) Indonesia.
ciii
pembayaran yang akan merugikan peserta sendiri;
2. SARAN
pada umumnya dan pelaksanaan pembayaran klaim yang lebih baik oleh
1). Peserta harus mengetahui hak dan kewajibannya, untuk itu dapat
civ
3). Hendaknya diadakan kembali penyederhanaan mengenai tata
pembayaran klaim.
anggota keluarga.
cv
cvi
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto. 2004. Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Granit. Jakarta.
Jakarta.
Hartono, Sri Rejeki. 1985. Asuransi dan Hukum Asuransi. IKIP. Semarang
Press.
cvii
Partadiredja, Iting. 1980. Suplemen Pengetahuan dan Hukum Dagang.
Erlangga. Jakarta.
Jakarta.
cviii
Undang-undang:
cix