Anda di halaman 1dari 4

Volume 14 Desember 2009

Editorial
Membangun kekuatan
menghadapi bencana alam
Pada setiap kejadian bencana, muncul hiruk
pikuk untuk membantu korban mulai dari yang
bersifat logistik hingga non logistik. Terkadang,
penanganan bantuan pascabencana juga

MENGENALI TRAUMA
menimbulkan hiruk pikuk lainnya yakni saling
lempar tanggungjawab bahkan saling tuding
antar lembaga. Hal ini malah kadang membuat

PASCA BENCANA
bantuan yang seharusnya sudah sampai
dan diberikan pada korban terbengkalai.
Teronggok di suatu tempat, menumpuk hanya
di satu daerah saja, atau bahkan tidak keluar
sama sekali.
Bencana alam menimbulkan masalah yang Irma S. Martam*)
berat dan serius yang harus ditanggung tidak
hanya oleh individu namun juga masyarakat
dan negara. Belajar dari kenyataan bahwa
Indonesia sangat rentan terhadap bencana
S aat ini, kejadian bencana alam rasanya datang bertubi-tubi. Dua gempa bumi yang
cukup banyak memakan korban baru saja terjadi, di Sumatera Barat dan Jawa
Barat. Belum lagi banyaknya gempa-gempa susulan, gempa bumi yang susul menyusul
alam dan juga belajar bahwa penanganan dari jam ke jam di hari yang sama dan juga bencana lainnya, seperti tanah longsor,
situasi pasca bencana adalah suatu hal yang
berat dan rumit, maka penanganan bencana kebakaran, dan sebagainya.
perlu dipersiapkan sejak dini.
Dalam edisi ke-14 ini, PULIH menyoroti
masalah manajemen penanganan bencana
dan juga mengangkat isu trauma. Dalam
manajamen penenganan bencana dikenal
kegiatan pra-bencana yakni meliputi kegiatan
pencegahan, penanggulangan, kesiapsiagaan
dan peringatan dini. Kegiatan pra bencana ini
seringkali terlupakan atau tidak dipedulikan.
Padalah kegiatan ini sangat penting untuk
meringankan bencana yang terjadi, atau
memungkinkan masyarakat lebih siap ketika
menghadapi bencana.
Hal lain yang juga perlu diberi perhatian
adalah penanganan masalah psikologis
pascabencana. Kegiatan pemulihan psikologis
menjadi penting agar individu/masyarakat
yang menjadi korban bencana menemukan
kembali kepercayaan dirinya dan mengambil
kendali atas hidup diri dan keluarganya.
Dengan demikian mereka dapat terlibat penuh
dalam kegiatan pembangunan kembali untuk
hasil yang baik.
Dengan berbagai kejadian bencana yang dialami masyarakat ditengarai menimbulkan
Salam, trauma. Media massa memberitakan masalah stres atau trauma yang dialami oleh para
penyintas, masyarakat yang selamat maupun mereka yang luka-luka akibat gempa tersebut.
PULIH
Juga berita-berita mengenai para pekerja kemanusiaan atau masyarakat yang melakukan
berbagai kegiatan trauma healing untuk membantu penyintas.

TIM PULIH NEWSLETTER Pada dasarnya. bagaimana manusia berespon terhadap peristiwa-peristiwa sulit seperti
Penanggungjawab: Irma S. Martam bencana alam, dapat berbeda-beda. Beberapa mungkin dapat melaluinya dengan baik, namun
Editor:Farida yang lainnya mungkin mengalami hambatan. Namun sangatlah wajar, apabila seseorang baru
Kontributor: Irma S. Martam, Sulistiyono saja mengalami sesuatu peristiwa yang luar biasa, seperti gempa bumi yang meluluh lantakkan
Layouter: Sulistiyono tempat tinggalnya, seseorang mengalami stres dan trauma.
Alamat Redaksi: Yayasan Pulih
JL. Teluk Peleng No 63 A Rawa Bambu Stres
Pasar Minggu
Jakarta Indonesia Secara sederhana, stres dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu
Telepon : 021 788 425 80 terganggu keseimbangannya. Stres terjadi akibat adanya situasi dari luar ataupun dari dalam
Fax : 021 782 30 21 diri yang memunculkan gangguan, dan menuntut individu berespon secara sesuai.
Hotline : 0982 863 98, 0888-181 68 60
Email : info@pulih.or.id Stress merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan seperti
Website: www.pulih.or.id merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. Setiap hari kadang kita harus tergesa bangun,
Website Perpustakaan membereskan pekerjaan rumah kadang hingga lupa atau tidak sempat sarapan, lari mengejar
www.perpustakaanpulih.or.id kendaraan umum untuk Sekolah atau menjalani aktivitas, berkonflik dengan teman atau orang
lain, kehabisan uang padahal harus membeli keperluan harian dan seterusnya. Semua kejadian
itu dapat memunculkan stres.
Mereka yang mengalami stres mungkin merasa lebih gelisah, tegang, cemas, mengalami
kelelahan, ketegangan otot dan sulit tidur. Ada pula yang tekanan darah dan detak jantungnya
Penerbitan ini didukung oleh ICCO Netherland
Pesan-pesan yang disampaikan sepenuhnya meningkat, sakit kepala, perut mulas, gatal-gatal atau diare. Stres juga dapat merubah perilaku
tanggung jawab PULIH dan tidak merefleksikan kita. Misalnya kita menjadi lebih cepat marah, lebih suka sendirian, menjadi tidak enak makan,
sikap maupun pandangan ICCO merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, frustrasi, atau merasa tidak percaya diri.
Newsletter Pulih Vol. 14 Desember 2009 
Meski cukup sering menganggu, stres tidak perlu selalu dilihat 1. Cepat sedih
sebagai hal negatif. Dalam hal tertentu ,stres memiliki dampak positif. 2. Cepat marah
Eustress adalah stres dalam artian positif yakni keadaan yang dapat 3. Ingin menangis
memotivasi, dan berdampak menguntungkan. Sebagai contohnya, 4. Merasa bersalah
ada orang-orang yang bila sudah terdesak waktu, tiba-tiba akan 5. Merasa tidak berdaya
terbangkitkan kreativitasnya. Ada pula yang karena merasa tertinggal, 6. Suasana hati tidak menentu atau mudah berubah
memotivasi diri sendiri dan dapat berprestasi gemilang. 7. Merasa tidak dipahami oleh orang-orang disekitarnya
Sementara perubahan perilaku yang mungkin terjadi antara lain :
Trauma
1. Lebih banyak menyendiri
Secara sederhana, trauma berarti luka atau kekagetan (syok/ 2. Gemetar
shock). Penyebab trauma adalah peristiwa yang sangat menekan, 3. Tidak mau keluar rumah
terjadi secara tiba-tiba dan di luar kontrol/kendali seseorang, bahkan 4. Mudah tersinggung
seringkali membahayakan kehidupan atau mengancam jiwa. Peristiwa 5. Mengalami gangguan tidur, seperti: sering mimpi buruk,
ini begitu mengagetkan, menyakitkan dan melebihi situasi stres yang susah tidur atau justru terlalu banyak tidur.
kita alami sehari-hari. Peristiwa ini dinamakan sebagai peristiwa 6. Gelisah
traumatis. 7. Kewaspadaan berlebih, sangat ingin menjaga dan melindungi
Ciri-ciri peristiwa traumatis adalah : diri
8. Mengalami gangguan makan, seperti : mual, muntah, tidak
1. Terjadi secara tiba-tiba. mau makan, atau justru terlalu banyak makan
2. Mengerikan, menimbulkan perasaan takut yang amat sangat. 9. Mudah merasa was-was
3. Mengancam keutuhan fisik maupun mental. 10. Tiba-tiba dicekam bayangan menakutkan
4. Dapat menimbulkan dampak fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku 11. Sulit berkonsentrasi atau berpikir jernih
yang amat membekas bagi mereka yang mengalami ataupun 12. Badan sering terasa lemas dan keluar keringat dingin
yang menyaksikan. 13. Sesak napas
Bencana alam seperti gempa bumi jelas merupakan peristiwa Biasanya perubahan perilaku maupun perasaan tersebut akan
traumatis, karena tidak pernah ada yang bisa meramalkan kapan akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, kita perlu
datang dan menimbukan perasaan takut dan mengerikan. Sehingga mewaspadai apabila perubahan tersebut dirasakan lebih dari 6-8
dapat menimbukan trauma bagi yang mengalaminya. Kondisi minggu dan mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Dampak yang
seperti stres yang kita rasakan setelah munculnya peristiwa kita alami mungkin lebih besar daripada yang kita bayangkan.
traumatis disebut sebagai stres traumatis. Kondisi inilah yang
biasa kita kenal sebagai trauma. Jika memungkinkan, segeralah mencari bantuan ke ahli (psikolog
atau psikiater). Apabila tidak tersedia, kita bisa bercerita kepada
Gejala trauma sebenarnya dapat juga dialami oleh orang yang pendamping, keluarga atau teman. Yang perlu diingat, trauma
tidak mengalami langsung peristiwa traumatis. Misalnya, seseorang bukanlah miring atau tidak waras. Gejala trauma wajar dan bisa
yang menonton berita bencana secara terus menerus. Ia kemudian dialami oleh siapapun, segera atau beberapa lama setelah mengalami
menjadi sulit tidur, mengalami rasa takut dan waspada berlebihan. Hal peristiwa sulit.
semacam ini disebut sebagai trauma sekunder, yaitu stres traumatis
yang dialami oleh orang yang tidak mengalami secara langsung. *) Psikolog, Koordinator Umum Yayasan Pulih
Sesungguhnya setiap manusia, memiliki kemampuan untuk
mengatasi masalah dan menyesuaikan diri terhadap masalah,
termasuk dalam menghadapi peristiwa traumatis.
Akan tetapi, berbeda dengan stres sehari-hari yang
umumnya lebih mudah ditangani, trauma bila tidak segera
ditangani dengan baik akan mempengaruhi aktivitas kita dan
sangat mengganggu.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, peristiwa traumatis
adalah peristiwa yang sangat mengagetkan, menyakitkan, bahkan
mengancam keselamatan jiwa. Oleh karenanya, amatlah wajar jika
segera atau beberapa lama setelah mengalami peristiwa tersebut
kita mengalami sulit tidur, selalu terbayang peristiwa tersebut, sangat
takut, atau menghindari tempat kejadian.
Siapapun orangnya, sekuat dan sehebat apapun dia, biasanya
akan menunjukkan respon tertentu. Respon yang muncul mungkin
berbeda-beda bagi tiap orang, , namun umumnya respon yang
muncul adalah:
1. Memiliki ingatan atau bayangan yang sulit dilupakan, seperti
mencengkeram, atau ingatan lainnya tentang traumanya
2. Merasakan peristiwa seperti terjadi lagi (flashback)
3. Merasa terganggu bila diingatkan, atau teringat peristiwa
traumatis karena sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan, atau
diciumnya.
4. Ketakutan, merasa kembali berada dalam bahaya
5. Kesulitan mengendalikan perasaan karena tidak mampu
mengendalikan ingatan tentang peristiwa traumatis.
Selain respon-respon tersebut, kita mungkin akan mengalami
perubahan perasaan ataupun perilaku.
Perubahan perasaan yang mungkin dialami antara lain:

 Newsletter Pulih Vol. 14 Desember 2009


MENGAGAS MANAJEMEN PENANGANAN
BENCANA BERBASIS MASYARAKAT
Sulistiyono*)
Kegiatan pada tahap pra bencana ini selama ini banyak dilupakan, padahal justru kegiatan pada tahap pra bencana ini sangatlah penting
karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca bencana

Dalam kurun waktu 5 tahun pemerintahan Susilo Bambang Meringankan resiko bencana
Yudoyono, bencana alam yang dahsyat terjadi di Indonesia. Ribuan
manusia manusia menjadi korban dan kerugian materi milyaran rupiah. Kegiatan pada tahap pra bencana merupakan upaya untuk
Ini bukan berarti Pemerintahan kekuasaan Susilo Bambang Yudoyono meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Meringankan
adalah bencana bagi rakyat Indonesia, namun karena akibat proses bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-
alam. tindakan untuk mengurangi risiko-risiko dari suatu bencana yang
Ketika menghadapi bencana, kepanikan seringkali muncul. Kita dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan
disibukkan oleh berbagai kegiatan pasca bencana berupa tanggapan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang.
keadaan darurat dan pemulihan yang kadang saling tumpang tindih Upaya ini dapat dilakukan dengan memperkuat struktur dan
dan tidak terkoordinasi dengan baik. Pemerintah selalu gagap infrastruktur bangunan yang berpotensi terkena bencana, seperti
menghadapi bencana, Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian membuat desain dan konstruksi bangunan yang dapat menahan
terhadap kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi longsor dan memperkokoh bangunan yang sudah ada dengan
potensi bahaya/kerugian yang mungkin timbul akibat bencana. kontruksi penahan longsor. Selain itu upaya meringankan bencana
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktural, diantaranya cara
kedalam tiga kegiatan utama, yaitu: membangun wilayah bangunan menjauhi lokasi bencana yang dapat
diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah. Kegiatan ini
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan,
perlu dilakukan dengan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat
penanggulangan, kesiapsiagaan, serta peringatan dini;
dan pemerintah daerah.
2. Kegiatan saat bencana yang mencakup kegiatan tanggap
darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti
kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan
Meringankan Bencana yang Efektif
pengungsian; Upaya untuk meringankan bencana secara efektif memiliki tiga
3. Kegiatan pascabencana yang mencakup kegiatan pemulihan, unsur utama, yaitu penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.
rehabilitasi, dan rekonstruksi. 1. Penilaian bahaya; diperlukan untuk mengidentifikasi populasi
Kegiatan pra bencana yang dapat dilakukan antara lain: dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian
pendidikan peningkatan kesadaran bencana, latihan penanggulangan ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber
bencana, penyiapan teknologi tahan bencana, membangun sistem bencana, probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian
sosial yang tanggap bencana dan perumusan kebijakan-kebijakan bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi
penanggulangan bencana. Bencana yang sangat penting untuk merancang kedua unsur
meringankan lainnya;

Newsletter Pulih Vol. 14 Desember 2009 


2. Peringatan; diperlukan untuk memberi peringatan kepada Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-
masyarakat tentang bencana yang akan mengancam (seperti sama oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam
bahaya tsunami yang diakibatkan oleh gempa bumi, aliran lahar meringankan bencana, antara lain:
akibat letusan gunung berapi, dsb). Sistem peringatan didasarkan 1. Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan
pada data bencana yang terjadi sebagai peringatan dini, serta atau mendukung usaha preventif kebencanaan seperti kebijakan
menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk memberikan tataguna tanah agar tidak membangun di lokasi yang rawan
pesan kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat. bencana;
Peringatan terhadap bencana yang akan mengancam harus
2. Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang
dapat dilakukan secara cepat, tepat dan dipercaya.
kegiatannya mulai dari identifikasi daerah rawan bencana,
3. Persiapan. Kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan oleh bencana,
meringankan sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan
yang membutuhkan pengetahuan tentang daerah yang kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan;
kemungkinan terkena bencana dan pengetahuan tentang sistem
3. Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat
peringatan untuk mengetahui kapan harus melakukan evakuasi
yang sifatnya menangani kebencanaan, agar dapat terwujud
dan kapan saatnya kembali ketika situasi telah aman.
koordinasi kerja yang baik;
Tingkat kepedulian masyarakat dan pemerintah daerah dan
4. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang
pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk dapat
merupakan pelaksanaan dari kebijakan yang ada, yang bersifat
menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi
preventif kebencanaan;
dampak akibat bencana. Selain itu jenis persiapan lainnya adalah
perencanaan tata ruang yang menempatkan lokasi fasilitas umum 5. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri
dan fasilitas sosial di luar zona bahaya bencana (meringankan non alam setempat yang memberikan indikasi akan adanya ancaman
struktur), serta usaha-usaha keteknikan untuk membangun struktur bencana.
yang aman terhadap bencana dan melindungi struktur akan bencana
(meringankan struktur). Kerjasama Pemerintah dan Masyarakat
Kerjasama antara Pemerintah dengan masyarakat, LSM, Akademik
Meringankan Bencana Berbasis dalam penanganan bencana merupakan langkah terbaik untuk
Masyarakat meningkatkan kemampuan nasional dalam menghadapi bencana.
Penguatan kelembagaan, baik pemerintah, masyarakat, maupun Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bersama dalam
swasta merupakan faktor kunci dalam upaya meringankan bencana. kerjasama itu antara lain: pentingnya pendataan daerah rawan
Penguatan kelembagaan dalam bentuk dalam kesiapsiagaan, sistem bencana, pembuatan modul dan sistem informasi dalam penanganan
peringatan dini, tindakan gawat darurat, manajemen barak dan bencana, pelatihan penanganan bencana yang berbasis komunitas
evakuasi bencana bertujuan mewujudkan masyarakat yang berdaya dan pemulihan sosial pasca bencana. Melalui kerjasama ini pemerintah
sehingga dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh diharapkan bukan lagi sekedar sebagai pemadam kebakaran jika
bencana. terjadi bencana. Dengan kerjasama, Pemerintah dapat lebih berperan
Sementara itu upaya untuk memperkuat pemerintah daerah dalam pada tahap prabencana dan mampu mengembangkan kesiagaan
kegiatan sebelum/pra bencana dapat dilakukan melalui perkuatan bencana nasional, khususnya kemampuan pengelolaan bencana.
unit/lembaga yang telah ada dan pelatihan kepada
aparatnya serta melakukan koordinasi dengan lembaga antar *) adalah staf Divisi Risert, Publikasi dan Dokumentasi Yayasan Pulih
daerah maupun dengan tingkat nasional, mengingat bencana tidak
mengenal wilayah administrasi, sehingga setiap daerah memiliki
rencana penanggulangan bencana yang potensial di wilayahnya.

INFO PRO G R A M Kabar Gembira!!


Divisi Layanan Langsung:
- Menyusun modul pelatihan pemulihan Telah dibuka Perpustakaan Pulih, jika anda membutuhkan bahan bacaan
psikososial untuk pendamping kekerasan Silahkan kunjungi website kami www.perpustakaanpulih.or.id
struktural /pelanggaran HAM
- Menyusun model pemulihan psikologis bagi
penyintas kekerasan struktural.
- Melaksanakan pelatihan Psychological First Aid
bagi pendamping korban pelanggaran HAM / Yayasan Pulih memberikan layanan sebagai berikut:
pekerja kemanusiaan.
- Peluncuran booklet pemulihan bagi penyintas
kekerasan struktural.
Konsultasi untuk masalah-masalah psikologis tertentu untuk anak,
Program jurnalisme dan trauma: remaja, dewasa, perempuan dan laki-laki secara individual, keluarga
- Melakukan pelatihan jurnalisme dan trauma dan kelompok
di Kupang bekerjasama dengan Biro Rujukan bagi orang-orang yang mengalami dampak psikologis akibat
Pemberdayaan Perempuan dan UNFPA
- Melakukan pelatihan jurnalisme dan trauma di peristiwa kekerasan, konflik, bencana alam, dan pelanggaran HAM
Solo bekerjasama dengan AJI Solo Jika diperlukan dapat memberikan kesaksian ahli psikologis untuk
- Melakukan workshop revisi buku panduan
jurnalis di Jakarta
kasus-kasus yang diporses secara hukum
konsultasi untuk masalah-masalah psikologis yang dialami oleh jurnalis
media cetak dan elektronik, pekerja kemanusiaan, pendampingan
UCAPAN penyitas, dan pejuang HAMa.
TERIMA KASIH Layanan konsultasi Tatap Muka: Senin Jumat Jam 09.00-16.00 (dengan perjanjian)
E-counseling:counseling@pulih.or.id dan www.pulih.or.id
ICCO Netherland
Hotline: 021-982-86-398, 0888-181-68-60

 Newsletter Pulih Vol. 14 Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai