1271nn PDF
1271nn PDF
Editorial
Membangun kekuatan
menghadapi bencana alam
Pada setiap kejadian bencana, muncul hiruk
pikuk untuk membantu korban mulai dari yang
bersifat logistik hingga non logistik. Terkadang,
penanganan bantuan pascabencana juga
MENGENALI TRAUMA
menimbulkan hiruk pikuk lainnya yakni saling
lempar tanggungjawab bahkan saling tuding
antar lembaga. Hal ini malah kadang membuat
PASCA BENCANA
bantuan yang seharusnya sudah sampai
dan diberikan pada korban terbengkalai.
Teronggok di suatu tempat, menumpuk hanya
di satu daerah saja, atau bahkan tidak keluar
sama sekali.
Bencana alam menimbulkan masalah yang Irma S. Martam*)
berat dan serius yang harus ditanggung tidak
hanya oleh individu namun juga masyarakat
dan negara. Belajar dari kenyataan bahwa
Indonesia sangat rentan terhadap bencana
S aat ini, kejadian bencana alam rasanya datang bertubi-tubi. Dua gempa bumi yang
cukup banyak memakan korban baru saja terjadi, di Sumatera Barat dan Jawa
Barat. Belum lagi banyaknya gempa-gempa susulan, gempa bumi yang susul menyusul
alam dan juga belajar bahwa penanganan dari jam ke jam di hari yang sama dan juga bencana lainnya, seperti tanah longsor,
situasi pasca bencana adalah suatu hal yang
berat dan rumit, maka penanganan bencana kebakaran, dan sebagainya.
perlu dipersiapkan sejak dini.
Dalam edisi ke-14 ini, PULIH menyoroti
masalah manajemen penanganan bencana
dan juga mengangkat isu trauma. Dalam
manajamen penenganan bencana dikenal
kegiatan pra-bencana yakni meliputi kegiatan
pencegahan, penanggulangan, kesiapsiagaan
dan peringatan dini. Kegiatan pra bencana ini
seringkali terlupakan atau tidak dipedulikan.
Padalah kegiatan ini sangat penting untuk
meringankan bencana yang terjadi, atau
memungkinkan masyarakat lebih siap ketika
menghadapi bencana.
Hal lain yang juga perlu diberi perhatian
adalah penanganan masalah psikologis
pascabencana. Kegiatan pemulihan psikologis
menjadi penting agar individu/masyarakat
yang menjadi korban bencana menemukan
kembali kepercayaan dirinya dan mengambil
kendali atas hidup diri dan keluarganya.
Dengan demikian mereka dapat terlibat penuh
dalam kegiatan pembangunan kembali untuk
hasil yang baik.
Dengan berbagai kejadian bencana yang dialami masyarakat ditengarai menimbulkan
Salam, trauma. Media massa memberitakan masalah stres atau trauma yang dialami oleh para
penyintas, masyarakat yang selamat maupun mereka yang luka-luka akibat gempa tersebut.
PULIH
Juga berita-berita mengenai para pekerja kemanusiaan atau masyarakat yang melakukan
berbagai kegiatan trauma healing untuk membantu penyintas.
TIM PULIH NEWSLETTER Pada dasarnya. bagaimana manusia berespon terhadap peristiwa-peristiwa sulit seperti
Penanggungjawab: Irma S. Martam bencana alam, dapat berbeda-beda. Beberapa mungkin dapat melaluinya dengan baik, namun
Editor:Farida yang lainnya mungkin mengalami hambatan. Namun sangatlah wajar, apabila seseorang baru
Kontributor: Irma S. Martam, Sulistiyono saja mengalami sesuatu peristiwa yang luar biasa, seperti gempa bumi yang meluluh lantakkan
Layouter: Sulistiyono tempat tinggalnya, seseorang mengalami stres dan trauma.
Alamat Redaksi: Yayasan Pulih
JL. Teluk Peleng No 63 A Rawa Bambu Stres
Pasar Minggu
Jakarta Indonesia Secara sederhana, stres dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana individu
Telepon : 021 788 425 80 terganggu keseimbangannya. Stres terjadi akibat adanya situasi dari luar ataupun dari dalam
Fax : 021 782 30 21 diri yang memunculkan gangguan, dan menuntut individu berespon secara sesuai.
Hotline : 0982 863 98, 0888-181 68 60
Email : info@pulih.or.id Stress merupakan sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan seperti
Website: www.pulih.or.id merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri. Setiap hari kadang kita harus tergesa bangun,
Website Perpustakaan membereskan pekerjaan rumah kadang hingga lupa atau tidak sempat sarapan, lari mengejar
www.perpustakaanpulih.or.id kendaraan umum untuk Sekolah atau menjalani aktivitas, berkonflik dengan teman atau orang
lain, kehabisan uang padahal harus membeli keperluan harian dan seterusnya. Semua kejadian
itu dapat memunculkan stres.
Mereka yang mengalami stres mungkin merasa lebih gelisah, tegang, cemas, mengalami
kelelahan, ketegangan otot dan sulit tidur. Ada pula yang tekanan darah dan detak jantungnya
Penerbitan ini didukung oleh ICCO Netherland
Pesan-pesan yang disampaikan sepenuhnya meningkat, sakit kepala, perut mulas, gatal-gatal atau diare. Stres juga dapat merubah perilaku
tanggung jawab PULIH dan tidak merefleksikan kita. Misalnya kita menjadi lebih cepat marah, lebih suka sendirian, menjadi tidak enak makan,
sikap maupun pandangan ICCO merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, frustrasi, atau merasa tidak percaya diri.
Newsletter Pulih Vol. 14 Desember 2009
Meski cukup sering menganggu, stres tidak perlu selalu dilihat 1. Cepat sedih
sebagai hal negatif. Dalam hal tertentu ,stres memiliki dampak positif. 2. Cepat marah
Eustress adalah stres dalam artian positif yakni keadaan yang dapat 3. Ingin menangis
memotivasi, dan berdampak menguntungkan. Sebagai contohnya, 4. Merasa bersalah
ada orang-orang yang bila sudah terdesak waktu, tiba-tiba akan 5. Merasa tidak berdaya
terbangkitkan kreativitasnya. Ada pula yang karena merasa tertinggal, 6. Suasana hati tidak menentu atau mudah berubah
memotivasi diri sendiri dan dapat berprestasi gemilang. 7. Merasa tidak dipahami oleh orang-orang disekitarnya
Sementara perubahan perilaku yang mungkin terjadi antara lain :
Trauma
1. Lebih banyak menyendiri
Secara sederhana, trauma berarti luka atau kekagetan (syok/ 2. Gemetar
shock). Penyebab trauma adalah peristiwa yang sangat menekan, 3. Tidak mau keluar rumah
terjadi secara tiba-tiba dan di luar kontrol/kendali seseorang, bahkan 4. Mudah tersinggung
seringkali membahayakan kehidupan atau mengancam jiwa. Peristiwa 5. Mengalami gangguan tidur, seperti: sering mimpi buruk,
ini begitu mengagetkan, menyakitkan dan melebihi situasi stres yang susah tidur atau justru terlalu banyak tidur.
kita alami sehari-hari. Peristiwa ini dinamakan sebagai peristiwa 6. Gelisah
traumatis. 7. Kewaspadaan berlebih, sangat ingin menjaga dan melindungi
Ciri-ciri peristiwa traumatis adalah : diri
8. Mengalami gangguan makan, seperti : mual, muntah, tidak
1. Terjadi secara tiba-tiba. mau makan, atau justru terlalu banyak makan
2. Mengerikan, menimbulkan perasaan takut yang amat sangat. 9. Mudah merasa was-was
3. Mengancam keutuhan fisik maupun mental. 10. Tiba-tiba dicekam bayangan menakutkan
4. Dapat menimbulkan dampak fisik, pikiran, perasaan, dan perilaku 11. Sulit berkonsentrasi atau berpikir jernih
yang amat membekas bagi mereka yang mengalami ataupun 12. Badan sering terasa lemas dan keluar keringat dingin
yang menyaksikan. 13. Sesak napas
Bencana alam seperti gempa bumi jelas merupakan peristiwa Biasanya perubahan perilaku maupun perasaan tersebut akan
traumatis, karena tidak pernah ada yang bisa meramalkan kapan akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, kita perlu
datang dan menimbukan perasaan takut dan mengerikan. Sehingga mewaspadai apabila perubahan tersebut dirasakan lebih dari 6-8
dapat menimbukan trauma bagi yang mengalaminya. Kondisi minggu dan mengganggu kehidupan kita sehari-hari. Dampak yang
seperti stres yang kita rasakan setelah munculnya peristiwa kita alami mungkin lebih besar daripada yang kita bayangkan.
traumatis disebut sebagai stres traumatis. Kondisi inilah yang
biasa kita kenal sebagai trauma. Jika memungkinkan, segeralah mencari bantuan ke ahli (psikolog
atau psikiater). Apabila tidak tersedia, kita bisa bercerita kepada
Gejala trauma sebenarnya dapat juga dialami oleh orang yang pendamping, keluarga atau teman. Yang perlu diingat, trauma
tidak mengalami langsung peristiwa traumatis. Misalnya, seseorang bukanlah miring atau tidak waras. Gejala trauma wajar dan bisa
yang menonton berita bencana secara terus menerus. Ia kemudian dialami oleh siapapun, segera atau beberapa lama setelah mengalami
menjadi sulit tidur, mengalami rasa takut dan waspada berlebihan. Hal peristiwa sulit.
semacam ini disebut sebagai trauma sekunder, yaitu stres traumatis
yang dialami oleh orang yang tidak mengalami secara langsung. *) Psikolog, Koordinator Umum Yayasan Pulih
Sesungguhnya setiap manusia, memiliki kemampuan untuk
mengatasi masalah dan menyesuaikan diri terhadap masalah,
termasuk dalam menghadapi peristiwa traumatis.
Akan tetapi, berbeda dengan stres sehari-hari yang
umumnya lebih mudah ditangani, trauma bila tidak segera
ditangani dengan baik akan mempengaruhi aktivitas kita dan
sangat mengganggu.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, peristiwa traumatis
adalah peristiwa yang sangat mengagetkan, menyakitkan, bahkan
mengancam keselamatan jiwa. Oleh karenanya, amatlah wajar jika
segera atau beberapa lama setelah mengalami peristiwa tersebut
kita mengalami sulit tidur, selalu terbayang peristiwa tersebut, sangat
takut, atau menghindari tempat kejadian.
Siapapun orangnya, sekuat dan sehebat apapun dia, biasanya
akan menunjukkan respon tertentu. Respon yang muncul mungkin
berbeda-beda bagi tiap orang, , namun umumnya respon yang
muncul adalah:
1. Memiliki ingatan atau bayangan yang sulit dilupakan, seperti
mencengkeram, atau ingatan lainnya tentang traumanya
2. Merasakan peristiwa seperti terjadi lagi (flashback)
3. Merasa terganggu bila diingatkan, atau teringat peristiwa
traumatis karena sesuatu yang dilihat, didengar, dirasakan, atau
diciumnya.
4. Ketakutan, merasa kembali berada dalam bahaya
5. Kesulitan mengendalikan perasaan karena tidak mampu
mengendalikan ingatan tentang peristiwa traumatis.
Selain respon-respon tersebut, kita mungkin akan mengalami
perubahan perasaan ataupun perilaku.
Perubahan perasaan yang mungkin dialami antara lain:
Dalam kurun waktu 5 tahun pemerintahan Susilo Bambang Meringankan resiko bencana
Yudoyono, bencana alam yang dahsyat terjadi di Indonesia. Ribuan
manusia manusia menjadi korban dan kerugian materi milyaran rupiah. Kegiatan pada tahap pra bencana merupakan upaya untuk
Ini bukan berarti Pemerintahan kekuasaan Susilo Bambang Yudoyono meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana. Meringankan
adalah bencana bagi rakyat Indonesia, namun karena akibat proses bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-
alam. tindakan untuk mengurangi risiko-risiko dari suatu bencana yang
Ketika menghadapi bencana, kepanikan seringkali muncul. Kita dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan
disibukkan oleh berbagai kegiatan pasca bencana berupa tanggapan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang.
keadaan darurat dan pemulihan yang kadang saling tumpang tindih Upaya ini dapat dilakukan dengan memperkuat struktur dan
dan tidak terkoordinasi dengan baik. Pemerintah selalu gagap infrastruktur bangunan yang berpotensi terkena bencana, seperti
menghadapi bencana, Padahal, apabila kita memiliki sedikit perhatian membuat desain dan konstruksi bangunan yang dapat menahan
terhadap kegiatan-kegiatan sebelum bencana, kita dapat mereduksi longsor dan memperkokoh bangunan yang sudah ada dengan
potensi bahaya/kerugian yang mungkin timbul akibat bencana. kontruksi penahan longsor. Selain itu upaya meringankan bencana
Secara umum kegiatan manajemen bencana dapat dibagi dalam juga dapat dilakukan dalam bentuk non struktural, diantaranya cara
kedalam tiga kegiatan utama, yaitu: membangun wilayah bangunan menjauhi lokasi bencana yang dapat
diketahui melalui perencanaan tata ruang dan wilayah. Kegiatan ini
1. Kegiatan pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan,
perlu dilakukan dengan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat
penanggulangan, kesiapsiagaan, serta peringatan dini;
dan pemerintah daerah.
2. Kegiatan saat bencana yang mencakup kegiatan tanggap
darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti
kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan
Meringankan Bencana yang Efektif
pengungsian; Upaya untuk meringankan bencana secara efektif memiliki tiga
3. Kegiatan pascabencana yang mencakup kegiatan pemulihan, unsur utama, yaitu penilaian bahaya, peringatan dan persiapan.
rehabilitasi, dan rekonstruksi. 1. Penilaian bahaya; diperlukan untuk mengidentifikasi populasi
Kegiatan pra bencana yang dapat dilakukan antara lain: dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian
pendidikan peningkatan kesadaran bencana, latihan penanggulangan ini memerlukan pengetahuan tentang karakteristik sumber
bencana, penyiapan teknologi tahan bencana, membangun sistem bencana, probabilitas kejadian bencana, serta data kejadian
sosial yang tanggap bencana dan perumusan kebijakan-kebijakan bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi
penanggulangan bencana. Bencana yang sangat penting untuk merancang kedua unsur
meringankan lainnya;