Anda di halaman 1dari 8

Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

Upaya Kesehatan Kerja

Oleh

Jafar Sidiq Muladi 1510029015

Pembimbing

dr. Tumpak M Sinaga, MPPM

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Samarinda

1
2017

2
Untuk mempertahankan hidup, manusia perlu makan/minum dan
memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik fisik, mental dan sosial, manusia perlu bekerja. Dalam bekerja manusia perlu
pekerjaan yang nyaman, kondisi kesehatan prima dan kondisi lingkungan kerja
yang kondusif. Namun setiap pekerjaan punya potensi baik kesehatan,
keselamatan dan kehidupan. Masyarakat pekerja adalah penentu pembangunan,
sasaran upaya kesehatan kerja pada kelompok usia produktif (73%), apabila pada
kelompok tersebut merupakan pekerja sehat dan produktif maka ekonomi
keluarga meningkat sehingga kemiskinan berkurang dan akan berdaya ungkit
untuk menurunkan imr dan mmr serta meningkatkan pendapatan daerah.

Pengertian kesehatan kerja (Occupational Health) (WHO,1995) adalah


suatu layanan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan (fisik,
mental & sosial) dan ekonomi yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua
jabatan, pencegahan penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja
yg serasi antara pekerjaan dengan manusia pekerja.

Sehingga upaya kesehatan kerja didefinisikan sebagai upaya penyerasian


kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkungan
agar diperoleh produktifitas kerja yang optimal.

Ruang lingkup upaya kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian


antara pekerja dengan pekerja dan lingkungan kerjanya baik secara fisik maupun
psikis dalam cara / metode kerja, proses kerja dan kondisi kerja yang bertujuan
untuk :

1) Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua


lapangan pekerjaan yang setinggi tingginya baik secara fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya.

2) Mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh


keadaan / kondisi lingkungan kerja.

3
3) Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaanya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor faktor yang membahayakan
kesehatan.

4) Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai


dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaan

Prinsip kesehatan kerja adalah penyerasian antara :

1) Kapasitas Kerja (kemampuan pekerja yang dipengaruhi oleh status kesehatan,


gizi, jenis kelamin, umur, pendidikan dan keterampilan)

2) beban kerja (beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yaitu
beban fisik, seperti mengangkat,mendorong, mencangkul, berlari, memikul,dll,
dan beban mental)

3) lingkungan kerja (lingkungan disekitar tempat kerja yang dapat menjadi beban
pekerja, seperti bising, panas, getaran, radiasi, debu, uap, larutan, bakteri, virus,
alat kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh, meja kerja yang terlalu
tinggi/rendah, dll)

Tujuan kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup


sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan, sehingga menjadi pekerja sehat, selamat, produktif
dan sejahtera.

a. Tujuan Umum

Meningkatnya kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri


sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan peningkatan produktifitas kerja
melalui upaya kesehatan kerja

b. Tujuan Khusus

1) Peningkatan kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya peningkatan kesehatan,


pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.

4
2) Peningkatan keselamatan kerja dengan mencegah pemajanan bahan bahan yang
dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat serta penerapan prinsif -
prinsif ergonomik

3) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya


yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja ( underserverd)

4) Meningkatkan kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan LSM
dalam upaya kesehatan kerja.

Bahaya potensial di lingkungan kerja meliputi :

1) Faktor Fisik (suhu, tekanan, pencahayaan, radiasi, getaran)

2) Faktor Kimia (debu, uap, gas, asap, larutan)

3) Faktor Biologi (peny. Anthrax, sering terdapat di tempat penjagalan, penyamakan


kulit, pengeringan tulang, peternakan, dll.; peny. Jamur, sering diderita oleh
tukang cuci; peny. Parasit, sering diderita oleh pekerja di pertambangan,
perkebunan, pertanian)

4) Faktor Fisiologis/ Ergonomi (dapat menimbulkan kelelahan fisik bahkan lambat


laun terjadi perubahan fisik tubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan
konstruksi mesin, sikap badan kurang baik dan salah cara melakukan pekerjaan)

5) Faktor Psikososial (dapat menimbulkan kebosanan dan cenderung meningkatkan


kecelakaan. Hal ini disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik dan keadaan
kerja yang monoton)

Adapun strategi dalam kesehatan kerja antara lain :

1) Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarganya dikembangkan secara


terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan Puskesmas dan rujukan

2) Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang


meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

5
3) Peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta aktif
masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD

Kesehatan kerja adalah hak pekerja, tertuang dalam Amandemen UUD


1945 Pasal 28 h bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin,bertempat tinggal dan mendapat lingk hidup yang baik dan sehat berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, Pasal 34 menyatakan Negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum yang
layak. Pada UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Kerja Bab XII Kesehatan Kerja
Pasal 164 166 bahwa secara tegas menyatakan ruang lingkup, tugas dan
tanggung jawab Pemerintah, Pengusaha dan Pekerja. Berdasarkan hal tersebut
Kementerian Kesehatan akan memberikan perhatian terhadap Kesehatan Kerja.

Upaya kesehatan kerja sektor formal adalah :

1) Menjadi tanggung jawab pengusaha,

2) Relatif lebih baik dan sudah berjalan dengan pelayanan yang komprehensif,

3) Menjadi bagian dari SMK3 yang merupakan merupakan bagian integral dari
Manajemen perusahaan,

4) Peran pemerintah lebih fokus pada pembinaan dan pengawasan terhadap


penerapan regulasi

Upaya kesehatan kerja sektor informal adalah :

1) Menjadi tanggung jawab pekerja, majikan atau pemerintah,

2) Masih belum berjalan baik dalam segala aspek,

3) Pelayanan kesehatan masih sama dengan pelayanan kesehatan pada umumnya,

4) Peran pemerintah menjadi utama dalam pengembangan pelayanan yang


komprehensif.

Permasalahan kesehatan pekerja, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

6
1) Pekerja : jumlahnya besar, sifat, perilaku, budaya, pengetahuan, cara kerja,
ketahanan tubuh & gizi, kesakitan & kecacatan;

2) Lingkungan : fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial;

3) Kesejahteraan : pendapatan, pengembangan diri, pendidikaan rendah;

4) Pelayanan Kesehatan Kerja : SDM, sarana kesehatan, jejaring pelayanan


kesehatan, cakupan menurun

Pelayanan kesehatan kerja di daerah industri, pelayanan kesehatan pada


pekerja merupakan hal yang wajib dilakukan karena permasalahan utama daerah
tersebut adalah masalah kesehatan pada pekerja, pada Kepmenkes
038/Menkes/I/2007 menyatakan bahwa bagi Puskesmas di daerah industri, selain
6 kegiatan pokok yang wajib dilaksanakan Puskesmas, wajib juga melaksanakan
Upaya Kesehatan Kerja. Dengan harapan bahwa semua Puskesmas yang di daerah
industri mampu melaksanakan upaya kesehatan kerja, serta Klinik Perusahaan
selain diberi izin juga harus dibina dan kewajiban klinik melapor ke Dinas
Kesehatan.

Langkah-langkah puskesmas dalam upaya kesehatan kerja yaitu :

1) Pemetaan / pengumpulan data dasar tentang kesehatan kerja di wilayah kerja


Puskesmas;

2) Advokasi ke perusahaan;

3) Pelatihan kepada pengusaha, pekerja dan kader kesehatan kerja;

4) Memfasilitasi pembentukan Pos UKK untuk pekerja sektor informal;

5) Memberikan pelayanan kesehatan pada pekerja;

6) Melaksanakan surveilans kesehatan kerja serta Pencatatan dan pelaporan;

7) Pembinaan dan evaluasi.

Upaya kesehatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja


agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang

7
diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja
disektor formal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang
berada dilingkungan tempat kerja. Berdasarkan Kepmenkes Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa
puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. Menurut International
Labaour Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap
tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari
250 juta kecelakaan, 3000.000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena
PAHK oleh sebab itu diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap tahunnya.
Melihat data tersebut maka sangat perlu diberikan perlindungan kesehatan dan
keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja puskesmas dengan
tujuan meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri
sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan
produktivitas kerja . Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor
kesehatan antara lain masyarakat pekerja di puskesmas, balai
pengobatan/poliklinik, laboraturium kesehatan, Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos
UKK), Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat pekerja
diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, secara umum kita
dapat melihat langkah-langkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang
dalam pedoman pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan,
pelaksanaaan dan evaluasi serta memperhatikan aspek indikator yang harus
dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah dengan cara terpadu dan
menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan rujukan, dilakukan
melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan
melalui peran serta aktif masyakarat khususnya masyarakat pekerja.

Anda mungkin juga menyukai