Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN


4.1 Data
1. Gambar Model Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Sistem Flashing
a) Sistem Single Flashing

Gambar 4.1 Model Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Sistem Single Flashing
b) Sistem Double Flashing

Gambar 4.2 Model Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Sistem Double Flashing


2. Perhitungan Fraksi Uap Hasil Flashing (X6) dan Daya Turbin ( W 2 )

Berdasarkan Gambar 4.2


Tabel 4.1 Menghitung Fraksi Uap Hasil Flashing (X6)

dan Daya Turbin ( W 2 )

Keterangan :
P3 : Tekanan sebelum masuk flasher (bar)
P6 : Tekanan setelah kelur dari flasher (bar)
X6 : Fraksi uap hasil flashing 1
W2 :Daya turbin 2 (kW).

3. Perhitungan Laju Aliran Massa Fluida ( m


), Entalpi (h), Tekanan (P),

Entropi (s),Suhu (T), Fraksi Uap (X), Faktor Entalpi (A) dan Daya Turbin (

W ) Berdasarkan Listing Program Sistem Single Flasing
a) Listing Program
Gambar 4.3 Listing Program Sistem Single Flasing

b) Tampilan Program

Gambar 4.4 Tampilan Program Hasil Perhitungan Laju Aliran Massa Fluida (

m
), Entalpi (h), Tekanan (P), Entropi (s),Suhu (T), Fraksi Uap (X),

Faktor Entalpi (A) dan Daya Turbin ( W )

Contoh Perhitungan :
1. Kualitas Uap Hasil Flashing (X)
h h
X 6 = 1 3 =0,1609
h 2h3

2. Daya Turbin

W t =m
( h. turbinh out .turbin )= ( 460 ton/ jam ) ( 670,1633,9 )
t =16662 kW
W

3. Efisiensi Thermal Pembangkit


W net turbin
thermal =
m
masuk turbin h. turbin

16662
thermal = =0,05405 100 =5,4
460 670,1

Keterangan :
X 6 = Kualitas uap hasil flashing

h1 = Entapi fluida fase campuran (Kj/Kg)

h2 = Entapi fluida fase uap (Kj/Kg)

h3 = Entapi fluida fase cair (Kj/Kg)


t
W = Laju daya turbin (J/s2)
m
= Laju massa (Kg/s)
thermal = Efesiensi thermal pembangkit
h .turbin = Entalpi masuk turbin di titik 2 (Kj/Kg)

hout . turbin = Entalpi keluar turbin di titik 4 (Kj/Kg)

m
masuk turbin = Laju massa masuk turbin fase uap (Kg/s)

c) Diagram Hubungan Antara Suhu (T) terhadap Entropi (S) Sistem Single
Flashing
Gambar 4.5 Diagram Hubungan Antara Suhu (T) terhadap Entropi (s)
Sistem Single Flashing

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pemodelan yang berupa pembuatan sistem
pembangkit listrik tenaga panas bumi sistem flasing di antaranya sistem single
flash dan double single flash.Pada gambar 4.1 menunjukkan diagram alir atau
model dari sistem pembangkit single flash , pada sistem itu fluida dengan fase uap
(titik 2) akan mengalir menuju turbin 16662 kW (terdapat pada gambar 4.3) yang
kemudian akan di injeksika ke dalam sumur injeksi (titik 5) .Pada gambar 4.2
menujukkan diagram alir atau model dari sistem pembangkit double flash, pada
sistem itu dimana brine hasil pertama flashing (titik 3) di manfaatkan kembali
dengan di flash kembali menggunakan throotle valve sehingga akan di peroleh
uap yang lebih banyak (titik 6) di bandingkan di fase sebelumnya.Fase uap hasil
flashing ke dua (titik 7) di gunakan untuk memutar tubin kedua.
Kemudian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa daya yang di hasilkan oleh
turbin ke dua berbanding terbalik dengan tekanan yang keluar setelah flasher
kedua (titik 6) namun berbanding lurus dengan fraksi uap hasil flahing pertama
(titik 6) .Selanjutnya berdasarkan program yang di buat menujukkan bahwa
efisiensi yang dihasilkan turbin sebesar 0,05405 atau 5,4 % (terdapat pada gambar
4.4) hal tiu terjadi karena di pengaruhi oleh daya keluaran turbin, laju aliran
massa fluida uap, dan entalpi yang masuk ke turbin pada fase uap (titik 2), Pada
dasarnya efisiensi akan baik ketika daya turbin yang di hasilkan lebih
banyak.Kemudian diagram hubungan antara suhu (T) terhadap entropi (S) sistem
single flashing (terdapat pada gambar 4.5) menujukkan Proses yang di gambarkan
pada saat kondisi 1 dan 2 pada diagram T-S, dimana pada proses ini geofluid
mengalami penurunan tekanan dan suhu secara drastis.
Hal ini diakibatkan geofluida dari wellhead melewati throtle valve, Selain itu
proses flashing ini merupakan proses flashing ini merupakan proses isentalpik dan
adiabatik. Karena proses ini terjadi secara spontan dan tidak ada pengaruh kerja di
dalamnya. Dengan demikian bahwa Energi yang terkandung dalam fluida tersebut
dimanfaatkan untuk mengalirkan ke dalam suatu alat penguap (flasher) yang
beroperasi pada tekanan yang lebih rendah dari pada tekanan uap kering yang
masuk ke turbin.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a) Model pembangkit listrik tenaga panas bumi sistem flashing telah di buat
yang mana terdapat pada gambar 4.1 ( sitem single flashing ) dan pada
gambar 4.2 ( sistem double flashing ).
b) Daya turbin (W) yang di hasilkan pada percobaan ini adalah sebesar 16662
kW. (Terdapat pada gambar 4.4)
c) Kualitas uap hasil flashing (X6) yang di hasilkan pada percobaan ini
adalah berbanding lurus dengan daya keluaran turbin dan berbanding
terbalik dengan tekanan setelah kelur dari flasher .(Terdapat pada tabel
4.1)
d) Efesiensi thermal geothermal pembangkit (n) yang di hasilkan pada
percobaan ini adalah sebesar 0,05405 atau 5,4 %. (Terdapat pada gambar
4.4)

5.2 Saran
Saat pembuatan listing progam hendaknya lebih teliti dan adanya korelasi
dengan gambar yang di buat sebelumnya karena ketika salah dalam penulisan
angka, huruf, maupun tanda baca serta tidak ada hubungannya dengan gambar
sebelumnya maka program yang di buat tidak bisa di jalankan sehingga hasil dari
program tersebut tidak akan bisa ditampilkan.

Anda mungkin juga menyukai