(PENELITIAN TINDAKAN)
Ketika para praktisi yang tidak puas dan mencari penjelasan mengapa
perkembangan antar disiplin ilmu yang penting dan inovatif seperti feminisme,
penelitian budaya, penelitian ilmu sosial, dan penelitian tindakan (action
research) memiliki kesulitan dalam memperoleh pijakan dan bertahan di
universitas, analisis yang berfokus pada struktur organisasi yang dibuat oleh
disiplin-disiplin ilmu dan kesatuannya ke dalam perguruan tinggi sentrifugal
(Messer-Davidow, 2002). Sebagaian besar kritikus bertanggung jawab atas
perilaku konservatif yang mana mereka tidak setuju dengan mengacu pada
politik akademik, untuk pemeliharaan kartel (gabungan perusahaan yang
memonopoli) dan monopoli disiplin ilmu yang mengendalikan publikasi, promosi,
pendanaan penelitian, dan proses yang serupa. Penyebab yang jelas ialah
kekuatan politik dari pemilik kubu berbagai disiplin ilmu di kampus.
Banyak ilmuan sosial universitas yang menulis mengenai satu sama lain,
dengan sengaja sedikit mungkin terlibat dalam debat umum dan dalam isu-isu
penting secara sosial. Sering kali penelitian mereka ditulis dalam bahasa dan
konsep yang tidak mudah dipahami oleh orang-orang yang menjadi subjek
penelitian ataupun orang luar universitas yang ingin mungkin ingin
menggunakan penemuannya. Ketika para filsuf dan matematikawan melakukan
ini cocok dengan citra mereka sebagai humanis yang melestarikan dan
meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan, terlepas dari penerapan langsungnya.
Para ilmuan sosial melakukan hal ini pun lebih problematik.
Karya-karya Mary Furner (1975), Patricia Madoo dan Jill Niebrugge (1998)
memperkuat gambaran ini dengan menunjukkan bagaimana pelembagaan
disiplin ilmu dan asosiasi profesional mereka terwujud/ tercapai melalui
penyeragaman agenda intelektual dan politik dari masing-masing bidang,
mengeluarkan pembaharu, dan membuat regulasi sendiri dan struktur disiplin
sendiri yang sangat berkekuatan di universitas saat ini.
Mengetahui/ Knowing
Perdebatan saat ini tentang apa yang merupakan pengetahuan dapat
berisi tiga dimensi penting pada pandangan akal sehat, dimensi yang memiliki
potensi untuk pergeseran cara universitas menghasilkan dan menerapkan
pengetahuan.
Pragmatisme
Dasar yang berbeda dalam penelitian sosial bisa ditemukan dalam filosofi
pragmatik. Pragmatisme mengaitkan teori dan praktek. Proses refleksi inti
dikaitkan dengan hasil tindakan yang memanipulasi faktor materil dan sosial
dalam suatu konteks. Pengalaman muncul dalam interaksi terus menerus antara
orang-orang dan lingkungan mereka: proses ini merupakan subjek dan objek
penelitian. Tindakan yang diambil dengan maksud tertentu dan bertujuan untuk
membuat hasil yang diinginkan. Oleh karena itu proses pembuatan pengetahuan
itu berdasarkan norma, nilai, dan minat peneliti.
Penyelidikan Kogeneratif