Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan dalam mengatasi
penyakit infeksi. Menurut Peraturan Pemerintah Kesehatan tahun 2011, terdapat 4
jenis Antibiotik utama yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu:
Sefalosporin, Penisilin, Aminoglikosida, dan Kuinolon. Produksi antibiotik di
Indonesia menggunakan bahan baku yang dimpor dari luar negeri, sehingga
mengakibatkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk produksi antibiotik.
Produksi antibiotik di Indonesia memerlukan biaya 23,3% dari seluruh anggaran
obat-obat yang terpakai. Biaya produksi yang besar tersebut, memerlukan
alternatif lain untuk produksi antibiotik tanpa biaya yang tinggi, yaitu produksi
secara fermentasi oleh mikroorganisme menggunakan sumber daya alam yang
tersedia (Naid, 2013).
Produksi antibiotik secara fermentasi memerlukan strain-strain
mikroorganisme penghasil antibiotik yang potensial sebagai starternya. Strain-
strain mikroorganisme tersebut dapat diperoleh dari tumbuhan yang bersimbiosis
dengan mikroorganisme tertentu. Tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan
starter adalah rumput laut karena kurang dari 2% mikrobia baru diperkirakan
berhasil diisolasi dari lingkungan laut sebagai kultur murni. Penelitian yang telah
dilakukan oleh Sartika, dkk (2014), berhasil mengisolasi mikroorganisme simbion
Enterobacter sp. pada alga hijau. Menurutnya beberapa jenis alga telah
menunjukkan aktivitas antimikroba terutama dari kelompok alga cokelat
Turbinaria, karena memiliki kandungan senyawa alginat yang tinggi. Penelitian
yang dilakukan oleh Lia, dkk (2014) juga berhasil mengisolasi mikroorganisme
simbion pada alga yang bersifat antibakteri.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian mengenai pembuatan antibiotik
secara fermentasi dari mikroorganisme simbion pada alga, perlu dilakukan untuk
memberikan alternatif baru memproduksi antibiotik dengan biaya yang lebih
murah, tanpa impor bahan baku antibotik dari luar negeri.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah:

a. Bagaimana karakteristik morfologi koloni isolat bakteri simbion rumput


laut Sargassum . sp?
b. Bagaimana aktivitas daya hambat antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri
simbion rumput laut Sargassum. sp?

1.3. Tujuan Penelitian


Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui:
a. Karakteristik morfologi koloni isolat bakteri simbion rumput laut
Sargassum. sp
b. Aktivitas daya hambat antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri simbion
rumput laut Sargassum. sp.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
a. Memberikan informasi bahwa terdapat kandungan senyawa pada alga
Sargassum. sp yang berpotensi untuk dijadikan antibiotik.
b. Memberikan masukan kepada industri farmasi untuk memproduksi bahan
baku antibiotik melalui tahap fermentasi sehingga dapat mengurangi
biaya impor bahan baku antibiotik dari luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai