PD PDF
PD PDF
TEORI PENUNJANG
2.1 UMUM
Partial discharge (PD) merupakan fenomena peluahan muatan elektrik
yang bisa menjembatani sistem isolasi baik secara sebagian maupun menyeluruh
di dalam suatu bahan dielektrik. Fenomena tersebut timbul diakibatkan oleh
banyak faktor diantaranya adalah kualitas bahan dielektrik, celah/rongga dalam
bahan dielektrik, maupun adanya kerusakan ataupun ketidak sempurnaan dalam
proses pengerjaan.
Fenomena Partial Discharge apabila terjadi secara terus menerus maka
akan menimbulkan panas berlebih pada daerah tertentu yang nantinya akan
merusak bahan isolasi dan mengarah kepada terjadinya kegagalan sistem.
Sebelum semua hal ini terjadi maka sangat penting dilakukan pendeteksian dan
pengidentifikasian awal untuk mencari penyebab terjadinya peluahan elektrik
yang dapat menurunkan kualitas bahan dielektrik dari suatu sistem yang
menggunakannya.
Beberapa penyebab tersebut dapat diidentifikasikan dari adanya
tanggapan-tanggapan yang muncul pada pengujian peluahan elektrik. Pada
pengujian ini didapatkan Variasi tanggapan yang dapat diteliti dengan alat
pendeteksi peluahan untuk setiap jenis, bentuk/pola peluahan elektrik pada
osiloskop dan hubungannya dengan variasi pengujian tegangan dan penerapan
tegangan dalam waktu tertentu.
Pengujian PD berkaitan dengan nilai kualitas dan kuantitas. Nilai kualitas
dianalisa dari kecenderungan data yang diperoleh dari karakteristik bahan pada
pengujian tertentu. Sedangkan nilai kuantitas merupakan nilai nominal PD yang
mempunyai dimensi piko Coloumb (pC). Kedua nilai ini harus memenuhi standar
pada pengujian, sehingga kualitas peralatan tersebut baru bisa dilakukan
penilaian.
6 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
bahan ( r ) .
Menurut hukum Gauss Besarnya kepadatan fluks elektrik yang menembus
setiap permukaan tertutup sama dengan muatan total yang dilingkupi oleh
permukaan tersebut dapat dihitung dengan persamaan
Q
D= 2.1
A
dengan
Q = besar muatan dalam coloumb
A = Luas penampang m 2
Intensitas medan magnet mendapat pengaruh dari permeabilitas bahan dan fluks.
Sehingga E dapat dihitung dengan persamaan
D
E= 2.2
0 r
dengan
0 = permeabilitas ruang hampa
r = permeabilitas bahan
Universitas Indonesia
A1 A2
d 1 2 Elektroda
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dn1 = s1 ; Dn 2 = s 2
A A
Q = s1 A1 + s 2 A2 = V o r1 1 + o r 2 2 2.6
d d
Besarnya Kapasitansi total adalah
Q o r1 A1 o r 2 A2
= +
V d d
= C1 + C2 2.7
Untuk susunan seperti persamaan 2.7 dalam equivalent rangkaian listrik adalah
C1 C2
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1 1
= Q + 2.8
o r1 A / d1
o r2 A / d 2
1 1
= +
o r1 A / d 1 o r 2 A / d 2
1 1
= + 2.9
C1 C2
Untuk susunan persamaan 2.9 seperti diatas dalam equivalent rangkaian
listrik ditunjukkan seperti gambar dibawah
C 1
C 2
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
kapasitansi dielektrik yang rusak akibat rongga, dan C a adalah kapasitansi dari
o A
Cc = 2.10
t
Sedangkan Cb dihitung dengan persamaan
o r A
Cb = 2.11
d t
dengan
o = 8.854 x 10 12 Fm 1
r = permitivitas relatif bahan
Dengan menganalisis gambar 2.10
Cb
Vc = Va 2.12
Cb + Cc
Universitas Indonesia
Dengan melakukan substitusi persamaan 2.10 dan 2.11 ke dalam 2.12 maka
didapatkan persamaan
Va
Vc = 2.13
1 d
1 + 1
r t
Maka Intensitas medan listrik yang melalui rongga E c dihitung dengan persamaan
d
Ec = E a 2.14
1 d
1 + 1
r t
Dengan melakukan pendekatan t << d dan r < 1 dapat terlihat bahwa stress
elektrik di dalam rongga menjadi lebih besar dari bahan isolasi di sekelilingnya.
Hal ini di dukung dengan fakta bahwa permitivitas bahan dari gas lebih kecil dari
bahan isolasi sehingga dapat menimbulkan muatan lompatan pada kondisi normal.
Tabel di bawah ini menunjukkan permitivitas relatif dan kekuatan bahan
Tabel 2.1 Beberapa Nilai Permitivitas Dan Kekuatan Bahan Isolator
Sumber : [3]
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa tegangan yang melintas sepanjang
bahan isolasi di mana aktifitas PD mulai terjadi pada rongga, dihitung dengan
persamaan
1 d
Vai = E cb t 1 + 1 2.15
r t
Ecb = kekuatan bahan gas di dalam rongga
Universitas Indonesia
3
Ec = Ea 2.17
2
Setiap kali peluahan elektrik terjadi di dalam rongga terjadi lompatan/
pemindahan muatan dari satu sisi ke sisi lain pada rongga sampai perbedaan
potensial di dalam rongga tidak memungkinkan untuk melakukan pemindahan
muatan tersebut. Ketika tegangan bolak-balik diterapkan pada bahan isolator,
proses pemindahan muatan/ peluahan sesuai dengan dengan kenaikan atau
penurunan tegangan. Hal ini menyebabkan rangkaian kejadian peluahan dengan
pemindahan muatan ke satu ataupun berbagai arah.
Gambar bentuk tegangan pada rongga, tegangan terapan, dan pengaruh yang
terjadi pada arus bisa dilihat pada gambar 2.11
Gambar 2.11 Gambar Grafik Tegangan Terapan, Rongga Dan Arus Keluaran
Sumber: [3]
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pemohonan Air
Pada tahun 1960 konduktor tegangan tinggi yang dimulai
dibuat dengan menggunakan polietilena sebagai bahan isolasi. Pada
saat itu banyak sekali terjadi gangguan pada pemakaian konduktor
tersebut yang berada pada lingkungan-lingkungan lembab seperti di
sekitar sungai-sungai. Hal ini disebabkan dengan ditemukan peresapan
air sedang menyebar keseluruh bagian melalui lapisan pelindung
isolasi. Isolasi Polietilena tersebut ternyata mempunyai sifat dapat
menyerap air. Penemuan kerusakan polietilena oleh peluahan elektrik
pada isolasi padat yang mengandung uap air dikenal sebagai
pemohonan air. Pemohonan air bisa menyebabkan suatu kerusakan di
dalam bahan isolasikarena merupakan gejala awal pemohonan elektrik
yang bisa mempercepat kegagalan.
Contoh pemohonan air tampak pada gambar 2.13 dan 2.14
Universitas Indonesia
Jejak Elektrik
Jejak Elektrik adalah pembentukan suatu alur yang permanen
yamg bisa menjembatani permukaan bahan isolasi. Jejak Elektrik bisa
mengakibatkan kerusakan karena menghasilkan proses karbonisasi
pada permukaan bahan isolasi.
Kebanyakan peralatan tegangan tinggi di dalam sistem
pembangkit dan industri berada di luar (out door). Udara luar seperti
pada lingkungan pesisir pantai yang banyak mengandung garam,
pegunungan yang mengandung sulfur merupakan polutan yang bisa
mengakibatkan terjadinya jejak elektrik. Polutan tersebut melapisi
bahan isolasi sehingga menyebabkan arus bocor pada permukaan
bahan. Arus bocor tersebut akan menghasilkan proses karbonisasi yang
menyebabkan kerusakan pada peralatan.
Universitas Indonesia
Kondisi-kondisi test harus digambarkan secara detil jika suatu nilai kuantitas
menunjukkan sifat bahan tersebut.
Secara umum ada unsur-unsur yang dalam praktek, biasanya yang
dihubungkan dengan proses-proses kegagalan. Unsur unsur tersebut diantaranya
adalah :
Partikel
Dalam sistem tegangan tinggi di mana isolasi cair digunakan
untuk pendinginan menggunakan penyaring untuk memisahkan atau
membersihkan dari polutan. Bahan isolasi cair tidak mungkin benar-
benar murni dari polutan meskipun dalam keadaan baru sekalipun.
Udara sekitar dan debu serta penggunaan serat kayu sebagai
konstruksi dalam peralatan seperti di dalam transformator merupakan
polutan yang terjadi dalam bahan isolasi cair.
Apabila diterapkan medan listrik di dalam isolasi cair maka
muatan akan terpolarisasi. Jika permitivitas partikel 2 lebih besar dari
bahan isolasi cair 1 , maka akan timbul suatu gaya. Besarnya gaya
tersebut dihitung dalam persamaan
1 3 2 1
F= r E2 2.18
2 2 1 + 2
gaya pada persamaan tersebut akan bertambah jika partikel tersebut
lembab akibat permitivitas air. Sehingga menyebabkan 2 dan
persamaan menjadi
1 3 2
F= r E 2.19
2
Gaya tersebut akan menarik Partikel-partikel untuk membentuk
jembatan elektroda yang bisa menyebabkan kegagalan isolasi.
Banyak penelitian tentang pergerakan partikel dalam bahan isolasi
cair tetapi tidak akurat akan besarannya dalam hubungannya dengan
kekuatan bahan. Bagaimanapun juga polutan tersebut mempengaruhi
dari kekuatan bahan isolasi cair.
Universitas Indonesia
Air
Air tetap muncul keberadaannya di dalam bahan isolasi cair. Air
tersebut berasal dari lingkungan ataupun disebabkan oleh kerusakan
akibat oksidasi dari bahan isolasi cair. Pada umumnya kandungan air
tidak boleh lebih dari 20 ppm (part per million). Bahan isolasi cair
dengan kandungan air lebih dari 20 ppm maka di dalam medan listrik
akan menghasilkan gelembung yang bisa menyebabkan lemahnya
kekuatan isolasi. Kekuatan isolasi tersebut menjadi tidak stabil dan
bisa mengakibatkan kegagalan.
Gelembung Udara
Gelembung Udara dibentuk pada celah atau retakan pada permukaan
elektroda disebabkan oleh
Pemisahan dari partikel zat cair menghasilkan produk gas.
Penguapan akibat peluahan yang terjadi.
Medan listrik akan menghasilkan stress pada bahan isolasi cair.
Munculnya gelembung udara akan menimbulkan peluahan-peluahan
elektrik yang bisa melepas ikatan kimia dari bahan isolasi dan
menurunkan kekuatan bahan untuk menjadi kegagalan.
Universitas Indonesia
2.5 HIPOTESA
Penelitian tentang PD sudah banyak dilakukan untuk mengetahui
karakteristik dan kualitas serta kekuatan bahan serta cara-cara mendeteksinya.
Beberapa penelitaian tentang PD yang sudah dillakukan adalah
1. Penelitian Deteksi PD pada konduktor saluran tegangan menengah. Hal
ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kegagalan sejak awal pada
saluran distribusi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat rongga tiruan
dan variasi diameter rongga pada bahan isolasi yang digunakan sebagai
interpretasi dari void bahan isolasi serta menganalisis gelombang keluaran
pulsa PD yang terjadi dari penerapan tegangan AC. Penelitian ini
menghasilkan bahwa variasi besar diameter rongga menghasilkan tingkat
tegangan tembus yang berbeda-beda. [4]
2. Penelitian Deteksi PD pada saluran tegangan menengah juga dilakukan
pada sambungan konduktor. Hal ini dilakukan dengan melakukan deteksi
rongga yang dihasilkan pada sambungan dengan penerapan tegangan AC.
Penelitian tersebut menghasilkan bahwa pada sambungan yang tidak
sempurna akan memperlebar rongga dan mempengaruhi nilai tegangan
tembus yang terjadi. [3]
3. Analisis gelombang Korona, PD, pada kubikel dengan dilapisi bahan
isolasi. Penelitian dilakukan dengan menganalisis gelombang korona, PD
dari berbagai bahan isolasi seperti vernis, resin dan tanpa isolator.
Penelitian ini menghasilkan tingkat tegangan tembus berbeda-beda dari
bahan isolasi yang digunakan. [1]
4. Analisis gelombang Korona, PD, pada kubikel dengan dilapisi bahan
isolasi. Penelitian dilakukan dengan menganalisis gelombang korona, PD
dari berbagai bahan isolasi seperti vernis, resin dan tanpa isolator dengan
menggunakan metode RIV (Radio Interference Voltage). Metode ini
menggunakan analisis desis suara yang dihasilkan oleh gelombang PD
yang terjadi. Penelitian ini menghasilkan tingkat tegangan tembus
berbeda-beda dari bahan isolasi yang digunakan. [5]
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Penelitian yang sudah ada tersebut sangat mendukung analisa pola dan
tingkat PD dalam menilai kondisi transformator daya. Pada penelitian yang sudah
dilakukan didapatkan karakteristik berbagai bahan isolasi dari tingkat tegangan
tembusnya dan tingkat PD yang terjadi. Transformator daya merupakan peralatan
yang menggunakan bahan isolasi yang tersusun secara kompleks yaitu isolasi
padat pada belitan yang terendam di dalam isolasi cair. Penelitian yang sudah ada
membantu mengarahkan analisis dari susunan material isolasi yang ada di dalam
transformator. Penilaian kondisi di dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisa pertimbangan terhadap kasus. Analisa ini dilakukan dengan
menggunakan hasil data pengolahan hasil pengujian partial discharge
transformator daya. Pengolahan data yang dilakukan berdasarkan pengolahan
satistik yaitu dengan menggunakan uji korelasi dan mencari seberapa besar
pengaruh variabel tegangan terhadap tingkat PD. Hasil dari analisis pertimbangan
terhadap kasus tersebut adalah pemetaan kegagalan yang bisa mempengaruhi
kualitas transformator daya yang diperoleh dari karakteristik PD yang terjadi
pada peralatan tersebut.
Universitas Indonesia